Anda di halaman 1dari 19

MATERI KE-6

PENGANTAR AKUNTANSI II

MATERI 6

INVESTASI JANGKA
PANJANG SAHAM

Dosen:
Meiliyah Ariani, SE, M.Ak.

Fakultas Ekonomi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Yogyakarta 2017
MATERI KE-6

INVESTASI JANGKA PANJANG

1
MEILIYAH ARIANI: BAHANPENGANTARAKUNTANSIII
P E N G E RTIAN INVESTASI
Investasi adalah penanaman modal dalam jangka waktu
lebih dari satu tahun, pada umumnya lebih
dari itu, dengan tujuan untuk memberikan
penghasilan tetap
atau menguasai perusahaan lain.

TUJUAN INVESTASI JANGKA PANJANG


1. Untuk memperoleh hasil yang tetap
2. Untuk menguasaiperusahaan lain
3. Untuk menurunkan persaingan
4. Untuk membentuk dana khusus
5. Untuk menjamin suplai bahan baku
6. Untuk tujuan politik perdagangan yang lain

JENIS INVESTASI
1. Investasi dalam bentuk saham
2. Investasi dalam bentuk obligasi

BAGIAN I
INVESTASI JANGKA PANJANG SAHAM

PENGERTIAN SAHAM
Saham adalah surat tanda pemilikan suatu perusahaan.
Pemegang saham berarti merupakan pemilik perusahaan.
Pada dasarnya ada dua jenis saham, yaitu saham biasa

dan saham prioritas. demikian saham


dapat
Dengan dilakukan pada biasa maupun
investasi saham
saham
prioritas. pada

2
MEILIYAH ARIANI: BAHANPENGANTARAKUNTANSIII
MATERI KE-6

M E TODE PENCATATAN INVESTASI SAHAM


Pencatatan investasi saham dapat dilakukan dengan
(1) Metode Harga Perolehan (Cost Method), atau
(2) Metode
Ekuitas (Equity Method).
a. Metode Harga Perolehan
Metode harga perolehan dipakai apabila investor
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan manajemen perusahaan. Biasanya
tingkat pemilikannya kurang dari 20 persen
dari seluruh
saham yang beredar.

b. Metode Ekuiti
Metode Ekuiti dipakai apabila investor memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan manajemen perusahaan.
Biasanya tingkat
pemilikannya 20 persen atau lebih dari
seluruh saham yang beredar.

MASALAH AKUNTANSI INVESTASI SAHAM


Masalah akuntansi yang timbul pada investasi jangka
panjang saham adalah sebagai berikut:
a. Penentuan Harga Perolehan pada saat
perolehan saham .
b. Pencatatan selama pemilikan investasi
saham. c. Pencatatan penjualan saham.

AKUNTANSI PEMBELIAN SAHAM


Pencatatan investasi saham dilakukan pada saat
transaksi
pembelian saham sebesar harga perolehan. Harga
perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan
untuk memperoleh saham, yang meliputi: harga
beli saham
ditambah dengan biaya lainnya termasuk pajak yang
harus ditanggung oleh pembeli.
MATERI KE-6

Contoh 1 (Saham dibeli secara terpisah):


PT ABC membeli 1000 lembar saham biasa PT Almaida
dengan harga per lembar Rp12.000. Nilai Nominal
saham Rp10.000,
biaya komisi broker sebesar Rp600.000, dan 1000
lembar saham prioritas PT Aida, 10%, nominal
Rp5.000, dengan kurs
110. Biaya yang kekeluarkan sebesar Rp100.000.

Harga
perolehan:
Saham Biasa:
Harga Beli :1.000 x Rp12.000 ............... Rp
12.000.000
Biaya Pembelian ....................................
600.000
---------------------
Harga Perolehan Saham Biasa .............. Rp
12.600.000
============

Saham Prioritas:
Harga Beli :1.000 x Rp5.000 x 1,10 . Rp 5.500.000
Biaya Pembelian ....................................
100.000
----------------
----- Harga Perolehan Saham Prioritas ..........
Rp 5.600.000
============

Jurnal yang dibuat:

Investasi saham biasa Rp12.500.000


Investasi saham prioritas 2.500.000
Kas Rp 15.000.000
Masalah timbul apabila saham dibeli secara lumpsum,
yaitu dua macam saham atau lebih dibeli sekaligus
dengan satu harga. Dalam kasus ini, jumlah harga
beli harus dialokasikan kepada masing-2 jenis saham
dengan harga pasar selatif.
MATERI KE-6

Contoh 2 (Saham dibeli secara Lumpsum):


PT MELATI saham satu lots saham PT. MAW AR
dengan harga beli Rp15.000.000. Dalam satu lots
terdiri dari 400 lembar
saham biasa dengan nilai nominal Rp5.000 per lembar dan
100 lembar saham prioritas dengan harga nominal per
lembar
Rp1.000. Harga pasa saham biasa dan saham prioritas
masing-
masing Rp7.500 dan Rp6.000 per lembar.

Harga perolehan masing-masing dihitung sbb:

Rp3.000.000
Saham biasa : ----------------- x Rp15.000.000 = Rp
12.500.000
Rp3.600.000
Rp600.000
Saham prioritas : ----------------- x Rp15.000.000 = Rp
2.500.000
Rp3.600.000

Jurnal yang dibuat:

Investasi saham biasa


Rp12.500.000
Investasi saham prioritas
2.500.000
Kas Rp 15.000.000

A K U N TANSI HASIL INVESTASI SAHAM


Hasil investasi saham adalah dividen. Dividen yang
diberikan kepada para pemegang saham selain
berbentuk kas dapat juga berbentuk selain kas,
misalnya berbentuk surat berharga, berbentuk
saham, dll.
Akuntansi untuk mencatat hasil
investasi:
1. Metode Harga
Perolehan:
a. Pencatatan pada tanggal pengumuman dividen,
dengan mendebit Piutang Dividen dan mengkredit
Pendapatan
Dividen.
MATERI KE-6

b. Pencatatan pada tanggal pembayaran


dividen, dengan mendebit Ka s dan
mengkredit Piutang Dividen.

2. Metode Ekuiti:
a. Pencatatan pada tanggal pengumuman dividen,
dengan mendebit Piutang Dividen dan mengkredit
Investasi Saham.
b. Pencatatan pada tanggal pembayaran dividen,
dengan mendebit Ka s dan mengkredit Piutang
Dividen.
c. Pencatatan pada tanggal neraca, mengakui
bagian
laba investee, dengan mendebit Investasi Saham
dan mengkredit Piutang Pendapatan Investasi.

Contoh 3 (Melanjutkan contoh 1):


Pada tanggal 20 Desember 2002 PT.ALMAIDA
mengumumkan dividen tunai untuk setiap 1 lembar
saham biasa yang beredar
akan menerima Rp1.000,00 pada tanggal 10 Januari
2003. Laba Bersih PT.ALMAIDA untuk tahun yang
berakhir 31-12-
2002 adalah sebesar Rp20.000.000,00.

Pencatatan apabila menggunakan Metode Harga Perolehan:


a. Pencatatan pada tanggal pengumuman dividen:

Piutang Dividen Rp
1.000.000
Pendapatan Dividen Rp 1.000.000

b. Pencatatan pada tanggal pembayaran dividen:

Kas Rp 1.000.000
Piutang Dividen Rp 1.000.000
MATERI KE-6

Sedangkan pencatatan apabila menggunakan Metode Ekuiti:


adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan pada tanggal pengumuman dividen:
Piutang Dividen Rp
1.000.000
Investasi Saham Rp 1.000.000

b. Pencatatan pengakuan bagian laba, 31-12-2002:


Misalnya, PT.ABC mempunyai 10% saham beredar
PT. ALMAIDA, maka Bagian Laba PT.ABC adalah
10% x Rp20.000.000,00 atau = Rp2.000.000,00.
Investasi Saham Rp
2.000.000
Pendapatan Investasi Rp 2.000.000

c. Pencatatan pada tanggal pembayaran dividen:


Kas Rp 1.000.000
Piutang Dividen Rp 1.000.000

DIVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDENT)


Jika dividen yang diterima dalam bentuk saham
sejenis-- sama dengan saham terdahulu yang
dipunyai--, maka penerimaan dividen ini tidak
perlu dibuat jurnal. Catatan hanya dilakukan untuk
menyesuaikan besarnya harga pokok saham per
lembar. Penjulan saham setelah penerimaan
dividen, akan dibebani dengan harga pokok yang
baru.

Contoh 4 (Melanjutkan contoh 1):


Pada tanggal 10 Nopember 2003 PT. ALMAIDA
mengumumkan dividen dividen saham untuk setiap 5
lembar saham biasa beredar akan memperoleh 1
lembar saham biasa.
MATERI KE-6

Catatan memo yang dibuat


adalah:
a. Lembar saham sebelum dividen saham =
1.000
Dividen saham: 1000 : 5 = 200
Lembar saham setelah dividen saham = 1.200
b. Harga pokok per lembar sebelum dividen:
Rp12.600.000 : 1.000 lembar =
Rp12.600
Harga pokok per lembar setelah dividen:
Rp12.600.000 : 1.200 lembar = Rp10.500

PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT-UP)


Kadangkala perusahaan penerbit saham
(Investee) berkeinginan untuk menurunkan harga
saham di pasar dengan cara memecah nominal saham
menjadi lebihj kecil. Pemecahan saham ini, bagi
investor tidak akan mempengaruhi harga perolehan.
Oleh karena itu, investor tidak perlu membuat
catatan jurnal formal, tetapi cukup membuat
catatan memo untuk mengetahui harga pokok per
lembar sebelum dan sesudah stock split-up).

Contoh 5 (Melanjutkan contoh


4):
Pada tanggal 10 Januari 2004 PT.ALMAIDA menukar
saham lama yang beredar dengan saham baru
nominal
Rp5.000,00 per
lembar.

Catatan memo yang dibuat


adalah:
a. Lembar saham sebelum Stock Splits-up = 1.200
Lembar saham setelah Stock Splits-up = 2.400
b. Harga pokok per lembar sebelum Stock Splits-up:
Rp12.600.000 : 1.200 lembar = Rp10.500
Harga pokok per lembar setelah Stock Splits-up:
Rp12.600.000 : 2.400 lembar = Rp 5.250

DIVIDEN DALAM BENTUK HAK BELI SAHAM


Hak beli saham (HBS) adalah hak yang diberikan
kepada pemegang saham untuk membeli saham
dengan harga
MATERI KE-6

tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuannya


adalah untuk mempertahankan proporsi kepemilikan
saham kepada pemegang saham lama dengan cara
memberi kesempatan kepada para pemegang saham
untuk menggunakan haknya membeli saham baru
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Pemegang saham dapat menggunakan HBS
tersebut untuk menambah lembar sahamnya atau
menjualnya kepada pihak lain. Jika pemegang
saham menggunakan haknya untuk membeli saham
baru maka proporsi sahamnya tidak akan berubah,
sebaliknya jika tidak maka proporsi sahamnya
berubah.
Pada saat terjadi perusahaan menerima hak beli
saham, maka dicatat sebagai investasi hak beli
saham. Karena HBS timbul karena investasi saham,
maka harga pokok saham lama dialokasikan sebagian
sebagai harga pokok HBS, dengan rumus sbb:
HARGA PASAR HBS
ALOKASI HARGA POKOK
SAHAM KE INVESTASI HBS = HARGA HARGA PASAR X
HARGA POKOK
SAHAM BIASA
PASAR + SAHAM TANPA
HBS HBS

Sedangkan Harga Pokok Saham setelah alokasi ke


Investasi Hak Beli Saham dihitung sbb:
HARGA PASAR SAHAM
HARGA POKOK SAHAM BIASA TANPA HARGA POKOK
HBS
= X
HARGA HARGA PASAR
PASAR + SAHAM TANPA

Akuntansi untuk pencatatan dividen dalam bentuk HBS


adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan HBS dari Investee, dicatat dengan
mendebit:
Investasi HBS dan mengkredit: Investasi
Saham.
MATERI KE-6

b. Pembelian saham dengan menggunakan HBS,


dicatat dengan mendebit: Investasi Saham dan
mengkredit: Investasi HBS dan Kas/Utang.
c. Penjualan investasi HBS kepada pihak lain
(tidak dimanfaatkan), dicatat dengan mendebit:
Kas dan Rugi Penjualan HBS (Jika Rugi) dan
mengkredit: Investasi HBS dan Laba Penjualan
HBS (Jika Laba).
d. Pembatalan investasi HBS (tidak dimanfaatkan
dan tidak dijual), dicatat dengan dengan
mendebit: Rugi Pembatalan HBS dan
mengkredit: Investasi HBS.

Contoh 6 (Melanjutkan contoh


sebelumnya):
Pada tanggal 1 Agustus 2004 diumumkan akan dibagi
dividen
dalam bentuk HBS, Setiap 1 lembar saham biasa
PT Almaida akan memperoleh sebanyak 1 lembar HBS.
Harga pasar HBS
per lembar adalah Rp2.000 dan harga saham tanpa
hak beli saham Rp14.000,00. Setiap 2 lembar HBS
dapat digunakan untuk membeli saham baru dengan
mengeluarkan kas sebesar nilai nominal yaitu
Rp5.000 per lembar pada tanggal
1 September
2004.

a. Pencatatan pada tanggal pengumuman dividen


HBS (1 Agustus 2004):

Alokasi Investasi Saham ke HBS:


ALOKASI H ARGA
RP 2.000
POKOK SAHAM KE = X RP 12.600.000
INVESTASI HBS RP 2.000 + RP 14.000
= RP 1.575.000
Jurnal yang dibuat adalah:

Investasi HBS Rp 1.575.000


Investasi Saham Rp 1.575.000
MATERI KE-6

b. Pencatatan yang dibuat apabila 1.200 lembar


HBS
digunakan untuk membeli saham pada nilai nominal:

Perhitungan Harga Pokok Saham 600 lembar (1.200 : 2):


Harga beli : 600 lb x Rp5.000 = Rp 3.000.000
Investasi HBS : 1.200/2.400 x Rp1.575.000 = 787.500
------------------
Laba Penjualan HBS = Rp 3.787.500
===========

Jurnal yang dibuat adalah:

Investasi Saham Rp 3.787.500


Investasi HBS Rp 787.500
Kas 3.000.000

c. Pencatatan yang dibuat apabila 600 lembar HBS


dijual kepada pihak lain dengan harga
Rp2.500,00 per lembar:

Perhitungan Laba/Rugi Penjualan HBS:


Harga jual : 600 lb x Rp2.500 = Rp 1.500.000
Harga Pokok : 600/1.200 x Rp787.500 = 393.750
------------------
Laba Penjualan HBS = Rp 1.106.250
===========
Jurnal yang dibuat adalah:

Kas Rp 1.500.000
Investasi HBS Rp 393.750
Laba Penjualan HBS 1.106.250

d. Pencatatan yang dibuat apabila 600 lembar HBS


dibatalkan:

Piutang Dividen Rp 393.750


Investasi Saham Rp 393.750
MATERI KE-6

PENJUALAN INVESTASI SAHAM


Masalah yang timbul jika saham dijual kepada
pihak lain adalah menentukan besarnya laba atau
rugi penjualan
saham. Laba/Rugi penjualan saham adalah selisih
antara Harga Perolehan dengan hasil penjualan
bersih apabila menggunakan metode harga perolehan
atau nilai buku investasi saham dengan hasil
penjualan bersih apabila menggunakan metode
ekuiti. Masalah lain yang timbul adalah
menentukan harga perolehan/ nilai buku saham
yang dijual jika tidak seluruh saham dijual. Ada
dua metode alternatif yang dapat dipakai, yaitu:
1. metode identifikasi
khusus
2. metode MPKP dan Rata-
rata

Contoh 7 (Melanjutkan contoh


sebelumnya):
Pada tanggal 1 September 2004 seluruh saham
dijual
dengan harga jual bersih Rp7.500,00 per
lembar.

Contoh 8 (Melanjutkan contoh sebelumnya tetapi


hanya sebagian saham yang dijual):
Pada tanggal 1 September 2004 setengah saham
yag dimiliki dijual dengan harga jual bersih
Rp7.500,00 per lembar. Untuk menentukan harga
perolehan saham yang dijual digunakan metode rata-
rata.
MATERI KE-6

Anda mungkin juga menyukai