Abstract
The purpose of this study is to examine the effect of return on assets, leverage, company size and sales
growth on tax avoidance. The population in this study are all mining companies listed on the Indonesia Stock
Exchange during the period 2016 to 2018. The research sample was obtained using the purposive sampling
method, where only 21 mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange met all the criteria, so 63 data
were used as research samples. The data used in this research is secondary data. Sources of data in this study
were obtained from the Indonesia Stock Exchange website. This study uses multiple regression models to
examine the effect of each variable on tax avoidance. Based on the results of the study, it can be concluded that
the variables return on assets, leverage, company size and sales growth affect tax avoidance.
Keywords: Tax Avoidance, Return on Assets, Leverage, Company Size, Sales Growth.
1. Pendahuluan
Saat ini pertumbuhan ekonomi semakin hanya sebesar 3,9% sementara tax ratio
pesat. Terdapat tuntutan yang lebih besar nasional pada 2016 sebesar 10,4%.
bagi pemerintah untuk menciptakan segala Rendahnya tax ratio tersebut tidak bisa
potensi yang dimiliki oleh negara sebagai dilepaskan dari permasalahan
sumber pendapatan untuk membiayai penghindaran pajak oleh industri batu bara.
semua pengeluaran negara. Salah satu Penghindaran pajak merupakan praktik
sumber pendapatan terbesar yang diterima yang memanfaatkan celah hukum dan
oleh pemerintah adalah pajak (Prasetya, kelemahan sistem perpajakan yang ada.
2013). Pajak merupakan sumber Meskipun tidak melanggar secara hukum,
pendapatan terbesar di Negara Indonesia, namun secara moral tidak dapat
lebih dari 70% penerimaan negara berasal dibenarkan. (Katadata.co.id, Februari
penerimaan pajak sehingga pajak dijadikan 2019).
sebagai penopang pendapatan nasional. Fenomena tax avoidance Indonesia
Namun disisi lain upaya meningkatkan terjadi pada tahun 2019, Direktorat Jendral
penerimaan pajak terhalangi oleh faktor- Pajak (DJP) mendalami dugaan
faktor kendala salah satu contohnya faktor penghindaran pajak (tax avoidance) yang
aktivitas penghindaran pajak atau tax dilakukan perusahaan batu bara PT Adaro
avoidance. Tax ratio menjadi parameter Energy Tbk. Dalam laporan itu, Adaro
untuk melihat seberapa produktifnya diindikasi melarikan pendapatan dan
sistem perpajakan suatu negara dalam menekan pajak yang dibayarkan kepada
mengumpulkan penerimaan negara, pemerintah Indonesia. Menurut Global
dimana semakin tinggi atau rendahnya Witnes, cara ini dilakukan dengan menjual
nilai tax ratio, menjadi tolak ukur semakin batu bara dengan harga murah ke anak
maju atau rendahnya sistem perpajakan perusahaan Adaro di Singapura, Coaltrade
negara (Pohan, 2013). Services International untuk dijual lagi
Data dari kementrian keuangan dengan harga tinggi. Melalui perusahaan
menunjukkan tax ratio yang itu, Global Witnes menemukan potensi
dikontribusikan dari sektor pertambangan pembayaran pajak yang lebih rendah dari
mineral dan batu bara (minerba) pada 2016 seharusnya dengan nilai 125 juta dolar AS
28
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
29
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
Indonesia yang cukup bermasalah. Hal ini perusahaan sebagai agent melakukan
terbukti dengan Kementrian keuangan tugas-tugas tertentu untuk principal,
mencatat jumlah wajib pajak (WP) yang sedangkan principal yaitu pemilik
memegang izin usaha pertambangan perusahaan atau pemegang saham
minerba lebih banyak yang tidak mempunyai kewajiban untuk memberi
melaporkan surat pemberitahuan tahunan imbalan kepada si agent.
SPT-nya dibandingkan dengan melapor.
2.2 Penghindaran Pajak
Pada tahun 2015 dari 8.000 WP industri Penghindaran pajak merupakan salah
batu bara terdapat 4.532 WP yang tidak satu upaya meminimalisasi beban pajak
melaporkan SPT-nya. Angka ini tentu yang sering dilakukan oleh perusahaan,
belum termasuk pemain-pemain batubara karena masih berada dalam bingkai
skala kecil yang tidak registrasi sebagai peraturan perpajakan yang berlaku
pembayar pajak. Perlu dicatat pula diantara (Darmawan dan Sukartha, 2014). Meski
WP yang melaporkan SPT-nya terdapat penghindaran pajak bersifat legal, dari
potensi tidak melaporkan sesuai fakta pihak pemerintah tetap tidak
dilapangan. Tidak sedikit pula yang menginginkan hal tersebut. Menurut
melaporkan SPT-nya dengan benar namun Mardiasmo (2014), penghindaran pajak
merupakan hasil dari penghindaran pajak adalah suatu usaha meringankan beban
(tax avoidance) dan penghematan pajak pajak dengan tidak melanggar undang-
seperti aggressive tax planning, corporate undang yang ada. Menurut Kuniasih dan
inversion, profit shifting dan transfer
sari (2013) tax avoidance dapat dilakukan
mispricing. Akibatnya, penerimaan pajak dengan:
dari sektor minerba terutama batubara, 1. Memindahkan subjek pajak dan/atau
masih jauh dari potensi yang objek pajak ke negara-negara yang
sesungguhnya. (Katadata.co.id, Februari memberikan perlakuan pajak khusus
2019). atau keringanan pajak (tax haven
Penelitian ini bertujuan untuk country) atas suatu jenis penghasilan
mengetahui faktor- fator apa saja yang (substantive tax planning).
dapat memperngaruhi penghindaran pajak 2. Usaha penghindaran pajak dengan
pada perusahaan pertambangan di Bursa mempertahankan substansi ekonomi
Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018. dari transaksi melalui pemilihan formal
Yang diukur melalui analisi faktor- faktor yang memberikan beban pajak yang
yang mempengaruhi penghindaran pajak paling rendah (formal tax planning).
meliputi return of asset (ROA), Leverage, 3. Ketentuan a nti avoidance atas transaksi
Ukuran Perusahaan, dan Sale Growth. transfer pricing, thin capitalization,
treaty shopping, dan controlled foreign
2. Tinjauan Pustaka corporation (Specific Anti Avoidance
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Rule), serta transaksi yang tidak
Teori keagenan (Agency Theory) mempunyai substansi bisnis (General
menurut Anthony dan Govindarajaan Anti Avoidance Rule).
(2011) adalah teori yang menjelaskan
tentang hubungan atau kontrak antara 2.3 Return On Asset (ROA)
principal dan agent. Hubungan antara Return On Asset (ROA) merupakan
principal dan agent tersebut disebut salah satu indikator keberhasilan
hubungan agensi yang terjadi ketika salah perusahaan untuk menghasilkan laba
satu pihak dalam hal ini pemilik sehingga semakin tinggi profitabilitas
perusahaan sebagai principal menyewa maka semakin tinggi kemampuan untuk
dan mendelegasikan wewenang kepada menghasilkan laba bagi perusahaan.
pihak lain yaitu manajer sebagai agent Return On Asset (ROA) dapat mengukur
untuk melaksanakan suatu jasa. Manajer kemampuan perusahaan menghasilkan
30
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
31
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
32
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
33
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
34
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui dimiliki. Semakin besar ROA, maka
bahwa Return On Asset memiliki nilai t semakin besar juga laba yang diperoleh
hitung sebesar -2,761 lebih kecil dari t perusahaan.
tabel dengan nilai sebesar 2,002 dengan Pada penelitian ini semakin tinggi nilai
signifikansi sebesar 0,008 berada lebih ROA, maka pengaruh penghindaran pajak
besar dari = 0,05. Artinya, hasil semakin rendah. Rasio ROA yang tinggi
pengujian Return On Asset terhadap menunjukkan adanya efisiensi yang
Penghindaran Pajak dapat disimpulkan dilakukan oleh pihak manajemen.
Return On Asset berpengaruh terhadap Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai
Penghindaran Pajak. Adanya teori agensi rata-rata rasio ROA perusahaan sampel
akan memacu para agent untuk sebesar 10%, mengindikasikan bahwa
meningkatkan laba perusahaan. Ketika tindakan efisiensi yang dilakukan
laba yang diperoleh membesar, maka manajemen cukup rendah yang
jumlah pajak penghasilan akan meningkat mencerminkan performa keuangan
sesuai dengan peningkatan laba perusahaan yang tidak baik. Hal ini
perusahaan. Agent dalam teori agensi akan diperkuat oleh penelitian Maharani dan
berusaha mengelola beban pajaknya agar Suardana (2014) Return On Assets (ROA)
tidak mengurangi kompensasi kinerja merupakan satu indikator yang
agent sebagai akibat dari berkurangnya mencerminkan performa keuangan
laba perusahaan oleh beban pajak. ROA perusahaan, semakin tinggi nilai ROA
dapat digunakan untuk mengukur maka akan semakin bagus performa
kemampuan perusahaan dalam perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan
menghasilkan laba berdasarkan aset yang penelitian yang dilakukan oleh Febrianti
dan Puspita (2017) yang menyatakan
35
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
bahwa ROA berpengaruh terhadap Fadilla (2015) dan Waluyo (2015) yang
penghindaran pajak. menyatakan bahwa leverage berpengaruh
signifikan positif terhadap penghindaran
5.2 Pengaruh Leverage terhadap
pajak.
Penghindaran Pajak
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui 5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan
bahwa Leverage memiliki nilai t hitung terhadap Penghindaran Pajak
sebesar 2,653 lebih besar dari t tabel Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui
dengan nilai sebesar 2,002 dengan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki nilai t
signifikansi sebesar 0,010 berada lebih hitung sebesar -2,502 lebih kecil dari t
kecil dari = 0,05. Artinya, hasil tabel dengan nilai sebesar 2,002 dengan
pengujian Leverage terhadap signifikansi sebesar 0,015 berada lebih
Penghindaran Pajak dapat disimpulkan kecil dari = 0,05. Artinya, hasil
Leverage berpengaruh terhadap pengujian Ukuran Perusahaan terhadap
Penghindaran Pajak. Penghindaran Pajak dapat disimpulkan
Perusahaan yang memiliki nilai rasio Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
leverage tinggi, maka perusahaan identik Penghindaran Pajak.
akan melakukan penghindaran pajak. Hal Berdasarkan hasil penelitian Ukuran
tersebut dikarenakan dari total perusahaan perusahaan berpengaruh negatif terhadap
sampel memiliki rata-rata rasio leverage penghindaran pajak, sehingga semakin
sebesar 42% yang mengindikasikan bahwa besar ukuran perusahaan maka semakin
perusahaan memiliki hutang yang tinggi rendah tingkat penghindaran pajak. Hal ini
sehingga mengakibatkan beban bunga dari dikarenakan perusahaan yang besar
hutang tersebut juga akan meningkat, dari (memiliki aset besar) akan cenderung lebih
tingginya beban bunga yang ditanggung stabil dalam menghasilkan laba
perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai dibandingkan perusahaan yang memiliki
pengurang laba kena pajak agar pajak aset kecil. Oleh karena itu, perusahaan
terutang semakin rendah. besar akan lebih mampu untuk melakukan
Hal ini sesuai dengan teori yang pembayaran kewajiban pajaknya sehingga
dikatakan oleh Eugene dan Joel (2014) perusahaan besar cenderung untuk tidak
bahwa hutang yang merupakan financial melakukan penghindaran pajak. Selain itu
leverage dan salah satu alasan utama perusahaan besar akan menjadi sorotan
digunakannya hutang adalah karena bunga dan pusat perhatian pemerintah terkait
akibat pinjaman merupakan pengurang dengan pajak yang harus dibayarkan
pajak, sehingga kecenderungan perusahaan sehingga perusahaan besar akan cenderung
melakukan peminjaman maka akan mematuhi peraturan perpajakan dan
mengakibatkan perusahaan agresif berhati-hati dalam mengambil keputusan
melakukan penghindaran pajak. terkait pembayaran pajak, karena jika tidak
Seharusnya dengan menurunnya leverage akan menimbulkan kerugian bagi
maka kemungkinan perusahaan melakukan perusahaan seperti sanksi dan reputasi
penghindaran pajak akan semakin rendah. buruk dimata publik dan pemerintah.
Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan Menurut Kurniasih dan Sari (2013),
bahwa leverage dengan penghindaran semakin besar ukuran perusahaan maka
pajak memiliki hubungan yang positif atau akan semakin rendah CETR yang
dapat dikatakan ketika leverage dimilikinya karena perusahaan besar lebih
mengalami kenaikan maka kemungkinan mampu menggunakan sumber daya yang
perusahaan melakukan penghindaran pajak dimilikinya untuk membuat suatu
akan semakin besar. perencanaan pajak yang baik (political
Hasil penelitian ini sejalan dengan power theory). Sehingga perusahaan dapat
penelitian yang dilakukan oleh Annisa
36
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
mengadopsi praktek akuntansi yang efektif Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui
untuk menurunkan CETR perusahaan. bahwa diperoleh F hitung sebesar 7,919
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil sedangkan F tabelnya sebesar 2,53 dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih tingkat signifikansi sebesar 0,000 berada
dan Sari (2013) yang menyatakan bahwa lebih kecil dari = 0,05. Maka Ha
ukuran perusahaan memiliki pengaruh diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
yang signifikan terhadap penghindaran variabel return on asset, leverage, ukuran
pajak. perusahaan dan sales growth berpengaruh
5.4 Pengaruh Sales Growth terhadap secara simultan terhadap penghindaran
Penghindaran Pajak pajak.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui Dalam aktivitas penghindaran pajak
bahwa Sales Growth memiliki nilai t yang dilakukan oleh suatu perusahaan
hitung sebesar -2,953 lebih kecil dari t sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak
tabel dengan nilai sebesar 2,002 dengan faktor. Pada penelitian ini memiliki empat
signifikansi sebesar 0,005 berada lebih faktor yang mempengaruhi penghindaran
kecil dari = 0,05. Artinya, hasil pajak yaitu return on asset, leverage,
ukuran perusahaan dan sales growth
pengujian Sales Growth terhadap
Penghindaran Pajak dapat disimpulkan dengan nilai adjusted R square sebesar
Sales Growth berpengaruh terhadap 0,309 yang berarti bahwa sebesar 30,9%
variabel return on asset, leverage, ukuran
Penghindaran Pajak. Yang berarti, jika
perusahaan dan sales growth
semakin besar sales growth suatu
mempengaruhi penghindaran pajak pada
perusahaan maka penghindaran pajak akan
perusahaan pertambangan di BEI,
semakin kecil.
sedangkan sisanya sebesar 69,1%
Semakin tinggi Sales Growth, maka
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
semakin berkurang aktivitas penghindaran
dimasukkan kedalam penelitian ini. Ini
pajak suatu perusahaan yang disebabkan
berarti bahwa masih banyak faktor-faktor
karena perusahaan dengan tingkat
yang akan mempengaruhi penghindaran
penjualan yang relatif besar akan
pajak.
memberikan peluang untuk memperoleh
laba yang besar dan mampu untuk 6. Kesimpulan
melakukan pembayaran pajak. Apabila Berdasarkan hasil analisis yang
laba yang dihasilkan perusahaan adalah dilakukan dalam penelitian ini, maka
besar, maka perusahaan akan melakukan dapat disimpulkan bahwa :
perencanaan pajak yang semakin baik 1. Return On Asset (ROA) berpengaruh
pula. Oleh karena itu, kemungkinan terhadap penghindaran pajak.
perusahaan untuk melakukan tindakan Semakin tinggi nilai ROA maka
penghindaran pajak akan menjadi rendah semakin rendah tingkat
(Hidayat, 2018) penghindaran pajak yang dilakukan
Hasil penelitian ini sejalan dengan perusahaan.
penelitian yang dilakukan oleh Budiman 2. Leverage berpengaruh terhadap
dan Setiyono (2012) yang menyatakan penghindaran pajak. Artinya bahwa
bahwa Sales Growth berpengaruh negatif perusahaan yang memiliki rasio
terhadap penghindaran pajak. leverage tinggi, maka perusahaan
identik akan melakukan
5.5 Pengaruh Return On Asset
penghindaran pajak.
(ROA), Leverage, Ukuran
3. Ukuran Perusahaan berpengaruh
Perusahaan dan Sales Growth
terhadap penghindaran pajak.
Secara Bersama-sama (simultan)
Artinya bahwa semakin besar ukuran
Terhadap Penghindaran Pajak
perusahaan maka semakin rendah
37
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
38
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
39
Jurnal IAKP, Vol. 1, No.1, Juni 2020 E-ISSN: 2723-0309
40