PENDAHULUAN
Pajak merupakan kontribusi wajib yang harus dibayarkan oleh rakyat atau
aturan yang sudah ada ditetepkan dalam undang-undang sesuai dengan UU perpajakan
yang berlaku saat ini, menyetorkan pajak kepada negara tidak hanya sebuah
keharusan tetapi merupakan hak dari semua warga negara Indonesia karena dengan
negara yang dapat kita rasakan manfaat nya walaupun tidak langsung. Perusahaan
sebagai salah satu badan usaha subjek pajak di Indonesia sehingga wajib dan harus
membayarkan kepada negara dan daerah tempatnya beroperasi pajak perusahaan yang
nominalnya dihitung dari perolehan laba bersih perusahaan tersebut. Semakin besar
perolehan laba yang diterima semakin besar pula pajak yang harus disetorkan. Pajak
perusahaan termasuk kedalam pajak langsung jadi wajib dibayar langsung oleh wajib
pajak itu sendiri dan biasanya dibayarkan secara berkala. Tetapi,ada beberapa
perusahaan yang enggan membayarkan wajib pajaknya karena dianggap sebagai beban
dan dapat mengurangi laba/keuntungan perusahaan. Salah satu factor yang dapat
iii
iv
profitabilitas yang dapat dilihat dari Return on Asets (ROA) dimana biasanya
dimanfaatkan untuk menilai kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam
serangkaian instrumen salah satunya yaitu menghitung kembali pajak yang seharusnya
kegiatan usahanya terhadap wajib pajak yang melaporkan laba usaha yang terlalu kecil
dibandingkan kinerja keuangan wajib pajak lainnya atau melaporkan rugi usaha secara
Benchmarking ini dapat dilakukan dengan membandingkan harga atau tingkat laba
Agresivitas pajak adalah tindakan curang yang dilakukan oleh perusahaan untuk
yang legal (tax avoidance) atau illegal (tax evasion). Tax avoidance merupakan upaya
penggelapan pajak yang memalsukan data perusahaan kepada otoritas pajak dengan
beberapa factor salah satunya likuiditas perusahaan yang rendah likuiditas adalah
memenuhi kewajiban jangka pendek dan kesusahan ini yang memicu perusahaan
memberikan keuntungan lebih besar dari pada biaya aslinya, dapat disimpulkan
operasional perusahaanya. Semakin besar pinjaman dana maka laba wajib pajak
perusahaan akan semakin kecil. Contoh tindakan agresivitas pajak selanjutnya yaitu
biasanya melakukan tindakan ini secara berlebihan sehingga otoritas pajak mengalami
Hal ini, berbanding terbalik antara kebutuhan otoritas pajak dan wajib pajak dari pihak
sedangkan waajib pajak menginginkan keuntungan yang besar (Ayem dan Setyadi ,
2019). Dari sini dapat kita simpulkan bahwa kepentingan perusahaan dan otoritas
Pada data dari laporan kinerja kementrian keuangan pada 3 tahun terakhir
tahun ke tahun. Berikut ini adalah data realisasi penerimaan pajak 2020-2022 :
vi
Penerimaan
Sumber : www.kemenkeu.go.id
Triliun Rupiah)
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2020 realisasi penerimaan pajak tidak
sesuai dengan target yang semula target pajak berada di nilai Rp.1.404,5 T tetapi
penerimaan pajak hanya 91,5% terkumpul Rp.1.285,2 T hal ini disebabkan pada tahun
kebangkrutan dan terjadi PHK besar besaran sehingga banyak perusahaan yang
ataupun (tax evasion) penggelapan pajak,hal ini merupakan tindakan illegal karena
penerimaan pajak yang tidak sesai dengan target. Lalu,pada tahun berikutnya 2021
diartikan realisasi pajak lebih besar dari target setelah terjadi pandemic pemerintah
pajak tahun 2022 mengalami peningkatan yang tinggi semula dari target Rp.1.748 T
ter realisasi menjadi Rp.2.034,5 T kenaikannya lebih dari 100% dan pemerintah
dianggap sukses dalam pemungutan pajak setelah sempat turun pada 2020.
signifikan dari Rp.75,14 T pada tahun 2017 menjadi Rp. 95,50 T pada tahun 2018.
Sementara itu perusahaan mencatat kenaikan kecil atas pendapatan laba usaha sebesar
Rp. 3,39 T pada tahun 2018. PT. Wijaya Karya tahun 2019 diketahui melaporkan
kenaikan pinjaman dana dari Rp. 42,02 T tahun 2018 menjadi Rp. 42,75 T tahun 2019
,namun penjualanya menurun dari Rp. 31,16 T menjadi Rp.27,77 T pada tahun 2019 (
www.cnnindonesia.com ).
viii
Variabel pertama yang digunakan yaitu Kepentingan Asing pada suatu badan
usaha yang ada di Indonesia memiliki peluang terjadinya praktik agresivitas pajak,
salah satu nya melalui profit shifting yaitu dengan memindahkan keuntungan
Biasanya perusahaan affiliasi tersebut terletak di negara yang memiliki tarif pajak
rendah dengan tujuan menghindari tarif pajak yang terlalu besar atau Tindakan
agresivitas pajak. Hal ini didukung oleh (Idzni dan Purwanto, 2017) yang melaporkan
perusahaan.
Variabel yang kedua yaitu Aktivitas Internasional yang saat ini mulai banyak
kita jumpai di beberapa badan usaha ternyata dapat dimanfaatkan oleh badan usaha
transfer pricing (Tania, 2019). Transfer pricing merupakan suatu peraturan yang
diatur oleh badan usaha/industry untuk memastikan harga transfer, baik harga atas
barang, jasa, dan harta tidak berwujud, maupun transaksi finansial yang menjadi
aktivitas badan usaha atau memiliki hubungan dengan bada usaha tersebut. Praktek
Transfer pricing biasanya dilakukan badan usaha yang berjalan diberbagai negara
perbedaan dana pajak setiap negara untuk memanipulasi wajib pajak badan usaha yang
ix
tarifnya lebih rendah (Saifudin dan Putri, 2018). Penelitian mengenai pengaruh
modal dengan percampuran kepemilikan ekuitas yang lebih kecil dari hutang. Salah
satu upaya badan usaha untuk melakukan agresivitas pajak yaitu dengan Thin
Capitalization
yang mana keputusan investasi badan usaha dalam memberikan dana operasional
badan usaha yaitu dengan cara pendanaan dana ekuitas dari modal dalam modalnya,
karena utang dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya insentif pajak
berupa beban bunga pinjaman (Olivia, 2019). Pada penelitian (Olivia, 2019)
Pada latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan
Indonesia?
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan
pajak Indonesia
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Perusahaan
sebuah badan usaha untuk agresivitas pajak (tax avoidance & tax evasion)
yang sesuai dengan aturan undang undang otoritas pajak yang berlaku dan
BAB 1 : Pendahuluan
penelitian.
Pada bab ini berisi tentang menjelaskan variable penelitian dan definisi
opersional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta
BAB V: Penutup
xiii
Pada bab akhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran penelitian, bagian
akhir ini memuat daftar acuan antara lain daftar pustaka, daftar narasumber, daftar
diskografi.
1