Anda di halaman 1dari 9

Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK


TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Tiara Timuriana*) dan Rezwan Rizki Muhamad**)

ABSTRAK
Laporan keuangan perusahaan dihasilkan dan disiapkan sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada
investor sehingga mencerminkan aktivitas perusahaan. kewajiban tersebut tidak terbatas pada kepentingan
manajemen tetapi juga untuk kepentingan otoritas pajak. Adanya perbedaan kepentingan dan informasi
tersebut memacu manajemen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi yang dihasilkan dapat
memaksimalkan kepentingannya. Cara yang dapat dilakukan manajemen untuk mempengaruhi angka-
angka akuntansi tersebut dapat berupa manajemen laba melalui aset pajak tangguhan dan beban pajak
tangguhan dalam laporan keuangan. Metode pengolahan data yaitu dengan analisis deskriptif statistik
dengan alat analisis yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Aset
pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba, (2) Beban pajak tangguhan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba, dan (3) Aset pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata kunci: Aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, dan manajemen laba

ABSTRACT
The financial statements of the company produced and prepared as a management accountability to
investors so that it reflects the company's activities. The liability is not limited to management purposes
but also for the benefit of the tax authorities. The big difference in the spur interest and information
management to consider how accounting numbers generated can maximize its interests. How that can be
done to influence the management accounting numbers can be the earnings management through
deferred tax assets and deferred tax expense in the financial statements. This study aims to: (1)
Describing the effects of deferred tax assets on earnings management in manufacturing companies in
Indonesia Stock Exchange 2010-2014. (2) Describe the effect of deferred tax expense on earnings
management in manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. (3) Describe the
effect of deferred tax assets and deferred tax expense on earnings management in manufacturing
companies in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. Data processing method is by descriptive statistical
analysis with analysis tools that multiple linear regression. Research shows that: (1) Assets Deferred tax
effect on earnings management, (2) Deferred tax expense has no effect on earnings management, and (3)
Deferred tax assets and deferred tax expense jointly effect on earnings management.

Key words: Asset deferred tax, deferred tax expense, and earnings management

*)
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
**)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
12
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

I. Pendahuluan dimanage oleh manager. Hal tersebut


Laporan keuangan perusahaan senada dengan yang dikemukakan oleh
dihasilkan dan disiapkan sebagai Irham Fahmi (2014, 517) “manajemen
pertanggungjawaban manajemen laba (earnings management) adalah
sehingga mencerminkan aktivitas suatu tindakan yang mengatur laba
perusahaan. Kewajiban tersebut tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh
terbatas pada kepentingan manajemen pihak tertentu atau terutama oleh
tetapi juga untuk kepentingan otoritas manajemen perusahaan (company
pajak. Kebutuhan dalam Standar management)”.
Akuntansi Keuangan tidak selamanya Tindakan manajemen laba
sejalan dengan ketentuan perpajakan. sebenarnya didasarkan oleh berbagai
Oleh karena itu, Pernyataan Standar tujuan dan maksud-maksud yang
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 terkandung didalamnya. Artinya
Revisi 2012 Tentang Pajak Penghasilan tindakan manajemen laba dilakukan
ini sebagai respon dengan mengandung motivasi-motivasi tertentu,
diberlakukannya peraturan pajak karena tingkat keuntungan atau laba
penghasilan yang dikeluarkan oleh yang diperoleh sering dikaitkan dengan
otoritas perpajakan. prestasi manajemen, memang sesuatu
Menurut Sukrisno Agus dan yang lazim besar kecilnya bonus yang
Estralita Trisnawati (2009, 244) aset akan diterima oleh manajemen
pajak tangguhan (deffered tax asset) tergantung dari besar kecilnya laba yang
timbul apabila beda waktu diperoleh perusahaan. Selain motivasi
menyebabkan terjadinya koreksi positif bonus motivasi penghematan pajak
sehingga beban pajak menurut menjadi motivasi yang paling nyata.
akuntansi lebih kecil daripada beban Berbagai pemangku kepentingan
pajak menurut peraturan perpajakan. (stakeholder) eksternal memiliki
Sedangkan menurut Pernyataan Standar kepentingan terhadap kinerja keuangan
Akuntansi Keuangan (PSAK) No 46 perusahaan. Misalnya saja, para
Revisi 2012 menyatakan aset pajak pegawai dan pelanggan menginginkan
tangguhan adalah jumlah Pajak perusahaan tetap berjalan dengan baik
Penghasilan terpulihkan pada periode sehingga dapat bertahan dalam jangka
mendatang sebagai akibat adanya panjang dan melaksanakan kewajiban
perbedaan temporer yang boleh pensiun. Para pemasok menginginkan
dikurangkan dan sisa kompensasi jaminan atas pembayaran, dan yang
kerugian. lebih penting lagi adalah bahwa
Oleh karena angka-angka perusahaan pembeli akan menjadi
akuntansi sangat penting dalam banyak pembeli yang dapat diandalkan selama
pengambilan keputusan dan laba yang tahun-tahun kedepan.
dilaporkan merupakan angka yang Bagi pihak-pihak yang
memperoleh perhatian paling banyak berkepentingan itu, tanda-tanda dari
baik dari pihak internal maupun kelemahan keuangan, seperti pelaporan
eksternal, serta digunakan sebagai rugi, benar-benar merupakan suatu
indikator penilaian kinerja. Perilaku berita buruk. Oleh karena itu, tidaklah
manajemen laba dimungkinkan dapat mengherankan bahwa dibeberapa
terjadi karena manajemen mempunyai perusahaan apabila pada perhitungan
informasi lebih banyak dan lebih akurat awal laporan keuangan menunjukkan
dari pada pihak stakeholder, maka indikasi terjadinya kerugian, para
angka ini pulalah yang paling mungkin akuntannya biasanya diminta untuk

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
13
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

mempertimbangkan kembali penilaian ini yaitu beban pajak tangguhan


mereka atas akrual dan estimasi, guna sedangkan manajemen laba sebagai
memperoleh angka laba positif variabel dependen. Populasi yang
dilaporan keuangan perusahaan. digunakan dalam penelitian ini adalah
Penilaian atas kebijakan akuntansi perusahaan manufaktur yang terdaftar di
akrual dan estimasi akan menghasilkan BEJ tahun 1999 sampai 2002. Hasil
beban pajak tangguhan, seperti Penelitian ini menunjukan bahwa
menggeser pendapatan dan biaya. pengukuran manajemen laba (akrual
Perusahaan akan menghitung dan beban pajak tangguhan) memiliki
pendapatan berdasarkan metode akrual pengaruh yang positif dan signifikan
sedangkan perpajakan akan menghitung terhadap probabilitas perusahaan
pendapatan tersebut setelah kas melakukan manajemen laba untuk
diterima, oleh sebab itu ketika kas menghindari kerugian.
belum diterima oleh perusahaan dalam Zulaikha Suranggane (2007)
perhitungan pajaknya masih akan di dengan judul Analisis Aktiva Pajak
tangguhkan dalam perhitungan pajak Tangguhan dan Akrual Sebagai
berupa beban pajak tangguhan. Menurut Prediktor Manajemen Laba Kajian
Yulianti (2004, 109) Beban Pajak Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di
Tangguhan adalah Timbul akibat Bursa Efek Indonesia. Variabel
perbedaan temporer antara laba independen dalam penelitian ini yaitu
akuntansi (yaitu laba dalam laporan aktiva pajak tangguhan dan akrual
keuangan untuk kepentingan pihak sedangkan manajemen laba sebagai
eksternal) dengan laba fiskal (laba yang variabel dependen. Populasi yang
digunakan sebagai dasar perhitungan digunakan dalam penelitian ini adalah
pajak). perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Laba yang dilaporkan manajemen BEJ tahun 2003 sampai 2005. Hasil
bukan hanya pertanggungjawaban Penelitian ini menunjukan bahwa
kepada stakeholder saja melainkan variabel akrual memiliki pengaruh
untuk kepentingan otoritas pajak juga. signifikan pada terjadinya manajemen
Jika laba yang dilaporkan oleh pihak laba, sedangkan cadangan aktiva pajak
manajemen besar maka hal tersebut tanguhan tidak berpengaruh.
juga menjadi berita yang baik bukan Ada pun tujuan penelitian ini
hanya bagi stakeholder melainkan bagi adalah: 1) Untuk menjelaskan pengaruh
pihak otoritas pajak, karena yang aset pajak tangguhan terhadap
dijadikan dasar dalam penghitungan manajemen laba pada perusahaan
beban pajak adalah laba yang dihasilkan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
perusahaan. Bila laba yang dihasilkan tahun 2010-2014; 2) Untuk menjelaskan
besar, maka beban pajaknya pun akan pengaruh beban pajak tangguhan
besar sehingga dapat mengurangi laba terhadap manajemen laba pada
yang akan didapat oleh perusahaan. perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Sementara itu penelitian- Indonesia tahun 2010-2014; dan 3)
penelitian sebelumnya pernah dilakukan Untuk menjelaskan pengaruh aset pajak
oleh Yulianti (2005) dengan judul tangguhan dan beban pajak tangguhan
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan terhadap manajemen laba pada
dalam Mendeteksi Manajemen Laba perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Pada Perusahaan Manufaktur yang Indonesia tahun 2010-2014.
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Variabel independen dalam penelitian

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
14
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

II. Landasan Teori signifikan antara akuntansi pajak dan


2.1. Teori Agensi dan Manajemen keuangan.
Laba Perbedaan tersebut terjadi karena
Dalam teori agensi (agency adanya beda tetap dan sementara. Beda
theory) menunjukkan hubungan antara tetap, yaitu perbedaan yang disebabkan
principal (pemilik) dan agent oleh adanya perbedaan pengakuan
(manajemen). Pemilik atau para pendapatan dan beban antara Standar
pemegang saham mendelegasikan Akuntansi dan Peraturan Perpajakan.
kewenangannya kepada manajemen Dari perbedaan tersebut mengakibatkan
untuk mengelola perusahaan. Pemilik perbedaan besarnya laba bersih sebelum
diasumsikan hanya tertarik pada pajak dengan laba fiskal atau
pengembalian keuangan yang diperoleh penghasilan kena pajak. Beda tetap
dari investasi mereka kepada tidak mengakibatkan timbulnya pajak
perusahaan. Sedangkan manajemen tangguhan.
diasumsikan akan menerima kepuasan Sedangkan beda sementara
tidak hanya dari kompensasi keuangan sebenarnya secara keseluruhan
tetapi juga dari tambahan lain yang pendapatan atau beban antara akuntansi
terlibat dalam hubungan keuangan. dan pajak sama, hanya berbeda
Sesuai dengan asumsi tersebut, maka alokasinya setiap tahun. Perbedaan ini
manajer akan mengambil kebijakan berasal dari adanya perbedaan akrual
yang menguntungkan dirinya sebelum dan realisasinya, penyusutan,
memberikan manfaat kepada pemegang amortisasi, dan kompensasi kerugian
saham (Stella Mettawidya, 2015). Cara fiskal antara akuntansi dan perpajakan.
yang biasa dilakukan oleh manajemen Dari beda waktu tersebut muncul aset
adalah dengan merekayasa laporan atau kewajiban pajak tangguhan.
keuangan dengan mempercantik laba Pengakuan aset atau kewajiban
atau yang biasa dikenal dengan pajak tangguhan didasarkan fakta
manajemen laba. bahwa adanya kemungkinan pemulihan
Beberapa tujuan manajemen aset atau pelunasan kewajiban yang
melakukan manajemen laba adalah mengakibatkan pembayaran pajak
menghindari rugi, pelaporan penurunan periode mendatang menjadi lebih kecih
laba, avoiding failing meet or beat atau besar. Apabila akan terjadi
analyst forecast, dan invoke an earnings pembayaran pajak yang lebih besar di
big bath [Bauman, et al (2001) dalam masa yang akan datang, maka
Zulaikha Suranggane (2007)]. berdasarkan standar akuntansi keuangan
harus diakui sebagai suatu kewajiban.
2.2. Pajak Tangguhan Dan, apabila ada kemungkinan
Antara akuntansi pajak dan pembayaran pajak yang lebih kecil pada
keuangan memiliki tujuan yang sama, masa yang akan datang, maka
yaitu untuk menetapkan hasil operasi berdasarkan standar akuntansi
bsnis dengan pengukuran dan keuangan, harus diakui sebagai suatu
pengakuan penghasilan serta biaya. aset. Dari uraian di atas dapat
Karena dasar pengenaan penghasilan disimpulkan bahwa:
dan biaya untuk keperluan 1. Apabila Penghasilan Sebelum
penghitungan Pajak Penghasilan Pajak (komersil) lebih besar dari
berbeda dengan basis penghitungan Penghasilan Kena Pajak (fiskal)
untuk keperluan komersial maka
akan mengakibatkan Beban Pajak
terdapat perbedaan yang cukup
Komersil lebih besar dari Pajak

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
15
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

Terhutang/Pajak Kini (Tax Metode Penelitian


Payable). Dari hal tersebut akan Metode analisis data yang
menghasilkan Kewajiban Pajak digunakan dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda.
Tangguhan (Deferred Tax
Kemudian dilakukan Uji Asumsi Klasik
Liability). Kewajiban ini dapat yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji
dihitung dengan mengalikan Multikolinearitas, Uji
jumlah perbedaan temporer Heteroskedastisitas, dan Uji
dengan tarif pajak. Autokorelasi. Selanjutnya dilakukan uji
2. Apabila Penghasilan Sebelum hipotesis yang terdiri dari Analisis
Pajak (komersil) lebih kecil dari Determinasi, Uji Parsial (Uji t), Uji
Simultan (Uji F).
Penghasilan Kena Pajak (fiskal)
akan mengakibatkan Beban Pajak III. Hasil dan Pembahasan
Komersil lebih kecil dari Pajak 3.1. Uji Regresi Linier Berganda
Terhutang.

Tabel 1.
Analisis Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 9,870 3,070 3,215 ,002
1 Aset Pajak Tangguhan(X1) ,475 ,144 ,081 3,289 ,002
Beban Pajak Tangguhan(X2) -1,104 ,027 -1,008 -41,019 ,000
a. Dependent Variable: Manajemen Laba(Y)
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 21.0, (2015)

Berdasarkan hasil analisis Tabel 1 Nilai ini akan dilakukan anti log
di atas, maka dapat dibuat model yaitu dengan cara pada program Ms
persamaan regresi linier berganda Excel “=EXP(0,9870)” denga hasil
sebagai berikut: 2,6831 Artinya jika aset pajak
Y = a + b1 X1 + b2 X2 tangguhan dan beban pajak tangguhan
Y = 9,870 + 0,475 X1 -1,140 X2 adalah 0, maka besarnya manajemen
Keterangan : laba adalah 2,6831.
Y = Manajemen Laba 2. Aset Pajak Tangguhan Terhadap
a = Konstanta Manajemen Laba
X1 = Aset Pajak Tangguhan Nilai koefisien regresi varibel
X2 = Beban Pajak Tangguhan aset pajak tangguhan (b1) bernilai
b1 = Koefisien Regresi Aset Pajak positif yaitu 0,475. Artinya jika nilai
Tanguhan aset pajak tangguhan ditingkatkan
b2 = Koefisien Regresi Beban Pajak sebesar 1 satuan, maka manajemen
Tangguhan laba akan meningkat sebesar 0,475.
Berdasarkan Tabel 2 dan Koefisien aset pajak tangguhan
persamaan regresi linear berganda di bertanda positif, hal ini menujukkan
atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa aset pajak tangguhan
1. Konstanta a = 0,9870 berhubungan positif dengan

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
16
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

manajemen laba pada perusahaan laba akan menuruun sebesar -1,140.


manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Koefisien beban pajak tangguhan
Dari koefisien aset pajak tangguhan bertanda negatif, hal ini menujukkan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa beban pajak tangguhan
bahwa jika aset pajak tangguhan berhubungan negatif dengan
bernilai positif maka manajemen laba manajemen laba pada perusahaan
pun akan naik. manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3. Beban Pajak Tangguhan Terhadap Dari koefisien beban pajak tangguhan
Manajemen Laba tersebut maka dapat disimpulkan
Nilai koefisien regresi varibel bahwa jika beban pajak tangguhan
beban pajak tangguhan (b2) bernilai bernilai negatif maka manajemen laba
negatif yaitu -1,140. Artinya jika nilai pun akan turun.
beban pajak tangguhan ditingkatkan
sebesar 1 satuan, maka manajemen 3.2. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 2
Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,982a ,965 ,964 1,8595002
a. Predictors: (Constant), Beban Pajak Tangguhan (X2), Aset Pajak Tangguhan (X1)
b. Dependent Variable: Manajemen Laba (Y)
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 21.0, (2015)

Koefisien determinasi dari sedangkan sisanya sebesar 3,5%


perhitungan Tabel 2 di atas diperoleh dipengaruhi oleh faktor lain yang
angka sebesar 0,965. Hal ini tidak diteliti.
menunjukkan bahwa besar
sumbangan pengaruh aset pajak 3.3. Uji t (Uji Koefisien Regresi
tangguhan dan beban pajak tangguhan Secara Parsial)
terhadap manajemen laba yaitu 96,5%

Tabel 3
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 9,870 3,070 3,215 ,002
1 Aset Pajak Tangguhan(X1) ,475 ,144 ,081 3,289 ,002
Beban Pajak Tangguhan(X2) -1,104 ,027 -1,008 -41,019 ,000
a. Dependent Variable: Manajemen Laba(Y)
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 21.0, (2015)

Analisis uji t berdasarkan Tabel 3 1. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan


adalah sebagai berikut: Terhadap Manajemen Laba. Untuk
nilai thitung dan ttabel pada variabel aset

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
17
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

pajak tangguhan mempunyai thitung beban pajak tangguhan secara parsial


sebesar 3,2897 maka diperoleh hasil tidak berpengaruh terhadap
thitung > ttabel atau 3,2897 > 1,9957 manajemen laba.
maka H0 ditolak yang berarti aset
pajak tangguhan secara parsial 3.4. Uji F (Uji Koefisien Regresi
berpengaruh terhadap manajemen Secara Bersama-sama)
laba. Seluruh variabel independen
2. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dapat dikatakan memiliki pengaruh
Terhadap Manajemen Laba. Untuk secara bersama-sama terhadap
nilai thitung dan ttabel pada variabel variabel dependen jika nilai F hitung
beban pajak tangguhan mempunyai lebih besar dari F tabel atau jika nilai
thitung sebesar -41,019 maka diperoleh signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
hasil thitung < ttabel atau -41,019 <
1,9957 maka H0 diterima yang berarti

Tabel 4
Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
Regression 6310,897 2 3155,448 912,575 ,000
1 Residual 231,669 67 3,458
Total 6542,565 69
a. Dependent Variable: Manajemen Laba(Y)
b. Predictors: (Constant), Beban Pajak Tangguhan(X2), Aset Pajak Tangguhan(X1)
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 21.0, (2015)

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat perusahaan. Aset pajak tangguhan


di lihat bahwa secara simultan Fhitung > yang jumlahnya diperbesar oleh
Ftabel atau 912,575 > 3,13. Sehingga manajemen dimotivasi untuk
dapat disimpulkan bahwa variabel minimalisasi pembayaran pajak agar
independen dalam penelitian ini, yaitu tidak merugikan perusahaan. Pajak
aset pajak tangguhan dan beban pajak yang seharusnya dibayarkan pada
tangguhan secara simultan atau periode sekarang dialihkan pada
keseluruhan memiliki pengaruh terhadap periode mendatang dengan demikian
manajemen laba. laba perusahaan pun akan meningkat
Berdasarkan hasil pengujian diatas, karena beban pajak yang harus
maka di bawah ini penulis dibayarkan lebih kecil. Hasil
menginterpretasikan hasil penelitian penelitian ini tidak konsisten dengan
yang diperkuat dengan hasil penelitian- penelitian yang dilakukan oleh
penelitian sebelumnya sebagai berikut: Zulaikha Suranggane (2007)
1. Aset pajak tangguhan memiliki menyatakan bahwa aset pajak
pengaruh terhadap manajemen laba tangguhan tidak berpengaruh dalam
pada perusahan manufaktur di Bursa melakukan manajemen laba.
Efek Indonesia tahun 2010-2014. 2. Beban pajak tangguhan tidak
Aset pajak tangguhan dijadikan memiliki pengaruh terhadap
proksi sebagai indikator dari praktik manajemen laba pada perusahan
menajemen laba yang dilakukan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
18
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

tahun 2010-2014. Perusahaan laba pada perusahaan manufaktur di


manufaktur di Indonesia yang Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
memanfaatkan celah untuk memenaj 2014. Apabila beban pajak tangguhan
labanya dengan menggunakan mengalami kenaikan maka
besarnya beban pajak tangguhan pada manajemen laba akan mengalami
laporan laba rugi fiskalnya akan penurunan.
terkoreksi dalam laporan laba rugi 3. Hasil penelitian ini menunjukan
fiskal. Peraturan perpajakan bahwa nilai variabel aset pajak
memberikan batasan lebih ketat tangguhan dan beban pajak tangguhan
dalam penghitungan pajaknya hanya yaitu Fhitung > Ftabel atau 912,575 >
mengakui besarnya penghasilan atau 3,13 artinya aset pajak tangguhan dan
biaya pada saat di terima atau beban pajak tangguhan secara
dikeluarkan sebagai dasar dalam simultan memiliki pengaruh terhadap
penghitungan laba rugi fiskalnya. manajemen laba pada perusahaan
Dengan kata lain perpajakan hanya manufaktur di Bursa Efek Indonesia
mengakui beban pajak pada periode tahun 2010-2014. Koefisien
tersebut dan tidak mengakui adanya determinasi dari penelitian ini
beban pajak tangguhan. Hasil diperoleh angka sebesar 0,965. Hal
penelitian ini tidak konsisten dengan ini menunjukkan bahwa besar
penelitian yang dilakukan oleh sumbangan pengaruh aset pajak
Yulianti (2005), Subekti tangguhan dan beban pajak tangguhan
Djamaluddin, Rahmawati, Handayani terhadap manajemen laba yaitu 96,5%
Tri Wijayanti (2008) dan Ardi sedangkan sisanya sebesar 3,5%
Hamzah (2010) bahwa beban pajak dipengaruhi oleh faktor lain yang
tangguhan berpengaruh terhadap tidak diteliti.
manajemen laba.
V. Daftar Pustaka
IV. Penutup Ardi Hamzah. 2009. Deteksi Earning
Berdasarkan pembahasan di atas, Management Melalui Beban Pajak
maka dapat diambil beberapa Tangguhan, Akrual, dan Arus Kas
kesimpulan, yaitu: Operasi (Studi Pada Peruasahaan
1. Hasil penelitian ini menunjukan Real Estate dan Property yang
bahwa nilai variabel aset pajak Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tangguhan yaitu thitung > ttabel atau Tahun 2006-2008). Jurnal
3,2897 > 1,9957 artinya aset pajak Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
tangguhan secara parsial berpengaruh Brigham dan Houston. 2010. Dasar-
terhadap manajemen laba pada Dasar Manajemen Keuangan.Buku
perusahaan manufaktur di Bursa Efek 1 Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta.
Indonesia tahun 2010-2014. Apabila Diana Sari. 2014. Perpajakan Konsep,
aset pajak tangguhan mengalami Teori dan Aplikasi Pajak
kenaikan maka manajemen laba pun Penghasilan. Mitra Wacana Media.
akan mengalami kenaikan. Jakarta.
2. Hasil penelitian ini menunjukan Djoko Muljono, dan Baruni Wicaksono.
bahwa nilai variabel beban pajak 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan.
tangguhan yaitu thitung < ttabel atau - Andi. Yogyakarta.
41,019 < 1,9957 artinya beban pajak Duwi Priyatno. 2013. Analisis
tangguhan secara parsial tidak Korelasi,Regresi, dan Multivariate
berpengaruh terhadap manajemen

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
19
Tiara Timuriana dan Rezwan Rizki Muhamad E-ISSN 2502-4159

dengan SPSS. Gava Medi. Stice, Stice, Skousen. 2009. Akuntansi


Yogyakarta. Keuangan, Edisi 16. Salemba
Edy Suprianto. 2011. Akuntansi Empa., Jakarta.
Perpajakan. Graha Ilmu. Subekti Djamaluddin, Rahmawati, dan
Yogyakarta. Handayani Tri Wijayanti. 2008.
Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak Edisi Analisis Perubahan Aktiva Pajak
Revisi. Grasindo. Tangguhan dan Kewajiban Pajak
Hery. 2013. Akuntansi Keuangan Tangguhan Untuk Mendeteksi
Menengah, Center of Academic Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi
Publishing Service. Yogyakarta. dan Manajemen.
Hery. 2014. Akuntansi Perpajakan. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk
Grasindo. Jakarta Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Irham Fahmi. 2014. Manajemen Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Keuangan Perusahaan dan Pasar Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Modal. Mitra Wacana Media. Alfabeta. Bandung.
Jakarta Sukrisno Agoes, dan Estralita
Irreza. 2012. Pengguna Komponen Trisnawati. 2009. Akuntansi
Pembentuk Pajak Tangguhan Perpajakan. Edisi 3. Salemba
Dalam Mendeteksi Manajemen Empat. Jakarta.
Laba. Jurnal Akuntansi dan Tulis S. Meliala dan Francisca Widianti
Keuangan Indonesia. Oetomo. 2008. Perpajakan dan
Mangarimpun. 2009. Materi Kuliah Akuntansi Pajak. Edisi 5. Semesta
Online Pajak Kini dan Pajak Media. Jakarta.
Tangguhan. FE Universitas Esa Waluyo. 2009. Akuntansi Pajak Edisi 2.
Unggul. Tersedia di Salemba Empat. Jakarta.
https://rimpun.files.wordpress.com/ Yulianti. 2005. Kemampuan Beban
2012/03/materi-kuliah-online-tax- Pajak Tangguhan Dalam
plan.pdf. Mendeteksi Manajemen Laba.
Mc Gee. 1984. Accounting For Income Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Taxes, National Association Of Indonesia. Departemen Akuntansi
Accountants 10 Paragon Drive Fakultas Ekonomi Universitas
Montvale. New Jersey. Indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Zulaikha Suranggane. 2007. Analisis
Keuangan. 2012. Ikatan Akuntan Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual
Indonesia. Sebagai Prediktor Manajemen
Sofyan Yamin, Lien A. Rachmach, Heri Laba: Kajian Empiris Pada
Kurniawan. 2011. Regresi dan Perusahaan Manufaktur Yang
Korelasi Dalam Genggaman Anda. Terdaftar Di BEJ. Jurnal Akuntansi
Salemba Empat. Jakarta. dan Keuangan Indonesia.
Stella Mettawidya. 2015. Analisis
Pengaruh Aset Pajak Tangguhan,
Asimetri Informasi, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Manajemen
Laba pada Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-
2012. JOM FEKON Vol 2 No. 1.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 12-20
20

Anda mungkin juga menyukai