Hilda Pebriyani1
23216310
Dr. Untara, SE., MMSI., CADE., CAAT.2
Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok – 16424
Hilda.febryani2@gmail.com
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Intensity, Leverage dan
Profitabilitas terhadap Tax Avoidance secara simultan maupun parsial. Serta untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen maupun variabel dependen dan
manakah yang paling berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Populasi penelitian ini adalah 65 perusahaan sektor Property dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018. Sampel penelitian dipilih
menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria tertentu, sehingga diperoleh
sebanyak 19 perusahaan yang memenuhi kriteria. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Capital Intensity,
Leverage dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Avoidance. Secara parsial variabel
Leverage dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Avoidance sedangkan variabel
Capital Intensity tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance. Berdasarkan uji R Square
variabel Capital Intensity, Leverage dan Profitabilitas memiliki pengaruh sebesar 28,8%
terhadap Tax Avoidance, serta variabel Leverage memiliki pengaruh yang paling besar
terhadap Tax Avoidance.
Kata kunci: Capital Intensity, Leverage, Profitabilitas, Tax Avoidance
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Capital Intensity, Leverage and
Profitability on Tax Avoidance simultaneously or partially. And to find out how much
influence the independent variable and the dependent variable and which is the most
influential on Tax Avoidance.
The population of this research is 65 property and real estate sector companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2018 period. The research sample
was selected using a purposive sampling method with certain criteria, so that 19
companies were obtained that met the criteria. The analysis technique used in this study
is multiple linear regression analysis using the classic assumption test consisting of
normality test, multicollinearity test, autocorrelation test and heteroscedasticity test.
The results showed that simultaneously Capital Intensity, Leverage and
Profitability variables influence Tax Avoidance. Partially, the Leverage and Profitability
variables affect Tax Avoidance, while the Capital Intensity variable has no effect on Tax
Avoidance. Based on the R Square test the Capital Intensity, Leverage and Profitability
variables have an effect of 28.8% on Tax Avoidance, and the Leverage variable has the
greatest effect on Tax Avoidance.
Keywords: Capital Intensity, Leverage, Profitability, Tax Avoidance
1. PENDAHULUAN namun belum mencapai target yang telah
ditetapkan.
Di Indonesia lebih dari 80%
penerimaan Negara Republik Indonesia Tujuan dari pemerintah untuk
berasal dari pajak. Sesuai dengan UU memaksimalkan penerimaan negara
No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan yang berasal dari sektor pajak sangat
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak bertentangan dengan tujuan dari Wajib
merupakan kontribusi wajib kepada Pajak, wajib pajak berusaha untuk
negara yang terutang oleh orang pribadi mengefisiensikan beban pajaknya
atau badan yang bersifat memaksa sehingga memperoleh keuntungan yang
berdasarkan Undang-Undang, dengan lebih besar dalam rangka untuk
tidak mendapat timbal balik secara mensejahterakan pemilik dan
langsung dan digunakan untuk keperluan melanjutkan kelangsungan hidup
negara bagi sebesar-besarnya perusahannya. Hal ini mendorong
kemakmuran rakyat. Berdasarkan isi perusahaan untuk bertindak dalam usaha
Undang-Undang tersebut, dapat mengurangi total pajak yang dibayarkan
disimpulkan bahwa pajak merupakan baik secara legal maupun ilegal. Strategi
sumber pendapatan bagi negara. yang dilakukan pertama adalah,
Berdasarkan data yang diperoleh dari penghindaran pajak (Tax Aviodance)
Kementrian Keuangan Republik yaitu usaha untuk mengurangi hutang
Indonesia, berikut ini disajikan proporsi pajak yang bersifat legal (lawful) dengan
dari realisasi penerimaan pajak terhadap menuruti aturan yang ada. Langkah
target penerimaan pajak selama tahun kedua, penggelapan pajak (Tax Evasion)
2016 sampai dengan 2018. yaitu usaha untuk mengurangi hutang
pajak yang bersifat tidak legal (unlawful)
Tabel 1.1 dengan melanggar ketentuan perpajakan
Realisasi Penerimaan Pajak Tahun (Suandy, 2016).
2016-2018
Target Realisasi Presentase Tax Evasion adalah tindakan
Penerimaan Penerimaan Realisasi penghindaran pajak yang melanggar
Tahun
Pajak Pajak Peneriman hukum, Tax Evasion merupakan
(Triliun) (Triliun) Pajak
tindakan yang dengan sengaja tidak
2016 1,539 1,285 83,5% melaporkan kewajiban atau
2017 1,473 1,343 91,23% menghilangkan bagian transaksi agar
2018 1,618 1,521 94,02% membuat tarif pajak menjadi rendah
Sumber: Kementrian Keuangan (Fenny, 2014). Tax Evasion ini sendiri
Republik Indonesia Tahun 2019 biasa dikenal sebagai penggelapan pajak.
Sedangkan Tax Avoidance adalah
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, terlihat tindakan penghindaran atau
bahwa realisasi penerimaan negara yang peminimalan pajak yang masih tidak
berasal dari sektor pajak dalam tiga keluar dari rana hukum yang berlaku.
tahun terakhir mengalami peningkatan Hal ini dikarenakan adanya
ketidaksempurnaan peraturan undang-
undang perpajakan yang kemudian bisa Property dan Real Estate yang terdaftar
dimanfaatkan oleh wajib pajak. di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
Penghindaran pajak sering dikaitkan 2016-2018.
dengan istilah perencanaan pajak (tax
planning). Perencanaan pajak 2.2 Populasi dan Prosedur Penentuan
merupakan perencanaan yang dilakukan Sampel Populasi
oleh wajib pajak untuk mencapai
2.2.1 Populasi
penghematan pajak melalui cara yang
telah diatur oleh undang-undang Populasi yang digunakan dalam
perpajakan. Terdapat beberapa faktor penelitian ini adalah perusahaan
yang mempengaruhi perusahaan dalam Property dan Real Estate yang terdaftar
melakukan kewajiban perpajakannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
antara lain, Capital Intensity, Leverage, laporan keuangan tahunan periode 2016-
dan Profitabilitas. 2018 yaitu sebanyak 65 perusahaan.
Penelitian ini difokuskan pada 2.2.2 Sampel
perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Teknik pengambilan sampel
(BEI) periode 2016-2018, karena pada dalam penelitian ini menggunakan
bulan Januari tahun 2019 Badan metode purposive sampling. Adapun
Kebijakan Fiskal Kementerian kriteria pengambilan sampel adalah
Keuangan (Kemenkeu) mencatat sebagai berikut :
realisasi pertumbuhan penerimaan pajak
Tabel 2.1
di sektor konstruksi dan real estate atau
Karakteristik Pengambilan Sampel
property pada 2018 turun 0,54 persen
menjadi 6,62 persen dibanding periode
tahun sebelumnya. Realisasi penerimaan
pajak 2018 dari sektor ini mencapai
83,51 triliun per 31 Desember 2018.
(kompas.com). Penerimaan Pajak pada
tahun 2016 Rp 19,7 triliun yaitu turun
20,43% dari tahun 2015 yang mencapai
Rp 24,8 triliiun (katadata.com).
2. METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan
2.3 Jenis dan Sumber Data 2.6.2 Leverage
Data yang digunakan berasal dari Pengukuran Leverage dalam
laporan keuangan (financial report) dan penelitian ini menggunakan proksi Debt
laporan tahunan perusahaan Property to Assets Ratio (DAR).
dan Real Estate yang terpilih dalam
Total Hutang
sampel penelitian yang terdaftar di Bursa 𝐷𝐴𝑅 =
Efek Indonesia pada periode 2016-2018 Total Aset
yang dipublikasikan untuk umum 2.6.3 Profitabilitas
melalui situs resminya www.idx.co.id.
Pengukuran Profitabilitas dalam
2.4 Prosedur Pengumpulan Data penelitian ini menggunakan proksi
1. Metode Studi Pustaka yaitu Return On Assets (ROA).
dengan mengkaji berbagai Laba Bersih Setelah Pajak
literatur pustaka seperti jurnal, 𝑅𝑂𝐴 =
makalah, dan sumber-sumber Total Aset
lainnya yang berkaitan dengan 2.7 Teknik Analisis
penelitian.
2. Metode Dokumentasi adalah Teknik analisis yang akan
metode pengumpulan data digunakan peneliti untuk penelitian ini
dengan melihat, menggunakan adalah analisis regresi linier berganda.
dan mempelajari data-data Untuk mengetahui hasil dari data
sekunder yang diperoleh dari tersebut peneliti menggunakan software
website BEI dan dokumen ICMD SPSS untuk mengolah data yang peneliti
yaitu laporan tahunan dan peroleh dari data laporan keuangan yang
laporan keuangan yang terpilih telah diolah. Sebelum analisis regresi
sebagai sampel penelitian. linier dilakukan, maka terlebih dulu
harus diuji dengan uji asumsi klasik
untuk memastikan apakah model regresi
2.5 Variabel Dependen
yang digunakan tidak atau terdapat
Pengukuran Tax avoidance dalam masalah normalitas, multikolinearitas,
penelitian ini menggunakan proksi autokolerasi, heteroskedastisitas, dan
Effective Tax Rate (ETR). linearitas.
Beban Pajak it 3. PEMABAHASAN
E𝑇𝑅 =
Laba Sebelum Pajak it 3.1 Analisis Statistik Deskriptif
2.6 Variabel Independen Analisis statistik deskriptif
digunakan untuk menunjukkan jumlah
2.6.1 Capital Intensity
data yang digunakan dalam penelitian ini
Pengukuran Capital Intensity serta dapat menunjukkan nilai minimum
dalam penelitian ini menggunakan nilai maksimum, nilai rata-rata, serta
proksi proporsi aktiva tetap. standar deviasi dari masing-masing
variabel.
Total Aset Tetap
CI =
Total Aset
Tabel 3.1 Berdasarkan grafik normal probability
Hasil Analisis Statistik Deskriptif plot pada gambar 3.1 menunjukkan titik-
Descriptive Statistics titik penyebaran mengikuti garis
Std. diagonal yang menunjukkan arah
N Min Max Mean
Deviation hubungan antara variabel X akan diikuti
Tax kenaikan variabel Y. Dari gambar
57 .0000 .3336 .065430 .0932235
Avoidance
5.610 tersebut dapat disimpulkan bahwa
CI 57 .0014 .168970 .7411616 residual data terdistribusi normal dan
9
model regresi layak dipergunakan.
DAR 57 .0532 .6637 .387895 .1792480 Untuk mempertegas hasil pengujian
normalitas dengan grafik normal
ROA 57 .0135 .3092 .061419 .0510859
probability plot, maka penulis
Valid N melakukan pengujian dengan metode
57
(listwise) lain yaitu uji One-Sample Kolmogorov-
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Smirnov Test.
3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik Tabel 3.2
Hasil Uji Normalitas
Uji asumsi klasik merupakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pengujian yang digunakan dengan tujuan Unstandardi
agar nilai parameter penduga tidak bias. zed
Pengujian asumsi klasik yang digunakan Residual
antara lain uji normalitas, uji N 57
Mean 0E-7
multikolinearitas, uji autokorelasi, uji Normal
Std.
heteroskedastisitas dan uji linieritas. Parametersa,b .07652592
Deviation
Absolute .127
3.2.1 Uji Normalitas Most Extreme
Positive .127
Differences
Negative -.070
Uji normalitas bertujuan untuk Kolmogorov-Smirnov Z .960
mengetahui apakah distribusi data Asymp. Sig. (2-tailed) .316
mengikuti atau mendekati distribusi Sumber: Hasil Olah Data SPSS
normal atau tidak.
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel
3.2 menunjukkan bahwa residual dalam
penelitian ini terdistribusi secara normal
yang ditunjukkan dengan besarnya nilai
signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed)
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,316
hal ini menunjukkan bahwa model
regresi layak digunakan karena
memenuhi asumsi normalitas.
3.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ditujukan
Gambar 3.1 untuk menguji ada atau tidaknya kolerasi
Grafik Normal Probability Plot antar variabel bebas. Model regresi yang
Sumber: Hasil Olah Data SPSS baik seharusnya terhindar dari
multikolinearitas.
Tabel 3.3 Berdasarkan kriteria yang telah
Hasil Uji Multikolinearitas ditentukan, DW hitung 1,044 masuk
Coefficients kedalam kriteria -2 < dw < 2, maka dapat
Collinearity Statistics disimpulkan bahwa tidak terjadi
Model autokorelasi dan berarti uji autokorelasi
Tolerance VIF
1
terpenuhi.
(Constant)
CI .955 1.047 3.2.4 Uji Heteroskedastisitas
DAR .902 1.109 Uji heterokedastisitas bertujuan
ROA .934 1.071 untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
dari residual satu pengamatan ke
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel pengamatan yang lain. Deteksi ada atau
3.3 diperoleh output yang menunjukkan tidaknya heterokedastisitas dapat
bahwa nilai Tolerance untuk variabel dilakukan dengan melihat ada atau
CapitaI Intensity (CI) sebesar 0,955, tidaknya pola tertentu pada grafik
Leverage (DAR) sebesar 0,902, scatterplot.
Profitabilitas (ROA) sebesar 0,934.
Begitu juga dengan nilai VIF variabel
CapitaI Intensity CI sebesar 1,047,
Leverage (DAR) sebesar 1,109,
Profitabilitas (ROA) sebesar 1,071. Nilai
Tolerance dari ketiga variabel bebas
tersebut menunjukkan > 0,10 dan nilai
VIF adalah < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ketiga variabel
tersebut bebas dari masalah
multikolinearitas dan dinyatakan uji
multikolinearitas terpenuhi. Gambar 3.2
3.2.3 Uji Autokorelasi Grafik Scatterplot
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Autokorelasi adalah korelasi antar
anggota sampel yang diurutkan Berdasarkan gambar 3.2 grafik
berdasarkan deret waktu. Autokorelasi scatterplot menunjukkan bahwa titik-
menunjukkan adanya kondisi yang titik menyebar secara acak dan baik di
berurutan antara gangguan atau atas dan di bawah angka nol pada sumbu
distribusi yang masuk. Pengujian yang Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
digunakan adalah uji Durbin–Watson. tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga antara
Tabel 3.4 variabel independen dan dependen tidak
Hasil Uji Autokorelasi saling berinteraksi. Hal ini membuktikan
Model Summary bahwa model regresi layak digunakan
Model Durbin-Watson untuk penelitian.
1 1.044
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Untuk mempertegas hasil pengujian
heteroskedastisitas menggunakan grafik
Dari tabel diatas diperoleh nilai Durbin- Scatterplot, maka penulis melakukan
Watson (DW hitung) sebesar 1,044.
pengujian dengan metode lain yaitu uji 3.3.1 Analisis Regresi Linier
koefisien korelasi Rank Spearman yaitu Berganda
untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan Pada uji asumsi klasik yang telah
mengkorelasikan variabel independen dilakukan sebelumnya, dapat diketahui
terhadap nilai absolut dari residual atau bahwa data yang digunakan terdistribusi
error (Gujarati, 2012). normal, tidak terdapat multikolinearitas,
tidak terjadi gejala autokorelasi, dan
Tabel 3.5 tidak terdapat heteroskedastisitas. Oleh
Hasil Uji Rank Spearman karena itu data yang tersedia telah
Correlations memenuhi syarat untuk menggunakan
Unstandardize model regresi linier berganda. Regresi
d Residual linier berganda dapat dilakukan ketika
Correlation hasil uji asumsi klasik sudah diterima.
-.066
Coefficient
CI
Sig. (2-tailed) .627
N 57 Tabel 3.6
Correlation Hasil Uji Regresi Linier Berganda
-.082
DAR
Coefficient Coefficients
Sig. (2-tailed) .544 Standardi
N 57 Unstandardized zed
Correlation -.041 Coefficients Coefficie
Coefficient Model nts
ROA
Sig. (2-tailed) .763 B Std. Error Beta
N 57 1 (Constant) .001 .031
Correlation
1.000 CI .010 .015 .083
Unstandardiz Coefficient
ed Residual Sig. (2-tailed) . DAR .232 .062 .446
N 57 ROA -.436 .213 -.239
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Sumber: Hasil Olah Data SPSS