Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX AVOIDANCE

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK


INDONESIA (BEI) TAHUN 2019-2021

Ida Bagus Ketut Suta Wijaya1


I Made Sudiartana2
Ni Putu Shinta Dewi3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar
email : gustut099@gmail.com
Abstract
Companies can carry out many strategies in minimizing taxes. One strategy is
tax avoidance. Tax avoidance is a way of legally reducing taxes in accordance with tax
laws. The purpose of this study was to determine the effect of company size, sales
growth, profitability, leverage, and company age on the tax avoidance of manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2019-2021 period.
The data collection method used in this research is documentation. The method of
determining the sample of this research is purposive sampling. The number of samples
from this study were 82 samples with a total sample of 246 observations. The data
analysis technique used was multiple linear regression analysis.
The results of this study are that profitability and sales growth have a positive
effect on tax avoidance, while company size, leverage and company age have no effect
on tax avoidance.
Keywords: company size, sales growth, profitability, leverage, and company age, and
tax avoidance.

PENDAHULUAN
Pajak merupakan pendapatan paling penting dalam suatu negara. Pajak pada
dasarnya bisa mengubah suatu negara dari negara yang biasa menjadi negara yang
kaya akan pendapatan apabila setiap warga negaranya rutin dan taat dalam
melakukan pembayaran pajak saat ini serta dapat dikelola dengan baik oleh
Pemerintah. Menurut Mardiasmo (2018) pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar keperluan umum. Bagi negara-negara yang sedang berkembang
termasuk salah satunya Negara Indonesia, pajak merupakan unsur yang paling
penting untuk menopang besarnya anggaran yang dikeluarkan oleh negara untuk
pembangunan negara Indonesia itu sendiri.
Sektor pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang berkontribusi paling
besar dalam menunjang pembangunan suatu Negara. Berdasarkan realisasi
pendapatan Negara menunjukkan bahwa penerimaan dari sektor pajak lebih besar
dibandingkan penerimaan dari sektor non pajak. Hal tersebut bisa di lihat pada tahun
2019 yaitu realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.960,6 triliun atau 90,6 persen
dari anggaran pendapatan pada APBN 2019. Realisasi pendapatan negara tersebut
terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.546,1 triliun, Penerimaan Negara

1
Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 408,9 triliun(sumber:www. Dpr.go.id). Hal
tersebut membuktikan bahwa kontribusi pajak sangat signifikan demi percepatan
pembangunan nasional. Tetapi ada faktor yang menghambat suatu negara dalam
upaya optimalisasi pada sektor pajak, salah satu penyebabnya adalah adanya
pandangan yang berbeda dari sisi wajib pajak. Terdapat perbedaan kepentingan
antara pemerintah dan perusahaan selaku wajib pajak.
Perusahaan dapat melakukan banyak strategi dalam meminimalisasi pajak.
Tujuan perusahaan melakukan manajemen pajak untuk mengurangi beban pajak
yang ditanggung perusahaan dan berusaha untuk mengoptimalkan laba sesuai
dengan harapan pemegang saham. Upaya minimalisasi pajak sering disebut
perencanaan pajak (tax planning). Salah satu strategi tax planning adalah tax
avoidance. Tax avoidance merupakan cara mengurangi pajak secara legal sesuai
dengan perundang-undangan perpajakan.
Ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tax avoidance.
Perusahaan yang dikelompokkan ke dalam ukuran yang besar (memiliki aset yang
besar) akan cenderung lebih mampu dan lebih stabil untuk menghasilkan laba jika
dibandingkan dengan perusahaan dengan total aset yang kecil. Dalam penellitian
terdahulu yang dilakukan Okrayanti, dkk (2017) mengenai ukuran perusahaan
membuktikan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi aktivitas tax
avoidance di perusahaan yang disebabkan karena perusahaan dengan jumlah total
aset yang relatif besar cenderung lebih mampu dan stabil dalam menghasilkan laba.
Pertumbuhan Penjualan merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan tingkat penjualan yang terjadi dari tahun ke tahun. Dalam penellitian
terdahulu yang dilakukan Silvia (2017) perusahaan dengan volume penjualan yang
besar maka laba yang dihasilkan akan meningkat, apabila pertumbuhan penjualan
meningkat, perusahaan akan mendapatkan laba yang besar, maka perusahaan akan
melakukan tax avoidance. Pertumbuhan penjualan karena dapat menggambarkan
baik atau buruknya tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan Perusahaan
dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya
pertumbuhan penjualan.
Profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas terdiri dari beberapa
rasio, salah satunya adalah return on asset (ROA). ROA adalah suatu indikator
yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA yang
mampu diraih oleh perusahaan maka performa keuangan perusahaan tersebut dapat
dikategorikan baik. ROA digunakan karena dapat memberikan pengukuran yang
memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan dan ROA juga dapat
memperhitungkan profitabilitas.
Leverage menunjukkan pembiayaan suatu perusahaan dari utang yang
mencerminkan semakin tingginya nilai perusahaan. Menurut Kasmir (2018:151),
leverage merupakan suatu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang. Bisa di artikan bahwa leverage merupakan penambahan
jumlah utang yang mengakibatkan timbulnya pos biaya tambahan berupa bunga atau
interest dan pengurangan beban pajak penghasilan.
Umur perusahaan juga dapat mempengaruhi adanya aktivitas tax avoidance.
Umur perusahaan yaitu seberapa lama perusahaan tersebut berdiri dan dapat
bertahan di BEI. Umur perusahaan menunjukkan seberapa eksis dan mampu
bersaing dalam memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian mulai dari

2
tahun terdaftarnya di Bursa Efek Indonesia Silvia (2017). Semakin lama jangka
waktu operasional suatu perusahaan, maka semakin banyak pengalaman yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut dan kecenderungan untuk melakukan tax
avoidance akan semakin tinggi.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti termotivasi melakukan penelitian
dengan judul Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tax Avoidance Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2019-2021.
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Teori agensi merupakan teori yang menyatakan hubungan kontrak antara pihak
manajemen perusahaan (agent) dan pihak pemilik perusahaan (principal). Teori agensi
merupakan hubungan kerjasama antara principal dan agent, dimana pihak principal
memberikan wewenang kepada pihak agent untuk mengelola dan meng ambil keputusan
perusahaan. Maka dari itu pihak principal mempunyai kewajiban untuk memberikan
imbalan pada pihak agent. Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan
sebagai kontrak antara satu atau beberapa orang (pemberi kerja atau principal) yang
mempekerjakan orang lain (agen) untuk melakukan sejumlah jasa dan memberikan
wewenang dalam pengambilan keputusan.
Teori Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan
berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan
aturan. Kepatuhan adalah mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah
diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang
berwenang dalam suatu bidang tertentu. Menurut (Hasanudin et al., 2020) tentang
kepatuhan wajib pajak yaitu keadaan dimana wajib pajak memenuhi seluruh kewajiban
perpajakan dan memenuhi hak perpajakan. Ada dua macam kepatuhan pajak, yaitu
kepatuhan formal dan kepatuhan material.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance
Ukuran perusahaan adalah merupakan ukuran yang dapat menunjukkan
perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang besar atau perusahaan kecil, hal tersebut
dapat dilihat dari total aktiva atau total asset perusahaan. Menurut Widiastari & Yasa
(2018) Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan diukur dengan total aktiva, jumlah penjualan, nilai saham dan
sebagainya. Menurut Badriyah (2017), perusahaan besar memiliki sumber daya dengan
kualitas yang lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar
perusahaan maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Hal itu
memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk
melakukan tindakan penghindaran pajak dari setiap transaksinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2017), Okrayanti, dkk (2017), Harnik
(2019), dan Byannur dan Nursiam (2021) menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian penjelasan tersebut
maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance
Pertumbuhan penjualan merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan tingkat penjualan yang terjadi dari tahun ke tahun. Dalam penellitian

3
terdahulu yang dilakukan oleh Purwanti dan Sugiyarti (2017) semakin besar penjualan
semakin besar pendapatan atau laba yang didapatkan dan semakin besar laba maka akan
semakin besar pula beban pajak yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu,
penjualan memiliki pengaruh yang signifikan atas terjadinya tindakan penghindaran
pajak (tax avoidance).
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Sugiyarti (2017) dan Silvia (2017)
menyatakan bahwa pertumbuhan penjulan berpengaruh positif terhadap Tax Avoidance.
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H2 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance
Menurut Kasmir (2018:196), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Profitablitas adalah analisis rasio
keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba atau
profit dengan suatu ukuran dalam persentase untuk menilai sejauh mana perusahaan
mampu menghasilkan laba atau keuntungan. Return on assets (ROA) merupakan salah
satu rasio profitabilitas. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar juga laba yang
diperoleh suatu perusahaan. Jika laba perusahaan yang di peroleh perusahaan semakin
besar, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat sesuai dengan peningkatan laba
perusahaan, hal ini lah yang membuat perusahaan kemungkinan melakukan tax
avoidance untuk menghindari peningkatan jumlah beban pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Praditasari dan Setiawan (2017), Setiawan (2017),
Widiayani (2019), dan Byannur dan Nursiam (2021), bahwa Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian penjelasan tersebut maka rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2018:151). Leverage merupakan
suatu perbandingan yang membandingkan besarnya utang yang digunakan untuk.
Semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka menunjukkan semakin tinggi
ketergantungan perusahaan tersebut untuk membiayai asetnya dari pinjaman atau
hutang. Hutang bagi perusahaan memiliki beban tetap yang berupa beban bunga. Beban
bunga termasuk ke dalam beban yang yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak
sehingga semakin banyak jumlah beban bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan, hal
itu dapat mengurangi besaran pajak yang nantinya harus dibayarkan oleh perusahaan.
Jadi penggunaan hutang akan memberikan hubungan positif terhadap aktivitas
penghindaran pajak oleh suatu perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Praditasari dan Setiawan (2017), Ariawan dan
Setiawan (2017), dan Ratnasari dan Nuswantara (2020) yang menyatakan leverage
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian penjelasan tersebut
maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H4 : Leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance
Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Tax Avoidance
Umur perusahaan yaitu semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Menurut Silvia (2017) menyatakan yaitu semakin lama jangka waktu
operasional, semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan dan sumber
daya manusia yang dimiliki semakin ahli dalam mengelola beban pajaknya sehingga

4
kecenderungan untuk mencari celah dan melakukan tax avoidance. Silvia (2017)
menyatakan bahwa melalui umur perusahaan, kita dapat mengetahui sejauh mana
sejarah perusahaan tersebut dapat bertahan. Perusahaan yang mengalami penuaan harus
mengurangi biaya termasuk biaya pajaknya akibat pengalaman yang dimiliki oleh
perusahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2017), Suryani dan Mariani (2019), dan
Widiayani (2019) bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H5: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 3 tahun
mulai tahun 2019-2021. Dipilihnya BEI sebagai tempat penelitian karena BEI
merupakan bursa pertama di Indonesia, yang dianggap memiliki data yang lengkap dan
telah terorganisasi dengan baik. Penelitian ini dilakukan dengan mengakses website
www.idx.co.id dan mengunduh laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur
sebagai data di tahun 2019-2021
Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Tax avoidance pada penelitian ini digunakan sebagai variabel dependen. tax
avoidance adalah usaha perusahaan untuk mengurangi hutang pajak yang harus dibayar
dengan tidak melanggar undang-undang. Tax avoidance dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan model Effective Tax Rate (ETR). Effective tax rate (ETR)
merupakan rasio beban pajak terhadap laba perusahaan sebelum pajak penghasilan yang
dikorbankan untuk membayar beban pajak perusahaan. Tax avoidance menurut Pohan
(2015:10) dapat dihitung dengan cara:
Beban Pajak
ETR = X 100 %………………………………….(6)
Pendapatan Sebelum Pajak
Variabel Bebas (Variabel Independen)
1) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai yang dapat mengklasifikasikan
suatu perusahaan kedalam kategori besar atau kecil total asset perusahaan. Menurut
Widiastari dan Yasa (2018), ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana
pengklasifiksian besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva, jumlah
penjualan, nilai saham dan sebagainya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diproksikan dengan Natural logarithm total asset yang dimiliki perusahaan mengacu
pada penelitian Silvia (2017). Menurut Widiastari dan Yasa (2018), rumus untuk
menghitung ukuran perusahaan yaitu :
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset)..……………………………….(1)
2) Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan merupakan aktivitas yang memiliki peranan penting
dalam manajemen modal kerja, hal tersebut disebabkan karena perusahaan dapat
memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan
penjualan. Pertumbuhan penjualan diukur dengan cara penjualan akhir periode
dikurangi dengan penjualan awal periode dibagi dengan penjualan awal periode.
Pertumbuhan penjualan dihitung dengan penjualan tahun sekarang dikurangi dengan
penjualan tahun lalu dan dibagi penjualan tahun lalu (Budiman dan Setiyono, 2012
dalam Andriyanto, 2015), pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan :

5
Penjualan t −Penjualan t−1
Pertumbuhan Penjualan = X 100 % ……….…(2)
Penjualan t −1
3) Profitabilitas
Menurut Kasmir (2018:196), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas dalam
penelitian ini diproksikan menggunakan return on asset (ROA). Dengan meningkatnya
laba yang diperoleh perusahaan maka akan diikuti juga dengan besarnya beban pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan. Menurut Hery (2018:193), rumus yang
digunaakan untuk menghitung ROA yaitu:
Laba Bersih
Return on Asset (ROA) = ………………..…..………………(3)
Total Asset
4) Leverage
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang (Hidayat, 2018). Leverage diukur menggunakan rasio
utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) (Ariawan dan Setiawan, 2017).
DER ini menggambarkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan seberapa kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut
untuk memenuhi seluruh kewajiban. Menurut Kasmir (2018:158) penghitungan Debt to
Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus :
Total Utang
Debt to Ratio (DER) = X 100 % ….……………………….…..
Ekuitas
(4)
5) Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan seberapa perusahaan untuk tetap eksis dan
mampu bersaing di dalam dunia usaha. Umur perusahaan adalah lamanya sebuah
perusahaan berdiri, berkembang dan bertahan. Umur perusahaan dikatakan baik apabila
telah melewati 5-10 tahun dan mampu tetap berdiri bahkan terus berkembang serta
mengalami kemajuan yang signifikan (Budiyono dan Indah, 2017). Menurut (Suryani
dan Mariani, 2019) dapat diukur dengan rumus :
Umur Perusahaan = Tahun Penelitian – Tahun Terdaftar BEI…...……(6)
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menginput data masing-masing
variabel kemudian melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
muktikolonearitas, uji autokorelasi serta uji heteroskedastisitas dilanjutkan dengan
analisis regresi berganda dan terakhir yaitu melakukan uji hipotesis yang terdiri dari uji
koefisien determinasi, uji t serta uji simultan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UK 246 12.731 30.876 22.95383 5.330125
PP 246 -96.254 127.302 6.73404 24.291365
ROA 245 .000 5.398 .09875 .346949
DER 246 .003 6.057 .81319 .777756
UM 246 0 40 18.82 12.374
ERT 246 .002 25.227 .37057 1.597665
Valid N (listwise) 245

6
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif pada Tabel 1, diketahui bahwa
jumlah amatan dalam penelitian (N) sebanyak 246 dan berikut ini adalah hasil analisis
statistik deskripstif dari amatan tersebut:
a) Ukuran perusahaan menunjukkan nilai terendah dan nilai tertinggi masing-
masing sebesar 12,731 dan 30,876, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi
ukuran perusahaan sebesar 22,95383 dan 5,330125.
b) Pertumbuhan penjualan menunjukkan nilai terendah -96,254 dan nilai tertinggi
127,302, serta nilai rata-rata sebesar 6,73404, dengan standar deviasi
pertumbuhan penjualan sebesar 24,291365.
c) Profitabilitas menunjukkan nilai nilai terendah 0,000 dan nilai tertinggi 5,398,
dengan nilai rata-rata dan standar deviasi profitabilitas masing-masing sebesar
0,09924 dan 0,346326.
d) Leverage menunjukkan nilai nilai terendah 0,003 dan nilai tertinggi 6,057,
dengan nilai rata-rata dan standar deviasi Leverage sebesar 0,81319 dan
0,777756.
e) Umur perusahaan menunjukkan nilai terendah 0 dan nilai tertinggi sebesar 40,
dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 18,82 dan 12,374.
f) Tax avoidance menunjukkan nilai terendah 0,002 dan nilai tertinggi sebesar
25,227, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 0,37057 dan 1,597665.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .127 .022 5.745 .000
UK .000 .001 -.002 -.609 .543 .923 1.084
PP .001 .000 .008 2.858 .005 .938 1.066
ROA 4.980 .015 1.079 6.830 .000 .616 1.623
DER -.301 .007 -.147 -5.074 .000 .635 1.576
UM .000 .000 .001 .408 .684 .907 1.102
a. Dependent Variable: ERT

Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut:
ERT = 0,127 + 0,000UK + 0,001PP + 4,980ROA – 0,301DER + 0,000UM
Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 246
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .06417261
Most Extreme Differences Absolute .055

7
Positive .055
Negative -.036
Test Statistic .055
Asymp. Sig. (2-tailed) .069c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Lampiran 6
Nilai signifikansi dari pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada
Tabel 3 adalah sebesar 0,069 > 0,05, maka disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
Uji Multikolinieritas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .127 .022 5.745 .000
UK .000 .001 -.002 -.609 .543 .923 1.084
PP .001 .000 .008 2.858 .005 .938 1.066
ROA 4.980 .015 1.079 6.830 .000 .616 1.623
DER -.301 .007 -.147 -5.074 .000 .635 1.576
UM .000 .000 .001 .408 .684 .907 1.102
a. Dependent Variable: ERT
Pada Tabel 4 di dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan, profitabilitas, leverage, dan umur perusahaan masing-masing >
0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .037 .011 .309 .811
UK .000 .000 -.067 -1.155 .249
PP 2.281E-6 .000 .001 .025 .980
ROA -.037 .008 -.330 -.679 .655
DER .031 .003 .625 .980 .481
UM .000 .000 .062 .072 .903
a. Dependent Variable: ABRES
Sumber: Lampiran 6
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser pada Tabel 5, menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, leverage, dan umur
perusahaan, masing-masing memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

8
1 .720a .798 .800 .064838 1.974
a. Predictors: (Constant), UM, DER, PP, UK, ROA
b. Dependent Variable: ERT
Berdasarkan Tabel 6, terlihat hasil uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin-
Watson (DW-test) diperoleh nilai sebesar 1,974 dengan jumlah variabel bebas 5 dan
N=246, maka nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin – Watson,
sebesar dL = 1,7176 dan dU = 1,8199, sehingga:
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 5
Hasil Analisis Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .720a .798 .800 .064838 1.974
a. Predictors: (Constant), UM, DER, PP, UK, ROA
b. Dependent Variable: ERT
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang ditujukkan dalam Tabel 7, diperoleh
nilai adjusted R square (R2) sebesar 0,800 atau 80%. Dengan demikian besarnya
pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, leverage, dan umur
perusahaan terhadap tax avoidance adalah sebesar 80%. Sedangkan sebesar 20% (100%
- 80%) variasi tax avoidance dijelaskan oleh variabel-variabel diluar variabel
independen penelitian ini.
Uji F
Tabel 6
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 624.362 5 124.872 13.813 .000b
Residual 1.009 240 .004
Total 625.371 245
a. Dependent Variable: ERT
b. Predictors: (Constant), UM, DER, PP, UK, ROA

Hasil uji F pada Tabel 8 menunjukkan nilai F hitung sebesar 13,813 > F tabel 2,25
dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil ini berarti bahwa terdapat pengaruh simultan
antara ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, leverage, dan umur
perusahaan terhadap tax avoidance.
1.2.1 Uji t
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .127 .022 5.745 .000
UK .000 .001 -.002 -.609 .543 .923 1.084
PP .001 .000 .008 2.858 .005 .938 1.066
ROA 4.980 .015 1.079 6.830 .000 .616 1.623
DER -.301 .007 -.147 -5.074 .000 .635 1.576
UM .000 .000 .001 .408 .684 .907 1.102
a. Dependent Variable: ERT

Berdasarkan Tabel 9, maka hasil uji t dalam penelitian ini adalah:

9
1) Pengujian Hipotesis (H1)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki
nilai thitung sebesar -0,609 serta nilai signifikan sebesar 0,543 yang lebih besar
dari 0,05, yang berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance, sehingga H1 ditolak.
2) Pengujian Hipotesis (H2)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan memiliki
nilai thitung sebesar 2,858 serta nilai signifikan sebesar 0,005 yang lebih kecil
dari 0,05, yang berarti bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif
terhadap tax avoidance, sehingga H2 diterima.
3) Pengujian Hipotesis (H3)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai thitung
sebesar 6,830 serta nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,
yang berarti bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance,
sehingga H3 diterima.
4) Pengujian Hipotesis (H4)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Leverage memiliki nilai thitung
sebesar -5,074 serta nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,
yang berarti bahwa Leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance,
sehingga H4 ditolak.
5) Pengujian Hipotesis (H5)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel umur perusahaan memiliki nilai
thitung sebesar 0,408 serta nilai signifikan sebesar 0,684 yang lebih besar dari
0,05, yang berarti bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance, sehingga H5 ditolak.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance
Hasil pengujian hipotesis pertama, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,543
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance,
hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ukuran perusahan
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak ditolak
Hasil uji hipotesis pertama pada penelitian ini mengindikasikan bahwa besar atau
kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi aktivitas penghindaran pajak.
Fenomena penghindaran pajak tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja,
namun perusahaan skala menengah dan kecil sekalipun akan mampu melakukan
tindakan penghindaran pajak, namun jumlahnya tidak terlalu berdampak pada
pendapatan negara. Tidak berpengaruhnya variabel ukuran perusahaan dikarenakan
membayar pajak merupakan kewajiban bagi semua warga negara dan badan atau
perusahaan. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Permata, dkk
(2017) yang menyatakan bahwa perusahaan besar atau kecil tidak berpengaruh pada tax
avoidance, karena alasan perusahaan patuh adalah untuk tidak melanggar ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Permata, dkk
(2017), Praditasari dan Setiawan (2017), dan Suryani dan Mariani (2019) bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance
Hasil pengujian hipotesis kedua, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005
menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap Tax

10
avoidance, hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif terhadap tax avoidance diterima.
Hal ini berarti pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap tax avoidance,
karena semakin besar penjualan semakin besar pendapatan atau laba yang didapatkan
dan semakin besar laba maka akan semakin besar pula beban pajak yang ditanggung
perusahaan. Oleh karena itu, penjualan memiliki pengaruh yang signifikan atas
terjadinya tindakan penghindaran pajak (Purwanti dan Sugiyarti, 2017). Dalam
penellitian terdahulu yang dilakukan Silvia (2017) perusahaan dengan volume penjualan
yang besar maka laba yang dihasilkan akan meningkat, apabila pertumbuhan penjualan
meningkat, perusahaan akan mendapatkan laba yang besar, maka perusahaan akan
melakukan tax avoidance.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Purwanti dan
Sugiyarti (2017) dan Silvia (2017) menyatakan bahwa pertumbuhan penjulan
berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance
Hasil pengujian hipotesis ketiga, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance, hipotesis
ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap
tax avoidance diterima.
Menurut Kasmir (2018:196), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Hasil dari variabel Profitabilitas
mengindikasikan bahwa adanya tindakan secara efesiensi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan cukup tinggi. Hal ini menjadi alasan mengapa variabel independen
profitabilitas dapat dikatakan berpengaruh terhadap tax avoidance (Byannur dan
Nursiam, 2021). Laba yang besar akan meningkatkan jumlah pajak penghasilan, karena
laba yang dihasilkan oleh peru sahaan merupakan dasar pengenaan pajak penghasilan
sehingga perusahaan akan berusaha untuk menghindari kenaikan jumlah beban pajak
dengan melakukan tindakan tax avoidance (Praditasari dan Setiawan, 2017)
Hal ini didukung oleh penelitian dari dilakukan Praditasari dan Setiawan (2017),
Setiawan (2017), Widiayani (2019), dan Byannur dan Nursiam (2021) bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance
Hasil pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan leverage
berpengaruh positif terhadap tax avoidance, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance ditolak.
Hal ini berarti bahwa perusahaan penambahan jumlah utang akan mengakibatkan
menambahnya beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Menurut Suryani dan
Mariani, (2019) penggunaan utang oleh perusahaan merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan penghematan pajak melalui beban
bunga yang akan mengakibatkan berkurangnya penghasilan kena pajak. Oleh karena itu,
pihak manajemen akan memanfaatkan pembiayaan yang berasal dari utang agar laba
perusahaan akan semakin kecil karena menanggung biaya bunga yang besar akan
menimbulkan beban pajak perusahaan akan menjadi rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian dari Widiayani, dkk (2019) serta Suryani dan
Mariani, (2019) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap tax
avoidance.
Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Tax Avoidance

11
Hasil pengujian hipotesis kelima, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,684
menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance,
hipotesis kelima dalam penelitian ini yang menyatakan umur perusahaan berpengaruh
positif terhadap tax avoidance ditolak.
Hasil dari pengujian variabel umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
yang mengalami penuaan harus mengurangi biaya termasuk biaya pajaknya akibat
pengalaman dan pembelajaran yang dimiliki oleh perusahaan serta pengaruh perusahaan
lain baik dalam industri yang sama maupun berbeda. Menurut Setiawan (2017) semakin
lama jangka waktu operasional perusahaan tidak menjamin suatu perusahaan akan lebih
cenderung melakukan tax avoidance, melainkan kesadaran taat membayar pajaknya
semakin tinggi. Diikuti dengan peraturan dan sistem perpajakan yang terus diperbaharui
maka kecenderungan melakukan tax avoidance pun menurun dikarenakan semakin kecil
celah yang dapat digunakan untuk melakukan tax avoidance
Hal ini didukung oleh penelitian dari Setiawan (2017), dan Byannur dan Nursiam
(2021) menytakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka kesimpulan yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap tax avoidance perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4) Leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
5) Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini hanya menggunakan 82 perusahaan dari 211 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak menggambarkan respon
dari pasar modal secara luas.
2) Penelitian ini hanya menggunakan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan
penjualan, profitabilitas, leverage, dan umur perusahaan terhadap tax avoidance,
diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang dapat
mempengaruhi Tax avoidance.
Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga tahun saja sehingga data
yang digunakan kurang memperlihatkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian,
seperti; menambah perusahaan yang terdaftar di bei yang bergerak di sektor yang
lebih luas, seperti menggunakan perusahaan pertambangan, perkebunan, dan jasa
keuangan yang menjadi target sasaran pengawasan ketat direktorat jenderal pajak
2) Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian pengukuran

12
penghindaran pajak dengan menggunakan variabel lain yang berpengaruh
terhadap penghindaran pajak sehingga memungkinkan hasil peneliti semakin baik.
3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode pengamatan lebih
dari 3 tahun, periode pengamatan bisa menjadi 5 tahun agar menghasilkan hasil
penelitian yang lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Pohan, Chairil. (2018). Pajak Internasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ariawan Dan Setiawan. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan


Institusional, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Tax Avoidance. ISSN: 2302-
8556, EJurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 18.3., 1831-1859.

Arinandini Dan Ramantha. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Kepemilikan


Institusional Pada Tax Avoidance. ISSN: 2302-8556 EJuernal Akuntansi
Udayana, Vol.22.3 , 2088-2116.

Badan Pusat Statistik (BPS ) diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal
26 Mei 2022

Budianti, Shinta. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Capital Intesity


Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal Ekonomi. Universitas
Trisakti. Vol 3, No 1, Hal 23-32.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Edisi kesembilan. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Goh, T. S., Nainggolan, J., & Sagala, E. (2020). Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitasterhadap
Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2015- 2018. Methosika: Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Methodist.

Handayani, Rini. 2018. Pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing Di
BEI Periode Tahun 2012-2015. Jurnal Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha.
Vol 10, No 1, Hal 72-84.

Hery. 2018. Analisis Laporan Keuangan : Integrated and Comprehensive Edition.


Cetakan Ketiga. PT. Gramedia : Jakarta.

Hidayat, W. W. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Pertumbuhan Penjualan


Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB)
Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(1), 19–26.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. (1976). Theory of the Firm : Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics.
Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Kasmir. 2015. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Liomi Byannur dan Nursiam (2021) Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Sales Growth,
Ukuran Perusahaan, Dan Umur Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Fakultas

1
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah. E-Prosiding Seminar Nasional
Manajemen dan Akuntansi STIE Semarang (SENMAS), Vol 2 No 1.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2019. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Ni Putu Ayu Widiayani, Ni Made Sunarsih dan Ni Putu Shinta Dewi (2019) Pengaruh
Leverage, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Tax Avoidance. Universitas Mahasaraswati Denpasar, Kumpulan Hasil Riset
Mahasiswa Akuntansi (KHARISMA) 1 (1), 183-197.

Okrayanti, dkk. 2017. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance


terhadap Tax Avoidance”. Forum Pendidikan Ilmu Akuntansi e-ISSN 2337-9723,
Vol. 5 No.1

Permata, A. D., Nurlaela, S., & Wahyuningsih, E. M. 2018. Pengaruh Size, Age,
Profitability, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak, Vol 19, No 1, Hal 10.

Pohan, Hotman Tohir. 2015. Pengaruh Corporate Governace, Rasio Tobin Q, Perata
Laba Terhadap Tax avoidance Pada Perusahaan Publik. Fakultas Ekonomi,
Universitas Trisakti. Vol 2, No 2, Hal 99-117.

Rahel Williyanti Setiawan (2017). Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Leverage


Dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. Media Akuntansi Kwik Kian Gie
School of Business. Vol. 33 No. 02

Silvia, Yeanulita Selly. 2017. Pengaruh Manajemen Laba, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Ekonomi. Universitas Negeri Surabaya. Vol 3, No 4, Hal 1-14.

Sucipto, Pidian. 2017. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) Ditinjau Dari Etika Bisnis
Islam. Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Bengkulu.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.


Suryani, S., & Mariani, D. (2019). Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Leverage Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 3(3), 259-
283.

Widiastari, Putu Ayu., dan Yasa, Wirawan Gerianata. 2018. Pengaruh Profitabilitas,
Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana ISSN: 2302-8556 Vol.23.2, 957-981.

Yuliani, V. (2018). Pengaruh penerapan corporate governance, return on asset, dan


leverage terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
bursa efek indonesia. Jurnal Ekobis Dewantara, Vol 1, No 12, 31–53.

2
3

Anda mungkin juga menyukai