Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENERAPAN PROGRAM-PROGRAM PENDAYAGUNAAN LAZISMU


SEBAGAI LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT DENGAN MANAJEMEN
MODERN

OLEH :
KHOTIMATUL CHUSNA (15830019)

DOSEN PENGAMPU:
ABDUL QOYUM, S.E.I, M.Sc.Fin

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017

1
Latar Belakang
LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf
dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi
lainnya. Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002, selanjutnya dikukuhkan oleh
Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No.
457/21 November 2002.
Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor. Pertama, fakta Indonesia
yang berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks
pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan
tatanan keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam
mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan kemiskinan.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi
zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang ada belum dapat
dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang
signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada. Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai
lembaga pengelola zakat dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat
menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus
berkembang.

Teori Penelitian
A. Pengertian Zakat
Secara terminologi (asal kata) zakat berasal dari kata “ zaka “ yang berarti berkah,
tumbuh, bersih, suci, subur dan baik. Arti tumbuh dan bersih tidak hanya dipakaikan buat
kekayaan, tetapi juga dapat diperuntukkan buat jiwa orang yang menunaikan zakat sebab
zakat merupakan upaya mensucikan dan membersihkan diri kekotoran sikaf kikir dan dosa.1
Sedangkan menurut Andri Soemitra Zakat adalah pensucian, pertumbuhan, dan
berkah. Menurut istilah zakat berarti kewajiban seseorang muslim untuk mengeluarkan nilai
bersih dari kekayaan yang telah mencukupi satu nisab, diberikan kepada mustahik zakat
dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.2
1. Tujuan Zakat
Segala sesuatu yang diwajibkan oleh Allah SWT punya tujuan. Adapun tujuan tersebut yaitu:
(1) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta
penderitaan, (2) Membantu pemecahan permasalah yang dihadapi oleh para mustahiq. (3)
Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka
yang punya harta.
2. Penerima Zakat, Infaq dan Shadaqah
a. Faqir yaitu orang yang tidak ada harta untuk hidup sehari-hari dan tidak mampu
untuk berusaha dan bekerja.
b. Miskin yaitu orang yang penghasilan sehari-harinya tidak mencukupi kebutuhan
hidupnya.

1 Sofyan Hasan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,( Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm 21
2 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.407.

2
c. Amil yaitu orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat
kepada yang berhak menerimanya.
d. Mualaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah.
e. Hamba Sahaya (budak) yaitu orang yang belum merdeka.
f. Gharim yaitu orang yang banyak hutang sedangkan ia tidak mampu untuk
melunasi hutangnya.
g. Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang dijalan ALLAH SWT.
h. Ibnu Sabil yaitu orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) seperti orang
berdakwa dan mencari ilmu.3
3. Mekanisme Pengelolaan Hasil Pengumpulan Zakat
Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Oleh
ka4rena itu, untuk optimalisasi pendayagunaan zakat diperlukan pengelolaan zakat oleh
lembaga amil zakat yang profesional dan mampu mengelola zakat secara tepat sasaran.5
Pada prinsipnya, pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik zakat
dilakukan persyaratan:
a. Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf.
b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar
secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan
c. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.
Adapun prosedur pendayagunaan pengumpulan hasil zakat untuk usaha produktif
berdasarkan: (1) Melakukan studi kelayakan, (2) Menetapkan jenis usaha produktif, (3)
Melakukan bimbingan dan penyuluhan, (4) Melakukan pemantauan, pengendalian dan
pengawasan, (5) Mengadakan evaluasi, (6) Membuat pelaporan.
Sistem pendistribusian zakat yang dilakukan haruslah mampu mengangkat dan
meningkatkan taraf hidup umat Islam, terutama para penyandang masalah sosial. Setiap
lembaga amil zakat memiliki misi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan
sosial. Banyaknya lembaga amil zakat yang lahir tentu akan mendorong penghimpunan dana
zakat dari masyarakat.
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dapat dilakukan dalam dua pola, yaitu pola
konsumtif dan pola produktif. Para amil zakat diharapkan mampu melakukan pembagian
porsi hasil pengumpulan zakat misalnya 60% untuk zakat konsumtif dan 40% untuk zakat
produktif. Program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara konsumtif bisa dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar ekonomi para mustahik zakat melalui pemberian langsung,
maupun melalui lembaga-lembaga yang mengelola fakir miskin, panti asuhan, maupun
tempat-tempat ibadah yang mendistribusikan zakat kepada masyarakat.
Sedangkan program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara produktif dapat
dilakukan melalui program bantuan pengusaha lemah, pendidikan gratis dalam bentuk
beasiswa, dan pelayanan kesehatan gratis.
B. Pengertian Infaq

3 Mahmudi, Sistem Akuntansi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI Press,2009), hlm9-10.


4 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 428-429.
5 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 428.

3
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sesuatu. Menurut terminologi Syariat Islam infaq berarti mengeluarkan sebagian
harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Infaq dikeluarkan
setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah
disaat lapang maupun sempit. Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 asnaf),
maka infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim,
dan sebagainya.6
C. Pengertian Sedekah
Sedekah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar. Orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara
terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai in bisyai i, atau
menetapkan atau menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat
pada syarat-syarat tetentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu, dan
kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain,
terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan
jumlah, jenis maupun waktunya.7

Hasil Penelitian
A. Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU)
Lazis-Muhammadiyah (Lazismu) adalah lembaga zakat tingkat nasional yang
berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana
zakat, infaq, wakaf dan kedermawanan lain baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan
instansi lainnya. Program Pendayagunaan Lazismu berfokus pada: Pemberdayaan Ekonomi,
Pendidikan, Sosial dan Dakwah.8
Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002, selanjutnya dikukuhkan oleh
Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No.
457/21 November 2002. Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor.
Pertama, fakta Indonesia yang berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan
dan indeks pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus
disebabkan tatanan keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih
dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan
kemiskinan.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi
zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang ada belum dapat
dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang
signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada. Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai
institusi pengelola zakat dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat
menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus
berkembang.

6 http://fikrismknlcjr.blogspot.com/20l3/04/pengertian-infaq-dan-manfaat- berinfaq_l7.html
7 http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=402:kelebihan-oran-gyang-
bersedekah&catid=27:fadhilat-amal&Itemid=62
8 http://filantropi.or.id/organisasi/profile/lazismu diakses pada 27 Mei 2017 pukul 10.55

4
Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan, LAZISMU berusaha
mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya. Dan seiring waktu, kepercayaan
publik semakin menguat. Dengan spirit kreatifitas dan inovasi, LAZISMU senantiasa
menproduksi program-program pendayagunaan yang mampu menjawab tantangan perubahan
dan problem sosial masyarakat yang berkembang. Dalam operasional programnya,
LAZISMU didukung oleh Jaringan Multi Lini, sebuah jaringan konsolidasi lembaga zakat
yang tersebar di seluruh propinsi (berbasis kabupaten/kota) yang menjadikan program-
program pendayagunaan LAZISMU mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara
cepat, terfokus dan tepat sasaran.9
B. Kebijakan Strategis Pendayagunaan LAZISMU
Misi Pendayagunaan : Terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas
sebagai benteng atas problem kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat
melalui berbagai program yang dikembangkan Muhammadiyah.
Tujuan : Agar pendayagunaan memberi manfaat yang maksimal kepada masyarakat
karena dikelola oleh lembaga pengelola yang expert serta menjangkau lokasi sasaran program
yang lebih luas
Kebijakan Strategis Pendayagunaan:
1) Prioritas penerima manfaat adalah kelompok fakir, miskin dan fisabilillah.
2) Pendistribusian ZIS dilakukan secara terprogram (terencana dan terukur) sesuai core
gerakan Muhammadiyah, yakni: pendidikan, ekonomi, dan sosial-dakwah.
3) Melakukan sinergi dengan majelis, lembaga, ortom dan amal-usaha Muhammdiyah
dalam merealisasikan program.
4) Melakukan sinergi dengan institusi dan komunitas diluar Muhammadiyah untuk
memperluas domain dakwah sekaligus meningkatkan awareness public kepada
persyarikatan.
5) Meminimalisir bantuan karitas kecuali bersifat darurat seperti di kawasan timur
Indonesia, daerah yang terpapar bencana dan upaya-upaya penyelamatan.
6) Intermediasi bagi setiap usaha yang menciptakan kondisi dan faktor-faktor pendukung
bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. [Visi Muhammadiyah
2025.
7) Memobilisasi pelembagaan gerakan ZIS di seluruh struktur Muhammadiyah dan amal
usaha.
Sinergi Pendayagunaan : Berpijak pada posisi LAZISMU sebagai lembaga
intermediate, maka dalam penyaluran dan pendayagunaan dana ziswaf bersinergi dengan
berbagai lembaga baik di internal Muhammadiyah maupun lembaga diluar Muhammadiyah.
Tujuan dari sinergi adalah agar pendayagunaan memberi manfaat yang maksimal kepada
masyarakat karena dikelola oleh lembaga pengelola yang expert serta menjangkau lokasi
sasaran program yang lebih luas.
Seperti program pendayagunaan bidang pertanian, lazismu bersinergi dengan MPM
(Majelis Pemberdayaan Masyarakat) PP Muhammadiyah, program kemanusiaan bersinergi
dengan LPB PP Muhammadiyah, masalah sosial bersinergi dengan MPS Muhammadiyah,
bidang ekonomi dengan MEK Muhammadiyah dan untuk pemberdayaan kaum perempuan

9 http://www.lazismu.org/latarbelakang/ diakses pada 27 Mei 2017 pukul 11.00

5
lazismu bersinergi dengan PP ‘Aisyiyah. Sedang sinergi dengan lembaga di luar
Muhammadiyah, LAZISMU telah menggandeng berbagai lembaga dan komunitas dalam
menyalurkan dan mendayagunakan dana ziswaf seperti lembaga IWAPI, komunitas
WIRAMUDA, berbagai komunitas hobby dan profesi dan sebagainya.10
C. Program-program Pendayagunaan LAZISMU
Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sebagai sarana saling berhubungan sesama
manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin, karena dana zakat dapat dimanfaatkan
secara kreatif untuk mengatasi kemiskinan yang merupakan masalah sosial. Agar dana zakat
yang disalurkan itu dapat berdaya guna dan berhasil guna maka pemberdayaannya secara
selektif untuk kebutuhan konsumtif atau produktif. Berikut adalah jenis-jenis pendayagunaan
zakat yang ada di LAZIS Muhammadiyah :
a. Program pendayagunaan di bidang Pendidikan11
Program pendayagunaan pendidikan diwujudkan dalam bentuk:
1) TRENSAINS
Trensains adalah kependekan dari PESANTREN SAINS yang merupakan sintetis dari
pesantren dan sekolah umum bidang sains. Trensains merupakan lembaga pendidikan
setingkat SMA yang merupakan proyek baru di Indonesia, bahkan mungkin di dunia Islam,
karena kegiatan utamanya adalah mengkaji dan meneliti ayat-ayat semesta yang terkandung
di dalam Al Quranul Karim dan Hadis Nabawi. Trensains ingin melahirkan ilmuwan bidang
sains yang memiliki basis pemahaman al-Qur’an yang kokoh. Inisiator trensains adalah DR.
Agus Purwanto, fisikawan penulis buku Ayat-ayat Semesta. Dalam perjalanannya metode
trensains juga dikembangkan untuk sekolah TK.
2) Save Our School
Save Our Schools adalah gerakan penyelamatan dan pembangunan sekolah-sekolah
pinggiran melalui pendekatan Integrated Development for Education (IDE). Integrated
Development for Education (IDE) merupakan program penyelamatan sekolah terintegrasi
yang menggabungkan antara pembangunan infrastruktur dan sarana-rasarana sekolah,
pengembangan sistem pengajaran, peningkatan kualitas sumber daya guru, serta pemberian
beastudi bagi pelajar yatim dan pelajar dari keluarga kurang mampu.
3) 1000 Sarjana
Adalah program beastudi berprestasi bagi lulusan SLTA untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Selain itu, program 1000 Sarjana juga memberikan
beasiswa khusus bagi mahasiswa berprestasi S1 dan S2.
4) Orang Tua Asuh
Gerakan orang Tua Asuh adalah gerakan kepedulian sosial untuk menjamin
keberlangsungan pendidikan anak-anak yatim dan anak dari keluarga dhuafa melalui sistem
bea studi pengasuhan. Bentuk program dari gerakan ini adalah pemberian beastudi kepada
sasaran dalam jangka panjang sehingga penerima program mampu menyelesaikan studinya
dan memungkinkan dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
b. Program pendayagunaan di bidang Ekonomi, Pertanian, dan Kelautan12

10 http://www.lazismu.org/kebijakan/ diakses pada 27 Mei 2017 pukul 11.09


11 http://www.lazismu.org/pendidikan/ diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.07
12 http://www.lazismu.org/ekonomi/ diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.07

6
Program pendayagunaan ekonomi, pertanian, dan kelautan diwujudkan dalam bentuk:
1) Social Micro Finance
Adalah program pendirian dan pengembangan lembaga keuangan mikro (LKM) yang
memiliki tugas utama memberikan permodalan dan pendampingan kepada pelaku usaha
mikro melalui sistem permodalan dana bergulir dan qordul hasan. Program SMFD
bekerjasama dengan Majelis Ekonomi dan Kewirausaan (MEK) PP Muhammadiyah.
2) Perempuan Berdaya
Perempuan Berdaya adalah gerakan pemberdayaan perempuan melalui
pengembangan usaha ekonomi berbasis keluarga dengan nama program BUEKA ( Bina
Usaha Ekonomi Keluarga). Program BUEKA dijalankan melalui strategi pengembangan
usaha bersama ( Usaha Kelompok Perempuan). Program BUEKA adalah salah satu bentuk
komitmen dan tanggung jawab Aisyiyah dan LAZISMU untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kualitas kehidupan perempuan dalam berbagai aspek termasuk aspek mental dan
ekonomi. Komitmen tersebut sebagai panggilan dakwah amar makruf nahi mungkar sehingga
terwujud Islam sebagai Rahmatan lil Alamin.
3) YES Program
YES adalah program pengembangan dan pemberdayaan kewirausahaan generasi
muda. YES Program bertujuan untuk pembibitan wirausaha muda dengan desain aktifitas
yang meliputi: pendidikan dan pelatihan, beastudi kewirausahaan, pendampingan usaha serta
bantuan permodalan. Program ini bekerjasama dengan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
( MEK) PP. Muhammadiyah dan berbagai organisasi dan komunitas wirausaha seperti
Wiramuda dan IWAPI.
4) Tani Bangkit
Tani bangkit adalah gerakan pemberdayaan petani melalui sistem pertanian terpadu
dan ramah lingkungan. Bentuk program Tani Bangkit meliputi: Pendirian PUSDIKLAT
Pertanian Terpadu, pelatihan sistem integrasi pertanian dan peternakan, pengenalan model
pertanian ramah lingkungan, pembentukan kelompok petani dan pengelolaan paska panen.
Bersinergi dengan MPM PP. Muhammadiyah, gerakan Tani Bangkit telah menjangkau
banyak wilayah dari aceh hingga Papua.
c. Program pendayagunaan di bidang Sosial Kemanusiaan13
Program pendayagunaan sosial kemanusiaan diwujudkan dalam bentuk:
1) Indonesia Siaga
Adalah gerakan kesiap-siagaan dalam penanganan bencana alam mulai dari tahap
respon, rehabilitasi hingga rekonstruksi. Aktifitas program dari gerakan Indonesia Siaga
meliputi : tanggap darurat bencana, pendirian sekolah siaga, komunitas siaga, Rumah Sakit
Siaga, Relawan Siaga dan Lumbung Siaga. Bersinergi dengan MDMC ( Lembaga
Penanggulangan Bencana PP. Muhammadiyah), gerakan Indonesia telah berpartisipasi dalam
penanganan hampir disetiap kejadian bencana alam di Indonesia baik skala lokal maupun
nasional.
2) Muhammadiyah Aid
Adalah inisiatif Muhammadiyah untuk membantu masalah-masalah kemanusiaan
internasional seperti bencana alam, kelaparan, konflik sosial dan peperangan yang menimpa

13 http://www.lazismu.org/sosial/ diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.12

7
negara lain. Muhammadiyah Aid telah berpartisipasi dalam memberikan bantuan bagi rakyat
Palestina, Pengungsi Rohingya dan korban gempa Nepal.
3) Indonesia Mobile Clinic
Indonesia Mobile Clinic (IMC) adalah program pemberian layanan kesehatan dan
pengobatan gratis bagi masyarakat serta program penyuluhan kesehatan lingkungan. Program
IMC berkerjasama dengan Rumah Sakit- Rumah sakit Muhammadiyah dan telah mampu
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di berbagai kawasan pelosok dan
perkampungan kumuh.
4) Child Center Indonesia
Bersinergi dengan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP. Muhammadiyah, Child Center
Indonesia merupakan program kepedulian sosial bagi anak-anak Yatim dan anak jalanan
melalui pendidikan dan pengasuhan. Fokus utama Child Center Indonesia adalah
mengembangkan model percontohan Panti Asuhan sebagai pusat pengasuhan yatim dan
pelayanan sosial kemasyarakatan. Selain itu, Child Center Indonesia juga mengembangkan
pusat-pusat pendidikan skill bagi anak-anak jalanan.
5) Adventure For Humanity
Adventure for Humanity adalah aksi kemanusiaan dan kepedulian sosial bagi
masyarakat yang berada diberbagai kawasan pedalaman dan kawasan pinggiran yang sulit
dijangkau oleh moda transportasi biasa. Bekerjasama dengan komunitas-komunitas offroad,
Adventure for Humanity telah menjangkau berbagai kawasan terpencil untuk melakukan
bakti sosial, menyalurkan bantuan dan pendistribusian daging kurban.
d. Program pendayagunaan di bidang Dakwah14
Program pendayagunaan dakwah diwujudkan dalam bentuk:
1) Da’i Mandiri
Da’i Mandiri adalah program pengembangan sumber daya da’i yang akan bertugas di
daerah pedalaman atau kawasan terasing melalui pelatihan dakwah, pembekalan
kewirausahaan dan bantuan permodalan. Program ini bekerjasama dengan dengan MTDK
dan MEK PP. Muhammadiyah.
2) Back To Masjid
Adalah program pemberdayaan dan pembinaan masyarakat berbasis masjid dalam
bidang keagamaan, kesehatan, sosial, pendidikan dan ekonomi. Program ini
dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan, pembinaan,
pelayanan dan pusat aktifitas masyarakat.
D. Pelaksanaan Program-program Pendayagunaan LAZISMU
Potensi zakat di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Begitu pula
perhimpunan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) Lembaga Amil Zakat Infaq dan shadaqah
Muhammadiyah (Lazismu) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan catatan
Lazismu, survei Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC, 2007) mencatat
potensi zakat di Indonesia pada 2007 ditaksir mencapai Rp 9,09 triliun. Angka tersebut
mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan potensi zakat pada 2004 yang
jumlahnya mencapai Rp 4,45 triliun. Dalam survei itu ditemukan bahwa jumlah rata-rata
zakat yang ditunaikan para muzakki meningkat dari Rp 416.000 per orang per tahun pada

14 http://www.lazismu.org/dakwah/ diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.21

8
tahun 2004 menjadi Rp 684.550 per orang per tahun pada 2007 dari hasil surveinya di 10
kota besar di Indonesia.
Lazismu yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian, Pengembangan dan
Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mereka
menemukan potensi filantropi warga Muhammadiyah mencapai Rp 525 miliar. Temuan
tersebut diperoleh melalui survei di 11 kota mengenai potensi filantropi di kalangan
Muhammadiyah dan kinerjanya secara umum.15
Sampai dengan saat ini, Lazismu memiliki 189 kantor layanan. Jaringan kerjanya
meliputi regional Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur. Di pulau Jawa
terdapat 116 kantor, yang kemungkinan terkait dengan proporsi kepadatan jumlah penduduk.
Terbanyak kedua, terdapat di Regional Sumatera ada 42 kantor. Dalam sosialisasi program,
Lazismu sebagai lembaga intermediary menjalin kerjasama dengan media, komunitas,
perusahaan dan majelis serta lembaga di internal struktur Muhammadiyah dan juga kemitraan
lainnya di luar Muhammadiyah. Kemitraan ini untuk menggalang dana ZIS.16
Dari tahun 2010 hingga 2016, kenaikan dana penghimpunan sebesar 24,33 persen.
Dana ZIS yang terhimpun pada 2016 telah tersalurkan kepada yang berhak menerimanya.
Dana yang tersalurkan sebesar Rp 65,7 miliar dengan jumlah penerima manfaat sebanyak
158.145 orang. Jika digabungkan dengan penerima manfat kurban sebanyak 3.967.985 orang,
maka total penerima manfaat adalah 4.126.130 orang.17
Dengan melihat perkembangan ekonomi nasional dan global di tahun 2017, maka,
Lazismu Membuat target program di tahun 2017 adalah pembuatan Kartu Lazismu, Beasiswa
1000 sarjana, Pemberdayaan Ekonomi (1000 UMKM), YOUTH and Social Innovation
(LAZISMU goes to Campus), pendayagunaan produktif dalam bentuk kandang kambing,
Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley. Dua program terakhir yang disebutkan
di atas (Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley) adalah program-program
unggulan Lazismu. Maka dalam rangka menatap potensi zakat di tahun 2017, Lazismu
memproyeksikan target penghimpunan ZIS sebesar Rp 800.000.000.000, dengan rincian
target pertumbuhan ZIS dari tahun sebelumnya sebesar 56 persen.
Terkait dengan kebijakan program Lazismu pada tahun 2017, Lazismu menetapkan
program-program itu dibidang Pendidikan (Save Our School, GN-OTA, Trensains, dan
Sejuta sarjana), Ekonomi (Tani Bangkit, Sejuta UMKM, Pemberdayaan ekonomi berupa
program Youth Entepreneurship, Bina usaha ekonomi keluarga, dan penyertaan modal BTM,
Surya LED, Safaro, Kampung ternak dan Desbumi), Sementara di bidang sosial meliputi
Tanggap darurat bencana, Dai Mandiri, Muhammadiyah Aid, Kurban Pak Kumis, dan Mobil
klinik. Di bidang inovasi program Lazismu menghadirkan program Indonesia Terang dan

15 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/17/01/13/ojow49368-zakat-jadi-pilar-penting-
pengentasan-kemiskinan diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.31
16 http://www.lazismu.org/outlook-lazismu-2017-optimalisasi-zakat-menuju-indonesia-berkemajuan/ diakses
pada 28 Mei 2017 pukul 5.34
17 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/17/01/13/ojp5q1368-kenaikan-penghimpunan-dana-
zis-lazismu-capai-24-persen diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.28

9
Klinik Apung Said Tuhuleley. Di mana sasaran program di tahun 2017 fokus pada sasaran
kawasan 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal).18
Program 1000 Sarjana akan sangat membantu penerima manfaat khususnya penerima
beasiswa baik secara penuh maupun parsial. Bentuk beasiswa ini antara lain biaya hidup
selama kuliah atau biaya percepatan penyelesaian tugas akhir kuliah dalam kurun waktu
tertentu. Saat ini Lazismu sedang melaksanakan pendampingan 26 sarjana dalam penguatan
program bahasa Inggris yang akan mendaftar ke jenjang S2 dan S3 di dalam dan di luar
negeri. Pelaksanaan pendampingan ini berlangsung dari Desember 2016 sampai Mei 2017
yang bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP
Muhammadiyah.
Sedangkan program 1000 Orang Tua Asuh adalah salah satu bentuk program yang
mendorong pelajar dari keluarga tidak mampu untuk dapat mengakses pendidikan sekolah
dasar sampai SMA melalui skema beasiswa. Tujuannya untuk memperluas akses pendidikan
dasar, menengah bagi keluarga kurang mampu dan berprestasi. Prioritas penerima program
adalah siswa-siswi yang berasal dari kawasan 3 T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Sementara itu, program 1000 UMKM terdiri dari dua skema yaitu pemberian modal
usaha secara penuh dan pemberian modal usaha untuk penguatan usaha yang sudah berjalan
yang tentu saja melibatkan mitra-mitra Lazismu. Saat ini sinergi bersama perusahaan Wardah
telah berlangsung yang melibatkan PP Aisyiyah dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat
(MPM) PP Muhammadiyah.
Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) memberikan
perhatian serius terhadap akses kesehatan bagi masyarakat miskin. Ikhtiar mewujudkan
layanan kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi Lazismu.
Untuk menghidupkan semangat melayani kaum dhuafa, Muhammadiyah menetapkan nama
'Said Tuhuleley' sebagai nama klinik apung. Klinik Apung 'Said Tuhuleley' dirancang di atas
sebuah kapal dengan panjang keseluruhan 15 meter dan lebar 3,50 meter. Klinik apung Said
Tuhuleley ini merupakan klinik pertama yang digagas sebagai pengadaan floating clinic
berupa Kapal Laut. Hal ini jadi salah satu solusi permasalahan di Maluku, terutama layanan
kesehatan, dan jadi bagian penerapan program-program Lazismu di daerah 3T (terluar,
terdepan dan tertinggal).
Dilengkapi fasilitas ruang tindakan (medis) dan ruang pemeriksaan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang selama ini tidak terjangkau di Maluku. Maluku
sendiri merupakan provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terendah, cuma satu persen
tenaga kesehatan se-Indonesia, berdasarkan data Kementrian Kesehatan 2014. Karenanya,
Klinik Apung Said Tuhuleley ini nanti akan beroperasi memberikan layanan kesehatan secara
cuma-cuma kepada masyarakat pesisir atau pulau-pulau di Maluku.
Hal ini merupakan kehormatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada Lazismu
oleh muzaki dan pihak-pihak yang turut mendukung secara teknis maupun manajerial.
Karena itu, Lazismu sangat mendukung siapa pun yang siap bekerja sama sesuai misi dan visi
yang sama.19

18 http://www.lazismu.org/outlook-lazismu-2017-optimalisasi-zakat-menuju-indonesia-berkemajuan/ diakses
pada 28 Mei 2017 pukul 5.38
19 http://sangpencerah.id/2017/04/lazismu-luncurkan-program-1000-sarjana-1000-umkm-dan-1000-
orangtua-asuh/ diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.53

10
Kesimpulan
Lazis-Muhammadiyah (LAZISMU) adalah lembaga zakat tingkat nasional yang
berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana
zakat, infaq, wakaf dan kedermawanan lain baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan
instansi lainnya. Program Pendayagunaan Lazismu berfokus pada: Pemberdayaan Ekonomi,
Pendidikan, Sosial dan Dakwah.
Potensi zakat di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Begitu pula
perhimpunan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) Lembaga Amil Zakat Infaq dan shadaqah
Muhammadiyah (Lazismu) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan catatan
Lazismu, survei Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC, 2007) mencatat
potensi zakat di Indonesia pada 2007 ditaksir mencapai Rp 9,09 triliun. Angka tersebut
mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan potensi zakat pada 2004 yang
jumlahnya mencapai Rp 4,45 triliun.
Lazismu yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian, Pengembangan dan
Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mereka
menemukan potensi filantropi warga Muhammadiyah mencapai Rp 525 miliar. Temuan
tersebut diperoleh melalui survei di 11 kota mengenai potensi filantropi di kalangan
Muhammadiyah dan kinerjanya secara umum.
Dari tahun 2010 hingga 2016, kenaikan dana penghimpunan sebesar 24,33 persen.
Dana ZIS yang terhimpun pada 2016 telah tersalurkan kepada yang berhak menerimanya.
Dana yang tersalurkan sebesar Rp 65,7 miliar dengan jumlah penerima manfaat sebanyak
158.145 orang. Jika digabungkan dengan penerima manfat kurban sebanyak 3.967.985 orang,
maka total penerima manfaat adalah 4.126.130 orang.
Dengan melihat perkembangan ekonomi nasional dan global di tahun 2017, maka,
Lazismu Membuat target program di tahun 2017 adalah pembuatan Kartu Lazismu, Beasiswa
1000 sarjana, Pemberdayaan Ekonomi (1000 UMKM), YOUTH and Social Innovation
(LAZISMU goes to Campus), pendayagunaan produktif dalam bentuk kandang kambing,
Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley. Dua program terakhir yang disebutkan
di atas (Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley) adalah program-program
unggulan Lazismu. Maka dalam rangka menatap potensi zakat di tahun 2017, Lazismu
memproyeksikan target penghimpunan ZIS sebesar Rp 800.000.000.000, dengan rincian
target pertumbuhan ZIS dari tahun sebelumnya sebesar 56 persen.
Terkait dengan kebijakan program Lazismu pada tahun 2017, Lazismu menetapkan
program-program itu dibidang Pendidikan (Save Our School, GN-OTA, Trensains, dan
Sejuta sarjana), Ekonomi (Tani Bangkit, Sejuta UMKM, Pemberdayaan ekonomi berupa
program Youth Entepreneurship, Bina usaha ekonomi keluarga, dan penyertaan modal BTM,
Surya LED, Safaro, Kampung ternak dan Desbumi), Sementara di bidang sosial meliputi
Tanggap darurat bencana, Dai Mandiri, Muhammadiyah Aid, Kurban Pak Kumis, dan Mobil
klinik. Di bidang inovasi program Lazismu menghadirkan program Indonesia Terang dan
Klinik Apung Said Tuhuleley. Di mana sasaran program di tahun 2017 fokus pada sasaran
kawasan 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal). Hal ini merupakan kehormatan dan
kepercayaan yang telah diberikan kepada Lazismu oleh muzaki dan pihak-pihak yang turut

11
mendukung secara teknis maupun manajerial. Karena itu, Lazismu sangat mendukung siapa
pun yang siap bekerja sama sesuai misi dan visi yang sama.
REFERENSI
Andri Soemitra.2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta: Kencana.
Mahmudi. 2009. Sistem Akuntansi Pengelola Zakat. Yogyakarta: P3EI Press.
Sofyan Hasan. 1993. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Surabaya: Al-Ikhlas.
Keputusan Menteri Agama RI tentang Pelaksanaan UU No.38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat Bab 1 Pasal 1 ayat 1 dan 2
Undang-undang Republik indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
A. Muchaddam Fahham. 2011. Paradigma Baru Pengelolaan Zakat di Indonesia. dalam
Jurnal Kesejahteraan Sosial. Vol.III, No. 19/I/P3DI/Oktober/2011.
Mahmudi. 2009. Penguatan Tata Kelola dan Reposisi Kelembagaan Organisasi Pengelola
Zakat. Ekbisi. volume 4 Nomor 1:69-84.
______. http://www.lazismu.org/ diakses pada 27 Mei 2017 pukul 5.05
______. http://filantropi.or.id/organisasi/profile/lazismu diakses pada 27 Mei 2017 pukul
10.55
______. http://www.lazismu.org/latarbelakang/ diakses pada 27 Mei 2017 pukul 11.00
______. http://www.lazismu.org/kebijakan/ diakses pada 27 Mei 2017 pukul 11.09
Dwi Murdaningsih dan Fuji EP, http://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/wakaf/17/01/13/ojp5q1368-kenaikan-penghimpunan-dana-zis-lazismu-capai-24-
persen diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.28
Dwi Murdaningsih dan Fuji EP, http://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/wakaf/17/01/13/ojow49368-zakat-jadi-pilar-penting-pengentasan-kemiskinan
diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.31
Editor Lazismu, http://www.lazismu.org/outlook-lazismu-2017-optimalisasi-zakat-menuju-
indonesia-berkemajuan/ diakses pada 28 Mei 2017 pukul 5.38
Labib Arfa. 2014. Zakat dan Wakaf serta Lembaga Pengelolanya.
http://bloghukums.blogspot.co.id/2014/04/makalah-lembaga-pengelolaan-zakat-
di_19.html diakses pada 27 Mei 2017 pukul 10.05
M. Fahmul Iltiham, S.HI, M.H, Wiwin Zuhro. Analisis Peranan Lazismu Terhadap
Pemberdayaan Perekonomian Umat Islam (Studi Kasus di LAZISMU Kota Pasuruan).
Jurnal Yudharta Pasuruan 09/2014
Abdul Kholiq. 2012. Pendayagunaan Zakat, Infak Dan Sedekah Untuk Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Miskin Di Kota Semarang. Jurnal: Riptek Vol. 6, No.I, Tahun
2012, Hal.: 39 – 47
Syaiful dan Suwarno. Kajian Pendayagunaan Zakat Produktif Sebagai Alat Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat (Mustahiq) Pada Lazismu Pdm Di Kabupaten Gresik. Benefit
Jurnal Managemen dan Bisnis
Abdi Zulkarnain Sitepu, Pemberdayaan Masyarakat Islam melalui Pemberdayaan Ekonomi
Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 1, Nomor 2, Juni 2005
Atik Abidah. Analisis Strategi Fundraising Terhadap Peningkatan Pengelolaan Zis Pada
Lembaga ‘Amil Zakat Kabupaten Ponorogo. Jurnal Kodifikasia, Volume 10 No. 1
Tahun 2016

12
Mubasirun. Distribusi Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. INFERENSI. Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan. Vol. 7, No. 2, Desember 2013
Nur Kholis, Soya Sobaya, Yuli Andriansyah, dan Muhammad Iqbal. Potret Filantropi Islam
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam. Volume VII,
No. 1, Juli 2013
Faisal. 2011. Sejarah Pengelolaan Zakat Di Dunia Muslim Dan Indonesia (Pendekatan Teori
Investigasi-Sejarah Charles Peirce dan Defisit Kebenaran Lieven Boeve). Jurnal
Analisis. Volume XI Nomor 2: 241-272
Ali Amin Isfandiar. 2008. Tiinjauan Fiqh Muamalat dan Hukum Nasional Tentang Wakaf di
Indonesia. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam. Vol. II, No. 1, Juli 2008, h. 51-52
Hendro Sangkoyo. 2007. “Filantropi adalah cerita tentang hak…..”. Jurnal Galang, Vol. 2 No.
2 April 2007, hal. 66-70
Mawardi. 2005. Strategi Efektifitas Lembaga Zakat. Jurnal Hukum Islam. Vol. IV No. 2
Desember
Ririn Wijayanti. 2015. Analisis Implementasi Pemberdayaan Usaha Mikro (Studi pada
Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Malang). E-Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Rifa’i Bachtiar. 2013. Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
Kebijakan Manajemen Publik. Vol. 1, No. 1
Sukarno Fahrudin. 2010. Etika Produksi Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Islam
Al-Infaq. Vol. 1, No. 1
Dodi Wirawan Irawanto. 2007. Strategi Pengembangan Kapasitas SDM melalui Knowledge
Management. Jurnal Kebijakan Manajemen Publik. Vol. 5, No. 3
Sri Yayuk Rahayu. 2010. Penerapan Sistem Tanggung Renteng Pada Koperasi Serba Usaha
Setia Budi Wanita Malang. Jurnal Iqtishoduna Vol. 5, No. 2
Yopi Saleh dan Hidayat Yayat. 2011. Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Mendukung Pengentasan Kemiskinan Di Pedesaan. Jurnal Ilmu Pertanian
Ageng Mei Dianto. 2014. Peranan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq Kabupaten Tulungagung. Jurnal An-
Nisbah, Vol. 01, No. 01, Oktober 2014

13

Anda mungkin juga menyukai