Oleh:
Iris Santoso
11180128
Jakarta/Tangerang
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1.3 Pajak
2.1.4 Tarif Pajak Efektif
DAFTAR REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk mencapai tujuan
langsung dari orang pribadi maupun perusahaan atau badan. Pajak dapat berguna
ekonomi, subsidi, serta mengatur laju pertumbuhan negara dan juga ekonomi
Peranan pajak yaitu sebagai salah satu penerimaan negara yang terbesar, sehingga
APBN 2019, pajak memberikan sumbangan terbesar untuk negara dengan jumlah
Rp. 1.786,4T dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak. (Sjahril, et al. 2020).
mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat. Sedangkan,
dalam bidang akuntansi, pajak merupakan salah satu komponen yang dapat
mempengaruhi laba yang akan diterima oleh perusahaan (Sjahril, et al.. 2020).
kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Menteri Keuangan, Sri
18,94%, sektor jasa keuangan dan asuransi mengalami kontraksi sebesar 14,31%
year on year, sektor kontruksi dan real estate mengalami penurunan sebesar
(www.nasional.kontan.co.id)
bersih yang akan diterima oleh perusahaan, sehingga perusahaan berusaha unuk
manajemen pajak (tax planning) sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban
Tarif pajak efektif (effective tax rate) didefinisikan sebagai akumulasi dari
total pemungutan pajak (total income taxes) yang dibagi dengan pendapatan
sebelum pajak perusahaan (Soenarno, 2017). Tarif pajak efektif digunakan untuk
seberapa besar dan kecilnya suatu perusahaan yang dapat diketahui dengan
diterima suatu perusahaan tinggi, maka beban pajak yang harus ditanggung oleh
perusahaan juga tinggi dan sebaliknya jika pendapatan yang diterima suatu
perusahaan rendah, maka beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan
Tarif pajak efektif (effective tax rate) merupakan presentase tarif efektif
yang akan digunakan untuk menghitung pajak yang harus ditanggung oleh wajib
yang dapat diterapkan sehingga dapat menurunkan tarif pajak efektif perusahaan
(Nugroho, 2019).
Energy Tbk. (2019) diduga melakukan tax avoidance dimana perusahaan tersebut
(www.merdeka.com).
sesuai dengan besar kecilnya suatu perusahaan dan juga dapat menggambarkan
dana juga akan lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil dikarenakan
perusahaan yang lebih besar cenderung menginginkan pendapatan yang lebih
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui besar kecilnya
suatu perusahaan yaitu dengan melihat seberapa besar aset yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Aset digunakan sebagai dasar untuk mengetahui besar kecilnya
suatu perusahaan karena aset dinilai memiliki tingkat kestabilan yang lebih baik
(Rivandi dan Ariska, 2019). Intensitas modal juga dapat didefinisikan sebagai
aktivitas investasi yang dikaitkan dengan investasi aset tetap dan persediaan suatu
keuntungan bagi perusahaan. Rasio dari intensitas modal juga dapat menunjukkan
(Indradi, 2018).
(Ahmad, 2018).
persediaan yang tinggi. Hal tersebut dapat menimbulkan biaya tambahan untuk
semakin menurun, maka akan menyebabkan turunnya tarif pajak dari perusahaan
Intensitas persediaan yang tinggi biasanya memiliki ETR yang tinggi pula.
tidak dapat melakukan hal yang serupa ketika perusahaan mempunyai intensitas
modal yang tinggi yakni dalam hal depresiasi dapat dijadidikan pengurang dalam
lain. Ada beebrapa faktor yang kemungkinan berpengaruh dalam masalah ini
diantaranya adalah ukuran perusahaan, intensitas modal (capital intensity), dan
(inventory intensity) terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan real estate &
perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2017-2020?
efektif pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek
pajak efektif pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di
terhadap tarif pajak efektif serta sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Akuntansi.
pemikiran untuk para mahasiswa terkait tarif pajak efektif dan juga memberikan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat kerangka teori hingga penelitian terdahulu dan juga
Bab ini memuat gambaran umum subjek dan objek penelitian, metode
pengumpulan data, hingga definisi operasional variabel dan metode analisis data
LANDASAN TEORI
tidak hanya beroperasi untuk kepentingan pribadi, tetapi juga harus memberikan
dari aktivitas yang dilakukan dan mengurangi kerugian yang timbul (Putri dan
Mulyani, 2020).
para stakeholder yaitu pemerintah dan masyarakat. Perusahaan juga perlu menjaga
hubungan yang baik dengan para stakeholder serta memenuhi harapan yang
diingin oleh stakeholder. Salah satu bentuk pemenuhan harapan stakeholder yaitu
dengan membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang telah diberlakukan oleh
penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa teori stakeholder disini
menjelaskan pentingnya suatu perushan untuk memberikan kepuasan sesuai
atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa
atas nama prinsipal dan juga memberikan wewenang kepada agent untuk
membuat keputusan yang tepat untuk prinsipal. Jika kedua pihak mempunyai
tujuan yang sama atau sesuai, maka agent akan menentukan cara yang sesuai
pihak principal hanya mengetahui kondisi perusahaan melalui pihak agen. Hal
disampaikan oleh agen kepada prinsipal tidak sesuai dengan keadaan (Maharani
tercapai. Perusahaan memiliki salah satu tujuan untuk memaksimalkan laba untuk
Dalam hal ini, prinsipal juga agen diasumsikan sebagai pihak yang lebih
dalam teori agensi digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat serta untuk
mengevaluasi dan membagi hasil sesuai kontrak kerja yang disepakati Bersama.
Hal tersebut tentunya akan memotivasi agen untuk dapat berusaha seoptimal
mungkin dan berusaha untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan
menyelesaikan konflik kepentinan antara pihak prinsipal dengan pihak agen dalam
kegiatan berbisnis yang berdampak kerugian bagi perusahaan. Untuk,
2.1.3 Pajak
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama dan
maupun pengeluaran rutin negara. Besar pajak yang harus dibayar biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari faktor internal maupun eksternal.
Secara administratif, pajak yang dipungut dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu
pajak langsung dimana pajak langsung dikenakan atas masukan sumber daya
seperti penghasilan, dan pajak tidak langsung dimana pajak tidak langsung
dikenakan atas pengeluaran sumber daya untuk konsumsi barang dan jasa
pribadi atau badan (perusahaan) yang menerima penghasilan. Bagi orang pribadi
maupun perusahaan sebagai wajib pajak, pajak merupakan beban yang akan
mengurangi pendapatan yang dihasilkan atau laba bersih. Maka dari itu, banyak
perusahaan ataupun orang pribadi yang berusaha untuk membayar beban pajak
serendah mungkin agar mereka masih bisa menerima laba atau penghasilan yang
lebih banyak.
untuk wajib pajak badan yang ada di dalam negeri. Selain itu pemerintah juga
sebesar 10%, 15%, dan 30% dan tarif tersebut diubah menjadi tarif tunggal
dengan tarid 28% untuk tahun pajak 2009 juga 25% untuk tahun pajak 2010 dan
Pada pasal 17 ayat 2(B) Undang-Undang No.36 Tahun 2008, wajib pajak badan
dalam negeri dapat memperoleh tarif yang lebih rendah 5% dari tarid jika wajib
pajak badan berbentuk perseroan terbuka menyetor saham paling tidak 40% yang
pajak, dimana apabila penghasilan yang dihasilkan oleh usaha diperoleh wajib
pajak badan tidak lebih dari 4,8M dalam setahun maka akan dikenarif tarif sebesar
1% dan peraturan ini juga berubah ke Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2008
dimana tarif tersebut diturunkan menjadi 0,5%. Dengan penurunan tarif pajak ini,
Para pelaku ekonomi sadar akan kewajiban pajak mereka namun mereka
Hal ini dijadikan alasan para pelaku ekonomi untuk melakukan berbagai cara
demi menekan beban pajak yang harus dibayar (Yenti dan Tipa, 2020).
ekonomi, terdapat perbedaan pandangan tentang pajak antara wajib pajak badan
dengan pemerintah. Wajib pajak badan berusaha sebisa mungkin untuk membayar
besar target pajak yang diterima sangat sulit untuk direalisasikan, penerimaan
melaporkan, dan membayar pajaknya sendiri. Dari sistem pemungutan pajak ini
terdapat kekurangan yaitu wajib pajak akan berusaha untuk membayar beban
Masalah yang cukup sering muncul dalam pajak suatu perusahaan yaitu
perdebatan antara tarif pajak dengan tarif pajak efektif. Berdasarkan United States
Government Accountability Office, tarif pajak efektif berbeda dengan tarif pajak
yang berlaku dimana tarif pajak sebagai ukuran keberhasilan suatu perusahaan
laba sebelum pajak. Tarif pajak efek umumnya digunakan untuk mengukur
perusahaan dianggap efektif dalam melakukan pembayaran beban pajak jika tarid
pajak perusahaan tersebut dibawah 20%, apabila tarid pajak suatu perusahaan
diatas 20% maka dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan kurang efektif dalam
2018). Effective Tax Rate (ETR) merupakan ukuran hasil yang berdasarkan dari
laporan laba rugi yang biasanya dipakai untuk mengukur efektifitas strategi
pengurangan pajak oleh suatu perusahaan dan menunjukkan laba setalah pajak
yang tinggi (Reinaldo, 2017). Effective Tax Rate dapat dihitung dengan
menggunakan konsep pembagian kewajiban pajak perusahaan dan arus kas setelah
merupakan besaran tarif pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Effective
Tax Rate dihitung sesuai dengan informasi keuangan yang dibuat oleh suatu
perusahaan sehingga effective tax rate ialah perhitungan dari tarif pajak kepada
besar dan kecilnya ukuran suatu perusahaan dengan beberapa cara seperti total
aktiva, nilai pasar saham, dan lainnya. Pengukuran ini juga dapat memperlihatkan
ukuran perusahaan semakin besar, maka perusahaan juga akan mengeluarkan dana
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil, hal tersebut
banyak dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Laba yang cukup besar
memakai perhitungan nilai log total aktiva. Maka dari itu, kualitas dari laporan
keuangan harus terpercaya, dan terbebas dari manajemen laba dikarenakan dapat
minimalisasi laba untuk mengurangi pendapatan kena pajak sehingga beban pajak
Tarif pajak efektif dipakai untuk melihat beban pajak yang harus dibayar
efektif dengan ukuran perusahaan ialah dilihat dari besar kecilnya ukuran sebuah
perusahaan yang dapat diketahui juga jumlah pendapatan yang diperoleh. Apabila
pendapatan yang diperoleh besar, maka beban pajak yang harus dibayar
perusahaan juga besar dan sebaliknya apabila pendapatan yang diperoleh kecil,
maka beban pajak yang harus dibayar juga kecil. Besar dan kecilnya pendapatan
yang diperoleh perusahaan akan mempengaruhi aset dan hutang yang dimilikinya
yang cenderung lebih besar (Rofikqoh, 2016) serta perusahaan besar memiliki
stakeholder yang lebih banyak maka informasi yang akan diungkap menjadi lebih
Sesuai dengan teori agensi, sumber daya yang ada di perusahaan dapat
Intensitas modal adalah perbandingan dari aset tetap dan total aset perusahaan.
Aset tetap perusahaan ialah tolak ukur untuk menentukan tarif pajak efektif (Putri,
2016). Intensitas modal juga merupakan berapa besar modal yang diperlukan oleh
dalam menarik pasar. Intensitas modal dideskripsikan sebagai proporsi dari fixed
perusahaan yang mengambil investasi dalam wujud aset maupun modal dalam hal
menjadikan biaya depresiasi seperti biaya yang dikurangkan serta pada akhirnya
bisa mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan (Puspita dan
Febrianti, 2017).
dari depresiasi aset tetap yang timbul. Perusahaan juga dapat menaikkan biaya
depresiasi aset tetap untuk mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Biaya
depresiasi aset tetap bisa dikurangi dengan laba sebelum pajak sehingga rasio aset
tetap dalam suatu perusahaan mampu mempengaruhi effective tax rate suatu
perusahaan. Maka dari itu, semakin besar rasio aset tetap dan beban depresiasi
modal, perusahaan dapat memperoleh effective tax rate yang rendah (Susilowati,
et al. 2018).
Di dalam teori agensi, beban depresiasi dapat digunakan manajer untuk menekan
beban pajak perusahaan dimana manajer dapat mengiventasikan dana yang tidak
dipakai untuk berinvestasi ke aset tetap, yang tujuannya adalah untuk memperoleh
2020).
dukungan dari para stakeholder yang salah satunya adalah pemegang saham.
yang berhubungan dengan aset tetap, dikarena aset tetap ialah salah satu modal
aset tetap, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pula intensitas modal
dan total aset. Jika suatu perusahaan memiliki total persediaan yang tinggi maka
menyebabkan beban bertambah serta laba menjadi berkurang. Jika total laba yang
diperoleh perusahaan menurun, maka tarif pajak perusahaan juga akan menurun
selaku pengurang beban pajak penghasilan. Beban tersebut dapat mengurangi laba
bersih dan jumlah tarif pajak yang harus dibayar oleh suatu perusahaan (Putri dan
Lautania, 2016). PSAK No.14 mengatur mengenai biaya yang muncul akibat
persediaan yang besar maka perlu dikeluarkan dari biaya tambahan sehingga tidak
beban pajak supaya tidak mengurang laba, adapun membebankan biaya tambahan
untuk mengurangi laba yang diperoleh sehingga dapat menekan jumlah biaya
pajak. Jika laba yang dibebankan menurun maka pajak yang dibayarkan oleh
mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Namun di satu sisi, manajer akan
mengurangi beban pajak. Cara yang dapat digunakan oleh manajer ialah dengan
membebankan biaya tambahan dari persediaan untuk mengurangi laba yang
diperoleh perusahaan agar dapat menurunkan beban pajak yang harus dibayarkan
perusahaan. Jika laba perusahaan berkurang, maka hal tersebut akan menyebabkan
beban pajak yang harus dibayar perusahaan juga berkurang (Putri dan Lautania.
2016).
Berikut hasil penelitian dari peneliti terdahulu dengan topik atau bahasan yang
sama:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Penelitian
No
Variabel Metodologi Hasil
.
(Nama Peneliti
dan Tahun)
1. Analisis Variabel Kuantitatif, - Leverage
Independen, Komisaris al
Independen
tidak
berpengaruh
terhadap
effective tax
rate
2. Pengaruh Size, Variabel Kuantitatif - Size,
Independen, Komisaris al
Independen
tidak
berpengaruh
terhadap
effective tax
rate
4. Analisis Variabel Kuantitatif - Ukuran
Rate tidak
berpengaruh
terhadap
effective tax
rate
5. Analisis Variabel Kuantitatif - Intensitas
Komisaris ETR
Independen, - Intensitas
2019). signifikan
terhadap
ETR
Sumber: data diolah oleh peneliti
Ukuran Perusahaan
Intensitas Persediaan
(Inventory
Ukuran Intensity)
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif
dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin besar pula beban
berusaha untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar agar dapat
mendapat laba yang lebih banyak. Intensitas modal tidak berpengaruh terhadap
dari aset tetap untuk menjadi pengurang dari beban pajak sehingga beban pajak
juga menurun. Intensitas persediaan tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif
dikarenakan intensitas persediaan hanya mengurangi laba dan jumlah tarif pajak
2.4 Hipotesis
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif atau effective tax rate.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2019) serta
menggunakan sumber daya tersebut untuk tujuan tertentu misalnya sumber daya
perusahaan yang diinvestasikan terhadap aset tetap. Adapula menurut Putri (2016)
intensitas modal ialah perbandingan dari aset tetap dengan total aset perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Lautania (2016) serta Rimadani, et al
memanfaatkan beban depresiasi dari aset tetap sebagai pengurang dari pendapatan
sehingga beban pajak juga menurun. Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan
perbandingan antara total persediaan dan total aset dimana jika perusahaan
persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Lautania (2016) yang juga menyatakan
bahwa intensitas persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Dalam hal
METODE PENELITIAN