Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PAJAK TANGGUHAN, PERENCANAAN PAJAK, DAN

LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)

Oleh :
Franky Afrizal
Pembimbing : Amir Hasan dan Nur Azlina

Faculty of Economic and Bussines Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail: frankyafrizal48@yahoo.com

The Effect Of Deferred Tax, Tax Planning and Leverage On Earnings


Management
(Empirical Study on Manufacturing Company listed on BEI Year 2014-2016)

ABSTRACT

This research aims to examine the effects of deferred taxes, tax planning and
leverage on earnings management at manufacturing companies listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX) during the period 2014-2016. The sample in this study consists of
41 manufacturing companies listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange) during the
period 2014-2016 selected based on certain criteria by using purposive sampling. With
the observation period for 3 years then the sample of the study amounted to 123 samples.
The analysis method used is multiple linear regression analysis and coefficient of
determination processed using SPSS program. The result of multiple linear regression
test proves that deferred tax assets, tax planning and leverage have positive and
significant effect to earnings management. While the deferred tax burden has no effect on
earnings management. The result of determination coefficient test (Adjusted R²) shows
that 42.2% of the variation of earnings management can be explained by independent
variable, while the remaining 64,9% is explained by other variable which is not in this
research.

Keywords: earnings management, deferred tax, tax planning, leverage

PENDAHULUAN pemegang saham (prinsipal) dan


manajemen perusahaan (agen). Pihak
Manajemen laba merupakan prinsipal termotivasi mengadakan
suatu upaya untuk mengubah, kontrak untuk menyejahterahkan
menyembunyikan, dan merekayasa dirinya dengan profitabilitas yang
angka-angka dalam laporan keuangan selalu meningkat sedangkan agen
dan mempermainkan metode dan termotivasi untuk memaksimalkan
prosedur akuntansi yang digunakan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan
perusahaan Sulityanto (2008). psikologisnya, antara lain dalam hal
Manajemen laba muncul sebagai memperoleh investasi, pinjaman,
dampak masalah keagenan (Agency maupun kontrak kompensasi.
Theory) yang terjadi karena adanya Saat ini manajemen laba
ketidakselarasan kepentingan antara merupakan isu sentral dan telah

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 1


menjadi fenomena umum yang terjadi tangguhan diproksikan dengan aset
di perusahaan – perusahaan.Meskipun pajak tangguhan dan beban pajak
manajemen laba diperbolehkan namun, tangguhan.
dari beberapa kasus manipulasi laporan Aset pajak tangguhan timbul
keuangan, banyak perusahaan yang jika laba fiskal lebih tinggi dari pada
melakukan manajemen laba secara laba komersial (koreksi positif),
ilegal yang bertentangan dengan sehingga perusahaan dapat menunda
standar akuntansi. Berdasarkan data pajak terhutang pada periode
pajak yang disampaikan oleh Dirjen mendatang. Aset pajak tangguhan
Pajak Fuad Rahmany ada 4000 diakui untuk seluruh perbedaan
perusahaan PMA pada tahun 2012 temporer yang boleh dikurangkan,
nihil nilai pajaknya. Perusahaan sepanjang besar kemungkinan
tersebut diketahui ada yang mengalami perbedaan temporer yang boleh
kerugian selama 7 tahun berturut-turut. dikurangkan tersebut dapat
Perusahaan tersebut umumnya dimanfaatkan untuk mengurangi laba
bergerak pada sektor manufaktur dan fiskal pada masa yang akan datang.
pengolahan bahan baku. Selain itu, Dalam PSAK 46 disebutkan
Data penelitian yang mengungkapkan bahwa nilai tercatat aset pajak
bahwa perusahaan PT. Darya Varia tangguhan harus ditinjau kembali (pada
Laboratoria Tbk dan PT Merck Tbk tanggal neraca). Perusahaan harus
yang memiliki omzet 1,1 Triliun menurunkan nilai tersebut apabila laba
melaporkan pembayaran pajak 58 fiskal tidak mungkin memadai untuk
Milyar dan 57 Milyar. Namun mengkompensasi sebagian atau semua
perusahaan lain seperti PT Sekar Bumi aset pajak tangguhan.
Tbk dan Kedawung Setia Industrial Penurunan tersebut harus
Tbk yang memiliki omzet sebesar 1,2 disesuaikan kembali apabila
Triliun dan 1,3 Triliun melaporkan kemungkinan laba fiskal
pembayaran pajak lebih rendah dari memadai.Dengan adanya kewajiban
perusahaan PT. Darya Varia untuk selalu melakukan peninjauan
Laboratoria Tbk dan PT Merck Tbk., kembali pada tanggal neraca maka
yaitu hanya sejumlah 2,3 Miliar dan diperlukan kemampuan pertimbangan
13,4 Miliar (Dewi dan Maria, 2015). manajemen dalam menilai saldo aset
Hal ini diduga bahwa PT Kedawung pajak tangguhan dan cadangan aset
Setia Industrial Tbk telah melakukan pajak tangguhan.Hal ini memicu
penghindaran pajak yang mana timbulnya tindakan manajemen laba
merupakan salah satu strategi dari tax oleh perusahaan.
planning. Beban pajak tangguhan juga
Menurut PSAK 46 pajak dilakukan dalam praktik manajemen
tangguhan adalah jumlah pajak laba.Dimana beban pajak tangguhan
penghasilan untuk periode mendatang adalah beban yang timbul akibat
sebagai akibat dari perbedaan temporer perbedaan temporer antara laba
yang boleh dikurangkan dari sisa menurut komersial (laba menurut
kompensasi kerugian. Informasi yang PSAK No 46 tahun 2013) dengan laba
digunakan akibat adanya perbedaan fiskal (laba menurut aturan perpajakan
laba akuntansi dengan laba kena pajak yang digunakan sebagai dasar
yang dilihat pada beban pajak, yaitu penghitungan pajak).Perbedaan
pajak tangguhan dan pajak kini.Pajak temporer adalah perbedaan yang
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 2
bersifat sementara karena adanya Selain itu, leverage juga
ketidaksamaan waktu pengakuan menjadi salah satu faktor yang yang
penghasilan dan beban antara peraturan mendorong manajemen melakukan
perpajakan dan SAK.Perbedaan manipulasi laba atau manajemen
temporer dapat dibedakan menjadi dua laba.Leverage merupakan hutang
yaitu perbedaan waktu positif dan sumber dana yang digunakan
perbedaan waktu negatif.Adanya perusahaan untuk membiayai asetnya.
perbedaan antara laba akuntansi dan Tingkat leverage dapat diketahui
penghasilan kena pajak menjadi salah dengan cara membandingkan total
satu instrumen bagi manajer untuk hutang dengan total aset. Menurut
melakukan manajemen laba dan akan Nugroho (2011). Rasio leverage
merefleksikan tingkat kebijakan merupakan rasio yang terdapat pada
manajer dalam memanipulasi laba laporan keuangan yang dapat
menjadi lebih tinggi (Pratita, 2017). mengetahui seberapa besar perusahaan
Beban pajak tangguhan dapat dibiayai oleh hutang dengan
dilihat apakah perusahaan melakukan kemampuan perusahaan yang
manajemen laba yaitu dengan melihat digambarkan oleh modal, atau dapat
dari koreksi negatif dimana dapat juga menunjukan beberapa bagian
mengakibatkan penghasilan menurut aktiva yang digunakan untuk menjamin
fiskal lebih kecil dibandingkan hutang.
menurut komersial.Hal inilah yang Dengan demikian leverage
menimbulkan kewajiban pada pajak menunjukan resiko yang dihadapi
tangguhan dalam pos neraca berjalan perusahaan berkaitan dengan hutang
dan pada periode berikutnya diakui yang dimiliki perusahaan. Leverage
oleh perusahaan sebagai beban pajak mempunyai hubungan dengan praktik
tangguhan dalam laporan keuangan. manajemen laba, ketika perusahaan
Manajemen laba dilakukan mempunyai rasio leverage yang tinggi
karena adanya faktor-faktor yang maka perusahaan cenderung akan
mendorong manjemen perusahaan melakukan praktik manajemen laba
melakukan hal tersebut.Salah satu karena perusahaan terancam tidak bisa
faktor dari kepentingan manjemen memenuhi kewajibannya dengan
adalah bonus yang diberikan oleh para membayar hutangnya tepat waktu.
pemegang saham kepada dewan direksi Dalam penelitian Hakim (2015)
atas kinerjanya. Semakin baik kinerja dan Fitriany (2016 ) menunjukkan
para dewan direksi tersebut maka bahwa aset pajak tangguhan dan beban
semakin besar pula bonus yang akan pajak tangguhan berpengaruh
diberikan kepada mereka. signifikan terhadap manajemen laba.
Perusahaan yang melakukan Namun, hasil tersebut berbeda dengan
tindakan manajemen laba kebanyakan penelitian yang dilakukan oleh Sari
adalah perusahaan manufaktur yang (2016) dan Febrianto (2014) yang
diakibatkan karena biaya dan beban menunjukkan bahwa aset pajak
yang harus dikeluarkan serta system tangguhan dan beban pajak tangguhan
akuntansi yang digunakan cukup rumit tidak berpengaruh terhadap manajemen
dan panjang.Dalam hal seperti inilah laba.
yang dimanfaatkan perusahaan untuk Penelitian lain yang dilakukan
melakukan tindakan manajemen laba. oleh Astutik (2016) dan Fitriany
(2016) menunjukkan bahwa
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 3
perencanaan pajak berpengaruh pajak berpengaruh signifikan terhadap
signifikan dan positif terhadap manajemen laba, namun variable
manajemen laba. Namun, hasil beban pajak tangguhan tidak
penelitian Aditama (2014) berpengaruh terhadap manajemen laba.
menunjukkan bahwa perencanaan Rumusan masalah dalam
pajak ternyata tidak berpengaruh penelitian ini adalah : 1) Apakah aset
positif terhadap manajamen laba pada pajak tangguhan berpengaruh terhadap
perusahaan nonmanufaktur yang manajemen laba? 2) Apakah beban
terdaftar di BEI. pajak tangguhan berpengaruh terhadap
Selanjutnya penelitian yang manajemen laba? 3) Apakah
dilakukan oleh Sari (2015) dan perencanaan pajak perusahaan
Pratama (2016)hasil penelitiannya berpengaruhterhadap manajemen laba?
menujukkan bahwa leverage 4) Apakah leverage perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap berpengaruhterhadap manajemen laba?
manajemen laba. Namun, bertolak Tujuan dari penelitian ini
belakang dengan penelitian yang adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh
dilakukan oleh Elfira, (2014) yang aset pajak tangguhan terhadap
menunjukkan bahwa leverage tidak manajemen laba. 2) Untuk mengetahui
berpengaruh terhadap praktik pengaruh beban pajak tangguhan
manajemen laba, hal ini menandakan terhadap manajemen laba. 3) Untuk
bahwa jika perusahaan memiliki mengetahui pengaruh perencanaan
leverage yang tinggi, maka tindakan pajak perusahaan terhadap manajemen
manajemen laba yang dilakukan laba. 4) Untuk mengetahui pengaruh
manajer juga akan tetap atau konstan. leverage perusahaan terhadap
Dengan adanya perbedaan tersebut manajemen laba.
peneliti tertarik untuk meneliti
kembali. TELAAH PUSTAKA
Pengakuan pajak tangguhan
dapat mengakibatkan bertambah atau Teori Keagenan (Agency Theory)
berkurangnya laba bersih karena Teori keagenan (agency theory)
adanya pengakuan aset pajak adalah economical rational man dan
tangguhan atau beban pajak kontrak antara pihak principal dan
tangguhan.Pengakuan aktiva dan beban agent dibuat berdasarkan angka
pajak tangguhan didasarkan fakta akuntansi sehingga menimbulkan
adanya kemungkinan pembayaran konflik kepentingan antara principal
pajak pada periode mendatang menjadi dan agent (Suranggane (2007:80)).
lebih besar atau lebih kecil.Hal inilah Maksud dengan principal dalam teori
yang menjadi celah bagi manajemen keagenan ini yakni pemegang saham
untuk memanipulasi jumlah dari laba atau pemilik yang menyediakan
bersihnya sehingga bisa memperkecil fasilitas dan dana untuk kebutuhan
jumlah kewajiban perpajakan yang operasi perusahaan sedangkan agent
harus di bayarkan oleh perusahaan. adalah manajemen yang memiliki
Penelitian ini merupakan kewajiban mengelolah perusahaan
pengembangan dari penelitian yang sebagaimana yang telah diamanahkan
dilakukan oleh Fitriany (2016) yang principal kepadanya.
menunjukkan bahwa variabel aset Teori keagenan memiliki
pajak tangguhan dan perencanaan asumsi bahwa masing-masing individu
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 4
semata-mata termotivasi oleh nilai prediktif. Hal inilah yang
kesejahteraan dan kepentingan dirinya membuat pihak manajemen berusaha
sendiri.Pihak principal termotivasi untuk melakukan tindakan manajemen
mengadakan kontrak untuk laba agar kinerja perusahaan tampak
menyejahterakan dirinya melalui baik oleh pihak eksternal.
pembagian dividen atau kenaikan Berdasarkan definisi diatas,
harga saham perusahaan.Sedangkan pengertian manajemen laba adalah
pihak agent termotivasi untuk suatu usaha yang dilakukan oleh
meningkatkan kesejahteraannya manajemen untuk memanipulasi
melalui peningkatan kompensasi. angka-angka akuntansi yang
dilaporkan kepada pihak eksternal
Teori Akuntansi Positif (Positive dengan tujuan untuk keuntungan bagi
Accounting Theory) dirinya sendiri dengan cara mengubah
Teori akuntansi positif atau mengabaikan standar akuntansi
merupakan teori yang mencoba untuk yang telah ditetapkan, sehingga
membuat prediksi yang bagus dari menyajikan informasi yang tidak
kejadian dunia nyata.Teori akuntansi sebenarnya. Alasan tindakan
positif berkaitan dengan memprediksi manajemen laba biasanya diterapkan
tindakan seperti pilihan kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan
akuntansi oleh manajer perusahaan dan pemegang saham terhadap manajer.
bagaimana respon manajer tersebut
terhadap standar akuntansi baru yang Aset Pajak Tangguhan
diusulkan (Scott, 2003). Menurut Aset pajak tangguhan adalah
Watts dan Zimmerman (1990) Teori aset yang terjadi apabila perbedaan
akuntansi positif yaitu berusaha untuk waktu menyebabkan koreksi positif
menjelaskan fenomena akuntansi yang yang berakibat beban pajak menurut
diamati berdasarkan pada alasan-alasan komersial lebih kecil dibandingkan
yang menyebabkan terjadinya suatu dengan beban pajak menurut Undang-
peristiwa. Maksudnya, teori akuntansi Undang Perpajakan (Waluyo,
positif dimaksudkan untuk 2014:277).
menjelaskan dan memprediksi Aset pajak tagguhan
konsekuensi yang terjadi jika manajer disebabkan jumlah pajak penghasilan
menentukan pilihan tertentu. terpulihkan pada periode mendatang
sebagai akibat perbedaan temporer
Manajemen Laba (Earnings yang boleh dikurangkan dan sisa
Management) kompensasi kerugian. Besarnya aset
Laba yang dihasilkan pajak tangguhan dicatat apabila
perusahaan merupakan salah satu dimungkinkan adanya realisasi
ukuran kinerja yang sering digunakan manfaat pajak dimasa yang akan
sebagai dasar pengambilan keputusan. datang. Oleh karena itu dibutuhkan
Informasi tentang laba sebagaimamana judgment untuk menaksir seberapa
dinyatakan dalam Statement Of mungkin aset pajak tangguhan tersebut
Financial Accounting Concept (SFAC) dapat direalisasikan.
nomor 2 merupakan unsur utama Dengan adanya kewajiban
dalam laporan keuangan dan berperan untuk melakukan peninjauan kembali
penting bagi pihak-pihak yang pada tanggal neraca, maka setiap tahun
menggunakannya karena memiliki manajemen harus membuat suatu
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 5
penilaian untuk menentukan saldo aset Leverage
pajak tangguhan dan pencadangan aset Leverage merupakan hutang
pajak tangguhan, sedangkan penilaian sumber dana yang digunakan
manajemen untuk menentukan saldo perusahaan untuk membiayai asetnya.
cadangan aset pajak tangguhan tersebut Tingkat leverage dapat diketahui
bersifat subjektif (Suranggane, dengan cara membandingkan total
2007:81). hutang dengan total aset. Menurut
Nugroho (2011) Rasio leverage
Beban Pajak Tangguhan merupakan rasio yang terdapat pada
Beban pajak tangguhan adalah laporan keuangan yang dapat
beban yang timbul akibat perbedaan mengetahui seberapa besar perusahaan
temporer antara laba akuntansi (laba dibiayai oleh hutang dengan
dalam laporan keuangan untuk pihak kemampuan perusahaan yang
eksternal) dengan laba fiskal (laba digambarkan oleh modal, atau dapat
yang digunakan sebagai dasar juga menunjukan beberapa bagian
penghitungan pajak) (Harnanto aktiva yang digunakan untuk menjamin
2011:115). hutang.
Untuk itu, perbedaan temporer Dengan tingginya rasio
yang dapat menambah jumlah pajak di leverage menunjukan bahwa
masa depan akan diakui sebagai utang perusahaan tidak solvable, artinya total
pajak tangguhan dan perusahaan harus hutangnya lebih besar dibandingkan
mengakui adanya biaya pajak total asetnya.
tangguhan (deferred tax expense), yang
berarti bahwa kenaikan utang pajak Kerangka Pemikiran
tangguhan konsisten dengan
perusahaan yang mengakui pendapatan
Hubungan Aset Pajak Tangguhan
lebih awal atau menunda biaya untuk
terhadap Manajemen Laba
pelaporan keuangan disbanding
pelaporan pajak, dan sebaliknya Aset pajak tagguhan
(Wijayanti, 2006). disebabkan jumlah pajak penghasilan
terpulihkan pada periode mendatang
Perencanaan Pajak (Tax Planning) sebagai akibat perbedaan temporer
Perencanaan pajak adalah yang boleh dikurangkan dan sisa
usaha yang mencakup perencanaan kompensasi kerugian. Besarnya aset
perpajakan agar pajak yang dibayarkan pajak tangguhan dicatat apabila
oleh perusahaan benar-benar efisien dimungkinkan adanya realisasi
(Pohan 2016:13).Tujuan utama Tax manfaat pajak dimasa yang akan
Planning adalah mencari berbagai datang. Oleh karena itu dibutuhkan
celah yang dapat ditempuh dalam judgment untuk menaksir seberapa
koridor peraturan perpajakan mungkin aset pajak tangguhan tersebut
(loopholes), agar perusahaan dapat dapat direalisasikan.
membayar pajak dalam jumlah Semakin besar perbedaan
minimal. Untuk meminimumkan antara laba yang dilaporkan perusahaan
kewajiban pajak dapat dilakukan (laba komersial) dengan laba fiskal
dengan berbagai cara, baik yang masih menunjukkan bendera merah bagi
memenuhi ketentuan perpajakan pengguna laporan keuangan.Selisih
(lawful) maupun yang melanggar positif antara laba akuntansi dan laba
peraturan perpajakan (unlawful). fiskal mengakibatkan terjadinya
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 6
koreksi positif yang menimbulkan Hubungan Perencanaan Pajak
terjadinya aset pajak tangguhan terhadap Manajemen Laba
(Waluyo, 2014:277). Berdasarkan Hubungan antara perencanaan
uraian diatas, maka dapat dirumuskan pajak dengan manajemen laba secara
hipotesis sebagai berikut : konseptual dapat dijelaskan dengan
H1 : Aset pajak tangguhan teori keagenan dan teori akuntansi
berpengaruh terhadap positif yang telah dibahas dalam teori
manajemen laba. manajemen laba. Perusahaan akan
melakukan perencanaan pajak seefektif
Hubungan Beban Pajak Tangguhan mungkin, dengan tujuan untuk
terhadap Manajemen Laba memperoleh keuntungan dari segi
Beban pajak tangguhan adalah fiskal dan juga untuk memperoleh
salah satu pendekatan yang dapat keuntungan dalam memperoleh
digunakan untuk mendeteksi adanya tambahan modal dari pihak investor
praktik manajemen laba yang melalui penjualan saham perusahaan
dilakukan oleh manajemen (Pratita, 2017).
perusahaan.Keberadaan pajak Status perusahaan yang sudah
sebenarnya merupakan salah satu go public umumnya cenderung high
sumber penerimaan negara, selain itu profile dari pada perusahaan yang
akuntansi juga merupakan sistem belum go public. Sehingga untuk
pencatatan untuk menghasilkan meningkatkan nilai saham perusahaan,
laporan keuangan.Semakin besar maka manajemen termotivasi untuk
perbedaan antara laba fiskal dengan memberikan informasi kinerja
laba akuntansi menunjukkan semakin perusahaan yang sebaik mungkin.
besarnya diskresi manajemen.
H3 : Perencanaan pajak
Besarnya diskresi manajemen tersebut
berpengaruh terhadap
akan terefleksikan dalam beban pajak
manajemen laba
tangguhan dan mampu digunakan
untuk mendeteksi praktik manajemen
laba pada perusahaan semakin liberal Hubungan Leverage terhadap
(Yulianti, 2005). Manajemen Laba
Semakin liberalnya standar Leverage merupakan
akuntansi yang digunakan berarti perbandingan antara total hutang
semakin banyak asumsi dan judgement dengan total aset perusahaan. Rasio ini
yang mengakibatkan besarnya laba merupakan pengukur bagi perusahaan
secara akuntansi.Penggunaan asumsi atas aktiva yang dibiayai dengan
dan judgement dapat merupakan suatu hutang.Leverage mempunyai
usaha manajemen laba oleh hubungan dengan praktik manajemen
manajemen perusahaan.Perbedaan laba, ketika perusahaan mempunyai
yang timbul antara akuntansi pajak dan rasio leverage yang tinggi maka
komersial dapat menyediakan perusahaan cenderung akan melakukan
informasi tambahan bagi pengguna praktik manajemen laba karena
laporan keuangan untuk menilai perusahaan terancam tidak bisa
kualitas current earnings. memenuhi kewajibannya dengan
H2 : Beban pajak tangguhan membayar hutangnya tepat waktu
berpengaruh terhadap (Sari, 2016).
manajemen laba H4 : Leverage berpengaruh
terhadap manajemen laba
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 7
METODE PENELITIAN Selanjutnya discreationary accrual
(DA) dapat dihitung sebagai
Dalam penelitian ini yang 𝑇𝐴𝑖𝑡
berikut: 𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝐴𝑖𝑡−1 − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
menjadi populasi adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang Keterangan :DAit: Discreatonary
menerbitkan laporan keuangan tahunan accrual perusahaan i pada periode ke t
(annually report) yang diaudit dan NDAit: Non discreationary accrual
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia perusahaan i pada periode ke t TAit:
(BEI) selama periode tahun 2014 Total accrual perusahaan i pada
sampai tahun 2016. Proses pemilihan periode ke t Nit : Laba bersih
sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan i pada periode ke t CFOit:
menggunakan metode purposive Aliran kas dari aktiva operasi
sampling. Metode purposive sampling perusahaan i pada periode ke 1 Ait – 1:
adalah penentuan sampel berdasarkan Total aktiva perusahaan i pada periode
kriteria yang telah dirumuskan terlebih ke–1 Revit: Perubahan pendapatan
dahulu oleh peneliti. perusahaan i pada periode ke t PPEt:
Aktiva tetap perusahaan i pada periode
Definisi Operasional dan ke t Rect: Perubahan piutang
Pengukuran Variabel perusahaan i pada periode t e: Error
Manajemen Laba (Y) terms.
Manajemen laba merupakan
metode yang digunakan manajemen Aset Pajak Tangguhan (X1)
untuk memodifikasi laba sesuai dengan Aset pajak tangguhan adalah
keinginan. Ukuran manajemen laba saldo akun dineraca sebagai manfaat
dalam penelitian ini menggunakan pajak yang jumlahnya merupakan
model Jones dimodifikasi (1995) yaitu jumlah estimasi yang akan dipulihkan
dengan nilai discretionary accruals dalam periode yang akan datang
(DA). Modifikasi dari model Jones sebagai akibat adanya perbedaan
yang didesain untuk mengeliminasi sementara antara Standar Akuntansi
kecenderungan untuk menggunakan Keuangan dengan Peraturan
perkiraan yang bisa salah dari model Perpajakan dan akibat adanya saldo
Jones untuk menentukan discretionary kerugian yang dapat dikompensasikan
accruals ketika discretion melebihi pada periode mendatang (Waluyo,
pendapatan. Berikut rumus Jones 2014:276).
Dimodifikasi:
Dalam penelitian ini aset pajak
𝑇𝐴𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑡 – 𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡
tangguhan sebagai variabel bebas yang
Nilai total accrual (TA) yang
diukur dengan perubahan nilai aset
diestimasi dengan persamaan regresi
pajak tangguhan pada akhir periode t
ordinary least square (OLS) sebagai
𝑇𝐴𝑖𝑡 1 dengan t-1 dibagi dengan nilai aset
berikut:𝐴𝑖𝑡−1 = 𝛽1 (𝐴𝑖𝑡−1) + pajak tangguhan pada akhir periode t.
∆ 𝑅𝑒𝑣𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑡
𝛽2 ( 𝐴𝑖𝑡−1 ) + 𝛽3 (𝐴𝑖𝑡−1) + 𝑒 … ∆Aset Pajak Tangguhan it
𝐶𝐴𝑃𝑇𝑖𝑡 =
Dengan menggunakan koefisien Aset Pajak Tangguhan t
regresi diatas nilai non discreationary (Sumber, Buku Waluyo, 2014)
accrual (NDA) dapat dihitung dengan
1 Beban Pajak Tangguhan (X2)
rumus:𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝛽1 (𝐴𝑖𝑡−1) +
Beban pajak tangguhan adalah
∆ 𝑅𝑒𝑣𝑡 ∆ 𝑅𝑒𝑐𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑡
𝛽2 ( 𝐴𝑖𝑡−1 − ) + 𝛽3 (𝐴𝑖𝑡−1) beban yang timbul akibat perbedaan
𝐴𝑖𝑡−1

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 8


temporer antara laba akuntansi (yaitu Leverage(X4)
laba dalam laporan keuangan untuk Rasio leverage (leverage
kepentingan pihak eksternal) dengan ratios) mengukur sejauh mana aktiva
laba fiskal (laba yang digunakan perusahaan yang telah dibiayai oleh
sebagai dasar perhitungan pajak), penggunaan hutang. Semakin tinggi
dimana laba akuntansi cenderung lebih rasio leverage maka semakin banyak
besar dari laba fiskal (Harmanto aktiva yang didanai hutang oleh pihak
2011:115). kreditor, sehingga menunjukan resiko
Perhitungan tentang beban pajak perusahaan dalam pelunasannya, hal
tangguhan dihitung dengan ini dapat memicu terjadinya praktek
manajemen laba. Pengukuran leverage
menggunakan indikator membobot
dihitung dengan menggunakan rasio
beban pajak tangguhan dengan total
utang terhadap total aset (Horne dan
aktiva atau total aset. Hal itu dilakukan
Wachowicz, 2012:209). Rumus
untuk pembobotan beban pajak leverage ratio sebagai berikut:
tangguhan dengan total aset pada Utang
periode t-1 untuk memperoleh nilai 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
Aktiva
yang terhitung dengan proporsional. (Sumber, Horne dan Wachowicz, 2012)
Beban Pajak Tangguhan it
𝐷𝑇𝐸𝑖𝑡 =
Total asset t − 1 HASIL PENELITIAN DAN
(Sumber, Buku Harnanto, 2011) PEMBAHASAN

Perencanaan Pajak (X3) Gambaran Umum Objek Penelitian


Perencanaan pajak adalah Dalam penelitian ini yang
usaha yang mencakup perencanaan menjadi objek penelitian adalah
perpajakan agar pajak yang dibayarkan keseluruhan perusahaan manufaktur
oleh perusahaan benar-benar efisien yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(Pohan 2016:13). (BEI) tahun 2014-2016 yang berjumlah
Perencanaan pajak dalam 123 perusahaan.Berdasarkan beberapa
penelitian ini diukur dengan kriteria yang telah ditetapkan maka
menggunakan rumus tax retention rate diperoleh sampel sebanyak 41
(tingkat retensi pajak), yang perusahaan, sehingga sampel dalam
penelitian ini menjadi 123 perusahaan.
menganalisis suatu ukuran dari
Data yang digunakan dalam
efektivitas manajemen pajak pada
penelitian ini adalah data skunder yang
laporan keuangan perusahaan tahun diperoleh dari ICMD (Indonesia
berjalan (Wild et al., 2013).Ukuran Capital Market Directory) dan situs
efektifitas manajemen pajak yang resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
dimaksud dalam penelitian ini yaitu www.idx.co.id.
ukuran efektifitas perencanaan pajak.
Rumus tax retention rate (tingkat Hasil Uji Statistik Deskriptif
retensi pajak) adalah (Wild et al., Statistik deskriptif memberikan
2013): gambaran atau deskripsi suatu data
Net Income it yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
TRR =
Pretax Income (EBIT)it standar deviasi, varian, maksimum,
(Sumber, Wild et al, 2013) minimum, sum, range, kurtosis dan

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 9


skewness (kemencengan distribusi) jika signifikansi diatas 0,05 maka
(Ghozali, 2016: 19). model regresi dalam penelitian ini
memenuhi asumsi normal. Dan jika
Tabel 1 signifikansi di bawah 0,05 berarti data
Hasil Uji Statistik Deskriptif yang akan diuji mempunyai perbedaan
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation yang signifikan dengan data normal
Manajeme
n Laba 123 -0,3982 0,3070
-
0,038
0,086636 baku, berarti data tersebut tidak
4
248 normal.
Aset Pajak
Tangguha 123 -2,6110 0,9802
0,090
000
0,555504
8
Tabel 2
n
Beban
Hasil Uji Statistik One-Sample
Pajak
123 0,0000 0,1515
0,007 0,017134 Kolmogorov-Smirnov
Tangguha 991 2
n Unstanda
Perencana 0,944 1,222790 rdized
123 -0,6778 9,3781 Residual
an Pajak 224 4
Leverage 0,421 0,219945 N 123
123 0,0079 1,6657
820 9 Normal Mean
Valid N
(listwise)
123 Parametersa,b 0
Std. Deviation 0,402716
Sumber : Data Olahan, 2018 Most Extreme Absolute
Differences 0,156
Positive 0,156
Hasil Uji Normalitas Negative -0,144
Uji normalitas bertujuan untuk Test Statistic 0,156
menguji apakah dalam model regresi, Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,162
variabel penganggu atau residual
memiliki distribusi normal ataupun Sumber : Data Olahan, 2018
tidak. Salah satu metode untuk melihat
normalitas residual adalah dengan Berdasarkan pada output SPSS
melihat normaprobability plot yang uji Kolmogorov-Smirnov diatas, nilai
membandingkan distribusi kumulatif Asym.Sig (2-tailed) sebesar 0.162,
dari distribusi normal. nilai tersebut memenuhi ketentuan sig.
(p) > 0.05 (level of signification). Hal
Gambar 1 ini berarti bahwa data residual
Grafik P-Plot berdistribusi normal.

Hasil Uji Multikolonearitas


Uji multikolonearitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen.Untuk
mendeteksi ada tidaknya
Sumber : Data Olahan, 2018 multikolonearitas dalam model regresi
dapat dilihat dari Tolerance Value atau
Untuk memperkuat dan Variance Inflation Factor (VIF).
memastikan bahwa model regresi pada
penelitian ini memenuhi asumsi Tabel 3
normalitas, maka dalam penelitian ini Hasil Uji Multikolenieritas
juga menggunakan uji Kolmogorov- Collinearity Statistics
Smirnov. No Model
Toleran
ce VIF Keterangan
Penerapan pada uji 1 (Constant)
Aset Pajak Bebas
Kolmogorov-Smirnov adalah bahwa Tangguhan 0,944 1,06 Multikoloni

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 10


eritas
Beban Pajak Bebas
Hasil Uji Autokorelasi
Tangguhan Multikoloni Uji autokorelasi dilakukan
0,672 1,489 eritas
Perencanaan Bebas untuk menguji apakah dalam model
Pajak Multikoloni
0,726 1,377 eritas
regresi linier ada korelasi antara
Leverage Bebas kesalahan pengganggu pada periode t
Multikoloni
0,881 1,135 eritas dengan kesalahan pengganggu pada
Sumber : Data Olahan, 2018 periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,
2016:107).
Dari tabel diatas, dapat dilihat
hasil perhitungan nilai tolerance pada Tabel 4
analisis data untuk model regresi. Hasil Uji Autokorelasi
Adj Std.
Diperoleh nilai VIF dari aset pajak uste Error Durbin
dR of the -
tangguhan, beban pajak tangguhan, Mo R Squ Estima Watso Keterang
del R Square are te n an
perencanaan pajak, dan leverage lebih Bebas
0,4 0,0811 Autokorel
kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih 1 0,489a 0,351 22 584 1,748 asi
besar dari0.10 atau nilai VIF < 10 dan Sumber : Data Olahan, 2018
nilai tolerance > 0.10, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Dari tabel diatas dapat dilihat
model regresi pada penelitian ini bebas bahwa nilai DW dari persamaan
dari multikolinieritas. regresi yang terbentuk adalah sebesar
1,748.sedangkan nilai tabel Durbin-
Hasil Uji Heterokedastisitas Watson dengan n = 123 dan k = 4,
Uji heterokedastisitas dilakukan maka diperoleh nilai dL = 1,6392 dan
untuk menguji apakah dalam model dU = 1,7733 sehigga nilai 4-dU =
regresi terjadi ketidaksamaan variance 2,2267, maka nilai DW dari model
dari residual satu pengamatan ke regresi yang terbentuk pada penelitian
pengamatan lain (Ghozali, 2016: 134). ini berada pada area bebas autokorelasi
seperti model berikut:
Gambar 2 Model 1: 1.6392 < 1.748 < 4-1.7733
Output Uji Heteroskedastisitas (2.2267)
Dengan demikian model
persamaan dalam penelitian ini tidak
terdapat autokorelasi, artinya dalam
model regresi linier tidak ada korelasi
atau hubungan antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan penggaggu pada periode t-1
Sumber : Data Olahan, 2018
(sebelumnya).
Grafik scatterplot dari hasil uji
Hasil Analisis Regresi Linier
heteroskedastisitas pada gambar diatas
Berganda
menunjukkan bahwa data tidak
Model analisis pengaruh pajak
membentuk pola tertentu dan
tangguhan, perencanaan pajak, dan
menyebar secara acak diatas dan
leverage terhadap manajemen laba
dibawah titik 0 pada sumbu Y sehingga
diuji dengan analisis regresi linier
dapat diartikan bahwa model regresi
berganda.Model ini pada umumnya
bebas dari heteroskedastisitas.
menguji pangaruh lebih dari satu
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 11
variabel bebas (independen) terhadap sebesar 0.027 dengan asumsi
satu variabel terikat (dependen) yang variabel lain konstan.
berskala rasio atau interval dalam suatu c. Nilai koefisien regresi untuk beban
persamaan linier. Analisis regresi pada pajak tangguhan sebesar -0.670
penelitian ini menggunakan metode dengan nilai negatif, yang berarti
enter, dimana semua variabel setiap peningkatan beban pajak
independen digunakan untuk tangguhan sebesar 1 satuan maka
menjelaskan variabel dependen. akan menurunkan manajemen laba
sebesar 0.670 dengan asumsi
Tabel 5 variabel lain konstan.
Hasil Analisis Regresi Linier d. Nilai koefisien regresi untuk
Berganda perencanaan pajak sebesar 0.019
No B
Std.
Beta
dengan nilai positif, yang berarti
Error
setiap peningkatan perencanaan
1 (Constant) -0,019 0,017 -1,092 0,277
Aset Pajak
pajak sebesar 1 satuan maka akan
Tangguha 0,027 0,013 0,176 2,019 0,046 meningkatkan manajemen laba
n
Beban sebesar 0.019 dengan asumsi
Pajak
-0,670 0,523 -0,133 -1,281 0,203 variabel lain konstan.
Tangguha
n e. Nilai koefisien regresi untuk
Perencana
an Pajak
0,019 0,007 0,275 2,759 0,007 leverage sebesar 0.071 dengan nilai
Leverage 0,071 0,036 0,180 1,995 0,048 positif, yang berarti setiap
Sumber : Data Olahan, 2018 peningkatan leverage sebesar 1
satuan maka akan menurunkan
Dari tabel 5 diatas, maka dapat manajemen laba sebesar 0.071
diperoleh persamaan regresi berganda dengan asumsi variabel lain
sebagai berikut: konstan.
Y =  + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 +
e Hasil Pengujian Hipotesis
Y = -0,019 + 0,027 X1 – 0,670 X2 + Pengaruh Aset Pajak Tangguhan
0,019 X3 + 0,071+ e terhadap Manajemen Laba
Dari tabel 4.5 dapat
Berasarkan persamaan regresi diatas, disimpulkan bahwa aset pajak
tangguhan berpengaruh terhadap
maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
manajemen laba dengan signifikansi
a. Nilai konstanta () berdasarkan
sebesar 0,046 yang memiliki arah
hasil regresi adalah sebesar -0.019 positif.Aset pajak tangguhan terjadi
dengan nilai negatif, yang berarti apabila laba akuntansi lebih besar dari
bahwa dengan asumsi jika semua pada laba fiskal akibat perbedaan
variabel independen secara temporer.Lebih besarnya laba
bersama-sama berpengaruh, maka akuntansi dari laba fiskal
besarnya manajemen laba adalah - mengakibatkan perusahaan menunda
0.019. pajak terutang periode mendatang.
b. Nilai koefisien regresi untuk aset
pajak tangguhan sebesar 0.027 Pengaruh Beban Pajak Tangguhan
dengan nilai positif, yang berarti terhadap Manajemen Laba
setiap peningkatan aset pajak Dari tabel 5 dapat disimpulkan
tangguhan sebesar 1 satuan maka bahwa beban pajak tangguhan tidak
akan menurunkan manajemen laba berpengaruh terhadap manajemen laba

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 12


dengan signifikansi sebesar 0,203 yang perusahaan terlihat buruk maka akan
memiliki arah negatif. Semakin tinggi berdampak hilangnya kepercayaan
beban pajak tangguhan maka tidak investor maupun kreditor untuk
akan berpengaruh terhadap peluang berinvestasi diperusahaan tersebut.
perusahaan dalam melakukan
manajemen laba pada perusahaan Hasil Uji Koefisien Determinasi
manufaktur yang terdaftar di Bursa (Adjusted R2)
Efek Indonesia. Hasil ini Koefisien determinasi
mencerminkan setiap kenaikan beban (Adjusted R2) pada intinya bertujuan
pajak tangguhan tidak akan untuk mengetahui persentase besarnya
mempengaruhi tingkat manajemen laba pengaruh variabel bebas bersama-sama
yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi, terhadap variabel terikat atau untuk
beban pajak tangguhan bukan menunjukkan seberapa besar model
merupakan alasan manajemen regresi mampu menjelaskan
melakukan manipulasi laba untuk variabilitas variabel dependen.
meningkatkan laba perusahaan.
Tabel 6
Pengaruh Perencanaan Pajak Hasil Uji Koefisien Determinasi
terhadap Manajemen Laba (Adjusted R2)
Dari tabel 5 dapat disimpulkan Adjusted R
Model R R Square Square
bahwa perencanaan pajak berpengaruh 1 0,489a 0,351 0,422
terhadap manajemen laba dengan Sumber : Data Olahan, 2018
signifikansi sebesar 0,007 yang
memiliki arah positif.Semakin baik Berdasarkan tabel 6 besar
perencanaan pajak yang dilakukan oleh Adjusted R2 adalah 0.422, hal ini
perusahaan maka semakain baik pula berarti 42.2% variasi manajemen laba
perusahaan dalam menghemat dapat dijelaskan oleh variasi aset pajak
pajaknya. Dengan menghemat pajak tangguhan, beban pajak tangguhan,
maka akan dapat menaikkan laba dan perencanaan pajak, dan leverage.
meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan sisanya 64.9% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain diluar model
Pengaruh Leverage terhadap penelitian ini seperti jenis usaha,
Manajemen Laba struktur kepemilikan, asimetri
Dari tabel 5 dapat disimpulkan informasi, skema bonus direksi, size,
bahwa leverage berpengaruh terhadap growth,free cash flow dan sebagiannya.
manajemen laba dengan signifikansi
sebesar 0,048 yang memiliki arah SIMPULAN, KETERBATASAN
positif. Leverage menunjukkan PENELITIAN, SARAN
seberapa banyak hutang yang
digunakan oleh perusahaan untuk Simpulan
membiayai aset-asetnya. Berdasarkan hasil penelitian
Dengan begitu perusahaan danpembahasan yang telah diuraikan
cenderung melakukan manajemen laba dalam bab sebelumnya, maka
agar laba perusahaan menjadi tinggi kesimpulan yang dapat diambil dari
sehingga dapat memenuhi penelitian ini adalah sebgai berikut:
kewajibannya membayar hutang tepat 1. Aset pajak tangguhan berpengaruh
pada waktunya. Apabila kinerja terhadap manajemen laba dengan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 13
signifikansi 0,046 dan arah positif perencanaan pajak, dan leverage
pada perusahaan manufaktur yang terhadap manajemen laba.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Sampel dalam penelitian ini hanya
H1 diterima. meneliti perusahaan-perusahaan
2. Beban pajak tangguhan tidak yang bergerak pada industri
berpengaruh terhadap manajemen manufaktur saja sehingga penelitian
laba dengan signifikansi 0,203 dan ini hanya terfokus kepada
arah negatif pada perusahaan perusahaan manufaktur yang
manufaktur yang terdaftar di Bursa terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Efek Indonesia. H2 ditolak.
3. Perencanaan pajak berpengaruh Saran
terhadap manajemen laba dengan Berdasarkan pembahasan
signifikansi 0,007 dan arah positif diatas, maka penulis memberikan
pada perusahaan manufaktur yang beberapa saran sebagai berikut:
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
H3 diterima. dapat melakukan analisa dengan
4. Leverage berpengaruh terhadap variabel lain selain aset pajak
manajemen laba dengan signifikansi tangguhan, beban pajak tangguhan,
0,048 dan arah positif pada perencanaan pajak, dan leverage
perusahaan manufaktur yang seperti free cash flow, asimetri
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. informasi, skema bonus direksi dan
H4 diterima. jenis usaha.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
Keterbatasan Penelitian dapat menyempurnakan model agar
Dalam penelitian ini masih lebih dapat menjelaskan tentang
terdapat beberapa keterbatasan, baik fenomena manajemen laba dalam
dalam pengambilan sampel maupun kaitannya dengan variabel akuntansi
metodologi yang digunakan sehingga maupun variabel lain yang terkait
dapat melemahkan hasilnya. dengan perpajakan.
Keterbatasan tersebut diantaranya 3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya
adalah: lebih diperbanyak sampel
1. Penelitian ini hanya menggunakan penelitiannya seperti sektor
periode penelitian tiga tahun saja perdagangan, jasa dan transportasi,
yaitu tahun 2014-2016 sehingga pertambangan, sektor makanan dan
jumlah sampel yang digunakan minuman, sektor pertanian, serta
belum mampu untuk menunjukkan memperpanjang periode penelitian.
kecendrungan kemungkinan
terjadinya manajemen laba yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan oleh perusahaan.
2. Penelitian ini hanya menggunakan Aditama, Ferry dan Anna
empat variabel independen saja, Purwaningsih. 2014.
yaitu aset pajak tangguhan, beban “Pengaruh Perencanaan Pajak
pajak tangguhan, perencanaan terhadap Manajemen Laba
pajak, dan leverage sehingga pada Perusahaan
lingkup penelitian hanya mencari Nonmanufaktur yang Terdaftar
hubungan antara aset pajak di Bursa Efek Indonesia”.
tangguhan, beban pajak tangguhan,
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 14
MODUS Vol. 26 Universitas Setyawan, Budi dan Harnovinsah.
Atma Jaya Yogyakarta. 2016. “Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, Profitabilitas, dan
Astutik, Ratna Eka Puji. 2016. Perencanaan Pajak terhadap
“Pengaruh Perencanaan Pajak Manajemen Laba(Studi
dan Beban Pajak Tangguhan Empiris Pada Perusahaan
terhadap Manajemen Laba”. Manufaktur Sub Sektor
Jurnal Ilmu dan Riset Otomotif Dan Komponen Yang
Akuntansi Vol. 5 No.3. Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-
Dechow, Patricia M., et. Al. 2014)”.
1995.“Detecting Earning
Management”. The Accounting Suranggane, Zulaikha. 2007. Analisis
Review Vol. 7, No. 2, pp. 193- Aktiva Pajak Tangguhan dan
225, 1995. Akrual sebagai Prediktor
Manajemen Laba.Jurnal
Fitriany, Lucy Citra. 2016. “Pengaruh Akuntansi dan Keuangan Vol.4
Aset Pajak Tangguhan, Beban No.1. Hlm 77-94.
Pajak Tangguhan dan
Perencanaan Pajak terhadap Pohan, Chairil Anwar. 2016.
Manajemen Laba”. JOM Manajemen Perpajakan: Strategi
FEKON Vol. 3 No. 2 Fakultas Perencanaan Pajak dan Bisnis.
Ekonomi dan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia
Universitas Riau. Pustaka Utama.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Priyatno, Duwi, 2014, “SPSS 22


Multivariate dengan Program Pengolah Data Terpraktis”,
SPSS Edisi 8, Semarang: Edisi 1, Yogyakarta:
Universittas Diponegoro.
Waluyo, 2014.Perpajakan Indonesia
Sari, Sesti Yurfita. 2015. “Analisis Edisi 5. Salemba Empat:
faktor-faktor yang Jakarta.
mempengaruhi manajemen laba
pada perusahaanmanufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Jom FEKON Vol.
2 No.2.

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 15

Anda mungkin juga menyukai