Anda di halaman 1dari 6

OUTLINE

“ PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERENCANAAN PAJAK”


(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Property dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2016 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, hingga 2016 ini tercatat banyak perusahaan yang melakukan penggelapan pajak.
Perusahaan-perusahaan besar seperti PT.Bumi Resources Tbk, hingga PT.Google. Kasus penggelapan
pajak telah banyak merugikan negara, sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan
pemerintah dari sektor pajak. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
pendapatan pajak negara, tapi berbagai kendala terus bermunculan, salah satunya adalah
penghindaran pajak dan penggelapan pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang bertentangan
dengan undang-undang perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Perusahaan memiliki kecenderungan untuk berusaha menekan biaya pajak yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan, perusahaan bisa saja melakukan manajemen pajak sebagai upaya
untuk menurunkan beban pajak perusahaan. Perencanaan pajak masih dapat dibenarkan oleh
undang-undang perpajakan, salah satunya dengan menggunakan metode efektifitas perencanaan
pajak yang diukur dengan Tax Retention Rate (Tingkat Retensi Pajak) dan Cash Effective Tax (Cur
ETR)
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan dalam menerapkan
manajemen pajak, mulai dari manajemen laba. Perusahaan akan melakukan manajemen laba untuk
menurunkan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Menurut Scoot dalam Sumomba
dan Hutomo (2012) menyatakan motivasi pajak (taxation motivation) mendorong manajemen
mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan dengan cara menurunkan laba untuk
mengurangi beban pajak yang harus dibayar.
Selain factor diatas,Ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi tingkat dari
perencanaan.Dimana hal ini dilihat dari semakin besar ukuran dari sebuah
perusahaan,kecendrungan perusahaan membutuhkan dana akan juga labih besar dibandingkan
perusahaan yang lebih kecil,hal ini membuat perusahaan yang besar cenderung menginginkan
pendapatan yang besar.Menurut Sudarmardji dan Sularto dalam Ardyansyah (2014) semakin besar
aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam dan semakin besar perputaran uang.
Sedangkan menurut Ardianysah (2014) menyatakan Semakin besar perusahaan cenderung
mempunyai manajemen dan sumber dana yang baik dalam menjalankan perusahaan. Perusahaan
menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk melakukan tax planning yang baik, namun
perusahaan tidak selalu dapat menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk melakukan tax
planning dikarenakan ada kemungkinan menjadi sasaran dari keputusan dan kebijakan
pemerintah.Hasil ini menunjukkan bahwa size dan komisaris independen berpengaruh signifikan
terhadap effective tax rate.
Sehingga berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“ PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERENCANAAN
PAJAK”.(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Property dan Real Estate di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2016 )

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap perencanaan pajak ?
2. Apakah Ukuran Perusahaan Berpengaruh terhadap Perencanaan Pajak ?
3. Apakah Manajemen Laba dan Ukuran Perusahaan secara simultan bersama-sama berpengaruh
terhadap Perencanaan Pajak?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Adapun Penelitian terdahulu diantaranya yaitu :
Syanthi Trisna Nila, Sudarma Made, dan Erwin Saraswati. Dampak Manajemen Laba Terhadap
Perencanaan Pajak dan Persistensi Laba. Jurnal.Ekuitas;Jurnal Ekonomi
Setyawan Budi dan Harnovinsah. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Profitabilitas, dan Perencanaan
Pajak Terhadap Manajemen Laba. Jurnal. 2015.
Herawati Hetti,Diah Ekawati .Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahaan”.Jurnal Riset
akuntansi Dan Keuangan ,4 (1),2016,873-884.
Chen.et all.2007.The Impact of Earnings Management and Tax Planning on the Information Content of
Earnings.Eller College of Management,University of Arizon,Tucson,Arizon 85721
Armstrong et all.2011.The Incentives for Tax Planning.Stanford University.Graduate School of Business.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan mulai berlaku ketika hubungan kontraktual antara pemilik modal (principal) dan
agent.Principal yang tidak mampu mengelola perusahaannya sendiri menyerahkan tanggungjawab
operasionalnya kepada agent sesuai dengan kontrak kerja.Timbulnya asimetri antara manajemen
dengan pemilik memberikan kesempatam kepada manajer untuk berlaku opportunis untuk memperoleh
keuntungan pribadi.MIsalnya dengan tidak menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan
kenyataanyang sebensarnya untuk mendapatkan bonus pribadi.Manajer dapat melakukan manajemen
laba untuk menyesatkan pemilik mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Konflik kepentingan antara
prinsipal dan agen terjadi karena agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal
sehingga ini memicu biaya keagenan.

2.2.1 Teori Akuntansi Positif


Teori akuntansi positif bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi
jika manajer menentukan pilihan kebijakan akuntansi tertentu. Dasar atas penjelasan dan prediksi itu
adalah pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manaer dengan kelompok lain, seperti
investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah (Watt & Zimmerman,
1990). Selain itu, teori akuntansi positif juga dapat dikaitkan dengan fenomena perilaku positif juga
dapat dikaitkan dengan fenomena perilaku oportunistik manajer, dimana Watt dan Zimmerman (1986)
menjelaskan tiga hipotesa yang melatarbelakangi perilaku oportunitis manajer, yaitu : (1) Bonus Plan
Hypothesis, (2) Debt Convenant Hyopothesis dan (3) Political Cost Hypothesis.
2.2.2 Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Perencanaan pajak atau tax planning merupakan bagian dari manajemen pajak dan merupakan langkah
awal dalam manajemen pajak.Sedangkan Suandy dalam Aditama dan Purwaningsih (2014)
mendefinisikan perencanaan pajak (tax planning) sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau
sekelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajak, baik PPh maupun beban pajak yang
lainnya berada pada posisi yang seminimal mungkin. Seminimal mungkin dalam hal ini dilakukan
sepanjang hal ini masih berada di dalam peraturan perpajakan yang berlaku, sehingga kegiatan
perencanaan pajak (tax planning) ini dilegalkan oleh pemerintah.
2.2.3 Manajemen Laba
Menurut Sri Sulistyanto dalam Azhari (2015) secara umum manajemen laba didefiniskan sebagai
upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam
laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan. Menurut Healy dan Wahlan dalam Azhari (2015) manajemen laba terjadi ketika
para manajer menggunakan keputusan tertentu dalam laporan keuangan dan mengubah transaksi
untuk mengubah laporan keuangan sehingga menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja
ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-
angka akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

2.2.4 Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan merupakan suatu pengukuran yang dikelompokkan berdasarkan besar kecilnya
perusahaan, dan dapat menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang
diperoleh perusahaan. Semakin besar ukuran dari sebuah perusahaan, kecenderungan perusahaan
membutuhkan dana akan juga lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil, hal ini membuat
perusahaan yang besar cenderung menginginkan pendapatan yang besar. Menurut Sudarmadji dan
Sularto dalam Ardyansyah (2014) semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam dan
semakin besar perputaran uang. Perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk melakukan
tax planning yang baik, namun perusahaan tidak selalu dapat menggunakan sumber daya yang
dimilikinya untuk melakukan tax planning dikarenakan ada kemungkinan menjadi sasaran dari
keputusan dan kebijakan pemerintah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Manajemen Laba dan Ukuran
Perusahan terhadap Perencanaan Pajak sebagai variable dependennya.(Studi Kasus Pada
Perusahaan Yang Bergerak Di Bidang Property dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015 - 2016).Berdasarkan sifat permasalahannya,penelitian ini tergolong penelitian asosiatif.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2016.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian in
adalah sampel yang memenuhi kriteria tertentu yang dihendaki peneliti dan kemudian dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
Kriteria-kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Perusahaan Property dan Real Estate yang mempublikasikan laporan keuangan dan annual
report selama periode pengamatan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
2. Perusahaan - perusahaan yang terdaftar tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Perencanaan Pajak
Variabel independennya pada penelitian ini adalah Manajemen Laba dan Ukuran Perusahaan

Gambar 3.1
Kerangka Konseptual

Manajemen Laba
(X1)

Perencanaan Pajak
(Y)
Ukuran
Perusahaan
(X2)
III.4 Pengukuran Variable

1. Perencanaan pajak

TRRit = Net Incomeit dan CETrIT = Cash Tax Paidit

Pretax Income (EBIT) it Pre-tax Income (EBIT) it

Keterangan :
TRRit : Tax Retention Rate (tingkat retensi pajak)
Net Incomeit : Laba bersih perusahan i pada tahun t

Pretax Income(EBT) it : Laba sebelum pajak perusahaan I pada tahun t

2. Manajemen Laba
Revenue Model, Stubben (2010:701):
ΔARit = α+β1 ΔR1_3it+ β2 ΔR4it + εit
Di mana:
AR : Piutang pada kuartal ke empat
R1_3 : Pendapatan dalam tiga kuartal pertama
R4 : Pendapatan dikuartal keempat.
ε : error
Conditional Revenue Model, Stubben (2010:701):

ΔARit = α + β1 ΔRit + β2 ΔRit x SIZE + β3ΔRit x AGEit + β4 ΔRit x AGE_SQit +β5 ΔRit x GRR_Pit +
β6 ΔRit x GRR_Nit + β7 ΔRit x GRMit + β8 ΔRit x GRM_SQit + εit

3. Ukuran perusahaan

Besarnya ukuran perusahaan (size) dalam penelitian ini dilihat berdasarkan pencatatan
saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia yaitu pada papan utama (main board) dan papan
pengembangan (development board).
Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan variabel dummy berdasarkan kategori :
Angka 1 = perusahaan yang sahamnya terdaftar di papan utama
Angka 0 = perusahaan yang sahamnya terdaftar di papan pengembang.

Anda mungkin juga menyukai