Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DENGAN


LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Fuad Jaka Pamungkas*, Fachrurrozie


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Gedung L2,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, 50229, Indonesia
*e-mail: fuadjaka10@gmail.com/+6285694510372

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dewan komisaris, komite
audit, ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak dengan leverage sebagai
variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah property dan real estate yang
terdaftar di BEI tahun 2015-2018 sebanyak 48 perusahaan. Pemilihan sampel
menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan 60 unit analisis.
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis jalur dengan
software IBM SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan dewan komisaris, komite
audit, leverage berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak.
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dewan
komisaris dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap leverage. Komite
audit berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage. Leverage berhasil
mengintervening komite audit, namun gagal mengintervening dewan komisaris dan
ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. Simpulan dari penelitian ini
adalah perusahaan dengan dewan komisaris dan komite audit memiliki
kecenderungan untuk meningkatkan efisiensi beban pajaknya. Komite audit
mengguakan leverage untuk meningkatkan efisiensi beban pajak. Penelitian ini
mampu memperkuat dan mengembangkan dari penelitian yang sudah ada terkait
penghindaran pajak.
Kata kunci : Dewan Komisaris; Komite Audit; Ukuran Perusahaan; Leverage;
Penghindaran Pajak

Abstract
The purpose of this study is to analyze the effect of the board of commissioners,
audit committee, company size on tax avoidance with leverage as an intervening
variable. The population of this study were 48 property and real estate companies
listed on the BEI in 2015-2018. The sample selection is done using the purposive
sampling method and produces 60 units of analysis. The data analysis method uses
descriptive statistics and path analysis with IBM SPSS 21 software. The results
showed that the board of commissioners, audit committee, leverage positive and
significant effect on tax avoidance. Company size no effect on tax avoidance. The
board of commissioners and company size no effect on leverage. The audit committee
negative and significant effect on leverage. Leverage succeeded in intervening the
influence of the audit committee, but failed to intervene the effect of the board of
commissioners and company size on tax avoidance. The conclusion of this study is
that companies with boards of commissioners and audit committees have a
tendency to increase the efficiency of their tax burden. The audit committee uses
leverage to increase the efficiency of the tax burden. This research is able to
strengthen and develop from existing research related to tax avoidance.
Keywords : Board of Commissioners; Audit Committee; Company Size;
Leverage; Tax Avoidance
PENDAHULUAN

Penghasilan yang didapat dari suatu negara salah satunya berasal dari

rakyatnya melalui pemungutan pajak. Pemungutan pajak mengurangi penghasilan

atau kekayaan individu tetapi sebaliknya merupakan salah satu sumber

penghasilan negara yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat, melaui

pengeluaran-pengeluaran rutin, dan pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang

akhirnya kembali lagi kepada seluruh masyarakat dan bermanfaat bagi rakyat

(Suandy, 2011). Pajak merupakan sumber penerimaan negara paling besar. Maka

dari itu perlu adanya optimalisasi agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan

pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Penghindaran pajak adalah cara untuk menghindari pembayaran pajak

secara legal yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan cara mengurangi jumlah

pajak terutangnya tanpa melanggar peraturan perpajakan atau dengan istilah

lainnya mencari kelemahan peraturan (Hutagaol, 2007). Dalam beberapa tahun

terakhir pemerintah dalam hal ini pihak otoritas pajak telah berupaya secara

sungguh-sungguh untuk menegaskkan batasan yang pasti antara tax avoidance

dengan tax evasion. Tidak hanya itu, pemerintah juga berupaya mencegah wajib

pajak terjebak pada penafsiran yang salah akibat dari munculnya peraturan

perpajakan tersebut. Tujuan penghindaran pajak agar perusahaan mendapat laba

yang optimal yang diharapkan dapat berdampak pada daya saing perusahaan

sekaligus juga perusahaan tetap memenuhi tanggung jawabnya sebagai wajib

pajak kepada pemerintah. Penghindaran pajak sendiri hanya memanfaatkan hal-

hal yang belum diatur dalam undang-undang perpajakan (Mangoting, 1999).

Kasus penghindaran pajak yang terjadi salah satunya di perusahaan

property dan real estate adalah kasus dimana bocornya “The Panama Papers” yang

artinya “Dokumen Panama”, dimana dokumen tersebut merupakan dokumen yang

bersifat rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa asal Panama. Dokumen tersebut
memuat daftar klien besar di dunia yang diduga menginginkan uang mereka

tersembunyi dari adanya pajak di negaranya. Ada 2.961 nama individu atau

perusahaan dari Indonesia yang terdeteksi skandal “The Panama Papers”. Salah

satunya PT. Ciputra Development. Tbk yang merupakan perusahaan poperti dan

real estate ternama di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia ternyata

juga melakukan penghindaran pajak dengan menyembinyikan kekayaan yang

mencapai USD 1.6 miliar atau setara dengan Rp 21.6 triliun (kurs Rp 13.538)

dengan tujuan menghindari pajak negara (www.kompas.com, 2016).

Berbagai faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak telah ditemukan

oleh peneliti sebelumya dan masih menghasilkan inkonsistensi hasil sehingga

ditemukan adanya research gap. Penelitian dari Rosalia & Sapri (2017) dan

Maharani & Suardana (2014) menunjukkan bahwa dewan komisaris memiliki

hubungan negatif secara signifikan terhadapa penghindaran pajak. Namun

berbeda dengan penelitian dari Hidayati & Fidiana, (2017) dan Minnick & Noga

(2010) menunjukkan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Penelitian Asri & Suardana (2016) menyatakan bahwa komite

audit memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Namun

berbeda dengan penelitian dari Cahyono et al. (2016), kemudian Hidayati &

Fidiana (2017) menunnjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara komite

audit terhadap penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Noor et al.

(2010), Asri & Suardana (2016) dan (Dewinta & Setiawan, 2016) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap pemghindaran

pajak. Berbeda dengan penelitian (Barli, 2018) yang menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian Lanis &

Richardson (2014) memberikan bukti bahwa leverage berpengaruh signifikan

secara positif terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut juga terbukti dari adanya

uji dari penelitian Saputra & Asyik (2017) yang membuktikan bahwa hasil dari
pengujian leverage memiliki arah positif yang signifikan. Dengan demikian

semakin tinggi tingkat leverage maka akan semakin tinggi pula usaha dalam

melakukan penghindaran pajak.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisi, mendeskripsikan, dan untuk

memperoleh bukti empiris hubungan dewan komisaris, komite audit, serta ukuran

perusahaan dengan penghindaran pajak dan leverage dalam mengintervening

hubungan tersebut. Orisinalitas Penelitian disini adalah penggunaan variabel

leverage sebagai variabel intervening. Penelitian ini memiliki pembaharuan pada

objek penelitian, yaitu studi pada perusahaan sektor properti dan real estate, yang

merupakan saran peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh (Hidayati & Fidiana,

2017). Penelitian ini juga menggunakan pengukuran berupa kapitalisasi pasar

sebagai orisinalitas. Karena kebanyakan di dalam pengukuran ukuran perusahaan

lebih menggunakan total asset. Penelitian ini menghadirkan model penelitian

dengan analisi jalur dimana teknik ini digunakan untuk menguji pengaruh dari

variabel intervening. Penelitian ini juga menggunakan uji sobel yang digunakan

untuk menguji apakah variabel intervening dapat mempengaruhi variabel X

terhadap Y.

Teori agensi menjelaskan bahwa adanya masalah yang akan terjadi antara

stakeholder sebagai principal dan manajemen perusahaan sebagai agent.

Hubungannya dengan penghindaran pajak, dimana masalah agensi dapat terjadi

antara perusahaan dan pemerintah. Masalah agensi berupa asimetri informasi

akan terjadi ketika pemerintah sebagai pemungut pajak menginginkan pemasukan

negara dari pemungutan pajak yang tinggi untuk meningkatakan kas negara,

sementara itu manajer (pihak perusahaan) lebih fokus pada pemenuhan

kepentingan pribadi dengan melakukan kecurangan untuk mendapatkan

keuntungan yang optimal dengan mengefisiensikan beban yang dikeluarkan oleh

perusahaan termasuk juga beban pajak. Hal itulah yang menjadikan penyebab
timbulnya konflik kepentingan atau masalah agensi antara perusahaan sebagai

wajib pajak dan pemerintah sebagai pemungut pajak. Teori signaling menyatakan

bahwa perusahaan yang hutangnya semakin meningkat dapat dipandang sebagai

perusahaan dengan prospek perusahaan di masa akan datang yang baik. hutang

akan memberikan sinyal positif kepada pihak luar teantang kemapuan perusahaan

untuk membayar kewajiban di masa akan datang. Teori trade-off menyatakan

perusahaan dapat memanfaatkan pendanaan hutang untuk kegiatan perencanaan

pajak yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan. Teori ini telah

mempertimbangkan barbagai faktor diantaranya corporate tax, biaya

kebangkrutan, dan personal tax.

Dewan komisaris merupakan pengawas, memberikan petunjuk, serta

arahan pada manajemen perusahaan. Dewan komisaris juga bagian yang sangat

penting pada tata kelola perusahaan. Sistem yang didopsi di Indonesia

menggunakan two tier system dimana fungsi dewan komisaris dan direksi terpisah

sehingga permasalahan CEO duality yang dapat mengakibatkan adanya benturan

kepentingan tidak akan terjadi. Berbagai pengukuran di dalam menentukan dewan

komisaris sangatlah banyak seperti dewan komisaris independen, latar belakang

pendidikan, jumlah dewan komisaris, aktivitas dewan komisaris, dan lain-lain.

Pada penelitian ini memfokuskan pengukuran meggunakan aktivitas dewan

komisaris. Hal tersebut dinilai dapat memungkinkan dewan komisaris untuk

mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang ada. Dengan aktivitas dewan

komisaris juga dapat meningkatkan kapasitas dalam menyarankan serta

memantau manajemen.

Aktivitas dewan komisaris dalam penelitian ini diproksikan dengan rapat

dewan komisaris. Rapat dewan komisaris menghasilkan kebijakan-kebijakan yang

diambil perusahaan termasuk dalam melakukan efisiensi pajak. Penelitian Xie et

al. (2003) menemukan semakin sering rapat dewan komisaris maka semakin
banyak mendapatkan informasi yang didapat terkait kinerja manajemen

perusahaan. Rapat dewan komisaris merupakan media komunikasi dan koordinasi

antara anggota dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya. Teori agensi

menyatakan semakin tinggi tingkat intensitas rapat anggota dewan komisaris,

maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO. Disamping itu, semakin

efektifnya kegiatan monitoring yang akan menaikkan nilai perusahaan dan

semakin rendah risiko perusahaan. Rosalia & Sapri (2017) dan Maharani &

Suardana (2014) menunjukan adanya hubungan negatif signifikan antara dewan

komisaris terhadap penghindaran pajak.

H1 : Aktivitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap penghindaran

pajak

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

perusahaan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris.

Komite audit didalam perusahaan dapat berperan untuk mendukung dewan

komisaris dalam memonitor manajemen menyusun laporan keuangan perusahaan

dapat juga memengaruhi praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan

(Guna & Herawaty, 2010). Teori agensi menunjukkan semakin tinggi keberadaan

komite audit dalam perusahaan, maka pengawasan terhadap kegiatan perusahaan

akan lebih baik dan konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen

untuk melakukan penghindaran pajak dapat diminimalisasi. Asri & Suardana

(2016) menyatakan bahwa komite audit memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap penghindaran pajak.

H2 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak

Ukuran perusahaan adalah cerminan besar kecilnya suatu perusahaan.

Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan besar atau kecil dengan

melihat salah satunya dari kapitalisasi pasar perusahaan. Nilai kapitalisasi pasar

dapat mencerminkan kekayaan atau laba yang diperoleh perusahaan saat ini.
Perusahaan dengan laba yang besar dan stabil akan cenderung untuk melakukan

praktik penghindaran pajak, karena laba yang besar menyebabkan beban pajak

yang diperoleh juga akan besar. Sedangkan untuk perusahaan bersekala kecil

belum dapat mengoptimalkan beban pajak yang ada, karena masih sedikitnya para

ahli dalam bidang perpajakan. Teori agensi menyatakan sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk memaksimalkan kompensasi

kinerja agen, yaitu dengan cara menekan beban pajak perusahaan untuk

memaksimalkan kinerja perusahaan (Dewinta & Setiawan, 2016). Asri & Suardana

(2016) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif

terhadap pemghindaran pajak.

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

Tingkat hutang memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan

keuntungan yang didapat dari pemegang saham dibanding dari keuntungan

operasi ekuitas. Tingkat hutang yang maksimal akan tercapai pada saat

penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal. Semakin tinggi nilai rasio

leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari hutang pihak ketiga.

Tingginya pendanaan dari hutang tersebut menimbulkan adanya biaya bunga yang

tinggi. Teori agensi mempunyai implikasi bagi suatu perusahaan, yaitu biaya

bunga pada hutang akan menekan biaya pajak perusahaan, sehingga dalam hal

ini manajemen lebih memilih menggunakan hutang dalam oprasional perusahaan.

Tingkat hutang mencerminkan kompleksitas transaksi keuangan perusahaan,

sehingga dengan tingkat hutang yang tinggi perusahaan memiliki kemampuan

yang lebih untuk menghindari pajak melalui transaksi-transaksi keuangan

(Dunbar et al., 2011). Perusahaan dengan laba yang tinggi akan berusaha

mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga rasio

hutang tersebut akan mengurangi pajak (Ariani & Wiagustin, 2017). Lanis &
Richardson (2014) dan Saputra & Asyik (2017) memberikan bukti bahwa leverage

berpengaruh signifikan secara positif terhadap penghindaran pajak.

H4 : Leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

Rapat dewan komisaris bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap

kebijakan yang berkaitan dengan tingkat hutang. Perusahaan akan lebih memilih

hutang ketika mereka harus mengeluarkan dana eksternal karena cost of debti

terbilang lebih murah dari pada cost of equity. Oleh karena itu, Komisaris wajib

berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan melaksanakan seluruh tugas

komisaris secara bertanggungjawab berdasarkan kepada kepentingan perseroan

dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Semakin sering rapat dewan

komisaris diharapkan dapat menekan penggunaan tingkat hutang yang berlebihan

sehingga dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Teori keagenan menyatakan

bahwa antara manajer, pemegang saham dan kreditur mungkin terjadi konflik

kepentingan ketika perusahaan menggunakan hutang sebagai salah satu sumber

pendanaannya. Konflik tersebut tercermin dari kebijakan dividen, kebijakan

investasi serta penambahan hutang baru (Juanda, 2007). Ketiga kebijakan

tersebut dapat digunakan pemegang saham untuk mengatur manajemen dan

mentransfer kekayaan dari tangan kreditur. Sunardi (2019) menyatakn bahwa

dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap leverage.

H5 : Aktivitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap leverage

Komite audit merupakan sekelompok orang yang dipilih dari anggota dewan

komisaris yang memiliki tanggung jawab dalam pengawasan proses pelaporan

keuangan dan pengungkapan (disclosure) (Dewi & Sari, 2015). Komite audit juga

berfungsi memberikan pandangan mengenai masalah yang berhubungan dengan

kebijakan keuangan, akuntansi, dan pengendalian internal perusahaan (Diantari

& Ulupui, 2016). Sehingga peran komite audit dapat memberikan pandangan

terkait perusahaan apakah perusahaan akan didanai menggunakan leverage atau


tidak. Leverage sendiri dapat digunakkan dalam struktur modal usaha sehingga

dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh, namun apabila penggunaan

leverage yang tidak terkontrol akan mengakibatkan perusahaan itu diambang

kebangkrutan maka di perlukannya komite audit dalam menanganinya. Teori

keagenan menyatakan bahwa semakin meningkatnya jumlah anggota membuat

komite audit memiliki lebih banyak sumber daya, khususnya untuk menghadapi

masalah yang sedang dialami perusahaan berkaitan dengan penggunaan leverage

didalam struktur modal. Carolina et al. (2014) serta Tjandra (2015) menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negatif antara komite audit terhadap leverage.

H6 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap leverage

Ukuran perusahaan yang lebih besar mendapat sorotan publik yang lebih

dibandingkan perusahaan kecil. Sorotan publik yang lebih dapat dimanfaatkan

perusahaan untuk mendapatkan dana dari eksternal. Dana tersebut berupa

pinjaman yang di berikan oleh kreditur atau investor yang akan menginvestasikan

modalnya di perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan lebih

mudah muntuk memperoleh leverage. Teori sinyaling menyatakan perusahaan

dengan menggunakan hutang merupakan sinyal positif kepada kreditur atau

investor yang diharapkan mampu mencerminkan prospek yang lebih bagus di

perusahaan, sehingga kreditur atau investor bersedia untuk memberikan

pinjaman. Perusahaan besar dapat memberikan jaminan dalam pelunasan hutang

yang lebih baik dari pada perusahaan kecil. Selain itu perusahaan besar juga

memiliki kemudahan dalam mengakses ke pasar modal, maka dari semakin besar

ukuran perusahaan akan semaikn tinggi pula levergae perusahaan. Erkaningrum

(2008) dan Joni & Lina (2010) yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap leverage.

H7 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage


Berdasarkan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014, Dewan Komisaris

bertugas melakukan pengawasan dan bertanggung jawab terhadap kebijakan

kepengurusan, jalannya kepengurusan, dan memberi nasihat kepada direksi.

Bentuk pengawasan peruahaan berupa aktivitas yang dijalankan oleh dewan

komisaris yaitu rapat dewan komisaris. Rapat dewan komisaris mampu

memberikan pertimbangan berkaitan dengan tingkat hutang sehingga akan di

capai seberapa efisienkah besaran beban pajak yang diperoleh perusahaan yang

akan meningkatkan laba dari perusahaan itu sendiri. Perusahaan menggunakan

leverage untuk meningkatkan return on invesment dari modal yang digunakan

dalam perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa rapat dewan komisaris dapat

mengawasi dan mengontrol tindakan para direktur eksekutif dan tindakan direksi,

sehubungan dengan perilaku oportunistik mereka. Namun, adanya konflik

keagenan antara agen dan prinsipal juga dapat memacu para agen untuk

melakukan penghindaran pajak. Penghindaran pajak dapat dilihat dari leverage,

ketika leverage tinggi maka beban bunga yang harus dibayarkan juga tinggi

sehingga laba akan menurun dan akan berimbas pada berkurangnya besaran

pajak yang harus dibayarkan kepada perusahaan. Hal tersebut dapat menjadi

pertimbangan penting bagi pemegang saham dalam melakukan pengawasan

terhadap tindakan manajemen dalam mengambil keputusan sehubungan dengan

kebijakan perusahaan.

H8 : Leverage mengintervening pengaruh aktivitas dewan komisaris terhadap

penghindaran pajak

Anggota komite audit dengan keahlian akuntansi atau keuangan lebih

mengerti celah dalam peraturan perpajakan dan cara yang dapat menghindari

risiko deteksi, sehingga dapat memberikan saran yang berguna untuk melakukan

penghindaran pajak (Puspita & Harto, 2014). Komite audit merupakan komite

tambahan yang bertujuan untuk melakukan pengawasan dalam proses


penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk menghindari kecurangan pihak

manajemen. Dengan berjalannya fungsi komite audit yang efektif, maka

pengawasan terhadap kegiatan perusahaan akan lebih baik. Teori agensi

menjelaskan bahwa manajemen sebagai agen harus melakukan tugas sesuai yang

di perintahkan oleh principal. Leverage dapat menjadi pertimbangan penting bagi

pemegang saham dalam melakukan pengawasan terhadap tindakan manajemen

dalam mengambil keputusan sehubungan dengan kebijakan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki leverage tinggi menunjukkan bahwa perusahaan pada

risiko besar akan bangkrut sebagai akibat dari pembayaran bunga yang tinggi

sehingga perlu adanya pengawasan dari komite audit.

H9 : Leverage mengintervening pengaruh komite audit terhadap penghindaran

pajak

Ukuran perusahaan manjadi indikator yang menunjukkan seberapa kuat

kemampuan keuangan atau power finansial suatu perusahaan. Semakin besar

ukuran perusahaan maka semakin besar usaha yang dilakuka perusahaan untuk

mendanai perusahaannya. Usaha yang dilakukan perusahaan yaitu dengan

menarik perhatian masyarakat (Nugraha & Meiranto, 2015). Hal tersebut dapat

memberikan sinyal positif kepada keditur atau investor untuk memberikan

pinjaman atau berinvestasi pada perusahaan. Perusahaan yang besar akan lebih

mudah untuk mendapat pinjaman dari pada perusahaan kecil, karena kreditur

memandang perusahaan besar dapat melunasi hutangnya dari pada perusahaan

kecil. Teori trade-off menjelaskan bahwa penggunaan hutang dapat digunakan

untuk mengoptimalkan besaran pajak perusahaan, sehingga dapat meningkatkan

nilai perusahaan. Perusahaan yang besar akan lebih menggunakan hutang dalam

kegiatan operasional perusahaan, sehingga perusahaan besar cenderung dapat

melakukan perencanaan pajak dengan cara meningkatkan leverage agar dapat

menekan beban pajak perusahaan. Beban pajak perusahaan tersebut akan


berimbas pada besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Maka dari itu

semakain besar perusahaan dalam meningkatkan leverage akan semakin besar

perusahaan dalam melakukan praktik penghindaran pajak.

H10 : Leverage mengintervening pengaruh ukuran perusahaan terhadap

penghindaran pajak

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka model kerangka pemikiran

teoritis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2015-2018 sebanyak 48 perusahaan. Teknik sampel penelitian

yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan kriteri-kriteria tertentu

dalam pengambilan sampel. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diperoleh

15 sampel penelitian. Periode penelitian yang dilakukan yaitu selama 4 tahun.

Unit analisis berjumlah 60 unit sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1.


Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel

No Kriteria Melanggar Jumlah


Kriteria

1 Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI (0) 48


tahun 2015-2018

2 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan tahunan dan (2) 46


laporan keuangan secara lengkap pada tahun 2015-2018

3 Perusahaan yang mengalami kerugian di tahun tahun (31) 15


2015-2018

Tahun pengamatan 3

Total unit analisis 60

Sumber: Data sekunder diolah, 2019.

Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian

disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

NO VARIABEL DEFINISI PENGUKURAN


1 Penghindaran Mengukur efektivitas perencanaan pajak ETR =
Pajak suatu perusahaan (Dittmer, 2011). Apabila
(ETR) perusahaan memiliki ETR dengan
persentase lebih tinggi dari tarif yang
ditetapkan maka perusahaan kurang
optimal dalam memaksimalkan intensif
pajaknya, dan sebaliknya ETR dengan
persentase rendah menunjukkan bahwa (Barli, 2018)
perusahaan memanfaatkan intensif
pajaknya dengan kata lain akan semakin
memperkecil persentase pembayaran pajak
dari laba komersial.
2 Dewan Merupakan anggota perusahaan yang Jumlah rata-rata
Komisaris memiliki wewenang dalam melakukan fungsi tingkat kehadiran
(DK) pengawasan dan memberikan nasihat setiap anggota
kepada direksi (Peraturan OJK No 33/POJK dalam rapat dewan
04/2014). Rapat dewan komisaris komsaris/Total
merupakan proses yang di tempuh oleh jumlah anggota
dewan komisaris dalam pengambilan dewan komisaris
keputusan. Semakin sering dewan komisaris (Putri, R. K., &
mengadakan rapat diharapkan pengawasan Muid, D., 2017)
yang dilakukan oleh dewan komisaris akan
semain baik.
3 Komite Audit Merupakan anggota yang dibentuk oleh Jumlah anggota
(KA) dewan komisaris untuk membantu komite audit dalam
melakukan pemeriksaan yang dianggap satu periode (Asri &
perlu untuk mengelola perusahaan (Guna & Suardana, 2016)
Herawaty, 2010). Komite audit terdiri
sekurang-kurangnya satu komisaris
indpenden dan sekurang-kurangnya dua
anggota lainnya yang berasal dari luar
emiten atau perusaan publik.
4 Ukuran Mengukur perusahaan kedalam perusahaan
Perusahaan besar, menengah, atau kecil (Suwito &
(UP) Herawaty, 2005). Besarnya kapitalisasi
pasar, penjualan, dan aktiva maka semakin
besar ukuran perusahaan. Semakin besar
Vs: Market value
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
perusahaan di kenal masyarakat.
Ps: Harga pasar
Kapitalisasi pasar merupakan suatu ukuran
perusahaan yang dapat menggambarkan saham
nilai kekayaan perusahaan pada periode
tertentu. Ss: Jumlah saham
yang diterbitkan

Ln: Logaritma
natural

(Gujarati & Porter,


2010)
5 Leverage Digunakan untuk mengukur nilai asset
(DER) perusahaan yang kepemilikannya dibiayai DER=
oleh hutang (Weston & Copland, 1997). DER
perusahaan meningkat berarti perusahaan
dibiayai oleh kreditor dan bukan sumber (Saputra & Asyik,
keuangannya sendiri. DER juga 2017)
menunjukkan hubungan antar pinjaman
jangka panjang yang diberikan oleh kreditor
dengan modal sendiri yang berasal dari
pemegang saham.
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019.

Data penelitian dikumpulkan dengan metode dokumentasi berupa laporan

tahunan (annual report) yang telah dipublikasikan oleh perusahaan sampel selama

periode penelitian dan diakses melalui website resmi Bursa Efek Indonesia dan

website resmi masing-masing perusahaan. Model penelitian dianalisis

menggunakan analisis regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan uji

analisis jalur (path analysis) dengan alat analisis software SPSS versi 21. Tingkat

signifikansi yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalma

penelitian ini adalah 5% (0.05). Rumus yang diajukan dalam model penelitian ini

adalah :

DER = α + β1DK + β2KA + β3UP + e1...................................................Persamaan 1

ETR = α + β1DK + β2KA + β3UP + βDER + e2.......................................Persamaan 2


HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik deskriptif mencerminkan sebaran data berupa nilai minimum, nilai

maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Hasil analisis statistik deskriptif

disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DK 60 4.00 51.00 12.1167 9.16347


KA 60 2.00 4.00 2.9667 .25820
UP 60 25.55 31.13 28.6390 1.61237
DER 60 .07 1.71 .7888 .48051
ETR 60 .00 .27 .0418 .06366
60
Valid N (listwise)

Sumber: Output IMB SPSS 21, 2019


Nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov pada uji normalitas menunjukkan

nilai 1.269 yang telah melebihi syarat signifikansi sebesar 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Nilai tolerance

variabel independen pada uji multikolinearitas menunjukkan nilai lebih dari 0.10

dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada masing- masing varaibel independen

kurang dari 10, sehingga model regresi yang diajukan dalam penelitian ini bebas

dari masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2013), telah menunjukkan bahwa nilai signifikansi

pada masing-masing variabel independen melebihi 5% atau 0.05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Gejala autokor elasi

dalam penelitian ini menggunakan uji durbin watson yang menunjukkan bahwa

nilai DW hitung 2.194 lebih besar dari nilai dU 1.7274 dan kurang dari 4-dU

2.2726 (1.7274<2.194<2.2726), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

masalah autokorelasi dalam penelitian ini.

Untuk menguji ketentuan pengaruh tidak langsung antar variabel

penelitian dapat dilakukan dengan uji sobel (sobel test). Hasil dari perhitungan

pada aplikasi Sobel Test Calculator for the Significance of Mediation pengaruh

antara aktifitas dewan komisaris terhadap penghindaran pajak melalui leverage


diperoleh t hitung sebesar -1,17854226 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,00404,

dengan nilai two-tailed dari probability 0,23858050 > 0,05. Hasil tersebut

menunjukan bahwa variabel leverage tidak signifikan dalam mengintervening atau

memediasi antara pengaruh variabel dewan komisaris terhadap variabel

penghindaran pajak.

Hasil dari perhitungan pada aplikasi Sobel Test Calculator for the

Significance of Mediation pengaruh antara komite audit terhadap penghindaran

pajak melalui leverage diperoleh t hitung sebesar -2,22314023 lebih besar dari t

tabel sebesar 2,00404, dengan nilai two-tailed dari probability 0,02620635 < 0,05.

Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel leverage signifikan dalam

mengintervening atau memediasi antara pengaruh variabel komite audit terhadap

variabel penghindaran pajak.

Hasil dari perhitungan pada aplikasi Sobel Test Calculator for the

Significance of Mediation pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap

penghindaran pajak melalui leverage diperoleh t hitung sebesar 1,52802673 lebih

kecil dari t tabel sebesar 2,00404, dengan nilai two-tailed dari probability

0,12650590 > 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel leverage tidak

signifikan dalam mengintervening atau memediasi antara pengaruh variabel

ukuran perusahaan terhadap variabel penghindaran pajak.

Penelitian ini menggunakan model analisi jalur yang digunakan untuk

menguji antara pengaruh variabel dewan komisaris, komite audit, dan ukuran

perusahaan terhadap penghindaran pajak melalui leverage. Dalam penelitian ini

analisis jalur dibagi menjadi dua model regresi.

DER = 1.132–0.047DK–1.402KA+0.426UP+0.894………………………….Persamaan 1

ETR = -0.462+0.045DK+0.505KA-0.1007UP+0.199DER+0.883……..…Persamaan 2

Dari hasil regresi tersebut dapat dilihat ringkasan hasil uji analisis pada

Tabel 4. sebagai berikut:


Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Analisis Jalur

Koefisien Pengaruh
Variabel Total
Jalur Langsung Tidak Langsung

DK terhadap ETR (P2) 0.045 0.045 -0.047 x 0.199 = -0.009 0.036

KA terhadap ETR (P2) 0.505 0.505 -1.402 x 0.199 = -0.279 0.226

UP terhadap ETR (P3) -0.107 -0.107 0.428 x 0.199 = 0.085 -0.022

DER terhadap ETR (P4) 0.199 0.199 - 0.199

DK terhadap DER (P5) -0.047 -0.047 - -0.047

KA terhadap DER (P6) -1.402 -1.402 - -1.402

UP terhadap DER (P7) 0.428 0.428 - 0.428

e1 0.26615 0.26615 - 0.26615

e2 0.12542 0.12542 - 0.12542

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019.

Nilai adjusted R2 pada regresi model 1 menunjukkan nilai sebesar 0.157

atau sebesar 15.7%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan variabel

leverage sebagai variabel intervening yang dapat diterangkan oleh variasi variabel

dewan komisaris, komite audit, dan ukuran perusahaan sebesar 15.7% dan

besarnya variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi variabel leverage

sebesar 84.3%. Sedangkan Nilai adjusted R2 pada regresi model 2 menunjukkan

nilai sebesar 0.163 atau sebesar 16.3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

variasi variabel penghindaran pajak yang dapat diterangkan oleh variasi variabel

dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage sebesar 16.3%

dan besarnya variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi variabel

penghindaran pajak sebesar 83.7%. Tabel 5 memuat hasil uji hipotesis yang telah

dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 5. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Β Sig. Kesimpulan


H1 Aktivitas dewan komisaris berpengaruh negatif
0.045 0.013 Ditolak
terhadap penghindaran pajak

H2 Komite audit berpengaruh negatif terhadap


0.505 0.022 Ditolak
penghindaran pajak

H3 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap


-0.107 0.368 Ditolak
penghindaran pajak

H4 Leverage berpengaruh positif terhadap


0.199 0.003 Diterima
penghindaran pajak

H5 Aktivitas dewa komisaris berpengaruh negatif


-0.047 0.208 Ditolak
terhadap leverage

H6 Komite audit berpengaruh negatif terhadap leverage -1.402 0.003 Diterima

H7 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap


0.426 0.086 Ditolak
leverage

H8 Leverage mengintervening pengaruh aktivitas dewan


0.036 0.238 Ditolak
komisaris terhadap penghindaran pajak

H9 Leverage mengintervening pengaruh komite audit


0,226 0,026 Diterima
terhadap penghindaran pajak

H10 Leverage mengintervening pengaruh ukuran


-0.022 0.126 Ditolak
perusahaan terhadap penghindaran pajak

Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019.

Pengaruh aktivitas dewan komisaris terhadap penghindaran pajak

Hasil pengujian menunjukkan bahwa H1 ditolak. Hasil tidak selaras dengan

teori agensi yang menyatakan bahwa dewan komisaris dianggap sebagai

mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggungjawab untuk

memonitor tindakan manajemen puncak. Hal ini menggambarkan perusahaan

dengan aktifitas dewan komisaris yang lebih intens dalam melaksanakan rapat

dapat meningkatkan pengawasan terhadap praktik penghindaran pajak. Namun,

penelitian ini mengungkapkan bahwa ketika aktifitas dewan komisaris lebih intens

dalam mengadakan rapat per tahunnya, hal yang terjadi sebaliknya dimana

praktik penghindaran pajak semakin meningkat. Penelitian ini menduga ketika

jumalah rapat semakin intens dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan

efisiensi beban pajak semakin meningkat. Pengeluaran pajak perusahaan yang

besar dapat menurunkan laba yang akan dicapai perusahaan, maka untuk
mengatasi hal tersebut perusahan melakukan efisiensi beban pajak dengan

melakukan penghindaran pajak agar perusahaan mencapai laba yang maksimal

dan dinilai memiliki kinerja yang baik. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Wibawa et al. (2014) yang menunjukkan bahwa

dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

Pengaruh komite audit terhadap penghindaran pajak

Hasil pengujian menunjukkan bahwa H2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan teori agensi dimana, semakin tinggi keberadaan komite audit

didalam perusahaan, maka pengawasan terhadap kegiatan perusahaan akan lebih

optimal dan konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk

melakukan penghindran pajak dapat diminimalisasi. Temuan ini membuktikan

bahwa jumlah komite audit semakin banyak belum tentu praktik penghindran

pajak dapat diminimalisasi. Hal tersebut terjadi karena pembentukan srtuktur dan

pemilihan personil komite audit merupakan tanggung jawab dewan komisaris,

penelitian ini berandai jika dewan komisaris melakukan penyalahgunaan

wewenang, maka semakin bertambahnya jumlah komite audit akan juga semakin

memperparah penghindaran pajak. Komite audit disini adalah salah satu

penunjang yang dapat langsung mengawasi dan menjembatani pelaporan pihak

pengelola kepada pihak pemilik. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

Wibawa et al. (2014) yang menemukan bukti bahwa komite audit berpengaruh

positif signifikan terhadap penghindaran pajak.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak

Hasil pengujian menunjukkan bahwa H3 ditolak. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk memaksimalkan kompensasi

kinerja agen. Dimana hal tersebut dilakukan dengan cara menekan beban pajak
perusahaan agar kinerja dari perusahaan tersebut dapat tercapai secara maksimal

dan dinilai baik kinerjanya oleh pemegang saham. Sehingga ukuran perusahaan

baik kecil maupun besar tidak mempengaruhi manjemen untuk tidak melakukan

tindakan penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari

Tandean & Winnie (2016) dan Cahyono et al. (2016) yang menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

Pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak

Hasil pengujian menunjukkan bahwa H4 diterima. Penelitian ini sejalan

dengan teori agensi yang menyatakan bahwa biaya bunga pada hutang akan

menekan beban pajak perusahaan, sehingga dalam hal ini manajemen lebih

memilih menggunakan hutang dalam operasional perusahaan. Biaya bunga yang

dapat digunakan sebagai laba kena pajak adalah biaya bunga yang muncul akibat

adanya pinjaman kepada pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan dengan

perusahaan. Tingginya tingkat leverage tentunya akan sangat berdampak pada

perusahaan. Perusahaan dengan tingginya tingkat leverage meiliki kemampuan

yang lebih untuk menghindari pajak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

memanfaatkan adanya biaya bunga yang diperoleh dari pinjaman, sehingga dapat

dijadikan sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra & Asyik (2017) yang

menemukan bukti bahwa variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penghindaran pajak.

Pengaruh aktivitas dewan komisaris terhadap leverage

Hasil pengujian menunjukkan bahwa H5 ditolak. Penelitian ini tidak

sejalan dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa antara manajer, pemegang

saham, dan kreditur memungkinkan terjadi konflik kepentingan ketika

perusahaan menggunakan hutang sebagai salah satu sumber pendanaannya.

Disini peran dari seorang dewan komisaris dan kreditur hanya melakukan tindak
pengawasan. Tindakan pengawasan dewan komisaris yaitu dengan mengadakan

rapat. Rapat tersebut dapat memberikan nasehat terkait kebijakan yang akan

diambil oleh manajemen perusahaan. Rapat dewan komisaris harus diimbangi

dengan kualitas atas hasil rapat yang telah dilakukan. Kualitas rapat dewan

komisaris akan menentukan apakah rapat telah diadakan dapat berjalan dengan

efektif atau tidak. Hasil rapat dewan komisaris yang nantinya dapat memberikan

pertimbangan bagi manajemen supaya lebih berhati-hati dalam penggunaan

hutang. Risiko hutang yang muncul sangat mempengaruhi perusahaan di masa

yang akan datang. Sehingga diperlukannya rapat dewan komisaris untuk

membahas risiko tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Tjandra (2015) yang menyatakan dewan komisaris tidak

berpengaruh terhadap variabel leverage.

Pengaruh komite audit terhadap leverage

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H6 diterima. Hasil ini sejalan

dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa dengan semakin banyaknya

jumlah komite audit membuat perusahaan memiliki lebih banyak sumber daya

yang bisa menghadapai masalah yang sedang dialami perusahaan. Jumlah komite

audit yang cukup akan lebih terbuka dan bertanggung jawab dalam menyajikan

laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Carolina et al. (2014) serta Tjandra (2015) terkait komite audit

terhadap leverage dimana tedapat pengaruh negatif antara komite audit terhadap

leverage. Hasil menunjukkan dengan adanya jumlah komite audit yang memadai,

maka suatu perusahaan tersebut akan baik dalam kegiatan operasionalnya.

Tingkat leverage yang tinggi akan mempengaruhi risiko yang dihadapi perusahaan

semakin besar. Risiko yang muncul berupa kebangkrutan suatu perusahaan.

Komite audit bertugas untuk memberikan pandangan kepada keputusan

manajemen akan pembiyaan yang berasal dari hutang, sehingga diharapkan dapat
menekan tingkat leverage dan risiko yang muncul akibat tingginya tingkat leverage

dapat diatasi.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage

Hasil pengujian menunjukkan bahwa H7 ditolak. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan teori sinyaling yang menyatakan bahwa perusahaan dengan

menggunakan hutang merupakan sinyal positif kepada kreditur atau investor yang

diharapkan mampu mencerminkan prospek yang lebih bagus di perusahaan,

sehingga kreditur atau investor bersedia untuk memberikan pinjaman. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan besar mendapat sorotan publik yang

lebih dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar juga dengan mudah

memiliki akses kepasar modal. Kemudahan dalam akses ke pasar modal akan

membuat perusahaan besar dengan mudah medapat pinjaman ataupun investasi

dari pihak ketiga. Namun berbeda dengan hipotesis yang diajukan, dimana hasil

penelitian ini membuktkan ketika perusahaan besar ataupun kecil sama-sama

memerlukan adanya leverage sebagai sumber dalam pendanaan perusahaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan besar maupun kecil memiliki

fleksibilitas untuk mengakses pasar modal untuk mendapatkan dana eksternal.

Sehingga perusahaan akan cenderung menggunakan hutang sebagai

pendanaannya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

et al. (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap leverage.

Leverage mengintervening aktivitas dewan komisaris terhadap penghindaran

pajak

Berdasarkan hasil uji analisis jalur menunjukkan bahwa H8 ditolak. Hasil

ini tidak sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa dewan komisaris

dapat mengawasi dan mengontrol tindakan para eksekutif dan direksi,

sehubungan dengan prilaku opotunistik mereka. Dalam penelitian ini, dewan


komisaris yang diproksikan dengan rapat per tahunnya tidak mampu melakukan

tugas dan fungsinya dengan baik, dimana rapat dewan komisaris hanya

merupakan kuantitas dan regulasi yang menyebabkan terjadinya pengaruh yang

tidak jelas terhadap leveragenya. Maka rapat dewan komisaris tidak dapat

menentukan perusahaan apakah akan sepenuhnya menggunakan hutang sebagai

pendanaan operasionalnya atau tidak. Sehingga penghindaran pajak yang ada di

perusahaan justru semakin meningkan karena karena dalam penelitian ini

menduga bahwa adanya pihak-pihak yang menyalah gunakan wewenang untuk

kepentingan sendiri.

Leverage mengintervening komite audit terhadap penghindaran pajak

Berdasarkan hasil uji analisis jalur, menunjukkan bahwa H9 diterima.

Penelitian ini sejalan dengan teori agensi menjelaskan bahwa manajemen sebagai

agen harus melakukan tugas sesuai yang di perintahkan oleh prinsipal. Dimana

prinsipal menginginkan agen dapat mengelola perusahaan dengan baik sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan. Salah satunya dengan pemanfaatan

leverage yang dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak sehingga laba

yang nantinya akan diperoleh lebih maksimal. Laba yang maksimal dapat

memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan kualitas laporan keberlanjutan

yang lebih. Sehingga, leverage sangat mempengaruhi tindakan penghindaran

pajak. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika komite audit dalam perusahaan

itu bertambah maka dapat menekan adanya penggunaan biaya hutang yang

berlebih dalam perusahaan. Kemudian biaya dari hutang akan muncul adanya

biaya bunga yang dapat digunakan untuk melakukan penghindaran pajak. Hasil

penelitian ini terlihat bahwa ketika komite audit mengalami penambahan jumlah

komite dapat terlihat tingkat hutangnya semakin rendah karena perna komite

disini dijalankan sesuai dengan GCG yang baik. Ketika tingkat hutang yang

rendah maka diikuti pula dengan tingkat penghindaran yang rendah karena
tingkat bunga sebagai pengurang hasil kena pajak semakin berkurang. Sehingga

perusahaan akan lebih sedikit dalam melakukan pratik penghindaran pajak.

Leverage mengintervening ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak

Berdasarkan hasil uji analisis jalur, menemukan hasil bahwa H10 ditolak.

Penelitian ini tidak sejalan dengan teori trade-off yang menjelaskan bahwa

penggunaan hutang dapat digunakan untuk mengoptimalkan besaran pajak

perusahaan, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang

besar cenderung lebih mudah untuk mendapat pinjaman dari pihak ketiga.

Semakin besar perusahaan, semakin besar juga nilai leverage. Ketika perusahaan

memiliki nilai leverage yang tinggi, maka perusahaan harus membayar beban

bunga yang besar untuk perusahaannya. Beban bunga yang timbul tersebut dapat

digunakan untuk melakukan penghindaran pajak dengan cara menekan beban

pajak. Besaran beban pajak berimbas pada besaranya pajak yang harus

dibayarkan prusahaan. Namun, penelitian ini menunjukkan hasil ketika besar

kecilnya ukuran perusahaan sangat memerlukan adanya biaya dari eksternal

berupa pinjaman yang nantinya digunakan untuk kegiatan perusahaan. Pinjaman

tersebut dipergunakan untuk melakukan tindak penghindaran pajak, karena

pinjaman tersebut akan muncul biaya bunga yang dapat digunakan untuk

mengurangkan penghasilan kena pajak. Sehingga mampu mengoptimalkan.

SIMPULAN

Hasil pengujian hipotesis menampilkan dewan komisaris, komite audit,

leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dewan

komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap leverage.

Komite audit memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage. Leverage

berhasil mengintervening pengaruh tidak langsung komite audit terhadap


penghindaran pajak. Tetapi gagal mengintervening pengaruh tidak langsung

antara dewan komisaris dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.

Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel

agar hasil yang didapat beraneka ragam. Peneliti selanjutnya diharapkan

memunculkan variabel intervening lain yang mempunyai hubungan antar variabel

yang kuat. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode dan memperluas

populasi sertasampel penelitian untuk mendapat hasil yang semakin akurat.

Perusahaan lebih memperhatikan tata kelola yang baik dan memperhatikan

pemilihan orang yang tepat karena diperlukan untuk peran terkait tata kelola

perusahaan agar tidak terjadi hal buruk di dalam menjalankan perusahaan.

Direktorat Jendral Pajak dirasa wajib melakukan pembaharuan dan

pengembangan perhatian akan penghindaran pajak serta melaukan pengawasan

efektif sesuai dengan azaz yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N. K. A., & Wiagustin, N. L. P. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Struktur Modal Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdftar di BEI. E-
Jurnal Manajemen Unud, 6(6), 3168–3195.
Asri, I. A. T. Y., & Suardana, K. A. (2016). Pengaruh Proporsi Komisaris
Independen, Komite Audit, Preferensi Risiko Eksekutif dan Ukuran
Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 16(1), 72–100.
Barli, H. (2018). Pengaruh Leverage dan Firm Size Terhadap Penghindaran Pajak
(Studi Empiris pada Perusahaan sektor Property, Real Estate dan Building
Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-
2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang, 6(2), 223–238.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JIA/article/view/1956
Cahyono, D. D., Andini, R., & Raharjo, K. (2016). Pengaruh Komite Audit,
Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size),
Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing BEI Periode Tahun
2011-2013. Journal Of Accounting, 2(2), 1–10.
Carolina, V., Natalia, M., & Debbianita. (2014). Karakteristik Eksekutif Terhadap
Tax Avoidance Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 18(3), 409–419. http://jurkubank.wordpress.com
Dewi, G. A. P., & Sari, M. M. R. (2015). Pengaruh Insentif Eksekutif, Corporate Risk
dan Corporate Governance Pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 13(1), 50–67.
Dewinta, I. A. R., & Setiawan, P. E. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(3), 1584–1613.
Diantari, P. R., & Ulupui, I. A. (2016). Pengaruh Komite Audit, Proporsi Komisaris
Independen, dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16(1), 702–732.
Dittmer, P. (2011). U.S. Corporations Suffer High Effective Tax Rates by
International Standards (Issue 195).
Dunbar, A., Higgins, D. M., Phillips, J. D., & Plesko, G. A. (2011). What Do
Measures Of Tax Aggressiveness Measure? National Tax Association
Proceeding.
Erkaningrum, I. (2008). Faktor-Faktor Penentu Financial Leverage Dalam Struktur
Modal. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 01(02), 1–21.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS21
Update PLS Regresi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2010). Dasar-Dasar Ekonomi (Edisi Ke 5). Salemba
Empat.
Guna, W. I., & Herawaty, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governace, Independen Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainya Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 12(1), 53–68.
Hidayati, N., & Fidiana. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan
Good Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 6(3), 1052–1070.
Hutagaol, J. (2007). Perpajakan: Isu-Isu Kontemporer. Graha Ilmu.
Joni, & Lina. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi, 12(2), 82–97.
Juanda, A. (2007). Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi Terhadap Hubungan
Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi. Simposium
Nasional Akuntansi X, 1–25.
Lanis, R., & Richardson, G. (2014). Is Corporate Social Responsibility Performance
Associated with Tax Avoidance ? Jurnal Bus Ethics, 127, 439–457.
https://doi.org/10.1007/s10551-014-2052-8
Maharani, I. G. A. C., & Suardana, K. A. (2014). Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan
Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9(November), 525–539.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/9290
Mangoting, Y. (1999). Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 43–53.
Minnick, K., & Noga, T. (2010). Do corporate governance characteristics in fl uence
tax management ? Journal of Corporate Finance, 16(5), 703–718.
https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2010.08.005
Noor, R., Fadzillah, N. S. M., & Mastuki, N. A. (2010). Corporate Tax Planning : A
Study On Corporate Effective Tax Rates of Malaysian Listed Companies.
International Journal of Trade, Economics and Finance, 1(2), 189–193.
Nugraha, N. B., & Meiranto, W. (2015). Pengaruh Corporate Socila Responsibility,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Capital Intensity Terhdap
Agresivitas Pajak. Diponegoro Journal of Accounting, 4(4), 2337–3806.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
No.33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, Pub. L. No. No.33/POJK.04/2014 (2014).
Puspita, S. R., & Harto, P. (2014). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal Of Accountingurnal Of Accounting,
3(2), 1–13. https://doi.org/http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Putri, R. K., & Muid, D. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 6(3), 1–9.
Putri, P. A., Zaitul, & Hermawati. (2012). Pengaruh Mekanisme Corporate
Governace dan Pengungkapan Corporate Social Responsiblility Terhadap Tax
Avoidance. Ejurnal Bunghatta, 5(1), 1–15.
Reza, F. (2012). Pengaruh Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap
Penghindaran Pajak. Skripsi.
Rosalia, Y., & Sapri. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi,
6(3), 689–704.
Saputra, M. D. F., & Asyik, N. F. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan
Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 6(8), 1–19.
Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak (Edisi Ke 5). Salemba Empat.
Sunardi, N. (2019). Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai
PErusahaan Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada PErusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek INdonesia Tahun 2012-2018. Jurnal
Ilmiah Manajemen FORKAMMA, 2(1), 48–61.
Suwito, E., & Herawaty, A. (2005). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16
Sept.
Tandean, V. A., & Winnie. (2016). The Effect of Good Corporate Governance on Tax
Avoidance : An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in IDX
period 2010-2013. Asian Journal of Accounting Research, 1(1), 28–38.
Tjandra, E. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Leverage Dan
Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Di Indonesia. Jurnal
GEMA AKTUALITA, 4(2), 74–85.
Wadrianto, G. K. (2016). Ada 2.961 Nama dari Indonesia di Bocoran “Panama
Papers.” Kompas.Com.
https://internasional.kompas.com/read/2016/04/04/19113441/Ada.2.961.N
ama.dari.Indonesia.di.Bocoran.Panama.Papers.
Weston, J. F., & Copland, R. E. (1997). Manajemen Pendanaan (A. J. Wasana &
Kibrandoko (eds.); Edisi Ke 9). Bima Rupa Aksara.
Wibawa, A., Wilopo, & Abdillah, Y. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Perpajakan (Jejak), 11(1), 1–9.
Xie, B., Davidson, W. N., & Dadalt, P. J. (2003). Earnings management and
corporate governance : the role of the board and the audit committee. Journal
of Corporate Finance, 9(3), 295–316.

Tabel Daftar Pustaka


Jurnal Nasional Jurnal Internasional
No No
. .
1 Ariani, N. K. A., & Wiagustin, N. L. 1 Dittmer, P. (2011). U.S.
P. (2017). Faktor-faktor Yang Corporations Suffer High
Mempengaruhi Struktur Modal Effective Tax Rates by
Perusahaan Property & Real International Standards
Estate Yang Terdftar di BEI. E- (Issue 195).
Jurnal Manajemen Unud, 6(6),
3168–3195.

2 Asri, I. A. T. Y., & Suardana, K. A. 2 Lanis, R., & Richardson, G.


(2016). Pengaruh Proporsi (2014). Is Corporate
Komisaris Independen, Komite Social Responsibility
Audit, Preferensi Risiko Performance Associated
Eksekutif dan Ukuran with Tax Avoidance ?
Perusahaan Pada Penghindaran Jurnal Bus Ethics, 127,
Pajak. E-Jurnal Akuntansi 439–457.
Universitas Udayana, 16(1), 72– https://doi.org/10.1007
100. /s10551-014-2052-8

3 Barli, H. (2018). Pengaruh Leverage 3 Tandean, V. A., & Winnie.


dan Firm Size Terhadap (2016). The Effect of
Penghindaran Pajak (Studi Good Corporate
Empiris pada Perusahaan Governance on Tax
sektor Property, Real Estate dan Avoidance : An Empirical
Building Construction yang Study on Manufacturing
Terdaftar di Bursa Efek Companies Listed in IDX
Indonesia Periode Tahun 2013- period 2010-2013. Asian
2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi Journal of Accounting
Universitas Pamulang, 6(2), Research, 1(1), 28–38
223–238.
http://openjournal.unpam.ac.id
/index.php/JIA/article/view/19
56

4 Cahyono, D. D., Andini, R., & 4 Weston, J. F., & Copland, R.


Raharjo, K. (2016). Pengaruh E. (1997). Manajemen
Komite Audit, Kepemilikan Pendanaan (A. J. Wasana
Institusional, Dewan Komisaris, & Kibrandoko (eds.);
Ukuran Perusahaan (Size), Edisi Ke 9). Bima Rupa
Leverage (DER) dan Aksara.
Profitabilitas (ROA) Terhadap .
Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance) Pada Perusahaan
Perbankan Yang Listing BEI
Periode Tahun 2011-2013.
Journal Of Accounting, 2(2), 1–
10.

5 Carolina, V., Natalia, M., & 5 Xie, B., Davidson, W. N., &
Debbianita. (2014). Dadalt, P. J. (2003).
Karakteristik Eksekutif Earnings management
Terhadap Tax Avoidance and corporate
Dengan Leverage Sebagai governance : the role of
Variabel Intervening. Jurnal the board and the audit
Keuangan Dan Perbankan, committee. Journal of
18(3), 409–419. Corporate Finance, 9(3),
http://jurkubank.wordpress.co 295–316.
m

6 Dewi, G. A. P., & Sari, M. M. R. 6 Dunbar, A., Higgins, D. M.,


(2015). Pengaruh Insentif Phillips, J. D., & Plesko,
Eksekutif, Corporate Risk dan G. A. (2011). What Do
Corporate Governance Pada Tax Measures Of Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Aggressiveness Measure?
Universitas Udayana, 13(1), 50– National Tax Association
67. Proceeding.

7 Dewinta, I. A. R., & Setiawan, P. E. 7 Mangoting, Y. (1999). Tax


(2016). Pengaruh Ukuran Planning: Sebuah
Perusahaan, Umur Perusahaan, Pengantar Sebagai
Profitabilitas, Leverage, dan Alternatif Meminimalkan
Pertumbuhan Penjualan Pajak. Jurnal Akuntansi
Terhadap Tax Avoidance. E- Dan Keuangan, 1(1), 43–
Jurnal Akuntansi Universitas 53.
Udayana, 14(3), 1584–1613.

8 Diantari, P. R., & Ulupui, I. A. 8 Minnick, K., & Noga, T.


(2016). Pengaruh Komite Audit, (2010). Do corporate
Proporsi Komisaris Independen, governance
dan Proporsi Kepemilikan characteristics in fl uence
Institusional Terhadap Tax tax management ?
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Journal of Corporate
Universitas Udayana, 16(1), Finance, 16(5), 703–718.
702–732. https://doi.org/10.1016
/j.jcorpfin.2010.08.005
9 Erkaningrum, I. (2008). Faktor- 9 Noor, R., Fadzillah, N. S. M.,
Faktor Penentu Financial & Mastuki, N. A. (2010).
Leverage Dalam Struktur Corporate Tax Planning :
Modal. Jurnal Bisnis Dan A Study On Corporate
Akuntansi, 01(02), 1–21. Effective Tax Rates of
Malaysian Listed
Companies. International
Journal of Trade,
Economics and Finance,
1(2), 189–193.

10 Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis 10


Multivariate Dengan Program
IBM SPSS21 Update PLS
Regresi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

11 Gujarati, D. N., & Porter, D. C. 11


(2010). Dasar-Dasar Ekonomi
(Edisi Ke 5). Salemba Empat.

12 Guna, W. I., & Herawaty, A. (2010). 12


Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governace,
Independen Auditor, Kualitas
Audit dan Faktor Lainya
Terhadap Manajemen Laba.
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,
12(1), 53–68.

13 Hidayati, N., & Fidiana. (2017). 13


Pengaruh Corporate Social
Responsibility Dan Good
Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal
Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(3),
1052–1070.

14 Hutagaol, J. (2007). Perpajakan: Isu- 14


Isu Kontemporer. Graha Ilmu.

15 Joni, & Lina. (2010). Faktor-Faktor 15


Yang Mempengaruhi Struktur
Modal. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi, 12(2), 82–97.

16 Juanda, A. (2007). Pengaruh Risiko 16


Litigasi dan Tipe Strategi
Terhadap Hubungan Antara
Konflik Kepentingan dan
Konservatisme Akuntansi.
Simposium Nasional Akuntansi
X, 1–25.

17 Maharani, I. G. A. C., & Suardana, 17


K. A. (2014). Pengaruh
Corporate Governance,
Profitabilitas dan Karakteristik
Eksekutif Pada Tax Avoidance
Perusahaan Manufaktur. E-
Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 9(November), 525–
539.
https://ojs.unud.ac.id/index.p
hp/Akuntansi/article/view/929
0

18 Nugraha, N. B., & Meiranto, W. 18


(2015). Pengaruh Corporate
Socila Responsibility, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage dan Capital Intensity
Terhdap Agresivitas Pajak.
Diponegoro Journal of
Accounting, 4(4), 2337–3806.
http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/acco
unting

19 No.33/POJK.04/2014 Tentang 19
Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan
Publik, Pub. L. No.
No.33/POJK.04/2014 (2014).

20 Puspita, S. R., & Harto, P. (2014). 20


Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak.
Diponegoro Journal Of
Accountingurnal Of Accounting,
3(2), 1–13.
https://doi.org/http://ejournal
-
s1.undip.ac.id/index.php/acco
unting

21 Putri, P. A., Zaitul, & Hermawati. 21


(2012). Pengaruh Mekanisme
Corporate Governace dan
Pengungkapan Corporate Social
Responsiblility Terhadap Tax
Avoidance. Ejurnal Bunghatta,
5(1), 1–15.

22 Rosalia, Y., & Sapri. (2017). 22


Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas dan Corporate
Governance Terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal
Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(3),
689–704.

23 Saputra, M. D. F., & Asyik, N. F. 23


(2017). Pengaruh Profitabilitas,
Leverage dan Corporate
Governance Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 6(8), 1–19.

24 Suandy, E. (2011). Perencanaan 24


Pajak (Edisi Ke 5). Salemba
Empat.

25 Sunardi, N. (2019). Mekanisme 25


Good Corporate Governance
Terhadap Nilai PErusahaan
Dengan Leverage Sebagai
Variabel Intervening Pada
PErusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2018.
Jurnal Ilmiah Manajemen
FORKAMMA, 2(1), 48–61.

26 Suwito, E., & Herawaty, A. (2005). 26


Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan
Perataan Laba Yang Dilakukan
Oleh Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Simposium Nasional
Akuntansi VIII, 15-16 Sept.

27 Tjandra, E. (2015). Pengaruh Good 27


Corporate Governance Terhadap
Leverage Dan Profitabilitas Pada
Perusahaan Property Dan Real
Estate Di Indonesia. Jurnal
GEMA AKTUALITA, 4(2), 74–85.

28 Wadrianto, G. K. (2016). Ada 2.961 28


Nama dari Indonesia di Bocoran
“Panama
Papers.”Kompas.Com.https://in
ternasional.kompas.com/read/
2016/04/04/19113441/Ada.2.
961.Nama.dari.Indonesia.di.Boc
oran.Panama.Papers. (Diakses
pada tanggal06 Juli 2020,
pukul 13.00).

29 Wibawa, A., Wilopo, & Abdillah, Y. 29


(2014). Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal
Perpajakan (Jejak), 11(1), 1–9.

30 Putri, R. K., & Muid, D. (2017).


Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan. Diponegoro Journal
of Accounting, 6(3), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai