USULAN PENELITIAN
Disusun Oleh:
MAEMANAH
5552 170099
PENDAHULUAN
demi kemajuan dan kesejahteraan Negara. Namun dari sudut pandang perusahaan,
pajak merupakan beban bagi perusahaan yang dapat mengurangi laba bersih suatu
dengan legal maupun ilegal sehingga mereka mampu mencapai target laba yang
telah ditetapkan.
mereka membayar pajak. Banyak juga perusahaan dan orang pribadi yang
agresivitas pajak. Apabila dilakukan dengan tepat maka agresivitas pajak dapat
penerimaan pajak, karena pajak memiliki porsi yang paling besar dalam
dan Belanja Negara (APBN) suatu negara. Realisasi sektor pajak setiap tahunnya
1
2
mengurangi pajaknya. Usaha atau strategi untuk mengurangi pajak dapat disebut
yang ada pada PPh pasal 6 ayat 1b, misalnya dengan memanfaatkan penyusutan
aset tetap sebagai pengurang laba kena pajak perusahaan, dapat memanfaatkan
peraturan PPh pasal 4 ayat 3 tentang bukan obyek pajak dengan memilih atau
dapat berinvestasi pada perusahaan atau badan usaha di Indonesia, dan deviden
termasuk objek pajak dengan syarat PT memiliki saham paling sedikit 25% dari
jumlah modal di setor pada perusahaan sebagaimana diatur pada UU PPh pasal 4
ayat 3.
dengan tujuan dari perusahaan sebagai wajib pajak, dimana perusahaan berusaha
sebuah beban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Besarnya biaya pajak dapat
yang sesuai dengan ketentuan tentunya akan bertentangan dengan tujuan utama
dilakukan oleh perusahaan antara lain dengan tax planning atau dengan
agresivitas pajak.
Menurut Frank, Lynch, dan Rego (2009) dalam (Djeni, Djumena, dan
dengan cara yang tergolong legal (tax avoidance) ataupun ilegal (tax evasion).
Dalam penelitian ini, agresivitas pajak diukur menggunakan rasio effective tax
rate.
sebagai tax evasion Frank, Lynch, dan Rego (2009) dalam (Djeni et al., 2017).
Walau tidak semua tindakan yang melanggar peraturan, namun semakin banyak
celah yang digunakan ataupun semakin besar penghematan yang dilakukan maka
ekonomi yang besar. Keputusan tindakan agresivitas pajak biasa dilakukan oleh
manajemen. Hal ini dikhawatirkan akan membuka peluang bagi manajemen untuk
Anggraeni, 2018).
menyebabkan kerugian bagi negara. Dalam laporan Tax Justice Network yang
berjudul The State of Tax Justice 2020: Tax Justice in the time of Covid-19
disebutkan dari angka tersebut, sebanyak US$ 4,78 miliar setara Rp 67,6 triliun
Sementara sisanya US$ 78,83 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun berasal dari wajib
pajak orang orang pribadi. Temuan Tax Justice Network menyebutkan dalam
dianggap sebagai surga pajak. Tujuannya untuk tidak melaporkan berapa banyak
akhirnya membayar pajak lebih sedikit dari yang seharusnya. Sementara, untuk
wajib pajak orang pribadi yang tergolong orang kaya menyembunyikan aset dan
kehilangan setara dengan 5,5% dari pendapatan pajak yang dikumpulkan dan
The State of Tax Justice 2020: Tax Justice in the time of Covid-19. Sebagai
1.198,82 triliun. Artinya, estimasi penghindaran pajak itu setara dengan 5,7% dari
target akhir 2020. Perkiraan nilai penghindaran pajak itu juga setara 5,16%
Selain itu Hasil penelusuran yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak
penghindaran pajak di Indonesia dapat dilihat dari rasio pajak (tax ratio) negara
mengumpulkan pendapatan pajak. Semakin tinggi rasio pajak suatu negara, maka
semakin baik kinerja pemungutan pajak negara tersebut. Rasio pajak negara
Indonesia pada tahun 2018 hanya mencapai 10,3 persen (Santoso dan Hidayat,
2020).
sejak 2015 hingga 2019 mencapai 9.496 WP, meningkat 83% dibdaningkan
periode 2012-2016 sebanyak 5.199 WP. Hal ini mengindikasikan adanya praktik
kecilnya membayar pajak antara lain profitabilitas, kebijakan hutang, dan ukuran
perusahaan.
dalam semua aspek bisnis karena dapat menunjukkan efisiensi dari perusahaan
bahwa perusahaan akan membagikan hasil yang semakin besar kepada investor.
baik dari para investor yang berdampak pada meningkatnya harga saham
satu indikator penting atas suatu kinerja sebuah perusahaan. Dengan ROA yang
semakin besar beban pajak yang harus dibayarkannya. Hal tersebut disebabkan
melakukan agresivitas pajak yang diukur dengan nilai ETR. Nilai ETR yang
pajak.
kebijakan hutang. Kebijakan utang atau debt policy merupakan bagian dari
perusahaan dalam bentuk utang (Zahirah, 2017). Selain itu, utang juga dapat
biaya pajak yang harus ditanggung perusahaan karena beban bunga berfungsi
Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan penghindaran pajak
adalah dengan thin capitalization (Lietz, 2014). Thin capitalization adalah suatu
untuk meningkatkan nilai suatu perusahaan karena beban bunga atas utang
tersebut dapat mengurangi penghasilan kena pajak (Modigliani & Miller, 1963).
Jadi, penghindaran pajak ini dilakukan karena adanya celah dalam aturan pajak.
beban yang dapat dikurangkan secara fiskal (deductible expense). Ketentuan ini
melebihi kewajaran, yang tujuannya tidak lain supaya beban secara fiskal
membesar, kemudian laba fiskal akan mengecil dan pada akhirnya pajak yang
harus dibayar menjadi kecil atau bahkan tidak perlu membayar pajak sama sekali,
beban bunga sebagai deductible expense. Peraturan ini mengatur bahwa bunga
hutang yang dapat diakui sebagai biaya adalah sebesar bunga atas hutang yang
(4:1).
patuh (compliances) atau menghindari pajak (tax avoidance), prinsip utama untuk
tata kelola perusahaan yang baik harus didasarkan pada keterbukaan dan
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dibuat pada semua hal yang material
kelola perusahaan.
besar pula untuk membuat perencanaan pajak dengan baik. Perusahaan yang dapat
membuat perencanaan pajak dengan baik dapat mengurangi jumlah pajak yang
mengelola keuangan perusahaannya dengan baik dan efisien. Salah satu langkah
efisiensi yang dilakukan yaitu dengan meminimalkan beban pajak, yang dianggap
perusahaan.
penerimaan negara yang bersumber dari pajak yang seharusnya diperoleh oleh
negara menjadi tidak maksimal. Berikut gambaran antara target dengan realisasi
penerimaan pajak negara 12 tahun terakhir dari tahun 2010 s/d 2021 adalah
sebagai berikut :
10
Gambar 1.1
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Negara, 2010-2021
Berdasarkan Tabel 1.1 target dan realisasi penerimaan pajak, dari tahun
2010 hingga 2021. Realisasi pajak hingga Desember 2021 sebesar 1277,50 triliun
atau melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 103,9 persen dari target
2020, pada periode 2020 yakni realisasi sebesar Rp758,60 triliun. Salah satu
faktor adanya tekanan dari penerimaan pajak adalah penerapan Pembatasan Sosial
pajak hanya terpenuhi satu kali pada 2021 yakni 103,9 persen atau sebanyak
jumlah pembayaran pajak sehingga target pendapatan atau laba yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Hal ini dimungkinkan apabila ada peluang untuk
Keuangan mencatat penerimaan pajak sepanjang Januari 2019 tumbuh 8,82% atau
manufaktur justru tumbuh negatif. Padahal sektor ini berkontribusi sebesar 20,8%
16,77 triliun atau turun 16,2% year on year. Pihak Direktorat Jenderal Pajak
dikarenakan restitusi dipercepat yang melonjak di Januari tahun ini. Bila dilihat,
jumlah restitusi PPN yang dilakukan sebanyak Rp 16,4 triliun atau tumbuh
40,66% year on year (yoy). Padahal, pada Januari 2018, nominal restitusi PPN
modus franchisor yaitu dengan membuat laporan keuangan seolah rugi, (2) modus
pembelian bahan baku dari perusahaan satu grup. Pembelian bahan baku dengan
harga mahal dari perusahaan satu grup yang berdiri di negara bertarif pajak
rendah, (3) modus berhutang atau menjual obligasi kepada afiliasi perusahaan
induk dan membayar kembali cicilan bunga sangat tinggi, (4) modus
menggeserkan biaya usaha ke negara bertarif pajak tinggi (cost center) dan
perusahaan terlihat kecil dan tidak perlu membayar pajak korporasi, (5) modus
12
menarik deviden lebih besar dengan menyamarkan biaya royalti dan jasa
(Ariandanini dan Ramantha, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh (Lubis et al.,
pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Hartadinata dan Tjaraka, 2013) dan
signifikan terhadap agresivitas pajak karena nilai rasio tingkat utang yang semakin
tinggi disebabkan oleh hutang kepada pihak ketiga lebih tinggi daripada hutang
kepada pemegang saham, sehingga beban bunga akan lebih besar dan dapat
telah dilakukan oleh (Swingly dan Sukartha, 2015), (Dharma dan Ardiana, 2016),
dan kebijakan hutang dengan satu variabel moderasi yaitu ukuran perusahaan.
13
Dengan populasi penelitian yaitu perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
terutama makanan dan minuman menjadi salah satu sektor manufaktur andalan
berkontribusi besar terhadap penerimaan pajak. Hal tersebut, dapat dilihat dari
hasil pencapaian kinerjanya dan pergerakan harga sahamnya selama ini tercatat
konsisten dan positif, baik dalam peningkatan produktivitas, investasi, ekspor dan
pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
kurun waktu 2017-2020. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Pengaruh
variabel moderasi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2017-2020
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
1. Bagi Penulis
pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk berfikir kritis dan jeli dalam
2. Bagi Pembaca
Bagi pihak-pihak lain yang turut membaca penelitian ini agar dapat
3. Bagi Akademik
keuangan.
4. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan penelitian ini bisa dijadikan informasi untuk seorang manajer
berasal dari penghematan pajak karena sifat tax deductibility of interest payment
(pembayaran bunga bisa dipakai untuk mengurangi beban pajak). Tetapi juga
dapat memunculkan biaya kebangkrutan yang terdiri dari legal fee dan distress
enggan perusahaan menggunakan utang yang banyak (Suad dan Pudjiastuti 2015).
menujukkan bahwa dalam trade-off theory, perusahaan memiliki target debt ratio
yang berbeda. Perusahaan dengan tangible assets yang tinggi dan berisiko rendah
cenderung memiliki high target debt ratio, sedangkan perusahaan dengan tangible
17
18
assets yang rendah dan berisiko tinggi akan memilih sumber pendanaan selain
sampai pada titik tertentu, untuk penghematan pajak (tax shield) dari tambahan
hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Trade off
Perencanaan pajak (tax planning) adalah langkah awal dalam manajemen pajak.
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan
Tax planning adalah upaya subyek pajak untuk meminimalkan pajak yang
terutang melalui skema yang memang telah jelas diatur dalam peraturan
subyek pajak dan otoritas pajak (Kurniawati dan Arifin, 2017) Jika tujuan pajak
adalah merekayasa agar beban pajak dapat ditekan serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-
Tax avoidance merupakan bagian dari tax planning yang sama sekali
pajak, walaupun tidak bisa dihindari tentang adanya strategi tax planning yang
pembuat undang-undang. Menurut Lyons dalam (Sudany dan Masykur, 2017) tax
secara legal kondisi perpajakan Wajib Pajak dengan tujuan mengurangi kewajiban
perpajakannya.
dengan membayar pajak berarti mengurangi jumlah laba bersih yang akan
diterima. Oleh karena itu perusahaan diprediksi akan melakukan tindakan pajak
perusahaan yang berdiri saat ini umumnya tidak bertujuan untuk mensejahterakan
pemegang sahamnya saja dengan memperoleh laba, perusahaan juga tidak puas
tersebut akan berusaha dengan berbagai cara untuk menghemat pajak semaksimal
mungkin meski resiko yang akan ditanggung semakin besar juga. Perusahaan
melaksanakan perencanaan pajak (tax planning) dengan baik agar terhindar dari
aparat fiskus dengan wajib pajak akibat dari begitu luasnya peraturan perpajakan
yang berlaku dan system informasi yang belum efektif. Perusahaan memerlukan
pajak seperti ini dikenal dengan istilah agresivitas pajak (tax aggressive)
(Prameswari, 2017)
Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan Hlaing (2012) dalam (Hidayat,
pajak sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin besar serta untuk
menurunkan laba kena pajak (Martinez, 2017) dan dilakukan sebagai pemenuhan
pajak). Tax evasion adalah upaya wajib pajak menghindari pajak terutang secara
dengan menggunakan proksi Effective Tax Rates (ETR). Menurut (Gunawan dan
Sulistiawan, 2018) Effective Tax Rate adalah tarif pajak efektif,yang diukur
sebagai laporan antara beban pajak penghasilan dan pendapatan sebelum pajak.
perusahaan. ETR yang rendah menunjukkan beban pajak penghasilan yang lebih
21
kecil dari pendapatan sebelum pajak. Rumus perhitungan ETR adalah (Luke dan
Zulaikha, 2016)
2.1.3. Profitabilitas
dari aktivitas normal bisninsnya (Hery, 2016). Menurut Husnan dalam (Sudiani
penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh
dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau di tempatkan. Adapun rumus yang
terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban
hutang yang layak dibayar dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk membayar hutang, dalam penelitian ini Debt to equity ratio (DER) atau
rasio hutang terhadap equitas, rasio ini merupakan rasio yang digunakan unutk
hubungan antara jumlah hutang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan (Hery, 2016). Adapun
rumus yang digunakan untuk mengukur debt to equity ratio (DER) (Fahmi, 2015)
Total Hutang
DER =
Modal Sendiri
2.1.5. Ukuran Perusahaan
log total aktiva (Hartono, 2013). Oleh karena itu, kualitas laporan keuangan harus
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dibagi ke dalam 4 (empat) kategori
yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Kriteria ukuran
perushaan yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Kriteria Ukuran Perusahaan
Kriteria
Ukuran Perusahaan Assets ( Tidak termasuk tanah
Penjualan Tahunan
dan bangunan tempat usaha)
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 Juta
Usaha Kecil >50 Juta-500 Juta >300 juta-2.5 M
Usaha Menengah >10 juta-10 M 2.5 M-50 M
Usaha Besar >10 M >50 M
Sumber : UU No. 20 Tahun 2008
dinyatakan dengan total asset yang di miliki oleh perusahaan. Dalam ukuran
24
perusahaan terdapat tiga variabel yang dapat menentukan ukuran perusahaan yaitu
total asset, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Karena variabel itu dapat
perusahaan digunakan dengan ukuran aktiva yang diukur sebagai logaritma dari
total aktiva
penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini antara lain :
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Metode dan
Nama Peneliti / Judul Persamaan dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian
Penelitian Perbedaan
Data
(Putra dan Jati 2018) Metode yang Hasil penelitian yang dilakukan Persamaan:
digunakan menunjukkan bahwa menggunakan variabel
Ukuran perusahaan kuantiatif dengan profitabilitas berpengaruh yang sama yaitu ukuran
sebagai variabel teknik analisis positif pada penghindaran pajak. perusahaan,
pemoderasi pengaruh moderated Penelitian ini juga menemukan profitabilitas,
profitabilitas pada regression bahwa ukuran perusahaan penghindaran pajak,
penghindaran pajak analysis memperlemah pengaruh menggunakan metode
profitabilitas pada penghindaran kuantiatif dengan
pajak. teknik analisis
moderated regression
analysis
Perbedaan:
Perusahaan manufaktur
sektor industri, dan
perusahaan manufaktur
sektor industri barang
konsumsi
(Rahmadani, Muda, Metode yang Hasil pengujian hipotesis Persamaan:
25
Perbedaan:
Tidak menggunakan
variabel capital
intensity
(Vanesali and The hypotheses The results indicate that Persamaan:
Kristanto 2020) were tested using institutional ownership and menggunakan variabel
multiple audit committee had a positive yang sama yaitu
Corporate governance regression and significant effect on tax agresivitas pajak,
and leverage on tax analysis aggressiveness, the proportion menggunakan metode
aggressiveness: of independent commissioners kuantiatif
Empirical Study on and audit quality had a negative
Mining Companies in and significant effect on tax Perbedaan:
Indonesia avoidance, while leverage was Tidak menggunakan
not considered as a determinant variabel corporate
of tax avoidance in Indonesian governance dan
manufacturing firms. leverage, menggunakan
multiple regression
analysis
(Irianto, Sudibyo, and The hypotheses The results showed that the size Persamaan:
26
Wafirli 2017) were tested using positive influence on the menggunakan variabel
multiple effective tax rate. While yang sama yaitu
The Influence of regression leverage, profitability and profitability,
profitability, leverage, analysis capital intensity ratio does not penghindaran pajak,
firm size and capital significantly influence the tax menggunakan metode
intensity towards Tax avoidance. In this study, there kuantiatif
Avoidance are still many limitations and
shortcomings namely the effect Perbedaan:
of independent variables on the Tidak menggunakan
dependent variable. Hence more variabel leverage, firm
independent variables are size and capital
needed. intensity menggunakan
multiple regression
analysis
(Arham et al. 2020) This study uses a The majority of studies use tax Persamaan:
qualitative method aggressiveness as the dependent menggunakan variabel
Tax Aggressiveness with a variable and use three yang sama yaitu
Research in Indonesia: bibliographic independent variables. The most agresivitas pajak,
A Bibliographic Study approach. used independent variables are menggunakan metode
corporate social responsibility kuantiatif
disclosure, leverage, capital
intensity, firm size, independent Perbedaan:
commissioner, and return on menggunakan with a
assets.The majority of testing bibliographic
results on the effect of corporate approach.
social responsibility disclosure,
capital intensity, and return on
the asset on tax aggressiveness
show a positive effect. In
contrast,the majority of test
results on the effect of leverage,
firm size, and independent
commissioner show no effect.
(Pangesti, W, dan Metode yang Hasil dari penelitian ini Persamaan:
Wijayanti 2020) digunakan menunjukkan (1) Kebijakan menggunakan variabel
kuantiatif dengan Utang berpengaruh dan yang sama yaitu
Pengaruh kebijakan teknik analisis signifikan terhadap agresivitas kebijakan hutang,
utang, likuditas, regresi bergdana pajak, (2) Likuiditas tidak agresivitas pajak,
intensitas persediaan berpengaruh terhadap menggunakan metode
terhadap agresivitas agresivitas pajak, 2) Intensitas kuantiatif
pajak Persediaan tidak berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Perbedaan:
Manfaat penelitian, (1) Bagi Tidak menggunakan
Praktisi, masukan untuk variabel likuiditas,
investor dalam berinvestasi di intensitas persediaan,
pasar modal juga acuan untuk tidak menggunakan
menjadikan perusahan yang moderated regression
sehat dengan adanya penelitian analysis
ini. (2) Bagi Teoritis,
Menambah wawasan tentang
Kebijakan Utang, Likuiditas,
Intensitas Persediaan serta
Agresivitas Pajak
Sumber : Penelitian, 2022
27
diharapkan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian, jelaslah bahwa
hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara yang belum final; suatu jawaban
masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
ROA adalah salah satu rasio profitabilitas. Semakin tinggi ROA, maka
profitabilitas tinggi secara otomatis akan memiliki beban pajak yang tinggi
pajak, agar pajak tersebut tidak mengurangi terlalu banyak laba yang
dengan cara memanfaatkan peraturan PPh pasal 4 ayat 3 tentang bukan obyek
pajak dengan memilih atau menghasilkan pendapatan yang bukan objek pajak.
syarat PT memiliki saham paling sedikit 25% dari jumlah modal di setor pada
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Danhari dan Sukartha,
2017), dan (Susanto, Yanti, dan Viriany, 2018) yang menyatakan bahwa
profitable dan efisien pada sumber dayanya bisa mendapatkan tarif pajak
pajak efektifnya.
nilai rasio tingkat utang yang semakin tinggi disebabkan oleh utang kepada
pihak ketiga lebih tinggi daripada utang kepada pemegang saham, sehingga
beban bunga akan lebih besar dan dapat mengurangi beban pajak perusahaan.
Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva
dengan beban pajak sehingga jika laba perusahaan yang diperoleh tinggi maka
beban pajak juga akan ikut tinggi seiring dengan peningkatan laba perusahaan,
berbagai cara seperti total aktiva dan tingkat penjualan. Perusahaan yang
masuk dalam kelompok perusahaan besar akan lebih bisa dalam menghasilkan
kedalam kelompok besar juga cenderung memiliki sumber daya yang baik
yang dilakukan oleh (Yuliana dan Wahyudi, 2018), (Yanti dan Hartono, 2019)
dan (Tiaras dan Wijaya, 2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
menurunkan effective tax rate (ETR). Tindakan agresivitas pajak dapat diukur
pajak yang matang dan mengadopsi praktek akuntansi yang efektif untuk
31
dan signifikan terhadap agresivitas pajak karena nilai rasio tingkat utang yang
semakin tinggi disebabkan oleh utang kepada pihak ketiga lebih tinggi
daripada hutang kepada pemegang saham, sehingga beban bunga akan lebih
agresivitas pajak dan variabel moderasi dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan. Adapun model penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
32
Gambar 2.1
Model Penelitian X,Y,Z
Profitabilitas (X1) H1
H3 H4
METODE PENELITIAN
kuantitatif yaitu metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran variabel
penelitian yang ada. Ada dua jenis penelitian dalam metodologi penelitian
asset (ROA), kebijakan hutang (DER) dan ukuran perusahaan (SIZE) pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang listing di BEI dari
tahun 2017 hingga tahun 2020. Analisis verifikatif digunakan untuk mengetahui
variabel moderasi.
Variabel penelitian yaitu segala sesuatu dalam berbentuk apa saja yang
Adapun variabel yang akan dijadikan penelitian dan berkaitan dengan agresivitas
33
34
Tax Rates (ETR). “ETR merupakan efektifitas pembayaran pajak perusahaan yang
membayar pajak sebenarnya terhadap laba komersial. Semakin rendah nilai ETR
(Hidayat et al., 2016). Rumus perhitungan ETR adalah (Luke dan Zulaikha, 2016)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio laba bersih terhadap total aset
Prameswari, 2017). Rumus ROA sebagai berikut (Luke dan Zulaikha, 2016):
Total Hutang
DER =
Modal Sendiri
3.2.4. Ukuran Perusahaan
total asset. Pemakaian natural log (Ln) dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi
data yang berlebihan tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya
(Nurfadilah et al. 2016). Dari penjelasan di atas, maka rumus ukuran perusahaan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Skala
No Variabel Definisi Variabel Proxy Pengukuran
Data
1 Agresivitas Agresivitas pajak ETR Beban pajak total Rasio
Pajak adalah tindakan- ETR =
(Variabel tindakan yang Pendapatan sebelum pajak
Dependent) dilakukan oleh (Luke dan Zulaikha, 2016)
perusahaan untuk
mengurangi
kewajiban pajaknya
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
Jumlah
No Kriteria
Perusahaan
1 Perusahaan sektor manufaktur sub sektor makanan dan 33
minuman periode 2017-2020
2 Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan dalam 17
mata uang Rupiah
3 Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan per 31 17
Desember selama periode pengamatan
4 Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan 17
variabel yang digunakan
Jumlah Sampel Perusahaan yang dipilih 17
Tahun Observasi 4
Jumlah Observasi 2017-2020 68
Sumber : data sekunder diolah, 2022
perusahaan sektor manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
37
Tabel 3.3
Daftar Sampel Penelitian
No Perusahaan Kode
1 Akasha Wira International Tbk ADES
2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
3 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
4 Budi Starch Sweetener Tbk BUDI
5 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
6 Delta Djakarta Tbk DLTA
7 Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI
8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
9 Inti Agri Resources Tbk IIKP
10 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
11 Magna Investama Mdaniri Tbk MGNA
12 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
13 Mayora Indah Tbk MYOR
14 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
15 Sekar Bumi Tbk SKBM
16 Siantar Top Tbk STTP
Ultra Jaya Milk Industry dan Trading ULTJ
17
Company Tbk
Sumber : data sekunder BEI, 2022
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
pengamatan 2017-2020.
literatur-literatur lain seperti jurnal riset dan buku literatur. Sedangkan metode
sektor makanan dan minuman periode 2017-2020 yang diperoleh dari Indonesian
memberikan gambar atau deskripsi data sehingga menjadi informasi yang lebih
jelas dan mudah dipahami, yang dilihat dari mean, median, mode, stdanar deviasi,
nilai maksimum dan minimum. Menurut (Sekaran dan Bougie, 2016) terdapat tiga
yaitu Partial Least Squares PLS). Menurut (Sarstedt, Ringle, dan Hair, 2017)
juga menjelaskan bahwa konstruk juga disebut sebagai variabel laten merupakan
didefinisikan peneliti dalam model teoritis mereka. Selain itu, menurut (Sarstedt et
al., 2017) meletakkan variabel laten dari sisi kiri ke kanan merupakan urutan yang
variabel laten di sisi kiri model jalur adalah variabel bebas, dan variabel laten di
untuk memprediksi hubungan antar variabel laten yang dilihat dari arah panah
kajian teori, pengalaman serta pengetahuan. Menurut (Hair et al., 2014), inner
model dianalisis dengan melihat besaran varian yang ada pada matrix sebagai
berikut:
1. R-Square
berikut
Tabel 3.4
Variasi Nilai Koefisien Korelasi
Nilai Hubungan antar Variabel
0,81 – 0,99 Hubungan Sangat Kuat
0,61 – 0,80 Hubungan Kuat
0,41 – 0,60 Hubungan Sedang
0,21 – 0,40 Hubungan Lemah
0,01 – 0,20 Hubungan Sangat Lemah
Sumber : (Suherman 2003)
2. Path coefficient
path coefficient mendefinisikan arah hubungan antar variabel laten positif atau
negatif
3. T-statistic
lebih tinggi dari batas minimum yang disarankan. Penelitian ini menggunakan
4. Predictive relevance
akurasi prediksi yang lebih tinggi. Dalam nilai predictive relevance jika lebih
41
dikategorikan tinggi
Fokus utama outer model adalah validitas (pengujian mengenai seberapa baik
konsisten untuk mengukur suatu konsep) dari indikator yang akan diukur. Untuk
memastikan goodness of measure maka dari itu perlu dijalankan uji pendahuluan
peneliti mengenai penelitian. Hipotesis beradal dari teori yang menjadi dasar
alternatif selain itu H0 juga seringkali dikatakan benar sampai bukti statistik yang
diakui tidak memiliki hubungan antara dua variabel dan kebalikan nol memiliki
menggunakan uji statistik t dengan nilaai tabel uji one-tailed, yaitu 1.645 dengan
tingkat signifikan 0.5 karena hipotesa awal langsung menyebutkan pengaruh yang
positif ataupun negatif yang berhubungan antar variabel. Apabila nilai signifikansi
t <0.05 maka H0 ditolak yang berarti adanya pengaruh yang signifikan antara satu
diterima begitupun sebaliknya, apabila nilai signifikansi thitung > 0.05 maka H0
ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Arham, Amardianto, Amrie Firmansyah, Aji M. Elvin Nor, dan Bernadi Vito.
2020. “Tax Aggressiveness Research in Indonesia: A Bibliographic Study.”
Excellence, Journal of Talent Development And 12(2s).
Ariandanini, Putu Winning, dan I. Wayan Ramantha. 2018. “Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Dan Kepemilikan Institusional Pada Tax
Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi, [S.L.] 22(3). doi:
10.24843/EJA.2018.v22.i03.p17.
Atari, Jeane. 2016. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Dan Kebijakan Hutang Terhadap Tax Aggressive (Studi
Empiris Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2013).” JOM Fekon, 3(1).
Budianti, Indah, Mohammad Rafki Nazar, dan Kurnia. 2018. “No Title.”
EProceedings of Management 5(2).
Cooper, D. R., dan P. S. Schindler. 2014. Business Research Methods (12th Ed).
McGraw: Hill Companies, Inc.
Danhari, Putu Ayu Seri, dan I. Made Sukartha. 2017. “Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital
Intensity And Leverage Pada Agresivitas Pajak.” E-Jurnal Akuntansi 18(3).
Delgado, F. J., Elena Fernández-Rodríguez, dan Antonio Martínez-Arias. 2012.
“Size and Other Determinants of Corporate Effective Tax Rates in US Listed
Companies.” International Research Journal of Finance and Economics.
Dewi, Ni Luh Putu Puspita, dan Naniek Noviari. 2017. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas Dan Corporate Social Responsibility
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” E-Jurnal Akuntansi, [S.L.]
21(2). doi: 10.24843/EJA.2017.v21.i02.p01.
Dewinta, Ida Ayu Rosa, dan Putu Ery Setiawan. 2016. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi, [S.L.] 14(3).
Dharma, I. Made Surya, dan Putu Agus Ardiana. 2016. “Pengaruh Leverage,
Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, Dan Koneksi Politik Terhadap
Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi, [S.L.] 15(1).
Djeni, Indrajati W., Sdany Djumena, dan Yuniarwati. 2017. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI 2013–2015.” Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis 1(1).
doi: 10.24912/jmieb.v1i1.415.
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori Dan Soal Jawab.
Bdanung: CV. Alfabeta.
Ghozali, Imam, dan Latan Hengky. 2015. Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan
Smart PLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris. Semarang: BP Undip.
Gunawan, Elissa Virginia, dan Dedhy Sulistiawan. 2018. “Pengaruh Karakteristik
Dewan Komisaris Terhadap Aggressive Tax Planning Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2013-2015.” Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya 7(1).
Hair, Joseph F., Jr, Jeff Risher, Marko Sarstedt, dan Christian M. Ringle. 2018.
“When to Use and How to Report the Results of PLS-SEM.” European
Business Review 31(1). doi: 10.1108/EBR-11-2018-0203.
Hair, J. .., C. .. Ringle, dan M. Sarstedt. 2011. “PLS-SEM: Indeed a Silver Bullet.
Journal of Marketing Theory and Practice.” Scientific Research 19(2). doi:
10.2753/MTP1069-6679190202.
Hair, Joe, Marko Sarstedt, Lucas Hopkins, dan Volker Kuppelwieser. 2014.
“Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM): An
Emerging Tool for Business Research.” European Business Review 26(2).
doi: 10.1108/EBR-10-2013-0128.
Hartadinata, Okta S., dan Heru Tjaraka. 2013. “Analisis Pengaruh Kepemilikan
Manajerial Kebijakan Utang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Aggressiveness Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2008-2010.” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis XXIII(3).
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE.
Henseler, J., C. M. Ringle, dan R. Sinkovics. 2009. “The Use of Partial Least
Squares Path Modeling In International Marketing.” New Challenges to
International Marketing Advances in International Marketing 20.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Integrated dan Comprehensive Edition.
Jakarta: Grasindo.
Hidayat, Kholid, Arles P. Ompusunggu, dan H. Suratno. 2016. “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Insentif
Pajak Sebagai Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di BEI).” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
2(2). doi: 10.34204/jiafe.v2i2.543.
Hidayat, Muhammad, dan Rahmaydani Mulda. 2019. “Pengaruh Book Tax Gap
Dan Kepemilikan Asing Terhadap Penghindaran Pajak Dan Analisis
Kebijakan Pemerintah Terkait Penghindaran Pajak.” Dimensi 8(3).
Irianto, Bambang Setyobudi, Yudha Aryo Sudibyo, dan Abim Wafirli. 2017. “The
Influence of Profitability, Leverage, Firm Size and Capital Intensity Towards
Tax Avoidance.” International Journal of Accounting and Taxation 5(2).
doi: 0.15640/ijat.v5n2a3.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. (Cetakan 7). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Kurniawati, Lestari, dan Hanif Arifin. 2017. “Agresivitas Pajak Dan Maturitas
Utang.” Jurnal Pajak Indonesia 1(1).
Lubis, Irsan, Suryani, dan Firli Anggraeni. 2018. “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial Dan Kebijakan Utang Terhadap Agresivitas Pajak Pada
Perusahaan Manufaktur.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 7(2).
Luke, dan Zulaikha. 2016. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Agresivitas
Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014).” Jurnal Akuntansi Dan Auditing
13(1). doi: 10.14710/jaa.13.1.80-96.
Martinez, Antônio Lopo. 2017. “Agressividade Tributária: Um Survey Da
Literatura.” Revista De Educação E Pesquisa Em Contabilidade (Repec) 11.
doi: 10.17524/repec.v11i0.1724.
Natalia, Pauline. 2015. “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan, Penjualan,
Struktur Aktiva, Dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Pada Emiten
Kompas 100 ( Non Perbankan ).” Jurnal Manajemen 14(2).
Nurfadilah, Mulyati, Henny, Purnamasari, Merry, Niar, dan Hastri. 2016.
“Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Audit, Terhadap
Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).” Seminar Nasional
Dan The 3rd Call For Syariah Paper (SANCALL).
Pangesti, Laras, Endang Masitoh W, dan Anita Wijayanti. 2020. “Pengaruh
Kebijakan Utang, Likuditas, Intensitas Persediaan Terhadap Agresivitas
Pajak.” E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis 21(2).
Prameswari, Findria. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas
Pajak Dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Moderasi.” Jurnal Ekonomi Akuntansi 3(4).
Prapitasari, Ayu, dan Lili Safrida. 2019. “The Effect of Profitability, Leverage,
Firm Size, Political Connection and Fixed Asset Intensity on Tax Avoidance
(Empirical Study on Mining Companies Listed in Indonesia Stock Exchange
2015-2017).” ACCRUALS (Accounting Research Journal of Sutaatmadja)
3(2). doi: 10.35310/accruals.v3i2.56.
Pratiwi, Ni Putu Diah, dan Made Mertha. 2017. “Pengaruh Kebijakan Hutang Dan
Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi 20(2). doi:
10.24843/EJA.2017.v20.i02.p21.
Pratiwi, Niken Indah. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang,
Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia.” JOM FISIP 4(11):1–11.
Putra, Nyoman Trismana, dan I. Ketut Jati. 2018. “Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas Pada Penghindaran Pajak.” E-
Jurnal Akuntansi, 25(2). doi: 10.24843/EJA.2018.v25.i02.p16.
Rahmadani, FNU, Iskdanar Muda, dan Erwin Abubakar. 2020. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Manajemen Laba Terhadap
Penghindaran Pajak Dimoderasi Oleh Political Connection.” Jurnal Riset
Akuntansi Dan Keuangan 8(2).
Rinaldi, dan Charoline Cheisviyanny. 2015. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-
2013).” Seminar Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi (SNEMA)
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Rudangga, I. Gusti Ngurah Gede, dan Gede Merta Sudiarta. 2016. “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan.” E-Jurnal Manajemen 5(7).
Santoso, Yusuf Imam, dan Khomarul Hidayat. 2020. “Akibat Penghindaran Pajak,
Indonesia Diperkirakan Rugi Rp 68,7 Triliun.” Nasional.Kontan.Co.Id.
Sarstedt, Marko, Christian M. Ringle, dan Joe Hair. 2017. “Partial Least Squares
Structural Equation Modeling.” Practical Assessment, Research dan
Evaluation 15(1). doi: 10.1007/978-3-319-05542-8_15-1.
Sekaran, Uma, dan Roger Bougie. 2016. Research Methods For Business: A Skill
Building Approach, 7 Th Edition. New Jersey: Wiley.
Septariani, Desy. 2017. “Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Kebijakan Hutang
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Di BEI
Periode 2012-2015).” Journal of Applied Business dan Economics 3(3):183–
95.
Setiawati, Mira Dewi, dan I. Wayan Putra. 2015. “Pengujian Trade Off Theory
Pada Struktur Modal Perusahaan Dalam Indeks Saham Kompas 100.” E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13(3):705–22.
Stamatopoulos, Ioannis, Stamatina Hadjidema, dan Konstantinos Eleftheriou.
2019. “Explaining Corporate Effective Tax Rates: Evidence from Greece.”
Economic Analysis and Policy 62(C). doi: 10.1016/j.eap.2019.03.004.
Suad, Husnan, dan Enny Pudjiastuti. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
(Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Sudany, Erly, dan M. Masykur. 2017. Perencanaan Pajak Ed.6. Jakarta: Salemba
Empat.
Sudiani, Ni Kadek A., dan Ni Putu A. Darmayanti. 2016. “Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Pertumbuhan Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai
Perusahaan.” E-Jurnal Manajemen Unud 5(7):4545–47.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bdanung:
CV. Alfabeta.
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematikan Kotemporer.
Surakarta: FKIP UMS.
Susanto, Liana, Yanti, dan Viriany. 2018. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Agresivitas Pajak.” Jurnal Ekonomi XXIII(01). doi: 10.24912/je.v23i1.330.
Suwardika, I. Nyoman Agus, dan I. Ketut Mustdana. 2017. “Pengaruh Leverage,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti.” E-Jurnal Manajemen, [S.L.]
6(3).
Swingly, Calvin, dan I. Made Sukartha. 2015. “Pengaruh Karakter Eksekutif,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Sales Growth Pada Tax
Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi, [S.L.] 10(1).
Tiaras, Irvan, dan Henryanto Wijaya. 2015. “Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Manajemen Laba, Komisaris Independen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak.” Jurnal Akuntansi 19(3). doi: 10.24912/ja.v19i3.87.
Utomo, Agung Budi, dan Giawan Nur Fitria. 2020. “Ukuran Perusahaan
Memoderasi Pengaruh Capital Intensity Dan Profitabilitas Terhadap
Agresivitas Pajak.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen 10(2). doi:
10.15408/ess.v10i2.18800.
Vanesali, Laurensia, dan Ari Budi Kristanto. 2020. “Corporate Governance dan
Leverage on Tax Aggressiveness: Empirical Study on Mining Companies in
Indonesia.” International Journal of Social Science and Business 4(1).
Vintilă, dan Ştefan Cristian Gherghina. 2019. “Exploring the Determinants of
Financial Structure in the Technology Industry: Panel Data Evidence from
the New York Stock Exchange Listed Companies.” Journal of Risk and
Financial Management 12(4). doi: 10.3390/jrfm12040163.
Wildan, Muhamad. 2021. “Antisipasi Fenomena WP Rugi Bertahun-Tahun, AMT
Dibutuhkan.” News.Ddtc.Co.Id.
Yanti, Lia Dama, dan Lisyani Hartono. 2019. “Effect of Leverage, Profitability
and Company Size on Tax Aggressiveness. (Empirical Study: Subsector
Manufacturing Companies Food, Beverage, Cosmetics and Household
Purposes Manufacturing Listed on the Indonesia Stock Exchange for 2014-
2017).” ECo-Fin 1(1). doi: 10.32877/ef.v1i1.52.
Yuliana, Inna Fachrina, dan Djoko Wahyudi. 2018. “Likuiditas, Profitabilitas,
Leverage, Ukuran Perusahaan, Capital Intensity Dan Inventory Intensity
Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2017).” Dinamika
Akuntansi Keuangan Dan Perbankan 7(2).
Yuniartha, Lidya, dan Khomarul Hidayat. 2019. “Januari 2019, Penerimaan Pajak
Industri Manufaktur Turun 16,2%.” Nasional.Kontan.Co.Id.
Yusuf, A. Muri. 2016. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Zahirah, Azizah. 2017. “Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran
Pajak (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode
2013-2015).” JOM Fekon 4(1).