Anda di halaman 1dari 16

BAB V

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Upaya melestararikan daya lingkungan hidup dilakukan oleh PDAB Tegal


sebagai pemrakasa dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengembangan kegiatan Pengembangan Mata Air Wango II dan mata air
Gombong agar dapat menunjang pembangunan berkelanjutan dan
melaksanakan Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan
Lingkungandengan mengacu pda Undang-undang No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan petunjuk pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 serta Petunjuk Teknis Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pematauan Lingkungan (UKL dan
UPL) Proyek Bidang Pekerjaan Umum oleh Komisi Pusat AMDAL
Departemen Pekerjaan Umum.

Upaya Pengelolaan Lingkungan adalah usaha untuk mengelola dampak


negatif yang diperkirakan timbul akibat suatu kegiatan, sehingga perlu
diperhatikan secara rinci sumber dampak dari kegiatan Pengembangan
Mata Air Wangon II dan mata air Gombong PDAB Tegal serta jenis
dampak yang ditimbulkannya. Dengan demikian, cara pengelolaan dan
alternatif pemecahannya dapat diketahui. Adapun Upaya Pengelolaan
Lingkungan di Pengembangan Mata Air Wangon II dan mata air Gombong
PDAB Tegal dapat dirinci sebagai berikut:

5.1. TAHAP PRA KONTRUKSI


5.1.1. Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
Pada tahap pra kontruksi, kegiatan Pengembangan mata air
Wangon II dan mata air Gombong tidak menimbulkan dampak
terhadap komoponen Fisik Kimia.
5.1.2. Dampak Terhadap Komponen Biologi
Pada tahap pra kontruksi, kegiatan Pemngembangan mata air
Wangon II dan mata air Gombong tidak menimnulkan dampak
terhadap komponnen Biologi.
5.1.3. Dampak Terhdap Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Dampak Terhadap Persepsi
1. Sumber dampak
Ada 2 (dua) macam persepsi yang mencul pada tahap
prakontruksi, yakni persepsi instasional dan persepsi
masyarakat. Sumber dampak terhadap persepsi instasional
adalah kegiatan sosial proyek, kegiatan perijinan,
sedangkan sumber dampak terhdap persepsi masyarakat
adalah kegiatan sosialisasi proek, kegiatan perijinan dan
pembebasan lahan.

2. Jenis Dampak
Persepsi Instasional
Persepsi instasional yang muncul adalah persepsi positif
dan negatif. Persepsi positif timbul karena upaya
pengembangan mata air Wangon II dan Gombong akan
sangat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan PDAM
Kabupaten Tegal, yang diharapkan juga akan memberi
masukan tembahan bagi pendapatan daerah. Namun
selain itu juga muncul persepsi negatif karena adnya
kekhawatiran terganggunya kebutuhan air untuk kegiatan
pertanian. Ketiadaan kajian secara mendalam tentang
kapasitas di tapak proyek semakin menambah
kekhawatiran instansi yang berkepentingan dengan
pengelolaan persediaan air untuk kegiatan pertanian.
Persepsi Masyarakat
Persepsi yang muncul dalam masyarakat juga bersifat
positif dan negatif. Persepsi positif muncul dalam
masyarakat Desa Muncanglarang karena pemanfaatan
potensi air yang melebihi kebutuhan petani Muncanglarang
memberikan harapan-harapan dengan adanya
kesepakatan yang telah dicapai antara pihak pemrakasa
dengan masyarakat Desa Jejeg, jik ada jaminan bahwa
kebutuhan air untuk sawah pertanian mereka tidak
terganggu namun juga muncul persepsi negatif karena
tetap ada kekhawatiran terganggunya kebutuhan air lahan
pertanian sawah meraka. Kegiatan pembebasan lahan
perkiraan akan memunculkan persepsi positif jika dapat
memberikan ganti rugi secara wajar. Namun persepsi ini
dapat menjadi negatif jika pembebasan lahan tidak
berlangsung secara musyawarah dan memberikan harga
wajar untuk penduduk yang terkena pembebasan.

3. Upaya Pengelolaan Dampak


Persepsi Instasional
Kekhawatiran utama instansi terkait yang berkepentingan
dengan pengelolaan sumber air adalah terganggunya
kebutuhan air untuk kebutuhan pertanian. Upaya
pengelolaan yang harus dilakukan untuk menumbuhkan
persepsi positih adalah:
1. Selalu melakukan koordinasi intansional dan
menginformasikan perkembangan/kemajuaqn proyek di
setiap tahapan kegiatan
2. Dilakukan suatu kajian yang rinci tentang
kapasitas/debet mata air Gombong dan Wangon II
kaitannya dengan kebutuhan lahan pertanian yang
selama ini dilayani.
Persepsi Masyarakat
Untuk meningkatkan persepsi positif masyarakat Desa
Muncanglarang dan menghilangkan kekhawatiran
masyarakat petani Desa Jejeg maka upaya pengelolaan
yang harus dilakukan adalah:
1. Selalu melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah
Desa (Muncanglarang dan Jejeg) secara periodik di
setiap tahapan kegitan.
2. Pembebasan lahan dilakukan melalui musyawarah
langsung dengan memberikan ganti rugi yang wajar.

5.2. TAHAPAN KONTRUKSI


5.2.1. Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
a. Dampak Terhadap Kualitas Air
1. Sumber Damapak
Sumber dampak terhadap kulitas air pada kegiatan
Pengembangan Mata Air Wangon II dan mata air Gombong
PdaB Tegal adalah pembangunan broankaptering, bak
penampungan air, penggalian tanah, pengurugan dan
pembangunan instalasi pipa.

2. Jenis Dampak
Kegiatan pembangunan broankaptering bak penampung air
akan menggunakan bahan bangunan yang akan jatuh di
badan air dan atau mata air, sehingga akan berdampak
terhadap penurunan kualitas air.

3. Upaya Pengelolaan Lingkungan


Pemnurunan kualitas air diakibatkan oleh adanya kegiatan
pembangunan bak penampungan air di lokasi mata aiar
dari kegiatan Pengembangan Mata Air Wangon-Gombong
PDAB Tegal pada tahap kontruksi dan pasca konstruksi.
Pda tahap kegiatan pembangunan bak penampung air
akan menimbulkan penurunan kualitas air akibat
bercapurnya air dengan bahan bangunan bila dibandingkan
dengan keadaan kuliatas air masa sekarang. Namun
demikian, dempak-dempak penurunan kualitas air tersebut
sangatlah kecil dan sifatnya sementara waktu karena debit
air yang cukup besar sehingga pengambilan air oleh PDAB
tidak begitu mengurangi kulitas dan penyediaan air bersih
dan air irigasi untuk penduduk lokasi tapak proyek. Agar
penurunan kualitas air ini tidak menggangu penyediaan air
bersih ke penduduk maka dijaga agar tempat pengambilan
air penduduk di mata air tidak terganggu sehingga air yang
digunakan oleh penduduk untuk kebutuhan air bersih tetap
tidak terganggu baik kualitas maupun kuantitasnya.

b. Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan


1. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap kualitas udara pada kegiatan
pengembangan Mata Air Wangon II dan mata air Gombong
PDAB Tegal adalah kegiatan pembangunan broankaptring,
bak penumpang, pengangkutan atau transportasi bahan
bangunan ke lokasi tapak proyek, serta pembangunan
instalasi pipa.

2. Jenis Dampak
Kegiatan pembangunan bak penampung air, mobilisasi
bahan bangunan, mobilisasi dan demobilisasi peralatan
akan menimbulkan dampak terhadap kebisingan,
sedangkan mobilisasi bahan bangunan, mobilisasi dan
demobilisasi peralatan juga menghasilkan emisi gas
dandebu. Emisi gas dan debu tersebut akan berdampak
negatif terhadap penurunan kualitas udara di jalan-jalan
sekitar rumah penduduk. Mengingat kegiatan ini hanya
dilakukan pada tahap kontruksi dan dalam waktu yang
relatif hanya sebentar, maka dampak yang terjadi bersifat
sementara.

3. Upaya Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan pencemaran udara di lokasi Pengembangan
Mata Air Wangon-Gombong PDAB Tegal dititikberatkan
pada pengelolaan kualitas udara di lokasi pemukiman
penduduk sekitar jalan raya pada saat pengangkitan bahan
bangunan dan pipa. Kemungkinan peningkatan kadar debu
dapat diantisipasi dengan melakukan penyiraman jalan
dengan air sehingga debu-debu akibat lalulintas kendaraan
proyek tidak beterbangan. Pencemaran udara oleh polutan
gas dapat terantisipasi oleh banyaknya tanaman-tanaman
hutan di sekitar jalan. Namun demikian, pencemaran uara
di lokasi pemukiman penduduk ini tidak begitu besar karena
sifatnya henya sesaat saja pada saat kendaraan lewat.

Kegitaan pembangunan bak penampungan air dan


pemasangan instalasi pipa aliran air bersih dari lokasi mata
air ke lokasi injeksi pipa yang sudah ada, tidak begitu
menimbulkan pencemaran udara karena lokasi tapak
proyek jauh dari pemukiman penduduk serta tidak adanya
emisi gas polutan.

5.2.2. Dampak Terhadap Komponen Biologi


a. Dampak Terhadap Penurunan Biota Air
1. Sumber Dampak
Sumber dampak utamakegiatan pengembangan Mata Air
WangonII dan mata air Gombong PDAB Tegal terhadap
kualitas air pada tahap kontruksi adalah broankaptering,
bak penampung air, penggalian tanah, pengurugan dan
pembangunan instalasi pipa.

2. Jeis Dampak
Kegiatan pembangunan bak penampungan air akan
menggunakan bahan bangunan yang akan jatuh di badan
air atau mata air, sehingga akan berdampak terhadap
penurunan kualitas air. Karena adanya penurunan kualitas
air ini akan berdampak lanjutan terhdapa penuruanan
jumlah dan jenis biota air. Namun demikian, mengingat
kegiatan pembangunan bak penampung hanya dalam
waktu yang relatif singkat, maka dampak ini hanya bersifat
semnetara.

3. Upaya pengelolaan Lingkungan


Penurunan kualitas iar diakibatkan oleh adanya kegiatan
pembangunan bak penampungan air di lokasi mata air dari
kegiatan Pengembangan Mata Air Wangon-Gombong
PDAB Tegal pada tahap konstruksi dan pasca konstruksi.
Pada tahap kegiatan pembangunan bak penamp[ung air
akan menimbulkan penurunan kualitas air akibat
bercampurnya air dengan bahan bangunan bila
dibandingkan dengan keadaan kualitas air masa sekarang.
Namun demikian, dampak-dampak penurunan kualitas air
tersebut sangatlah kecil dan sifatnya sementara waktu
karena debit air yang cukup besar sehingga pengambilan
air oleh PDAB tidak begitu mengurangi kualitas dan
penyediaan air bersih dan air irigasi untuk penduduk lokasi
tapak proyek. Agar penurunan kualitas air ini tidak
mengganggu penyediaan air bersih ke penduduk maka
dijaga agar tempat pengambilan air yang digunakan oleh
penduduk untuk kebutuahn air bersih tetap tidak terganggu
baik kualitas maupun kuantitasnya.

5.2.3. Dampak Terhadap komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


a. Dampak Terhadap Persepsi
1. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap persepsi adalah kegiatan-
kegiatan penggalian tanah, pemasangan pipa, pengurugan
tanah dan uji coba pengaliran.

2. Jenis Dampak
Kegiatan selama masa kontruksi diperkirakan akan
mengganggu kegiatan pertanian yang umunya berlangsung
sepanjang tahun. Hal ini dapat menumbuhkan persepsi
masyarakat.

3. Upaya Pengelolaan Dampak


Untuk meminimalkan persepsi negatif dan menumbuhkan
persepsi positif dalam masyarakat, maka upaya
pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan adalah;
1. Menginformasikan jadwal pelaksanaan kegiatan
kepada pihak Pemerintah Desa, utamanya para petani
di sekitar jaringan pipa yang akan dibangun. Dengan
sepengatahuan para petani, maka dapat mengetahui
secara pasti akan ada kegiatan proyek di lahan
pertanian, sehingga jika ada persoalan yang muncul
akan dapat diselesaikan dengan lebih baik.
2. Perekrutan tebaga kerja untuk kegiatan konstruksi
selalu mengutamakan penduduk setempat sesuai
dengan jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan.
3. Dilakukan kerjasama dengan pengusaha setempat
untuk kebutuhan material dalam pembangunan jalur
pipa.
5.3. TAHAP OPERASI
5.3.1. Dampak Terhadap Komponen Fisik-Kimia
a. Dampak Terhadap Kuantitas Air
1. Sumber Dampak
Sumber dampak utama kegiatan Pengembangan Mata Air
Wangon II dan mata air Gombong PDAB Tegal terhadap
kuantitas air pada tahap operasi adalah kegiatan
pengoperasian instalsi air.

2. Jenis Dampak
Kuantitas penyediaan air dari mata air perlu diperhatikan
mengingat bahwa mata air tersebut digunakan oleh
penduduk sekitar untuk kebutahan air bersih disamping
digunakan untuk pengairan sawah di sekitar lokasi mata air
dan di sepanjang aliran saluran irigasi hingga masuk ke
sungai. Pengambilan air mata air wangon II dan Gombong
oleh PDAB kemungkinan dapat mengurangi penyediaan air
untuk kegiatan-kegiatan tersebut.

3. Upaya Pengelolaan Lingkungan


Dari gambar neraca air data dilihat bahwa jika PDAB Tegal
mengambil suplai air bersih dari mata air Gombong dan
Wangon II berturut-turut maksimum sebesar 50 liter/detik,
maka sisa air yang mengalir ke sungai adalah berturt-turt
sebesar 136 liter/detik dan 109 liter/detik pada musim
penghujan. Pada musim kemarau sisa air yang mengalir ke
sungai adalah berturt-turut sebesar 151 liter/detik dan 84
liter/detik untuk mata air Gombong dan Wangon II.
Dengan demikian dapat disimpuilkan bahwa pengambilan
air dari mata air Wangon II dan Gombong yang terletak di
Dusun Krajan Desa Muncanglarang kecamatan Bumijawa
Kabupaten tegal untuk keperluan pengembangan Mata Air
Wangon-Gombong PDAB Tegal tidak boleh melebihi 50
liter/detik agar tidak mengganggu penyediaan air untuk
keperluan masyarakat di daerah sekitar tapak proyek baik
pada musim penghujan maupun musim kemarau.
Gambaran Upaya Pengelolaan Lingkungan di
Pengembangan Mata Air Wangon II dan mata air Gombong
PDAB Tegal, secara singkat disajikan pada Tabel 5.1.

5.3.2. Dampak Terhadap Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


b. Dampak Terhadap Persepsi
1. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap persepsi adlah pengoperasian
pipa dan pemeliharaan pipa.

2. Jenis Dampak
Dengan selesainya kegitan kontruksi, maka dengan seijin
pemrakasaan lahan sawah akan dapat dimanfaatkan
kembali oleh mantanpemilik lahan. Hal ini dapat
menumbuhkan persepsi positif terlebih lagi jika ternyata
kebutuhan air untuk pertanian tidak terganggu, maka
persepsi positif tidak saja tumbuh di kalangan masyarakat,
namun juga sevara instasional akan muncul persepsi
positif.
3. Upaya Pengelolaan Dampak
Upaya pengelolaan yang perlu dilakukan untuk
menumbuhkan persepsi positif adalah:
1. Sosialisasi proyek kepada Pemerintah Daerah dan
masyarakat Desa Muncanglarang dan Jejeg yang
berkaitan dengan operasional penyaluran air dari mata
air Gombong dan Wangon II serta kegiatan pemelihara
jalur pipa yang akan dilakukan oleh pemrakasa.
Sosialisasi di depan masyarakat Desa Muncanglarang
antara lain berkaitan dengan:
a. Pengawasan bersama untuk memastikan bahwa
debit air yang diambil oleh PDAB sesuai denga
yang diijinkan oleh Pemda. Oleh karenanya
pemrakasa berkewajiban untuk memasang dan
memberitahukan alat yang dapat menera dandilihat
sevara langsung oleh penduduk bahwa debit air
yang dimabil benar-nbenar sesuai yang diijnkan.
b. Kegiatan apa saja yang diperbolehkan dilakukan
oleh penduduk di sekitar bangunan di sumber air
dan di atas jalur pipa. Dengan demikian, maka
dapat diantisipasi hal-hal atau kegiatan yang dapat
mengganggu mata air dan jalur pipa.

Sosilalisasi di Desa Jejeg utamanya berkaitan dengan:

a. Penegasan kembali oleh pemrakasa bahwa dalam


pemanfaatan mata air Gombong dan Wangon II
kepentingan pertanian akan lebih diutamakan.
b. Kegiatan apa saja yang diperbolehkan dilakukan
oleh penduduk di sekitar bangunan di sumber air
dan diatas jalur pipa. Dengan demikian, maka
dapat diantisipasi hal-hal atau kegiatan yang dapat
mengganggu mata air dan jalur pipa.
2. Dipasang rambu-rambu di tempat-tempat tertentu yang
dibutuhkan untuk keamanan proyek/jalur pipa.
3. Dilakukan koordinasi dan pembahasan dengan Pemda
untuk membahas kontribusi PDAB Jawa Tengah
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tegal.
Tabel 5.1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan
Pengembangan Mata Air Wangon-Gombong PDAB Tegal
KOMPONEN SUMBER DAMPAK DAMPAK YANG TOLAK UKUR UPAYA LOKASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN PENGAWASAN PELAPORAN
LINGKUNGA DIPERKIRAKAN DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
N TERJADI LINGKUNGAN
Tahap Pra Konstruksi
Persepsi  Sosialisasi proyek Persepsi: Instansonal: Instasional: Desa Jejeg dan PDAB Tegal Dep. Kimpraswil  Bapedal Prop.
 Perijinan  Instasional  Sikap terhadap  Koordinasi dan Muncanglarang Jateng Jateng
 Pembebasan lahan  Masyarakat proyek sosialisasi proyek  Bapedalda
Masyarakat:  Kajian ttentang Kabupaten
 Frekuensi kapasitas mata air Tegal
keluhan Wangon II dan  Kecamata
masyarakat Gombong Bumijawa
 Sikap terhadap Masyarakat:
proyek  Koordinasi dan
sosialisasi proyek
 Pembebasan lahan
secara musyawarah
dan pemberian ganti
rugi yang wajar
Tahap Konstruksi
Kualitas air  Pembangunan  Penurunan SK Guberbur  Pengambilan air  Mata air Wangon PDAB Tegal Dep. Kimpraswil  Bapedal Prop.
broankaptering kualitas mata air Jateng NO. bersih yang terpisah II dan mata air Jateng Jateng
 Pembangunan bak  Penurunan 660.1/26/1990 dari lokasi bak Gombong  Bapedalda
penampung air kualitas air penampung  Saluran irigasi Kabupaten
 Pengggalian tanah saluran irigasi  Uji kualitas air mata dari mata air Tegal
 Pengurugan tanah air Wangon II dan  Kecamata
 Pembangunan  Uji kualitas irigasi mata air Bumijawa
instalasi pipa  Saluran irigasi Gombong
terpisah dari bak
penampung

Tebel 5.1. Materik Upaya Pengelolaan Lingkungan


Pengembangan Mata Air Wangon-Gombong PDAB Tegal
KOMPONEN SUMBER DAMPAK DAMPAK YANG TOLAK UKUR UPAYA PENGELOLAAN LOKASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGA DIPERKIRAKAN DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLA LINGKUNGAN
PENGELOL PENGAWASAN PELAPORAN
N TERJADI AN
AAN
Kualitas udara  Pengangkutan bahan Penurunan Peraturan Penyiraman jalan dengan Jalan PDAB Tegal Dep.  Bapedal
& Kebisingan bangunan kualitas udara Pemerintah air serta uji kualitas udara perkampungan Kimpraswil Prop.
 Pemasangan instalasi dan kebisingan Nomor: 41 yang dilewati Jateng Jateng
pipa Tahun 1999 kendaraan  Bapedalda
proyek Kabupaten
Jalur pipa Tegal
 Kecamata
Bumijawa

Biota Air  Pembangunan Penurunan biota Besarnya Pelaksanaan pekerjaan  Mata air PDAB Tegal Dep.  Bapedal
broankaptering air indeks sesuai SOP Wangon II Kimpraswil Prop.
 Pembangunan bak keanekaragam dan mata air Jateng Jateng
penampung air an dan Gombong  Bapedalda
 Pengggalian tanah keseragaman  Saluran Kabupaten
 Pengurugan tanah jenis irigasi Tegal
 Pembangunan instalasi  Kecamata
pipa Bumijawa

Persepsi  Kegiatan penggalian Persepsi positif  Frekuensi  Informasi jadwal proyek Desa Jejeg PDAB Tegal Dep.  Bapedal
masyarakat tanah dan negatif keluhan di setiap kegiatan dan Kimpraswil Prop.
 Pemasangan pipa masyarakat  Rekruetmen tenaga Muncanglaran Jateng Jateng
 Pengurugan tanah  Sikap kerja lokal dalam g  Bapedalda
 Uji coba pengaliran terhadap kegiatan konstruksi Kabupaten
proyek sesuai kualifikasi Tegal
kebutuhan  Kecamata
 Pemenuhan kebutuhan Bumijawa
material bangunan
bekerjasama dengan
pengusaha lokal

Tebel 5.1. Materik Upaya Pengelolaan Lingkungan


Pengembangan Mata Air Wangon-Gombong PDAB Tegal
KOMPONEN SUMBER DAMPAK YANG TOLAK UKUR UPAYA LOKASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN PENGAWASAN PELAPORAN
LINGKUNGAN DAMPAK DIPERKIRAKAN DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
TERJADI LINGKUNGAN
Tahap Operasi
Penurunan Pengoprasian Penurunan Penurunan Debit  Mata air PDAB Tegal Dep. Kimpraswil  Bapedal Prop.
Kuantitas/debit instalasi air kuantitas air ketersediaan air pengambilan air Wangon II dan Jateng Jateng
air untuk pertanian ≤ debit maksimal Gombong  Bapedalda
yang diijinkan  Bak Kabupaten
serta uji debit air penampung Tegal
 Kecamata
Bumijawa
Tebel 5.1. Materik Upaya Pengelolaan Lingkungan
Pengembangan Mata Air Wangon-Gombong PDAB Tegal
Persepsi  Pengoperasian Persepsi positif  Frekuensi  Koordinasi dengan  Pemda PDAB Tegal Dep. Kimpraswil  Bapedal Prop.
masyarakat pipa masyarakat keluhan Pemda dalam Kabupaten Jateng Jateng
 Pemeliharaan terhadap proyek masyarakat penetapan Tegal  Bapedalda
pipa  Sikap kontribusi PDAB  Desa Jejeg Kabupaten
masyarakat terhadap PAD dan Tegal
dan Desa Muncanglarang: Muncanglaran  Kecamata
instasional  Pemasangan g Bumijawa
terhadap pengukur debit
proyek  Pengawasan
bersama
pengambilan air
 Pemasangan
rambu-rambu
keamanan instalasi
Desa Jejeg:
 Pemberian jaminan
melalui Surat
Keputusan Bersama
bahwa kebutuhan
air pertanian
diutamakan
 Pemasangan
rambu-rambu
keamanan jaringan
pipa

Anda mungkin juga menyukai