1. Latar Belakang
Penghindaran Pajak merupakan salah satu upaya meminimalkan beban pajak yang sering
dilakukan oleh perusahaan, namun masih berada pada bingkai peraturan perpajakan yang
berlaku. (Darmawan, Sukartha 2014)
Menurut Gusti Maya Sari (2014) dalam Rini Handayani (2017) tax avoidance adalah suatu
skema transaksi yang ditujukan dengan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan
kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan-ketentuan perpajakan suatu negara.
Fenomena penghindaran pajak di Indonesia dapat dilihat dari Rasio Pajak (tax ratio) negara
Indonesia (Darmawan dan Sukartha, 2014)
Berdasarkan Data dari DJP dan Kemenkeu, Rasio pajak di Indonesia mencapai angka tertinggi
10% pada tahun 2012, kemudian turun dalam 5 tahun hingga 2017 sebesar 10,70%, sementara
itu pada 2018 ada pada 11,50% (Ayo.bandung.com/2019)
Adapun Rasio pajak Indonesia pada akhir Februari 2019 ada pada angka 10,2%
(Sindonews.com/2019)
Padahal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) rasio pajak hingga
2019 ditetapkan sebesar 16% (Kontan.co.id, 2019)
Juga mengingat Indonesia kini termasuk dalam kategori negara pendapatan menengah kebeawah
dan rata-rata rasio pajak pada negara dengan kategori ini adalah sebesar 19% (Darmawan,
Sukartha 2014)
Fenomena perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah dan rata-rata- rasio
pajak yang belum mencapai target dapat mengindikasikan adanya aktifitas penghindaran pajak
yang cukup besar, sehingga penerimaan pajak negara Indonesia masih belum optimal (Annisa
dan Kurniasig, 2012 dalan Handayani 2017)
Menteri keuangan Agus Martowardojo debelum melepas jabatanya mengatakan, ada ribuan
perusahaan multinasional yang tidak menjalankan kewajibanya kepada negara. Agus marto
menyebutkan hamper 4000 perusahaan tidak membayar pajaknya selama 7 tahun. (Yola, 2013
dalam Rini, 2017)
Sementara itu, Kementerian Keuangan mencatat jumlah wajib pajak (WP) yang memegang ijin
usaha pertambangan minerba lebih banyak yang tidak melaporkan surat pemberitahuan tahunan
SPT-nya dibandingkan yang melapor. Pada 2015 dari 8.003 WP industry batu bara, terdapat
4.532 WP yang tidak melaporkan SPT-nya (Katanya.co.id / 2019)
Rumusan Masalah :
Tujuan Penelitian :
1. Untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap
penghindaran pajak.
2. Untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengaruh Leverage terhadap
penghindaran pajak.
3. Untuk menguji dan mengetahui seberapa besar pengaruh Ukuran perusahaan terhadap
penghindaran pajak.
Menurut Gusti Maya Sari (2014) tax avoidance adalah suatu skema transaksiyang ditunjukan
dengan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan – kelemahan (loophole)
ketentuan – ketentuan perpajakan suatu negara. Tax avoidance yang dilakukan ini dikatakan
tidak bertentangan dengan peraturan undang – undang perpajakan karena dianggap praktik yang
berhubungan dengan tax avoidance ini lebih memanfaatkan celah – celah dalam undang –undang
perpajakan tersebut yang akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak (Matgoting,
1999 dalam Ni Nyoman dan I ketut, 2014).
Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Rini Handayani (2017) tentang
“Pengaruh Return on Asset, Leverage, dan ukuran perusahaan Terhadap Tax Avoidance pada
perusahaan perbankan yang listing di BEI Periode tahun 2012-201
Hipotesis Penelitian :
PROFITABILITAS
PENGHINDARAN
LEVERAGE
PAJAK
UKURAN
PERUSAHAAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data Sekunder ( secondary data) yang bersumber dari Bursa Efek
Indonesia
Popolasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015-2017
Teknik Sampling :
Purposive Sampling.
Profitabilitas atau yang sering juga disebut dengan return on total asset (ROA) merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan
sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin
baik keadaan perusahaan.
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham (Sartono, 2008:257). Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan
dalam menggunakan aktiva dan atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang dan atau saham
istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan pemilik
perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva perusahaan pada
akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan. Karena
biaya-biaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat
penjualan yang tinggi cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba (Sidharta,
2000)
Alat Analisis :
Dengan bantuan software SPSS