Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online)

Volume. 7 Nomor. 1 Februari 2020 :127-138


Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v7i1.6289

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN


PERUSAHAAN, DAN SALES GROWTH TERHADAP TAX
AVOIDANCE

Maria Qibti Mahdiana1


Muhammad Nuryatno Amin2
12
Program Sarjana Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
*
Korespondensi: mmariaqibti@yahoo.com

Abstract
This study investigated the effect of profitability, leverage, company size, and
sales growth on tax avoidance. This research uses quantitative method. The data used
are secondary data taken from financial reports and company sustainability reports.
The sampling technique used is purposive sampling, which sample size of 25 companies
listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2018. The total sample used were
100 companies that revealed complete financial and sustainability reports from 2015 to
2018. Data analysis techniques used descriptive statistical tests and multiple regression
tests with the Statistical Package For Social Science (SPSS). The result show that (1)
profitability has a significant positive effect on tax avoidance (2) leverage has a
significant positive effect on tax avoidance (3) company size does not affect tax
avoidance and (4) sales growth does not affect the tax avoidance variable.

Keyword: Company Size ; Leverage; Profitability; Sales Growth; Tax Avoidance

Submission date: 2020-01-17 Accepted date: 2020-02-23

PENDAHULUAN

Penghindaran pajak adalah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan


pajak sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas negara. Penghindaran
pajak (tax avoidance) selalu diartikan sebagai kegiatan yang legal (misalnya
meminimalkan beban pajak tanpa melawan ketentuan perpajakan) dan penyelundupan
pajak (tax evasion / tax fraud) diartikan sebagai kegiatan yang ilegal (Amri, 2015).
Lebih singkatnya tax avoidance merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh
seseorang untuk menghindari pajak namun dengan cara-cara yang legal.
Permasalahan penghindaran atas beban pajak merupakan masalah yang rumit dan
unik. Di satu sisi tax avoidance (penghindaran pajak) diperbolehkan, tapi di sisi yang
lain hal ini tidak diinginkan. Tax avoidance yang dilakukan ini dikatakan tidak

127
128 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,_____________________

bertentangan dengan peraturan undang–undang perpajakan karena dianggap praktik


yang berhubungan dengan tax avoidance ini lebih memanfaatkan celah dalam undang–
undang perpajakan tersebut yang akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor
pajak. Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah dalam hal ini fiskus (aparat pajak)
telah berupaya maksimal untuk menegakkan batasan yang pasti antara tax avoidance
dan tax evasion.
Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan dalam (Siagian &
Tresnaningsih, 2011) adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Teori
agensi mengasumsikan bahwa masing-masing bagian termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan konflik antara principal dan agent. Pada
hal ini Fiskus bertindak sebagai Principal dan Wajib Pajak Badan sebagai Agent yang
mematuhi peraturan pajak yang berlaku (sumber: www.klikpajak.id, 2018).
Pada tahun 2005 terdapat 750 perusahaan Penanam Modal Asing diketahui
melakukan penghindaran pajak dengan melaporkan rugi dalam waktu 5 tahun berturut-
turut dan tidak membayar pajak (Budiman, 2012). Selain itu, mantan Menteri
Keuangan Agus Martowardojo sebelum melepas jabatannya mengatakan, ada ribuan
perusahaan multinasional yang tidak menjalankan kewajibannya kepada negara. Agus
Marto menyebutkan hampir 4.000 perusahaan tidak membayar pajaknya selama 7
tahun (Yola & Budianto, 2013). Penghindaran pajak merupakan upaya untuk
meminimalkan beban pajak menggunakan peraturan yang berlaku (Lawful). Di satu sisi
penghindaran pajak diperbolehkan secara hukum selama sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang ada, namun disisi yang lain penghindaran pajak juga tidak
diinginkan karena dianggap dapat merugikan penerimaan negara karena kebanyakan
tujuan dilakukannya penghindaran pajak pada perusahaan adalah dana yang seharusnya
digunakan untuk membayar pajak perusahaan, oleh perusahaan dialihkan untuk
membayar hutang itu sendiri (Dharma & Ardiana, 2016).
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya penghindaran pajak adalah
profitabilitas. (Kurniasih & Ratna Sari, 2013) profitabilitas merupakan gambaran
kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang
dikenal dengan Return on Assets (ROA) yang di prediksikan akan mempengaruhi tax
avoidance. Return on Assets merupakan satu indikator yang mencerminkan performa
keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari
laba bersih perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam mengurangi
jumlah beban kewajiban perpajakan.
Adanya indikasi perusahaan melakukan penghindaran pajak dapat dilihat dari
kebijakan pendanaan yang diambil perusahaan. Salah satu kebijakan pendanaan adalah
kebijakan leverage yaitu tingkat hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai
aktivitas operasinya. Penambahan jumlah hutang akan menyebabkan adapnya beban
bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Beban bunga yang timbul atas hutang
tersebut akan menjadi pengurang laba bersih perusahaan yang nantinya akan
mengurangi pembayaran pajak sehingga tercapainya keuntungan yang maksimal. Laba
kena pajak perusahaan yang menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan
cenderung lebih kecil daripada sumber pendanaan yang berasal dari penerbitan saham,
sehingga dapat digolongkan adanya tindakan penghindaran pajak (Amri, 2015).
Semakin tinggi tingkat hutang maka diindikasikan semakin tinggi pula perusahaan
melakukan penghindaran pajak.
_______________________Maria Qibti Mahdiana / Muhammad Nuryatno Amin 129

(Kurniasih & Ratna Sari, 2013) ukuran perusahaan menunjukkan kestabilan dan
kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas ekonominya. Semakin besar ukuran
suatu perusahaan maka semakin menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan akan
menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku patuh
(compliances) atau agresif (tax avoidance) dalam perpajakan.
enjualan memiliki pengaruh yang strategis terhadap perusahaan, karena penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung dengan harta atau aset, bila penjualan
ditingkatkan maka aset pun harus ditambah (Dharma & Ardiana, 2016). Perusahaan
dapat mengoptimalkan dengan baik sumber daya yang ada dengan melihat penjualan
dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan (sales growth) memiliki peranan yang
penting dalam manajemen modal kerja. Penelitian ini menggunakan pengukuran
pertumbuhan penjualan karena dapat menggambarkan baik atau buruknya tingkat
pertumbuhan penjualan suatu perusahaan Perusahaan dapat memprediksi seberapa
besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan. Peningkatan
pertumbuhan penjualan cenderung akan membuat perusahaan mendapatkan profit yang
besar, maka dari itu perusahaan akan cenderung untuk praktik tax avoidance. Tujuan
umum penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah profitabilitas, leverage, ukuran
perusahaan, dan sales growth terhadap tax avoidance. Penelitian ini penting mengingat
determinan tax avoidance akan menjadi masukan bagi Direktorat Jenderal Pajak.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Teori Agensi (Agency Theory)


Konsep agency theory menurut Anthony & Govindarajan, 2011 adalah hubungan
atau kontak antara principal dan agent. Teori agensi mengasumsikan bahwa masing-
masing bagian termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat
menimbulkan konflik antara principal dan agent. Pada hal ini Fiskus bertindak sebagai
Principal dan Wajib Pajak Badan sebagai Agent yang mematuhi peraturan pajak yang
berlaku (Siagian & Tresnaningsih, 2011).

Hipotesis Penelitian
Teori agensi memberikan pandangan teori adanya hubungan atau kontak antara
principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk
kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari
principal kepada agent. Pemungutan pajak bukan merupakan hal yang mudah untuk
diterapkan. Pajak dari sisi perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan karena pajak dianggap beban yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan (Kurniasih & Ratna Sari, 2013).
Dari sisi fiskus, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang secara
potensial dapat mempengaruhi dan meningkatkan penerimaan negara. Kedua sisi
tersebut menyebabkan adanya perbedaan kepentingan antara fiskus dengan perusahaan
dimana fiskus sebagai Principal menginginkan penerimaan pajak yang sebesar-
besarnya dari masyarakat, sedangkan perusahaan sebagai agent menginginkan
pembayaran pajak yang seminimal mungkin kepada Negara (Amri, 2015).
Dari perbedaan kepentingan antara fiskus dan perusahaan berdasarkan teori
agensi akan menimbulkan ketidakpatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak badan yang
akan berdampak pada upaya perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak. Strategi
penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan cara yang diperkenankan undang-
130 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,_____________________

undang namun strategi yang diterapkan perusahaan ini tetap merugikan penerimaan
negara (Siagian & Tresnaningsih, 2011).
Hal ini dasari oleh penelitian yang dilakukan oleh (Handayani, 2018), (Fadila,
2017), dan (Susanti, 2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap tax avoidance. Hasil pengujian tersebut dalam penelitiannya
membuktikan bahwa pembayar pajak tingkat menengah dan tingkat tinggi
mengakibatkan ROA menjadi rendah, hal ini dikarenakan ROA dipengaruhi oleh
pengeluaran yang besar dalam melakukan penelitian dan pengembangan perusahaan
yang dilakukan untuk pengembangan usaha. Profitabilias diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Dari uraian tersebut dapat ditarik hipotesis berikut ini.
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan hubungan


antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset perusahaan. Rasio leverage
menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage
juga menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Menurut (Irham Fahmi, 2012),
rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.
Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari (Handayani, 2018). Hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan teori trade off. Keputusan
pendanaan perusahaan dapat menjadi gambaran penghindaran pajak terkait dengan tarif
pajak efektif, hal tersebut dikarenakan ada peraturan perpajakan terkait kebijakan
struktur pendanaan perusahaan. Dari uraian tersebut dapat ditarik hipotesis berikut ini.
H2: Leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Ukuran perusahaan merupakan suatu pengukuran yang dikelompokkan


berdasarkan besar kecilnya perusahaan, dan dapat menggambarkan kegiatan
operasional perusahaan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan. Semakin besar
ukuran dari sebuah perusahaan, kecenderungan perusahaan membutuhkan dana akan
juga lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil, hal ini membuat perusahaan
yang besar cenderung menginginkan pendapatan yang besar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari (Permata, Nurlaela, &
Masitoh, 2018) dan (Mahanani, Titisari, & Nurlaela, 2017). Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah perusahaan besar atau kecil tidak berpengaruh pada Tax
Avoidance, karena perusahaan patuh untuk tidak melanggar ketentuan perpajakan yang
berlaku. Perusahaan tidak ingin mengambil resiko direpotkan dengan proses
pemeriksaan atau dikenakan sanksi yang dapat menyebabkan citra perusahaan
berdampak buruk. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak fiskus tidak hanya pada
perusahaan besar tetapi perusahaan kecil juga dapat menarik perhatian fiskus agar
mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku dan dikenakan pajak yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dari uraian tersebut dapat ditarik hipotesis berikut ini.
H3: Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Sales growth mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat
dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Menurut Brigham dan
Houston dalam (Octavia & Hermi, 2014), menyatakan bahwa perusahaan dengan
_______________________Maria Qibti Mahdiana / Muhammad Nuryatno Amin 131

penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan
menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
penjualannya tidak stabil. Sales growth perusahaan dapat dilihat dari peluang bisnis
yang tersedia dipasar yang harus diambil oleh perusahaan. Menurut (I Fahmi, 2012),
Sales growth merupakan rasio antara penjualan tahun sekarang di kurangi penjualan
tahun kemarin dan di bagi penjualan tahun kemarin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari (Permata et al., 2018) dan
(Mahanani et al., 2017). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu Sales Growth
yang baik di dalam suatu perusahaan akan membuat ukuran perusahaan semakin besar.
Semakin besarnya ukuran perusahaan akan semakin membuat total aset di dalam
perusahaan semakin besar pula. Keadaan ini akan membuat perusahaan sulit dalam
melakukan tax saving melalui tax planning perusahaan. Dari uraian tersebut dapat
ditarik hipotesis berikut ini.
H4: Sales growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidance

Gambar 1 di bawah ini menyajikan kerangka pemikiran dari penelitian ini.

Variabel Independen Variabel Dependen

Profitabilitas

Leverage
Tax avoidance
Ukuran Perusahaan

Sales Growth

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian dan Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian uji hipotesis untuk menguji hubungan antar
variabel independen dan dependen yaitu pengendalian profitabilitas, leverage, ukuran
perusahaan, dan sales growth dengan variabel dependen yaitu penghindaran pajak (tax
avoidance).
Strategi penelitian ini adalah survei dengan tingkat intervensi peneliti yang
minimum. Unit analisis dalam penelitian ini Wajib Pajak Badan berupa perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan situasi Library Research. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali sehingga disebut studi cross sectional.
132 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,_____________________

Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015 sampai dengan 2018 dan untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Pengukuran Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini didefinisikan dan diukur sebagaimana pada
Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1
Pengukuran Variabel
Definisi Skala
Variabel Dimensi Indikator
Variabel Pengukuran
Upaya penghindaran pajak yang
dilakukan secara legal dan aman
Tax bagi Wajib pajak karena tidak
Avoidan bertentangan dengan ketentuan
ce perpajakan, dimana metode dan
(Y) tehnik yang digunakan cenderung Effective
memanfaatkan kelemahan - Tax Rate Rasio
kelemahan (grey area) yang (ETR)
terdapat dalam undang-undang dan
peraturan perpajakan itu sendiri
untuk memperkecil jumlah pajak
yang terutang (Pohan, 2013).

Menggambarkan kemampuan
Profitabi manajemen untuk memperoleh laba ROA Rasio
litas (Fadila, 2017)
(X1)

Leverage Rasio yang mengukur kemampuan


(X2) utang baik jangka panjang maupun Debt to
Rasio
jangka pendek untuk membiayai Asset Ratio
aset perusahaan (Fadila, 2017)

Ukuran Suatu pengukuran yang


Perusah dikelompokkan berdasarkan besar
aan kecilnya perusahaan, dan dapat
Total Aset
(X3) menggambarkan kegiatan Log Total Aset Perusahaan Rasio
Perusahaan
operasional perusahaan dan
pendapatan yang diperoleh
perusahaan (Fadila, 2017)
_______________________Maria Qibti Mahdiana / Muhammad Nuryatno Amin 133

Definisi Skala
Variabel Dimensi Indikator
Variabel Pengukuran

Sales Mencerminkan kemampuan


Growth perusahaan dari waktu ke waktu.
(X4) Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan penjualan suatu
Sales
perusahaan maka perusahaan Rasio
Growth
tersebut berhasil menjalankan
strateginya (Setiawati & Na’im,
2000)

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan
tahunan (annual report perusahaan manufaktur di sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015-2018. Penentuan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang sudah
disebutkan sebelumnya. Adapun proses pengambilan sampel tersaji dalam tabel berikut
ini:

Tabel 2
Sampel Akhir Penelitian
Jumlah
Tahapan Keterangan Penetapan Sampel
Perusahaan
Perusahaan manufaktur di sector industri dasar dan kimia yang terdaftar di
1. 60
Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015-2018
Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang
2. (3)
telah di audit dan annual report secara lengkap selama tahun 2015-2018
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah
3. (0)
diaudit selama periode 2015-2018 dalam rupiah
4. Perusahaan manufaktur tahun 2015-2018 yang memenuhi kriteria 25
Total sampel perusahaan manufaktur selama 2015-2018 yang memenuhi
6. 100
kriteria
7. Data outlier (13)
8. Jumlah pengamatan yang digunakan 87
Sumber: Data yang diolah (2019)

Pada tabel 3 dari jumlah populasi di perusahaan manufaktur sebanyak 60


perusahaan, terdapat total sampel akhirnya sebanyak 87 perusahaan yang sesuai dalam
tahun pengamatan 2015 – 2018.

Tabel 3
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profitabilitas 87 -2.600 36.100 6.19962 6.506892
Leverage 87 0.091 59.214 4.10626 10.334967
Size 87 4.635 17.750 8.04220 3.044650
Sales Growth 87 -0.991 39.940 0.92283 5.086031
134 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,_____________________

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Tax Avoidance 87 0.333 1.000 0.77936 0.146468
Sumber: Data yang diolah (2019)

Dalam uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas
data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan melihat
tingkat signifikansi sebesar 5%. Data dikatakan berdistribusi normal apabila
signifikansi variabel dependen lebih dari 5% atau nilai asymp significance lebih besar
dari pada 0,05 (Suliyanto, 2011). Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4
Uji Normalitas
Residual Model p-value Alpha Keterangan
Asymp. Sig. 0,200 0,05 Normal
Sumber: Data yang diolah (2019)

Asumsi normalitas berdasarkan nilai signifikansi dari tabel 4 pengujian


Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,200 lebih besar dari α (0,05) yang berarti
distribusi data berada dalam kondisi normal.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi
antar Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen dalam model atau untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat melalui
matriks korelasi antar variabel independen. Metode pengujian yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam regresi adalah dengan melihat nilai
tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Apabila coefficients model
batas tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas. Berikut ini hasil uji multikolinearitas untuk model penelitian yang
dilakukan.

Tabel 5
Uji Multikoliniaritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Profitabilitas 0.916 1.092 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Leverage 0.540 1.852 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Size 0.499 2.006 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Sales Growth 0.895 1.117 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Sumber: Data yang diolah (2019)

Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil bahwa antar variabel independen pada model
regresi berganda tidak mempunyai korelasi yang sangat kuat dengan variabel
independen lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan terhindar dari permasalahan multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
_______________________Maria Qibti Mahdiana / Muhammad Nuryatno Amin 135

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model homoskedastisitas


atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model pengujian menggunakan uji glejser yang
bertujuan untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas yang ditunjukkan oleh koefisien
regresi dari masing-masing variabel independen terhadap nilai absolut residualnya.
Apabila probabilitasnya > niai 0,05 (ɑ) maka dapat dipastikan model tersebut tidak
mengandung unsur heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).

Tabel 6
Uji Heteroskedasitas
Variabel Sig. Keterangan
Profitabilitas 0.081 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Leverage 0.711 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Size 0.389 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Sales Growth 0.758 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Sumber: Data yang diolah (2019)

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi masing-masing


variabel lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05 sehingga model regresi tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas.
Uji determinasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam
menerangkan variabel independen, tapi karena R2 mengandung kelemahan mendasar,
yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model, maka dalam penelitian ini menggunakan R2 berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai
R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam
menjelaskan variabel dependen.

Tabel 7
Uji Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 0.343a 0.118 0.075 0.140882
Sumber: Data yang diolah (2019)

Berdasarkan pada tabel 7 nilai R² pada model regresi penelitian dapat dilihat pada
kolom R Square, yaitu sebesar 0.118. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa variasi
dari variable independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan sales growth
mampu menjelaskan variasi dari variable dependen tax avoidance adalah sebesar
11.8%. Sedangkan sisanya (100% - 11.8% = 88.2%) adalah variasi dari variable lain
yang mempengaruhi tax avoidance yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama. Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah
dengan melihat signifikansi 5%.

Tabel 8
Uji Signifikansi (Uji F)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 0.217 4 0.054 2.739 0.034b
Residual 1.628 82 0.020
Total 1.845 86
Sumber: Data yang diolah (2019)
136 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,_____________________

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (α) 0.034 < 0.05
dengan nilai F-hitung 2.739 yang berarti bahwa variabel independen independen
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan sales growth mempunyai pengaruh
signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap tax avoidance.
Uji statistik t dimaksudkan untuk profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan
sales growth terhadap tax avoidance.
1. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 9
Uji t
Unstandardized One Keterangan Kesimpulan
Coefficients t Tailed
Model B Std. Error Sig.
1 (Constant) 0.789 0.052 15.283 0.000
Profitabilitas 0.007 0.002 2.676 0.005 Signifikan H1 Diterima
Leverage 0.005 0.002 2.286 0.013 Signifikan H2 Diterima
Size -0.009 0.007 -1.248 0.108 Tidak Signifikan H3 Ditolak
Sales Growth 0.003 0.003 0.796 0.214 Tidak Signifikan H4 Ditolak
Sumber: Data yang diolah (2019)

Hasil Pengujian secara parsial variabel independen sebagai berikut :


1. Hipotesis 1: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Tax
Avoidance
Tabel 9 menunjukan hasil uji t diperoleh nilai signifikansi variabel profitabilitas
sebesar 0.005 < 0.05 artinya hipotesis pertama yang menyatakan “profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance” diterima. Nilai koefisien
variabel profitalitas 2.676 menunjukan nilai positif sehingga semakin besar
profitabilitas maka tax avoidance semakin tinggi.
2. Hipotesis 2: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Tax Avoidance
Tabel 9 menunjukan hasil uji t dengan koefisien 2.286 artinya leverage
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Naiknya leverage sebesar 1 akan
menyebabkan penghindaran pajak mengalami kenaikan sebesar 2.286. Dengan
diperoleh nilai signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0.013 < 0.05 artinya
hipotesis yang menyatakan “leverage berpengaruh positif signifikan terhadap
tax avoidance” diterima.
3. Hipotesis 3: Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax
Avoidance
Tabel 9 menunjukan hasil uji t dengan koefisien -1.248 artinya ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Perusahaan besar atau
kecil tidak berpengaruh pada tax avoidance, karena perusahaan patuh untuk
tidak melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan diperoleh nilai
signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0.108 > 0.05 artinya ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance (ditolak).
_______________________Maria Qibti Mahdiana / Muhammad Nuryatno Amin 137

4. Hipotesis 4: Sales Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance


Tabel 9 menunjukan hasil uji t dengan koefisien 0.796 artinya sales growth
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Dengan diperoleh nilai signifikansi
variabel profitabilitas sebesar 0.214 > 0.05 artinya sales growth tidak
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance (ditolak).

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kesimpulannya adalah profitabilitas dan


leverage memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance, sedangkan
ukuran perusahaan dan sales growth tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tax
avoidance.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk penelitian selanjutnya
agar: Mengganti pengukuran perhitungan variabel dengan yang lebih baik untuk
beberapa, Memperpanjang periode yang digunakan untuk penelitian selanjutnya,
Menambah sektor perusahaan yang akan dipakai pada penelitian selanjutnya agar bisa
dibandingkan., Bagi perusahaan informasi mengenai keuangan dan finansial
perusahaan harus lebih diperhatikan karena calon investor cenderung lebih melihat
informasi finansial perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, N. F. (2015). Tax Avoidance (Penghindaran Pajak).


Anthony, N. R., & Govindarajan. (2011). Sistem Pengendalian Manajemen.
Tangerang: Karisma Publishing Group.
Budiman, J. (2012). Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Dharma, I., & Ardiana, P. (2016). Pengaruh Leverage, Intensitas Aset Tetap, Ukuran
Perusahaan, Dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi,
15(1), 584–613.
Fadila, M. (2017). Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal, Kepemilikan Instusional, dan Koneksi Politik Terhadap
Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Tahun 2011-2015). JOM Fekon, 4(1).
Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Ke). Bandung: Alfabeta.
Handayani, R. (2018). Pengaruh Return on Assets (ROA), Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di
BEI Periode Tahun 2012-2015. Universitas Kristen Maranatha, 10(1).
Kurniasih, T., & Ratna Sari, M. (2013). Pengaruh Return on Assets, Leverage,
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada
Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 18(1), 58–66.
Mahanani, A., Titisari, K. H., & Nurlaela, S. (2017). Pengaruh Karakteristik
Perusahaan, Sales Growth dan CSR terhadap Tax Avoidance. Seminar Nasional
IENACO. Surakarta : Universitas Islam Batik.
Octavia, H., & Hermi. (2014). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010 dan 2011. Jurnal Akuntansi Trisakti,
138 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,_____________________

1(1), 41–59.
Permata, A. D., Nurlaela, S., & Masitoh, E. (2018). Pengaruh Size, Age, Profitability,
Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. Surakarta: Universitas
Islam Batik.
Pohan, C. A. (2013). Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setiawati, L., & Na’im, A. (2000). Manajemen laba. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Indonesia, 15(4), 424–441. https://doi.org/10.1016/j.polymer.2003.08.024
Siagian, F. T., & Tresnaningsih, E. (2011). The impact of independent directors and
independent audit committees on earnings quality reported by Indonesian firms.
Asian Review of Accounting, 19(3), 192–207.
https://doi.org/10.1108/13217341111185128
Suliyanto, S. (2011). Perbedaan Pandangan Skala likert sebagai Skala Ordinal atau
skala Interval. Prosiding Seminar Nasional Statistika, 51–60. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Susanti, M. (2017). Corporate Social Responsibility, Size, and Tax Avoidance. Journal
of Economic Prespective, 11(1).
Yola, M., & Budianto, D. (2013). Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas
Pelayanan dan Harga Produk pada Supermarket dengan Menggunakan Metode
Importance Performance Analysis (IPA). Jurnal Optimasi Sistem Industri,
12(12), 301–309. https://doi.org/10.25077/josi.v12.n1.p301-309.2013

Anda mungkin juga menyukai