Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DAN SALES GROWTH


TERHADAP TAX AVOIDANCE MENGGUNAKAN
PROKSI EFFECTIVE TAX RATE
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN-
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019-2022)

PROPOSAL SKRIPSI

LAUREN MEGA CHANDRA


11200000090

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN


PERSYARATAN MENJADI SARJANA
AKUNTANSI

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA JAKARTA
2023
1. Latar Belakang
Keberhasilan implementasi pembangunan-pembangunan yang
telah terlaksana di Indonesia khususnya di Ibu Kota Negara yaitu, DKI
Jakarta, membutuhkan dana yang tidak sendikit. Pembangunan yang
memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat
khsususmya pada moda transportasi. Pembangunan yang masih hangat
saat ini yaitu seperti, moda transportasi umum Mass Rapid Transit (MRT)
& Light Rail Transit (LRT), revitalisasi halte transjakarta, dan jalan tol
antar provinsi. Berdasarkan UU APBN, sumber penerimaan negara terdiri
dari Penerimaan Pajak, Penerimaan Non Pajak, dan Hibah. Salah satu
modal dari adanya pembangunan di negara ini ialah berumber dari
Pendapatan Pajak. Menurut UU Nomor 28 tahun 2007 pasal 1
dikemukakan bahwa, “pajak merupakan kontribusi wajib bagi setiap
warga negara yang terutang oleh orang pribadi maupun badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Peran pajak sangat besar bagi
negara, pemerintah melakukan berbagai strategi dan cara untuk
meningkatkan penerimaan dari sektor pajak (Desi Juliana et al., 2020).
Pendapatan negara yang sebagian besarnya berasal dari pajak pada tahun
2018 sebesar 92,14%, sedangkan pada tahun 2019 menurun hanya sebesar
86,5%, dan pada tahun 2020 sebesar 91,5%. Dari data tersebut,
menunjunkan bahwa penerimaan negara yang berasal dari pajak tidak
pernah mencapai target pemerintah. Salah satu factor dari hal tersbut ialah
karena adanya persepsi dari wajib pajak bahwa dengan membayar pajak
akan mengurangi laba suatu perusahaan (Eddy Joni & Anita Fauziah,
2022).
Perusahaan merupakan salah satu objek pajak di Indonesia yaitu,
Wajib Pajak Badan. Tidak dapat disangkal bahwa peran perusahaan
menjadi hal yang sangat berdampak bagi kehidupan suatu negara.
Perusahaan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang sediakan oleh
masyarakat yang kemudian diolah menjadi barang/jasa produksi yang siap
dikonsumsi oleh masyarakat. Selama ini, kontribusi yang signifikan telah
diberikan oleh perusahaan – perusahaan di Indonesia. Memaksimalkan
laba merupakan keinginan utama entitas untuk mencapai kepuasan dalam
berbisnis. Namun, kepuasan tersebut menurun karena adanya kewajiban
membayar pajak kepada negara. Hal tersebut membuat praktik
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) timbul. Perusahaan mengakui pajak
sebagai beban yang mengurangi laba bersih. Namun, negara mengakui
pajak sebagai sumber utama untuk pendapatan negara (Moeljono, 2020).
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) adalah strategi yang disusun dan
diterapkan perusahaan demi menurunkan tarif pajak yang akan mereka
bayarkan kepada negara. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) dilakukan
dengan cara yang legal dan masih dalam bingkai peraturan pajak, namun
memanfaatkan celah-celah dari ketentian peraturan pajak (Rifda
Ramadhanty & M. Didik, 2022).
Budiman (2012), dalam bukunya “Pengaruh Karakter Eksekutif
terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), Pada 2005 terdapat 750
perusahaan penanaman modal asing diketahui melakukan penghindaran
pajak dengan melaporkan rugi dalam waktu lima tahun berturut-turut dan
tidak membayar pajak. Berkaitan dengan praktik penghindaran pajak (Tax
Avoidance), Studi Tax Justice Network (TJN), Organisasi Independen
yang berbasis di London, Inggris, melaporkan mengenai praktik
penghindaran pajak yang telah merugikan dunia sekitar US$427 miliar per
tahun atau sekitar Rp 6.046 triliun (asumsi kurs Rp 14.160 per dolar AS).
Penghindaran tersebut dilakukan dengan cara melarikan uang ke negara
yang memberikan tarif pajak penghasilan yang rendah dan bahkan
memberikan pembebasan pajak bagi para wajib pajak atau biasa disebut
sebagai negara surga pajak (CNN Indonesia, 2020).
Faktor pertama yang diduga berpengaruh terhadap penghindaran
pajak ialah Corporate Social Responsibility (CSR). Saat ini, banyak
perusahaan yang semakin berkembang, namun hal tersebut menjadikan
adanya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitar dapat terjadi.
Maka dari akibat resiko tersebut muncul lah kesadaran untuk mengurangi
dampak negatif dari aktivitas operasional perusahaan dengan cara
melakukan Corporate Social Responsibility (Masyithah Kenza & Desrir
Miftah, 2020). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk
komitmen perusahaan terhadap pemangku kepentingan baik secara
langsung ataupun tidak langsung dengan meningkatkan kualitas
lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan
dampak negatif yang dilakukan perusahaan (Agus Rusmana et al., 2019).
Penelitian terdahulu yang dilakukan (Ernawati et al., 2022) menunjukkan
bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance). Sedangkan menurut (Desi
Juliana et al., 2020) Corporate Social Responsibility berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance), dan (Risna dan Yosita,
2019) mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Faktor berikutnya yang diduga berpengaruh terhadap penghindaran
pajak ialah sales growth (pertumbuhan penjualan). Penjualan merupakan
hal utama bagi pihak entitas untuk terus dapat menjalakan kegiatan
operasional. Tinggi rendahnya penjualan berpengaruh terhadap besarnya
pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Semakin tinggi penjualan suatu
perusahaan maka semakin tinggi pajak yang harus dibayarkan, begitu pun
sebaliknya. Perusahaan akan melakukan berbagai cara agar tarif kewajiban
membayar pajak tidak terlalu tinggi. Penelitian terdahulu mengenai Sales
Growth (Desy Fitri Astuti et al., 2020) menunjukkan bahwa Sales Growth
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Sedangkan (Aditya Candra Nugroho et al., 2022) menunjukkan bahwa
Sales Growth berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak (Tax
Avoidance).
Penelitian ini menggunakan proksi Effective Tax Rate (ETR) untuk
variabel dependen penghindaran pajak (Tax Avoidance). Effective Tax
Rate (ETR) dihitung dengan cara membagi beban pajak dengan laba
sebelum pajak. Penggunaan penghitungan Effective Tax Rate (ETR)
diharapkan mampu memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai
beban pajak yang akan berdampak pada laba akuntansi yang dapat dilihat
pada Catatan Atas Laporan Keuangan perusahaan (Titiek Puji dan Anni
Aryani, 2016).
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh
terhadap Tax Avoidance?
2. Apakah pertumbuhan penjualan (Sales Growth) berpengaruh terhadap
Tax Avoidance?

3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap Tax Avoidance.
2. Mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan (Sales Growth) terhadap
Tax Avoidance.

4. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi masyarakat, diharapakan dapat menambah pengetahuan serta
pemahaman mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Pertumbuhan penjualan (Sales Growth) terhadap Tax
Avoidance.
2. Bagi perusahaan, penulis berharap dapat memberikan informasi bagi
perusahaan untuk melakukan pertimbangan secara mendalam dalam
pengambilan keputusan, terutama dalam hal perpajakan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penulis berharap penelitian ini dapat
dijadikan referensi yang baik pada penelitian lebih lanjut mengenai
topik ini.
5. Kajian Pustaka
a. Kajian Teori
Teori Keagnean (Agency Theory)
Teori Keagnean dikembangkan oleh (Jensen & Meckling, 1976)
yang memandang bahwa adanya konflik kepentingan antara
manajemen perusahaan (agent), dimana principal mendelegasikan
wewenang kepada agent utnuk mengelola perushaan dalam bentuk
kontrak kerja.
Teori agensi dalam penelitian ini menjelaskan bahwa adanya
masalah yang akan muncul antara Stakeholder sebagai principal
manajemen perusahaan. Terkait dengan penghindaran pajak (tax
avoiodance), masalah agensi dapat terjadi antara perusahaan dan
pemerintah. Masalah agensi akan terjadi ketika pemerintah yang
bertindak sebagi principal memerintah kepada perusahaan untuk
membayar kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-
undangan pajak yang berlaku. Sementara itu perusahan yang bertindak
sebagai agent berupaya untuk memenuhi kepentingan pribadi dengan
melakukan kecurangan untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimal dengan mengefesiensikan beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan termasuk.
Beban yang juga termasuk beban pajak ata dengan kata lain
perusahaan berusaha melakukan penghindaran pajak baik dengan cara
tax evasion atau tax avoidance dengan maksud agar pajak yang
dibayarkan dapat seminimal mungkin dan dapat menghasilkan net
income after tax yang tinggi, yang menjadi penyebab timbulnya
konflik kepentingan antara perusahaan sebagai wajib pajak dan
pemerintah sebagai pemungut pajak. Sistem perpajakan di Indonesia
yang menggunakan self assessment system memberikan wewenang
kepada perusahaan untuk menghitung dan melaporkan pajaknya
sendiri (Masyithah Kenza et al., 2020). Sistem tersebut dapat
memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menghitung
pajaknya sendiri dan juga dapat memberikan perusahaan kesempatan
untuk melakukan praktik penghindaran pajak.

b. Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu yang dilakukan oleh (Ernawati et al., 2022)
menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut ialah
analisis regresi linier berganda, sedangkan tujuan dari penelitian
tersebut ialah untuk menguji pengaruh pengungkapan Corporate
Social Responsibility terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Pada penelitian lain oleh (Desi Juliana et al., 2020), Corporate Social
Responsibility berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak (Tax
Avoidance). Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji dan
memberikan bukti empiris pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance). Pada varibel dependen
penelitian tersebut diukur dengan Book Tax Differemce (BTD).
Peneltian (Risna dan Yosita, 2019) mengemukakan bahwa Corporate
Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak
(Tax Avoidance). Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut
ialah metode penelitian kuantitatif deengan analisis regresi linier
berganda sebagai metode analisis data.
Penelitian terdahulu mengenai Sales Growth (Desy Fitri Astuti
et al., 2020) menunjukkan bahwa Sales Growth tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance). Tujuan dari penelitia
tersebut ialah untuk menguji pengaruh Sales Growth terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), metode yang digunakan ialah
metode penelitian kuantitatif dengan proksi Cash Effective Tax Rate
(CETR). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Aditya Candra et al.,
2022) mengemukakan bahwa Sales Growth berpengaruh negative
terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Tujuan dari penelitian
ini ialah untuk mengetahui pengaruh Sales Growth terhadap Metode
yang digunakan ialah metode penelitian kuantitatif dengan metode
analisis regresi linier berganda.
Merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
penulis terinspirasi untuk melakukan penelitian yang sama. Namun
perbedaannya terletak pada proksi yang digunakan yaitu Effective Tax
Rate (ETR), serta jangka waktu populasi dan sampel yang diambil
yaitu periode 2019-2022. Sehingga judul yang akan peneliti ambil
yaitu
“ Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) terhadap Tax Avoidance
menggunakan proksi Effective Tax Rate (Studi Empiris pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2019-2022). “

c. Hipotesis
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Tax
Avoidance.
CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada semua
stakeholdernya. Pajak merupakan salah satu bejtuk tanggungjawab
sosial perusahaan kepada stakeholdernya melalui pemerintah. Dengan
demikian, perusahaaan yang melakukan penghindaran pajak adalah
perusahaan yang tidak bertanggung jawab secara sosial (Desi Juliana
et al., 2020). Pada penelitian (Imam Hidayat, 2022) mengemukakan
bahwa CSR berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Peneliti
berasumsi, semakin tinggi aktivitas perusahaan dalam melakukan
CSR, maka semakin baik nama perusahaan tersebut. Dengan
melakukan penghindaran pajak, reputasi baik perusahaan tersebut
akan menurun. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis
pertama penelitian ini adalah :
H1 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap
Tax Avoidance.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) terhadap
Penghindaran Pajak
Pertumbuhan penjualan menunjukan sejauh mana perusahaan dapat
meningkatkan penjualannya dibandingkan dengan total penjualan
secara keseluruhan. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang
meningkat akan akan berdampak pada terhadap ETR perusahaan yang
digunakan sebagao rasio pengukuran penghindaran pajak (Desak
Made & I Made, 2019). ETR yang meningkat menunjukan
penghindaran pajak yang menurun. Penelitian yang dilakukan oleh
(Aditya Candra et al., 2022) menunjukan bahwa pertumbuhan
penjualan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
Pertumbuhan penjualan yang semakin meningkat menyebabkan
aktivitas penghindaran pajak suatu perusahaan semakin rendah karena
perusahaan memiliki cukup modal untuk memnuhi kewajiban
membayar pajak. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua
dalam penlitian ini adalah :
H2 : Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) berpengaruh negatif
terhadap Penghindaran Pajak.

d. Kerangka konseptual
Teori stakeholder mengakatan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus
membrikan manfaat bagi stakeholdernya (Ernawati et al., 2022).
Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan
stakeholders sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari
dukungan tersebut. Variabel yang akan diuji dan dikaji oleh penliti
ialah terakit pengaruhnya penghindaran pajak diantaranya Corporate
Social Responsibility (CSR) dan pertumbuhan penjualan terhadap
penghindaran pajak. Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti ialah
apakah Corporate Social Responsibility (CSR) diproksikan dengan
Global Reporting Intitative (GRI) dan pertumbuhan penjualan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka disajikan
kerangka pemikiran ang dituangkan dalam model penelitian sebagai
berikut :

Corporate Social
Responsibility (X1)
H1

Tax Avoidance (Y)


H2

Sales Growth (X2)

6. Metode Penelitian
a. Rancangan Penlitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatf dengan
menggunakan statistic untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini
terdapat 3 variabel yang terbagi dalam variabel dependen dan
independen. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) merupakan variabel
Dependen, Sedangkan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) sebagai variabel Independen.

b. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2022, diunduh dari situs
www.idx.com. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah metode purposive sampling. purposive sampling adalah
pengambulan sampel dengan menggunakan kategori-kategori tertentu
dalam menentukan sampel yang akan diambil (Aditya Candra et al.,
2022). Adapun kriteria sampel yang diambil sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2019-2022.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan
tahunan lengkap dan telah teraudit selama periode 2019-2022.
3. Perusahaan yang menggunakan satuan rupiah dalam pelaporan
keuangannya.
4. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode 2019-2022.

c. Jenis dan Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penlitian ini adalah dalam
bentuk laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan diunduh melalui situs www.idx.com. Data
lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini ialah jurnal-jurnal dan
buku-buku terkait perpajakan yang akan digunakan sebagai referensi.

d. Defini Operasional Variabel dan Skala Pengukurannya


1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen menurut Sugiono (2019:39) ialah variabel
yang sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen.
Dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam
Penelitian ini adalah Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Skala
pengukuran penghindaran pajak (Tax Avoidance) yang digunakan
dalam penelitian ini ialah metode pengukuran Effective Tax Rate
(ETR). ETR merupakan ukuran hasil berbasis pada laporan laba rugi
yang secara umum mengukur efektifitas dari strategi pengurangan
pajak. ETR digunakan karena dianggap dapat merefleksikan
perbedaan tetap antara perhitungan laba buku dengan laba fiscal
(Masyithah & Desrir, 2020). Niali ETR yang semakin rendah
mengindikasikan semakin meningkatnya penghindaran pajak (Desak
Made & I made, 2019) Dapat dirumuskan sebagai berikut :

Beban Pajak
ETR = x -1
Laba Sebelum
2. PajakVariabel Independen (X)
Variabel Independen adalah variabel-variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya ata timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2019). Variabel Independen dalam
penelitian ini ialah Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Pengukuran CSR dilakukan
dengan menggunakan check list yang mengacu pada Global Reporting
Intitative (GRI). Apabila item i diungkapkan maka diberi nilai 1, jika
item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada check list.
Adapun rumus untuk menghitung CSRI sebagai berikut :

CSRj = Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan


lingkungan perusahaan j
∑Xij = Nilai 1 jika item i diungkapkan, nilai 0 jika item i tidak
diungkapkan
Nj = Jumlah item untuk perusahaan j

Variabel independen yang kedua yaitu pertumbuhan


penjualan. Pertumbuhan penjualan menurut Kasmir (2014)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan
perekonomian dan sektor usahanya. Pertumbuhan penjualan pada
penelitian ini diukur dengan perbandingan antara penjualan tahun
berjalan dengan penjualan tahun sebelumnya (Desi Juliana et al.,
2020). Dapat dirumuskan sebagai berikut :

Penjualan tahun berjalan – Penjualan tahun sebelumnya


SG =
Penjualan tahun sebelumnya
e. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis dan pengujian hipotesis dalam penlitian ini diuji
dengan menggunakan regresi linier berganda. Adapun alasan
penggunaannya ialah terdapat lebih dari satu variabel independen dalam
penelitian ini (Masyithah & Desrir, 2020). Alat analisis yang digunakan
dalam penlitian ini adalah SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) (Desi Juliana et al., 2020). Analisi regresi linier berganda
yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukan 2
variabel independen yaitu, Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth - SG), dan satu variabel
dependen yaitu penghindaran pajak (Tax Avoidance – TA). Sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut :
TA = a + b1CSR + b2SG + e
7. Referensi

Aditya Candra, M. Z. A., 2022. PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, LEVERAGE, SALES


GROWTH, MANAJEMEN LABA, DAN INTENSITAS ASET TETAP TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SELAMA TAHUN 2018-2021).
Jurnal Economia, Volume 1.

Ainun Maidhatul Isnaini, E. T. W., 2022. Identifikasi leverage, Sales Growth, Profitabilitas,
Capital Intensity, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak.
AKUNESA : Jurnal Akuntansi Unesa, Volume 10.

Desak Made Dwi Januari, I. a. S. S., 2019. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Sales
Growth, dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Volume 27, pp. 1653-1677.

Desi Juliana, D. A. R. N., 2020. PENGARUH INTENSITAS MODAL, PERTUMBUHAN


PENJUALAN, DAN CSR TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK, Volume 1, pp.
1257 - 1271.

Desy Fitri Astuti, R. R. D. R. N. F., 2020. Pengaruh Corporate Governance dan Sales
Growth terhadap Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2014-
2018. Ekonomis: Journal of Economics and Business, Volume 4, pp. 210-
215.

Eddt Joni, A. F., 2022. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI. E-JURNAL AKUNTANSI TSM,
Volume 2, pp. 291-302.

Ernawati, D. L. A. J., 2022. Pengaruh Corporate Governance dan Corporate Social


Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan
Mnaufaktur Terdaftar di BEI, Volume 9.

Imam Hidayat, L. M., 2022. Pengaruh Return on Asset, Ukuran Perusahaan, Leverage,
dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak,
Volume 5.

Masyithah Kenza Yutaro, D. M., 2020. PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY,


CAPITAL INTENSIRY DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PENGHINDARAN
PAJAK. Jurnla Magister Akuntansi Trisakti, Volume 7, pp. 25-40.

Moeljono, 2020. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK.


Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Volume 5, pp. 103-121.

Rifda Ramadhanty, M. D. A., 2022. PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCENCE


TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Empiris Pada Perusahaan-
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2014-
2018), Volume 11, pp. 1-11.
Rina Hayati, Y. O., 2019. ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDOENSIA TAHUN 2016-2018. Jurnal
Ekonomi dan Manajemen STIE Dharma Negara, Volume 4.

Anda mungkin juga menyukai