Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dewan komisaris,
komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak dengan
leverage sebagai variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa efek indonesia (BEI) pada tahun
2015-2018 sebanyak 48 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan
metode purposive sampling dan menghasilkan 60 unit analisis. Metode analisis
data menggunakan statistik deskriptif dan analisis jalur dengan software IBM
SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan dewan komisaris, komite audit, leverage
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dewan komisaris
dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap leverage. Komite audit
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage. Leverage berhasil
mengintervening pengaruh tidak langsung komite audit terhadap penghindaran
pajak. Tetapi gagal mengintervening pengaruh tidak langsung antara dewan
komisaris dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. Simpulan dari
penelitian ini adalah perusahaan dengan dewan komisaris, komie audit, dan
leverage yang tinggi akan sangat mempengaruhi tingkat penghindaran pajak,
semua ukuran perusahaan tidak mempengaruhi penghindaran pajak.
Kata kunci : Dewan Komisaris; Komite Audit; Ukuran Perusahaan; Leverage;
Penghindaran Pajak
Abstract
The purpose of this study is to analyze the effect of the board of commissioners,
audit committee, and company size on tax avoidance with leverage as an intervening
variable. The purpose of this study is to obtain empirical evidence regarding the
variables studied. The population of this study were 48 property and real estate
companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in 2015-2018. The sample
selection is done using the purposive sampling method and produces 60 units of
analysis. The data analysis method uses descriptive statistics and path analysis
with IBM SPSS 21 software. The results showed the board of commissioners, audit
committee, leverage have a positive and significant effect on tax avoidance. Company
size has no effect on tax avoidance. The board of commissioners and company size
have no influence on leverage. The audit committee has a negative and significant
influence on leverage. Leverage has successfully intervened the indirect effect of the
audit committee on tax avoidance. But it failed to intervene the indirect effect
between the board of commissioners and the size of the company on tax avoidance.
The conclusion of this research is companies with boards of commissioners, audit
commissioners, and high leverage will greatly affect the level of tax avoidance, all
company sizes do not affect tax avoidance.
Keywords : Board of Commissioners; Audit Committee; Company Size;
Leverage; Tax Avoidance
PENDAHULUAN
Penghasilan yang didapat dari suatu negara salah satunya berasal dari
akhirnya kembali lagi kepada seluruh masyarakat dan bermanfaat bagi rakyat
(Suandy, 2011). Pajak merupakan sumber penerimaan negara paling besar. Maka
dari itu perlu adanya optimalisasi agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan
secara legal yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan cara mengurangi jumlah
terakhir pemerintah dalam hal ini pihak otoritas pajak telah berupaya secara
dengan tax evasion. Tidak hanya itu, pemerintah juga berupaya mencegah wajib
pajak terjebak pada penafsiran yang salah akibat dari munculnya peraturan
mendapat laba yang optimal yang diharapkan dapat berdampak pada daya saing
property dan real estate adalah kasus dimana bocornya “The Panama Papers” yang
bersifat rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa asal Panama. Dokumen tersebut
memuat daftar klien besar di dunia yang diduga menginginkan uang mereka
tersembunyi dari adanya pajak di negaranya. Ada 2.961 nama individu atau
perusahaan dari Indonesia yang terdeteksi skandal “The Panama Papers”. Salah
satunya PT. Ciputra Development. Tbk yang merupakan perusahaan poperti dan
real estate ternama di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia ternyata
mencapai USD 1.6 miliar atau setara dengan Rp 21.6 triliun (kurs Rp 13.538)
ditemukan adanya research gap. Penelitian dari Rosalia & Sapri (2017) dan
berbeda dengan penelitian dari Reza (2012), Indriawati (2017), Hidayati & Fidiana,
penghindaran pajak. Penelitian Asri & Suardana (2016) menyatakan bahwa komite
berbeda dengan penelitian dari Cahyono et al. (2016), kemudian Hidayati &
Fidiana (2017) menunnjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara komite
audit terhadap penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Asri &
Suardana (2016) dan (Dewinta & Setiawan, 2016) menunjukkan bahwa ukuran
terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut juga terbukti dari adanya uji dari
penelitian Saputra & Asyik (2017) yang membuktikan bahwa hasil dari pengujian
leverage memiliki arah positif yang signifikan. Dengan demikian semakin tinggi
tingkat leverage maka akan semakin tinggi pula usaha dalam melakukan
penghindaran pajak.
memperoleh bukti empiris hubungan dewan komisaris, komite audit, serta ukuran
objek penelitian, yaitu studi pada perusahaan sektor properti dan real estate, yang
merupakan saran peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh (Hidayati & Fidiana,
teknik ini digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel intervening. Penelitian
ini juga menggunakan uji sobel yang digunakan untuk menguji apakah variabel
penelitian ini menggunakan aplikasi Sobel Test Calculator for the Significance of
Teori agensi menjelaskan bahwa adanya masalah yang akan terjadi antara
negara dari pemungutan pajak yang tinggi untuk meningkatakan kas negara,
melakukan rapat dewan komisaris yang merupakan proses yang diambil oleh
dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan
monitoring yang dilakukan akan semakin efektif yang pada akhirnya menaikkan
nilai perusahaan dan risiko yang ada di pada perusahaan itu semakin rendah.
Rosalia & Sapri (2017) dan Maharani & Suardana (2014) menunjukan adanya
pajak.
(Guna & Herawaty, 2010). Teori agensi menunjukkan semakin tinggi keberadaan
akan lebih baik dan konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen
atau kecil dapat dilihat dari kapitalisasi pasar perusahaan. Nilai kapitalisasi pasar
besar akan memiliki sumber daya yang besar untuk melakukan penghindaran
pajak agar mencapai penghematan pajak yang optimal. Teori agensi menyatakan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk
Setiawan, 2016). Asri & Suardana (2016) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
operasi ekuitas. Tingkat hutang yang maksimal tercapai saat penghematan pajak
mencapai jumlah yang maksimal. semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti
semakin tinggi jumlah pendanaan dari hutang pihak ketiga yang digunakan
perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari hutang
tersebut. Teori agensi mempunyai implikasi bagi suatu perusahaan, yaitu biaya
bunga pada hutang akan menekan biaya pajak perusahaan, sehingga dalam hal
mendapatkan keuntungan dari adanya biaya bunga atas hutang untuk menekan
beban pajak perusahaan. Perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi tentu akan
berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya,
sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak (Ariani & Wiagustin,
2017). Lanis & Richardson (2014) dan Saputra & Asyik (2017) memberikan bukti
pajak.
secara kolektif (sebagai Board). Oleh karena itu, Komisaris wajib berkomitmen
dengan maksud dan tujuan perseroan. Teori keagenan menyatakan bahwa antara
Komite audit merupakan sekelompok orang yang dipilih dari anggota dewan
keuangan dan pengungkapan (disclosure) (Dewi & Sari, 2015). Komite audit juga
leverage. Karena leverage dapat digunakkan dalam struktur modal usaha sehingga
komite audit memiliki lebih banyak sumber daya khususnya untuk menghadapi
masalah yang sedang dialami perusahaan. Carolina et al. (2014) serta Tjandra
terhadap leverage.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan telah berjalan dengan baik
dapat dengan mudah memiliki akses kepasar modal. Kemudahan dalam memiliki
dan perusahaan juga akan mendapat sorotan publik yang lebih dibandingkan
perusahaan kecil. Maka dengan perusahaan besar akan dengan mudah untuk
operasional perusahaan. Erkaningrum (2008) dan Joni & Lina (2010) yang
mengenai Emiten atau Perusahaan Publik, dan memberi nasihat kepada direksi.
agen dan prinsipal juga dapat memacu para agen untuk melakukan penghindaran
pajak. Penghindaran pajak dapat dilihat dari leverage, ketika leverage tinggi maka
beban bunga yang harus dibayarkan juga tinggi sehingga laba akan menurun dan
akan berimbas pada berkurangnya besaran pajak yang harus dibayarkan kepada
penghindaran pajak
mengerti celah dalam peraturan perpajakan dan cara yang dapat menghindari
risiko deteksi, sehingga dapat memberikan saran yang berguna untuk melakukan
penghindaran pajak (Puspita & Harto, 2014). Komite audit merupakan komite
menjelaskan bahwa manajemen sebagai agen harus melakukan tugas sesuai yang
risiko besar akan bangkrut sebagai akibat dari pembayaran bunga yang tinggi
pajak
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar usaha yang dilakukan
besarnya aset pendanaan. Teori agensi menjelaskan bahwa adanya tugas dan
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula tugas para agen. Perusahaan yang
dan berimbas pada besaranya pajak yang harus dibayarkan kepada prusahaan.
penghindaran pajak
METODE PENELITIAN
adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun pengamatan 3
(Barli, 2018)
2 Dewan Merupakan anggota perusahaan yang Jumlah rata-rata
Komisaris memiliki wewenang dalam melakukan fungsi tingkat kehadiran
(DK) pengawasan dan memberikan nasihat setiap anggota
kepada direksi (Peraturan OJK No 33/POJK dalam rapat dewan
04/2014) komsaris/Total
jumlah anggota
dewan komisaris
(Reza, 2012)
3 Komite Audit Merupakan anggota yang dibentuk oleh Jumlah anggota
(KA) dewan komisaris untuk membantu komite audit dalam
melakukan pemeriksaan yang dianggap satu periode (Asri &
perlu untuk mengelola perusahaan (Guna & Suardana, 2016)
Herawaty, 2010)
tahunan (annual report) yang telah dipublikasikan oleh perusahaan sampel selama
periode penelitian dan diakses melalui website resmi Bursa Efek Indonesia dan
menggunakan analisis regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan uji
analisis jalur (path analysis) dengan alat analisis software SPSS versi 21. Tingkat
signifikansi yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalma
penelitian ini adalah 5% (0.05). Rumus yang diajukan dalam model penelitian ini
adalah :
maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Hasil analisis statistik deskriptif
nilai 1.269 yang telah melebihi syarat signifikansi sebesar 0.05 sehingga dapat
variabel independen pada uji multikolinearitas menunjukkan nilai lebih dari 0.10
dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada masing- masing varaibel independen
kurang dari 10, sehingga model regresi yang diajukan dalam penelitian ini bebas
dari masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
dalam penelitian ini menggunakan uji durbin watson yang menunjukkan bahwa
nilai DW hitung 2.194 lebih besar dari nilai dU 1.7274 dan kurang dari 4-dU
2.2726 (1.7274<2.194<2.2726), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
menguji antara pengaruh variabel dewan komisaris, komite audit, dan ukuran
DER = 1.132–0.047DK–1.402KA+0.426UP+0.894………………………….Persamaan 1
DER = -0.462+0.045DK+0.505KA-0.1007UP+0.199DER+0.883……..…Persamaan 2
Dari hasil regresi tersebut dapat dilihat ringkasan hasil uji analisis pada
Koefisien Pengaruh
Variabel Total
Jalur Langsung Tidak Langsung
atau sebesar 15.7%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan variabel
leverage sebagai variabel intervening yang dapat diterangkan oleh variasi variabel
dewan komisaris, komite audit, dan ukuran perusahaan sebesar 15.7% dan
nilai sebesar 0.163 atau sebesar 16.3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
variasi variabel penghindaran pajak yang dapat diterangkan oleh variasi variabel
dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage sebesar 16.3%
penghindaran pajak sebesar 83.7%. Tabel 5 memuat hasil uji hipotesis yang telah
Kesimpula
Hipotesis β Sig.
n
signifikan terhadap penghindran pajak (H1 ditolak). Hasil tidak selaras dengan
perusahaan memiliki dewan komisaris yang lebih sering melakukkan rapat, maka
semakin besar tingkat pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris. Namun,
berbeda dengan argumen tersebut hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa
ketika dewan komisaris lebih sering mengadakan rapat per tahunnya , hal yang
menurunkan laba yang akan dicapai perusahaan, maka untuk mengatasi hal
penghindran pajak agar perusahaan mencapai laba yang maksimal dan dinilai
memiliki kinerja yang baik. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wibawa et al. (2014) yang menunjukkan bahwa dewan komisaris
signifikan terhadap penghindaran pajak (H2 ditolak). Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan teori agensi dimana, semakin tinggi keberadaan komite audit
optimal dan konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk
bahwa jumlah komite audit semakin banyak belum tentu praktik penghindran
pajak dapat diminimalisasi. Hal tersebut terjadi karena pembentukan srtuktur dan
wewenang, maka semakin bertambahknya jumlah komite audit akan juga semakin
pengelola kepada pihak pemilik. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Wibawa et al. (2014) yang menemukan bukti bahwa komite audit berpengaruh
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (H3 ditolak). Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa sumber daya yang dimiliki
kinerja agen. Dimana hal tersebut dilakukan dengan cara menekan beban pajak
perusahaan agar kinerja dari perusahaan tersebut dapat tercapai secara maksimal
dan dapat dinilai baik kinerjanya oleh pemegang saham. Sehingga ukuran
perusahaan baik kecil maupun besar tidak mempengaruhi manjemen untuk tidak
penelitian dari Tandean & Winnie (2016), Cahyono et al. (2016), Indriawati (2017),
dan Putri (2017) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa biaya bunga pada hutang
akan menekan biaya pajak perusahaan, sehingga dalam hal ini manajemen lebih
memilih menggunakan hutang dalam operasionalnya agar mendapatkan
keuntungan dari adanya biaya bunga atas hutang untuk menekan beban pajak
perusahaan. Biaya bunga yang dapat dugunakan sebagai laba kena pajak adalah
biaya bunga yang muncul akibat adanya pinjaman kepada pihak ketiga yang tidak
yang dilakukan oleh Saputra & Asyik (2017) yang menemukan bukti bahwa
Tingginya tingkat leverage tentunya akan sangat berdampak pada biaya bunga
yang bisa dijadikan sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan akan
terhadap leverage (H5 ditolak). Penelitian ini tidak sejalan dengan teori keagenan
hutang sebagai salah satu sumber pendanaannya. Disini peran dari seorang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2015) yang menyatakan
komisaris harus diimbangi dengan kualitas atas hasil rapat yang telah dilakukan.
Dengan kualitas rapat dewan komisaris akan menentukan apakah rapat telah
dan signifikan terhadap leverage (H6 diterima). Hasil ini sejalan dengan teori
audit membuat komite audit memiliki lebih banyak sumber daya khususnya
komite audit yang cuku di perusahaan akan lebih terbuka dan bertanggung jawab
dalam menyajikan laporan keuangan yang ada. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Carolina et al. (2014) serta Tjandra (2015) terkait
komite audit terhadap leverage dimana tedapat pengaruh negatif antara komite
audit terhadap leverage. Hasil menunjukkan dengan adanya jumlah komite audit
yang memadai makan suatu perusahaan tersebut akan baik dalam kegiatan
dengan baik. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat menarik para
berpengaruh terhadap leverage (H7 ditolak). Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan teori agensi yang menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
keagenan yang lebih besar dari pada perusahaan kecil, maka sebagai
taget dari perusahaan. Namun berbeda dengan argumen tersebut dimana hasil
penghindaran pajak (H8 ditolak). Hasil ini tidak sejalan dengan teori agensi yang
Dalam penelitian ini, dewan komisaris yang diproksikan dengan rapat per
tahunnya tidak mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan baik, dimana
karena karena dalam penelitian ini menduga bahwa adanya pihak-pihak yang
pajak (H9 diterima). Penelitian ini sejalan dengan teori agensi menjelaskan bahwa
manajemen sebagai agen harus melakukan tugas sesuai yang di perintahkan oleh
pajak sehingga laba yang nantinya akan diperoleh lebih maksimal. Laba yang
penghindaran pajak. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika komite audit dalam
hutang yang berlebih dalam perusahaan. Kemudian biaya dari hutang akan
penghindaran pajak. Hasil penelitian ini terlihat bahwa ketika komite audit
rendah karena perna komite disini dijalankan sesuai dengan GCG yang baik.
Ketika tingkat hutang yang rendah maka diikuti pula dengan tingkat
penghindaran yang rendah karena tingkat bunga sebagai pengurang hasil kena
terhadap penghindaran pajak (H10 ditolak). Penelitian ini tidak sejalan dengan
teori agensi menjelaskan bahwa adanya tugas dan wewenang dari prinsipal kepada
besar pula tugas para agen. Perusahaan yang besar cenderung dapat mengatur
ketika besar kecilnya ukuran perusahaan sangat memerlukan adanya biaya dari
penghindaran pajak karena pinjaman tersebut akan muncul biaya bunga yang
SIMPULAN
Komite audit memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage. Leverage
agar hasil yang didapat beraneka ragam serta memperkaya teori yang ada. Peneliti
hubungan antar variabel yang kuat. Serta menambah periode dan memperluas
Perusahaan lebih memperhatikan tata kelola yang baik dan memperhatikan dalam
pemilihan orang yang tepat karena diperlukan untuk menjalankan peran terkait
tata kelola perusahaan agar tidak terjadi hal buruk di dalam menjalankan
DAFTAR PUSTAKA