Anda di halaman 1dari 20

Volume 12 No.

1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN, REPUTASI AUDITOR,


PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN PAJAK
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011 SAMPAI 2015

Goldy Novrizari Sadewo


Sri Hartiyah

Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Sains Al Qur’an

ABSTRAK
This study aims to determine the effect of Compensation Management,
Reputation Auditor, Profitability, and Laverage against Tax Management On
Conventional Banking Companies Listed on the Stock Exchange Period 2011
until 2015. By using purposive sampling method, obtained a sample of 45 data.
This research was conducted using multiple linear regression analysis with
significance level of 5%.
The results showed that the variable compensation of management
influence on the management of conventional bank tax with the direction of a
positive coefficient. While variable auditor's reputation, profitability, and
leverage do not affect the tax management.
This study only used a sample of manufacturing firms in Indonesia so
that research results can not be used generally for other industries in
Indonesia. For further research is expected to add further expanded sample
for the entire company on the Stock Exchange and Future studies are expected
to examine the other variables so that in order to get better results.

Keywords: Tax management, auditor reputation, profitability, and leverage.

ii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Latar Belakang Masalah


Salah satu sumber dana pemerintah adalah melalui pemungutan pajak.
Dalam rangka meningkatkan penerimaan negara yang bersumber dari pajak,
pemerintah melakukan reformasi peraturan perpajakan pada tahun 2008, yang
mengakibatkan perubahan tarif pajak bagi PPh badan dari yang sebelumnya
bersifat progressif dengan tarif pajak sebesar 10% hingga 30% menjadi tarif
proporsional sebesar 28% pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 tarif tersebut
direvisi kembali menjadi 25% yang masih berlaku hingga saat ini. Disamping
itu, berdasarkan pasal 17 ayat 2b UU No 36 tahun 2008, pemerintah juga
memberikan fasilitas pengurangan tarif pajak sebesar 5% bagi perusahaan
terbuka yang 40% atau lebih sahamnya yang disetor serta diperdagangkan di
BEI dimiliki oleh publik (UU No. 36 tahun 2008).
Sementara itu pendapatan pajak yang di terima oleh negara selama 5
tahun terakhir tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah.
Perkembangan prosentase pendapatan pajak tersebut dapat dilihat dalam tabel
1.1 berikut ini :
Tabel 1.1. Prosentase Target Pajak Negara 5 Tahun Terakhir
Tahun Prosentase Target Realisasi
2011 99,40% 879 Triliun 874 Triliun
2012 96,40% 1016 Triliun 981 Triliun
2013 93,80% 1148 Triliun 1077 Triliun
2014 91,70% 1246 Triliun 1143 Triliun
2015 84,70% 1761 Triliun 1491 Triliun
Sumber : Dirjen pajak (2014), dan liputan6.com (2016)

Berdasarkan fenomena penurunan prosentase penerimaan pajak pada


tahun 2011 sampai 2015 diatas, kemungkinan yang mengakibatkan tidak
terealisasinya pajak pada tahun tersebut ada banyak faktor, bisa saja petugas
pajak yang menyalah gunakan wewenangnya (korupsi). Atau mungkin saja
perusahaan yang memang lalai atau telat dalam melakukan pembayaran pajak.
Perencanaan pajak yang masih dalam koridor undang-undang disebut
penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan usaha
untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat legal, kegiatan ini memunculkan
resiko bagi perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan
dimata publik. Apabila penghindaran pajak melebihi batas atau melanggar
hukum dan ketentuan yang berlaku maka aktivitas tersebut dapat tergolong
kedalam penggelapan pajak (tax evasion).
Fahreza (2014) menyatakan bahwa perusahaan perbankan di Indonesia
diatur secara ketat dalam melaksanakan kegiatan operasional mereka, dimana
perusahaan perbankan dimonitor oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) dan
badan pengawas lainnya. Perusahaan perbankan juga merupakan wajib pajak
yang harus memenuhi kewajiban perpajakan. Pajak merupakan beban yang
akan mengurangi laba bersih.

iii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-


imbalan finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang
melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi
(www.kajianpustaka.com). Selain itu kompensasi digunakan manajemen
untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta mengembangkan
sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk
suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi (Fitriani, 2012).
Fahreza (2014) menyatakan dilain pihak, perusahaan diaudit oleh auditor
independen yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan,
dimana auditor diharapkan untuk mampu untuk merencanakan dan
melaksanakan audit dalam rangka memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan
oleh kekeliruan atau kecurangan.
Menurut Kanagaretnam et al. (2010) reputasi auditor adalah variabel
dummy dimana untuk mengukurnya menggunakan proksi kategori jenis firma
auditor yang melakukan audit atas laporan keuangan apakah ternasuk kategori
Big 4 (Deloite Touche Tohmatsu, Pricewaterhouse Coopers, Ernst & Young,
dan KPMG) atau tidak. Auditor juga diharapkan untuk mampu meningkatkan
akurasi ketepatan perhitungan pajak yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan dalam melakukan perhitungan kewajiban pajak, yang dalam
perhitungannya berdasarkan laporan keuangan perusahaan.
Rasio profitabilitas (ROA) menurut Kasmir (2012) adalah rasio yang
menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakaan dalam perusahaan.
Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakaan
aktiva untuk memperoleh laba. Penelitian lain menemukan bahwa besarnya
profitabilitas perusahaan dapat mengurangi beban pajak perusahaan.
Penyebabnya adalah karena perusahaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi
dan yang memiliki pendapatan tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang
rendah.
Rendahnya beban pajak perusahaan dikarenakan perusahaan dengan
pendapatan yang tinggi berhasil memanfaatkan keuntungan dari adanya
insentif pajak dan pengurang pajak yang lain yang dapat menyebabkan tarif
pajak efektif perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya (Noor et al., 2010).
Intensitas kepemilikan aset tetap dapat mempengaruhi beban pajak perusahaan
karena adanya beban depresiasi yang melekat pada aset tetap. Beban depresiasi
yang timbul atas kepemilikan aset tetap akan mempengaruhi pajak perusahaan,
hal ini dikarenakan beban depresiasi akan bertindak sebagai pengurang pajak
(Blocher et al., 2010).
Leverage adalah penggunaan dana dari pihak eksternal berupa hutang
untuk membiayai investasi dan aset perusahaan. Pembiayan melalui hutang
terutama hutang jangka panjang akan menimbulkan beban bunga yang akan
mengurangi beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan (Ngadiman dan
Puspitasari, 2014).
Menurut Amstrong (2012). Leverage biasanya diukur menggunakan debt
to asset ratio (DAR). Rasio ini membandingkan antara total kewajiban dengan

iv
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

total aset yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan lebih condong melakukan
pembiayaan melalui hutang, maka perusahaan akan dibebankan dengan bunga
yang harus dibayarkan terkait hutang tersebut. Didalam peraturan perpajakan
Indonesia (UU No. 36 tahun 2008), bunga pinjaman merupakan biaya yang
dapat dikurangkan dalam perhitungan penghasilan kena pajak. Namun
sebaliknya apabila perusahaan lebih condong melakukan pembiayaan melalui
modal, maka perusahaan akan membayarkan dividen yang mana tidak dapat
dikurangkan dalam perhitungan kena pajak perusahaan.
Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan pengaruh kompensasi manajemen terhadap
manajemen pajak.
2. Untuk membuktikan pengaruh reputasi auditor terhadap manajemen
pajak.
3. Untuk membuktikan pengaruh profitabilitas terhadap manajemen pajak.
4. Untuk membuktikan pengaruh leverage terhadap manajemen pajak.
Telaah Teori
Teori Keagenan (Agency theory)
Teori agensi (theory agensi) yaitu yang menyatakan mengenai pentingnya
pemilik perusahaan (pemilik saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada tenaga profesional (disebut agen) yang lebih mengerti dan profesional
dalam menjalankan bisnis (Ardiyansyah, 2014). Ruang lingkup korporasi atau
perusahaan, pemegang saham adalah sebagai prinsipal dan CEO perusahaan
adalah sebagai agen. Elemen kunci dalam teori keagenan adalah bahwa
prinsipal dan agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda (Anthony dan
Govindarajan, 2005, dalam Ifanda, 2016).
Masri dan Martani (2012) menjelaskan masalah agensi yang muncul
dengan adanya manajemen pajak adalah karena adanya perbedaan kepentingan
antara para pihak prinsipal dan agen, satu sisi manajer sebagai agen
menginginkan peningkatan kompensasi, sedangkan pemegang saham ingin
menekan biaya pajak. Pihak prinsipal menginginkan pengembalian keuangan
yang diperoleh dari investasi mereka diperusahaan tersebut. Prinsipal tidak
memiliki informasi yang mencukupi mengenai kinerja agen, prinsipal tidak
pernah merasa pasti bagaimana agen dalam memberikan kontribusi pada hasil
aktual perusahaan (Anthony dan Govindarajan, 2005, dalam Ifanda, 2016).
Manajemen Pajak
Fahreza (2014) menyatakan bahwa pajak merupakan iuran yang
dipaksakan kepada Wajib Pajak dan bagi perusahaan (wajib pajak), pajak
merupakan beban (yang akan mengurangi laba perusahaan).Manajemen pajak
adalah pengelolaan kewajiban perpajakan dengan menggunakan strategi untuk
meminimalkan jumlah beban pajak. Manajemen pajak merupakan salah satu
elemen dari manajemen perusahaan (Rusydi dan Kusumawati, 2010).
Budiman dan Setiyono (2012) menjelaskan perencanaan pajak yang masih
dalam koridor undang-undang disebut penghindaran pajak (tax avoidance)
penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajakyang
bersifat legal, kegiatan ini memunculkan resiko bagi perusahaan antara lain

v
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik. Irawan dan Farahmita
(2012), mengatakan bahwa manajemen pajak mempunyai dua tujuan, yaitu
menerapkan perpajakan secara benar dan usaha efisiensi untuk mencapai laba
yang seharusnya.
Kompensasi Manajemen
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan dengan imbalan atas jasa
dilakukan kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002). Menurut Fajar
(2012) kompensasi manjemen merupakan kegiatan merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan serta mengembangkan sistem dan
mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk suatu
keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi (gaji, upah/wages,
dan Insentif/incentive. Menurut Fahreza (2014) pemilik perusahaan
mengeluarkan biaya kompensasi kepada manajemen dengan tujuan agar
menambah motivasi kinerja manajemen, dalam hal ini manajemen akan lebih
transparan dan meningkatkan kinerja manajemen.
Reputasi Auditor
Reputasi dapat diartikan nama baik. Auditor independen yang melakukan
audit terhadap laporan keuangan perusahaan diharapkan mampu untuk
merencanakan dan melaksanakan audit dalam rangka memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Auditor juga diharapkan
untuk mampu meningkatkan akurasi dan ketepatan perhitungan pajak yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan perhitungan
kewajiban pajak, yang dalam perhitungannya berdasarkan laporan keuangan
perusahaan (Fahreza, 2014).
Menurut Niemi (2008) kualitas audit dapat diukur dengan melihat reputasi
auditor, pengalaman kerja, jumlah klien, dan total pendapatan KAP. Perusahaan
yang menjalin kerja sama dengan auditor Big 4 sebagai auditor internal akan
lebih baik dalam membuat dan merencanakan laporan keuangan sesuai
keinginan manajemen sehingga efisiensi pembayaran pajak perusahaan makin
meningkat.
Profitabilitas
Damadi (2013) menjelaskan definisi profitabilitas adalah ukuran untuk
menilai efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan
membandingkan antara modal yang digunakan dengan laba operasi yang
dicapai. Profitabilitas selain digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki dan perencanaan
pajak (tax planing) (Atarwan, 2011 dalam Damadi, 2013).
Leverage
Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan
menggunakan hutang dalam pembiyaan, dan dapat juga menggambarkan
hubungan antara total aset dengan modal saham biasa atau menunjukkan
penggunaan hutang untuk meningkatkan laba (Husnan, dalam Kurniasih dan

vi
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Sari 2013). leverage adalah penggunaan dana dari pihak eksternal berupa
hutang untuk membiayai investasi dan aset perusahaan, yang diukur
menggunakan debt to asset ratio (DAR). Rasio ini membandingkan antara total
kewajiban dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan lebih
condong melakukan pembiayaan melalui hutang, maka perusahaan akan
dibebankan dengan bunga yang harus dibayarkan terkait hutang tersebut.
Didalam peraturan perpajakan Indonesia (UU No. 36 tahun 2008), bunga
pinjaman merupakan biaya yang dapat dikurangkan dalam perhitungan
penghasilan kena pajak.

Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis:


Pengaruh Kompensasi Manajemen terhadap Manajemen Pajak
Menurut Fajar (2012) kompensasi manjemen merupakan kegiatan
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan serta mengembangkan
sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk
suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi. Kinerja
perusahaan pada umumnya masih diukur melalui kinerja laba.
Armstrong et al.(2012) menyatakan pada penelitian terdahulu terkait
pengaruh kompensasi manajemen terhadap manajemen pajak, dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kompensasi manajemen berpengaruh positif
diukur dengan menggunakan the Book Tax Gap yaitu ketika pendapatan
sebelum pajak lebih besar dibandingkan penghasilan kena pajak (positive
book tax gap) atau sebaliknya pendapatan sebelum pajak lebih kecil
dibandingkan laba kena pajak. Desi dan Dharmapala (2006) Irawan dan
Farahmita (2012) juga menyatakan bahwa kompensasi manajemen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen pajak. Dari uraian
tersebut, maka hipotesis yang hendak diajukan adalah sebagai berikut:
H1 : Kompensasi manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.

Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Manajemen Pajak


Auditor independen yang melakukan audit terhadap laporan keuangan
perusahaan diharapkan mampu untuk merencanakan dan melaksanakan audit
dalam rangka memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan
atau kecurangan. Auditor juga diharapkan untuk mampu meningkatkan akurasi
dan ketepatan perhitungan pajak yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
dalam melakukan perhitungan kewajiban pajak, yang dalam perhitungannya
berdasarkan laporan keuangan perusahaan (Fahreza, 2014).
Artinya semakin baik auditor yang mengaudit perusahaan perbankan baik
(dalam hal ini audit yang termasuk the Big4), maka perusahaan tersebut kecil
kemungkinan untuk melakukan tindakan manajemen pajak. Begitu juga
sebaliknya semakin auditor yang mengaudit perusahaan perbankan tidak baik
(dalam hal ini audit yang tidak termasuk the Big4), maka perusahaan tersebut
besar kemungkinan untuk melakukan manajemen pajak.
Pada penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa kualitas audit yang
lebih baik melekat dengan reputasi auditor. Krishnan (2003) menemukan
bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor yang spesialis di industri tersebut,

vii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

menyajikan discretionary accrual (biasanya proxy yang digunakan untuk


melakukan manajemen laba) yang lebih rendah di perusahaan industri. Dalam
penelitian Beckeret et al. (1998) juga menemukan bahwa manajemen pajak
lebih baik dilakukan oleh perusahaan yang menjadi klien auditor yang
termasuk dalam kategori Big 4. Sedangkan penelitian Kanagaretnam et al.
(2010) menemukan hubungan negatif antara reputasi auditor terhadap
manajemen pajak diperusahaan perbankan internasional. Maka hipotesis yang
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H2 a: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap manajemen pajak
H2 b: Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak

Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Pajak


Pada penelitian yang dilakukan oleh Richardson dan Lanis (2007)
profitabilitas digambarkan dengan ROA. Tingkat ROA perusahaan yang
semakin tinggi menyebabkan tarif pajak efektif, juga semakin tinggi, karena
adanya dasar pengenaan pajak penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh
dan diterima oleh perusahaan. Pihak manajemen juga pasti memiliki strategi-
strategi dalam menentukan efektifitas pembayaran pajak (tax avoidence) yang
masih dalam koridor undang-undang. Penelitian Darmadi (2013) profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen pajak. Maka hipotesis
yang diajukan adalah :
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen pajak
Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Pajak.
Ngadiman dan Puspitasari (2014) menyatakan bahwaleverage
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen pajak. Dari uraian
diatas maka hipotesis yang di ajukan yaitu:
H4 : Leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak
Berdasarkan uraian diatas, maka model penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1. Model Penelitian
Kompensasi Manajemen
H1+
(X1)

Reputasi Auditor (X2) H2+

Manajemen Pajak
Profitabilitas (X3) H3+
(Y)

Leverage (X4) H4-

Sumber : Data sekunder diolah, 2016

viii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian, Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini adalah jenis kuantitatif dan populasinya adalah seluruh
bank konvensional yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 yang berjumlah
41 bank konvensional. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel tersebut adalah :
1. Perbankan konvensional yang telah membuat laporan keuangan tahunan
sampai 2011 sampai Desember 2015dan telah dipublikasikan di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
2. Semua bank kovensional di BEI pada tahun 2011 sampai 2015 tidak
diakuisisi oleh perusahaan lain.
3. Mempunyai data yang dibutuhkan dalam antara tahun 2011 sampai 2015.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka terdapat 9 sampel perusahaan


perbankan yang memenuhi kriteria, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 . Perusahaan yang Digunakan sebagai Sampel

Inisial
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1 PT Bank Rakyat Indonesia Argoniaga Tbk AGRO
2 PT Bank Capital Indonesia Tbk BACA
3 PT Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk BBNI
4 PT Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
5 PT Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS
6 PT Bank Mandiri (PERSERO) tbk BMRI
7 PT Bank Permata Tbk BNLI
8 PT Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA
9 PT Bank Mega Tbk MEGA
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id)
Jenis, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam
suatu skala numerik (angka). Penelitian ini menggunakan data ini berupa
laporan keuangan tahunan dari bank-bank konvensional yang terdapat di
Indonesia yang diambil dari Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015. Teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data
sekunder yang berupa laporan keuangan bank yang dipublikasikan oleh BEI.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Manajemen Pajak
Rusydi dan Kusumawati (2010) menyatakan bahwa manajemen pajak
adalah pengelolaan kewajiban perpajakan dengan menggunakan strategi untuk

ix
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

meminimalkan jumlah beban pajak. Dalam penelitian ini cara mengukur


manajemen pajak mengacu pada penelitian Chen et al. (2010). dengan
menggunakan Cash Efektif Tax Rate (CETR) yang diharapkan mampu
mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan.
CETR=

Kompensasi Manajemen
Dalam penelitian ini cara mengukur kompensasi manajemen
menggunakan nilai total kompensasi yang diterima selama setahun oleh
eksekutif perusahaan dan compensation mix yang berupa rasio dari tiap-tiap
komponen kompensasi tersebut terhadap nilai total kompensasi yang diterima,
mengikuti Armstrong et al. (2012), yang hanya menguji tingkat kompensasi
yang diberikan kepada dewan direksi selama satu tahun. Penelitian ini
menggunakan proksi logaritma natural dari nilai total kompensasi yang
diterima direksi selama satu tahun.
Reputasi Auditor
Reputasi dapat diartikan nama baik, dalam penelitian ini reputasi auditor
adalah variabel dummy dimana untuk mengukurnya menggunakan proksi
kategori jenis firma auditor yang melakukan audit atas laporan keuangan,
apakah termasuk kategori Big 4 (Deloite Touche Tohmatsu, Pricewaterhouse
Coopers, Ernst & Young, dan KPMG) atau tidak. Firma auditor yang termasuk
kedalam Big4 diberi kode 1, jika tidak diberi kode 0. Dalam penelitian ini
mengikuti Kanagaretnametal (2010).
Profitabilitas
Damadi (2013) menjelaskan definisi profitabilitas adalah ukuran untuk
menilai efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan
membandingkan antara modal yang digunakan dengan laba operasional yang
dicapai. Untuk mengukur profitabilitas menggunakan proxy rasio return on
aset (ROA) dengan rumus:
Return On Aset (ROA) =

Dalam penelitian ini digunakan ROA sebelum pajak, agar dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas
operasi tanpa terpengaruh keputusan investasi dan pajak (Damadi, 2013).
Leverage
Leverage menurut Godfrey, et al. (2010:508) adalah kemampuan
perusahaan untuk mengunakan aktiva atau dana yang mempunyai biaya tetap
untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan, dengan
rumus sebagai berikut :

Debt to Asset Rasio =

Teknik Analisis Data


Uji Statistik Deskriptif

x
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu


data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, dan
range statistik (Ghozali, 2011).

Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal
atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual
berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2011).
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen), jika VIF < 10 dan nilai tolerance> 0,1, maka dapat disimpulkan
data bebas dari gejala multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain, pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID
(Ghozali, 2011).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pada penelitian ini untuk
menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test).
Uji Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda sebagai berikut:
Y= X1 + X2 + X3 + X4 + e
Keterangan:
Y : Manajemen Pajak
α : Nilai Intersep (konstan)
β : Koefisien arah regresi
X1 : Kompensasi Manajemen
X2 : Reputasi Auditor
X3 : Profitabilitas
X4 : Leverage
e : error

Uji Koefisien determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R 2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

xi
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel


independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MP 45 ,060 ,358 ,21998 ,056126

KM 45 7,943 17,771 12,03939 2,869784

PF 45 ,001 ,066 ,01707 ,011710

LV 45 ,809 ,948 ,87396 ,041600

Valid N (listwise) 45

Sumber : data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat lima variabel penelitian
(manajemen pajak, kompensasi manajemen, reputasi auditor, profitabilitas,
dan laverage) dan jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 45 sampel.
Dengan nilai minimum sebagai nilai terendah, nilai maksimum sebagai nilai
tertinggi, mean sebagai nilai rata-rata, dan standar deviasi sebagai suatu
indeks yang menggambarkan sebaran data terhadap rata-ratanya untuk setiap
variabel dalam penelitian.

Manajemen Pajak (Cash Efektif Rate)


Dari hasil pengujian statistik deskriptif, rata-rata nilai cetr sebesar
0,21998 dan standar deviasinya sebesar 0,056126. Dengan kata lain
manajemen pajak memiliki variabilitas sebesar 0,056126 atau menyimpang
kurang lebih 0,056126 dari rata-rata nilai cetr. Sedangkan nilai minimum
sebesar 0,060 dimiliki Bank Pundi Indonesia pada laporan keuangan tahunan
2013 dan nilai maksimum 0,358 dimiliki Bank Rakyat Indonesia Argoniaga
pada laporan keuangan 2012.

Kompensasi Manajemen (Nilai Total Kompensasi)


Dari hasil pengujian statistik deskriptif, rata-rata nilai total kompensasi
setelah menggunakan proxy logaritma natural sebesar 12,03939 dan standar
deviasi sebesar 2,869784. Dengan kata lain kompensasi manajemen memiliki
variabilitas sebesar 2,869784 atau menyimpang kurang lebih 2,869784 dari
rata-rata nilai total kompensasi. Sedangkan nilai minimum nilai total
kompensasi sebesar 7,943 dimiliki Bank Capital Indonesia pada laporan

xii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

keuangan tahunan 2011, dan nilai maksimum sebesar 17,771 dimiliki Bank
Mayapada Internasional pada laporan keuangan tahunan 2014.

Profitabilitas (ROA)
Dari hasil statistik deskriptif, rata-rata Inflasi sebesar 0,1707 dengan
standar deviasi sebesar 0,011710. Dengan kata lain profitabilitas memiliki
variabilitas sebesar 0,011710 atau menyimpang kurang lebih 0,011710 dari
rata-ratanya. Nilai minimum sebesar 0,001 terletak pada data laporan
keuangan tahunan 2015 pada Bank Permata, sedangkan nilai maksimum
sebesar 0,066 terletak pada data laporan keuangan tahunan 2013 Bank Mega.

Leverage (DAR)
Dari hasil statistik deskriptif, rata-rata leverage sebesar 0,87396 dan
standar deviasi sebesar 0,041600. Dengan kata lain leverage memiliki
variabilitas sebesar 0,041600 atau menyimpang kurang lebih 0,041600 dari
rata-ratanya. Sedangkan nilai minimum sebesar 0,809 dimiliki Bank Mandiri
pada laporan keuangan tahunan 2015, dan nilai maksimum sebesar 0,948
dimiliki Bank Pundi Indonesia pada laporan keuangan tahunan 2015.

Analisis Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas Data
Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas residual menunjukkan bahwa
residual terdistribusi normal karena residualnya (Asymp. Sig. (2-tailed)) >
0,05 yaitu sebesar 0,191. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model memiliki nilai
residual yang terdistribusi normal.

Tabel 4.2. Analisis Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 45
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000

Std. Deviation ,04643712

Most Extreme Differences Absolute ,112

Positive ,100

Negative -,112

Test Statistic ,112


c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,191

Sumber : data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)

xiii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance
atau Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah > 0,1 dan
VIF adalah < 10. Apabila nilai tolerance value > 0,10 atau VIF > 10 maka
terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dalam dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

KM ,939 1,065

RA ,733 1,363

PF ,959 1,043

LV ,756 1,322

Sumber : data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen
dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1. Grafik Scalterplot

Sumber : data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Dari grafik scatterplot terlihat idak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
faktor yang mempengaruhi manajemen pajak.
Uji Autokorelasi

xiv
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Tabel 4.4. Hasil Uji Durbin-Watson


Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson

a
1 ,562 ,315 ,247 ,048704 1,889

Sumber : data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji. Durbin
Watson (DW). Jika nilai DW berada diantara dU dan 4-dU maka
menunjukkan tidak adanya masalah autokorelasi dalam model regresi.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai statistik Durbin Watson
sebesar 1,889 berada pada daerah tidak ada autokorelasi, dimana du < dw <
4-du = 1,7200 < 1,889 < 2,2800. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model regresi.
Uji Persamaan Regresi
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Adapun hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 23.0
yang dirangkum melalui tabel berikut:
Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,335 ,189 1,771 ,084

KM ,008 ,003 ,429 3,176 ,003

RAR RA -,007 ,018 -,062 -,406 ,687

PF
-1,324 ,640 -,276 -2,068 ,045

LV -,215 ,203 -,159 -1,059 ,296

Sumber: data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh persamaan regresi :
Y = 0,335+0,008KM – 0,007RA – 1,324PF – 0,215LV + 0,04870
Persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Α = 0,335 menunjukkan bahwa ketika variabel independen
(kompensasi manajemen, reputasi auditor, profitabilitas, dan
leverage) konstan atau 0, maka manajemen pajak bank
konvensional akan mengalami kenaikan sebesar 0,335.
β1 = Besarnya nilai koefisien regresi kompensasi manajemen
menunjukkan nilai sebesar 0,008. Artinya kompensasi
manajemen berpengaruh positif pada taraf signifikansi 0,05
terhadap manajemen pajak. Artinya apabila variable
kompensasi manajemen naik 1%, maka manajemen pajak
akan naik sebesar 0,008% dengan anggapan faktor-faktor
lainnya tidak berubah (konstan).

xv
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

β2 = Besarnya nilai koefisien regresi reputasi auditor


menunjukkan nilai sebesar – 0,007 dengan nilai signifikasi
0.687, dimana nilai tersebut lebih dari taraf signifikasi yaitu
sebesar 0,25. Hal ini memberikan indikasi bahwa reputasi
auditor tidak berpengaruh pada manajemen pajak.
β3 = –1,324 menunjukkan bahwa apabila variabel kompensasi
manajemen, reputasi auditor dan leverage konstan, maka
setiap kali profitabilitas bertambah 1% maka manajemen
pajak akan turun sebesar 1,324%.
β4 = Besarnya nilai koefisien regresi leverage menunjukkan nilai
sebesar –0,215 dengan nilai signifikasi 0,296, dimana nilai
tersebut lebih dari taraf signifikasi yaitu sebesar 0,05. Artinya
leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak.
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Koefisiensi Determinasi
Mod
el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

a
1 ,562 ,315 ,247 ,048704

Sumber : data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Dari output besarnya nilai koefisien determinasi (AR2) adalah sebesar
0,247 hal ini berarti 24,7% variabel terikat manajemen pajak yang dinilai
menggunakan rasio CETR mampu dijelaskan oleh variabel bebas kompensasi
manajemen, reputasi auditor, profitabilitas, dan leverage. Sedangkan sisanya
sebesar 75,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.
Uji Hipotesis
Penelitian ini menguji pengaruh kompensasi manajemen, reputasi
auditor, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen pajak (CETR) Bank
konvensional. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai
signifikasi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka hipotesis diterima.
1. Pengaruh Kompensasi Manajemen terhadap Manajemen Pajak
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Menunjukkan:
Variabel Coeff. Thitung Sig. Hasil

KM 0,008 3,176 0,003 Diterima

Sumber: data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa pengaruh kompensasi
manajemen terhadap manajemen pajak memiliki koefisien 0,008 dengan
tingkat signifikansi 0,003 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa H1 yang menyatakan kompensasi manajemen berpengaruh positif
terhadap manajemen pajak bank konvensional, diterima.

1. 2.Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Manajemen Pajak


Tabel 4.8. Hasil Pengujian Menunjukkan:

xvi
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Variabel Coeff. Thitung Sig. Hasil

RA -0,007 -0,406 0,687 Ditolak

Sumber: data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Dalam tabel 4.8 menunjukkan bahwa pengaruh reputasi auditor
terhadap manajemen pajak memiliki koefisien -0,007 dengan tingkat
signifikansi 0,687 lebih besar dari 0,25. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
H2 yang menyatakan reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen
pajak pada bank konvensional, ditolak.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Pajak


Tabel 4.9. Hasil Pengujian Menunjukkan:

Variabel Coeff. Thitung Sig. Hasil

PF -1,324 -2,068 0,045 Ditolak

Sumber: data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap
manajemen pajak memiliki koefisien -1,324 dengan tingkat signifikansi 0,045
lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 yang
menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen pajak
bank konvensional, ditolak.

4. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Pajak


Tabel 4.10. Hasil Pengujian Menunjukkan:

Variabel Coeff. Thitung Sig. Hasil

LV -0,215 -1,059 0,296 Ditolak

Sumber: data sekunder diolah, 2016 (Lampiran 2)


Dalam tabel 4.10 menunjukkan bahwa pengaruh levarge terhadap
manajemen pajak memiliki koefisien -0,215 dengan tingkat signifikansi 0,296
lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 yang
menyatakan leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak bank
konvensional, ditolak.

4.5 Pembahasan (Interpretasi)


Penelitian ini menguji pengaruh kompensasi manajemen, reputasi
auditor, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen pajak. Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan terhadap hipotesis dalam penelitian, hasil

xvii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

pengujian yang menunjukkan variabel independen berpengaruh terhadap


variabel dependen dalam penelitian ini adalah kompensasi manajemen.

4.5.1 Pengaruh Kompensasi Manajemen terhadap Manajemen Pajak


Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa
kompensasi manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen pajak. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian Hendra Putra Irawan dan Aria
Farahmita (2012) dan Fahreza (2014) yang menyatakan bahwa rasio
kompensasi manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemilik perusahaan
perbankan mengeluarkan biaya kompensasi kepada manajemen dengan tujuan
agar menambah motivasi kinerja manajemen, dalam hal ini manajemen akan
lebih transparan dan meningkatkan kinerja manajemen, serta diharapkan
efisiensi pembayaran pajak perusahaan perbankan makin meningkat dan
tujuan meningkatkan kinerja perusahaan perbankan dapat tercapai.

4.5.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Manajemen Pajak


Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa reputasi
auditor tidak mempengaruhi manajemen pajak. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian Fahreza (2014) yang menunjukkan bahwa reputasi
auditor berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor yang diproksikan dengan
KAP Big4 dan bukan Big4 hasilnya menjadi tidak signifikan yang berarti
dalam memilih KAP, komite audit perusahaan perbankan konvensional tidak
memandang reputasi auditor sebagai acuan memilih KAP, karena auditor
eksternal perusahaan bersifat independen. Hal tersebut juga bukan menjadi
suatu ketakutan perusahaan perbankan konbensional untuk melakukan
manajemen pajak.

4.5.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen pajak


Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak. Hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian Iqbal Darmadi (2013) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.
Alasan yang menjelaskan kondisi tersebut adalah perusahaan
perbankan konvensional menunjukkan bahwa profitabilitas yang diperoleh
perusahaan, dapat dimaksimalkan tanpa melakukan manajemen pajak.
Perusahaan merasa bahwa pajak itu penting sehingga dengan melakukan
manajemen pajak dapat mengurangi image perusahaan.

4.5.4 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Pajak


Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa leverage
tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen pajak. Penelitian ini bertolak

xviii
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

belakang dengan hasil penelitian Ngadiman dan Puspitasari (2014) yang


menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak.
Tingkat hutang perusahaan pebankan, tidak mempengaruhi manjemen
pajak. Artinya, banyak atau sedikit hutang perusahaan tidak memotivasi
perusahaan pebankan untuk melakukan manajemen pajak. Jadi, hutang bukan
menjadi prioritas perusahaan ketika melakukan manajemen pajak.

Kesimpulan
1. Variabel kompensasi manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen
pajak. (H1 diterima), dari hasil penelitian ini mengindikasikan pemilik
perusahaan mengeluarkan biaya kompensasi kepada manajemen dengan
tujuan agar menambah motivasi kinerja manajemen, dalam hal ini
manajemen akan lebih transparan dan meningkatkan kinerja manajemen.
Dengan adanya kompensasi terhadap manajemen diharapkan efisiensi
pembayaran pajak perusahaan makin meningkat dan tujuan meningkatkan
kinerja perusahaan dapat tercapai.
2. Variabel reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak.
(H2 ditolak), hasil dari penelitian ini meskipun auditornya bukan
merupakan big4 tidak mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
manajemen pajak. Praktik manajemen pajak tidak dilakukan atas dasar
siapa auditornya, karena auditor adalah independen, dan bukan menjadi
suatu ketakutan melakukan manjemen pajak.
3. Variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen pajak. (H3
ditolak), hasil dari penelitian ini mengindikasikan pada perusahaan
perbankan konvensional menunjukkan bahwa profitabilitas yang diperoleh
perusahaan, dapat dimaksimalkan tanpa melakukan manajemen pajak.
Perusahaan merasa bahwa pajak itu penting sehingga dengan melakukan
manajemen pajak dapat mengurangi image perusahaan.
4. Variabel leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak. (H4
ditolak), hasil dari penelitian in menunjukkan tingkat hutang perusahaan
tidak mempengaruhi manjemen pajak. Artinya, banyak atau sedikit hutang
perusahaan tidak memotivasi perusahaan untuk melakukan manajemen
pajak. Jadi, hutang bukan menjadi prioritas perusahaan ketika melakukan
manajemen pajak.
Saran
Agar perusahaan perbankan lebih transparan dengan mempublikasikan
laporan keuangan dan perusahaan harus memenuhi dan taat pada apa yang
sudah menjadi kewajibannya dalam hal ini adalah pembayaran pajak, karena
hal tersebut dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.

Keterbatasan
a. Penelitian ini hanya menggunakan sampel dari perusahaan perbankan
konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil
penelitian tidak dapat digunakan secara umum untuk perusahaan
perbankan konvensional lain di Indonesia.

xix
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

b. Penelitian hanya menggunakan cash efektif tax rate sebagai satu-satunya


proksi manajemen pajak dilakukan perusahaan.
c. Penelitian ini hanya memilih sampel perusahaan yang mengungkapkan
kompensasi terhadap direksi yang belum wajib diungkapkan dalam
Laporan Keuangan perusahaan.
d. Penelitian ini hanya menggunakan perhitungan total kompensasi kas
terhadap dewan direksi sebagai proksi atas kompensasi yang diterima.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Yoseph BBN. 2006. Jurnal Informasi Perpajakan, Akuntansi, dan
Keuangan Publik, Vol 1. JIPAK. Jakarta.
Ardiyansyah, Muhammad. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Leverage,
Dan Profitabilitas Terhadap Mananjemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009 sampai 2013. Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
Darmadi, IqbalNul Hakim. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Edgina, Antonia. 2008. Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Poporsi Dewan
Komisaris Indepnden, Leverage, Kepemilikan Manajerial Dan Proporsi
Komite Audit Indepnden. Universitas Diponegoro. Semarang.
Fahreza. 2014. Pengaruh Kompensasi Manajemen Dan Reputasi Auditor
Terhadap Manajemen Pajak Di Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. SNA 17. Mataram.
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen SDM. Edisi Refisi Kedua. Penerbit
BPFE. UGM. Yogyakarta.
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-dan-tujuan-
kompensasi.html
http:www.zainalpartao.blogspot.com/2010/09/apa-yang-dimaksud-dengan-
reputasi-auditor.html
Ifanda, Billy Al. 2016. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidence. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Irawan, Hendra Putra dan Aria Farahmita. 2012. Pengaruh Kompensasi
Manajemen Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak
Perusahaan. Universitas Indonesia. Jakarata.
Irianto, Yusuf. 2001. Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Alam.
Penerbit Insan Cendekiawan. Surabaya.

xx
Volume 12 No.1, Januari 2017 ISSN: 1907–426X

Kurniasih, Tommy, dan Sari. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage,


Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal
pada Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi vol 18.
Marfu’ah Laila. 2015. Pengaruh Return On Asset, Laverage, Ukuran
Perusahaan, Kmpensasi Rugi Fiskal Dan Koneksi Politik Terhadap Tax
Avoidance. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Ngadiman dan Christiany Puspitasari. 2014. Pengaruh Laverage, Kepemilikan
Instusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
2010 Sampai 2012. Universitas Tarumanegara.
Sari, Dewi Kartika dan Dwi Martani. 2010. Karakteristik Kepemilikan
Perusahaan, Corporate Governance, dan Tindakan Pajak Efektif. Universitas
Indonesia. Jakarata.
Sartono R. Agus. 1999. Manajemen Keuangan Edisi 3. BPFE. Yogyakarta
Selly Septiani dan Dwi Martani. 2014. Analisis Corporate Governance Dan
Reformasi Perpajakan Terhadap Mananjemen Pajak Dan Manajemen Laba
Pada Perusahaan Terdaftar Di BEI. SNA 17. Mataram.
Setiawan, Heru.2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini
Audit, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada
Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 sampai 2011.
Skripsi. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Siti Marhamah. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow, Investement
Opportunity Set, Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Devidend Payout Ratio. Universitas Sains Al-Quran.
Wonosobo.
Syahyunana. 2004. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis, dan
Pengendalian Keuangan). USU Press. Medan.
Wulansari, Nur Faizah dkk. 2014. Pengaruh Faktor Struktur Kepemilikan Dan
Laverage Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
BEI. Universitas Bung Hatta.
www.big4.com
www.idx.co.id
www.liputan6.com
www.pajak.co.id
www.pdyangantaxcenter.blogspot.com/2013/05/pengertian-manajemen-
pajak.html
www.1425w004.blogspot.com/2012/02/manajemen-kompensasi.html

xxi

Anda mungkin juga menyukai