Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN POSITIF

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN


TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2020)

OLEH :

NAMA : Nurul Azizah

NIM : 216020301111008

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BAWIJAYA

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan menjadikan laba sebagai target dalam proses penilaian prestasi
bagi seorang manajer secara khusus atau perusahaan secara umum. Informasi laba
juga menjadi perhatian utama bagi shareholders dan pihak lain (investor) dalam
menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa depan, sehingga
pihak-pihak tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat dalam rangka
investasi. Oleh karena itu, manajer menyadari pentingnya informasi laba bagi
dirinya maupun pihak lain. Adanya kesadaran dari manajemen, khususnya bagi
manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba, mendorong
timbulnya perilaku menyimpang yang salah satunya bentuknya adalah manajemen
laba (earnings management).

Manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan pihak manajemen


untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan dengan tujuan
untuk menguntungkan dirinya sendiri, yaitu pihak perusahaan yang terkait.
Manajemen laba dapat dilakukan melalui praktik perataan laba (income
smoothing), taking a bath, dan income maximization (Scoot, 2000).

Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan


keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu perusahaan karena mereka
mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba
merupakan suatu fenomena menarik yang telah menambah wacana dalam
perkembangan teori akuntansi.

Perusahaan mengalami suatu dorongan yang bertentangan pada saat


melakukan manajemen laba. Pada satu sisi manajemen perusahaan ingin
menampilkan kinerja keuangan yang baik dengan memaksimalkan laba yang
dilaporkan kepada stake holder. Tetapi, disisi lain manajemen perusahaan juga
menginginkan untuk meminimalkan laba kena pajak yang dilaporkan kepada
fiskus. Oleh karena itu perpajakan menjadi salah satu faktor yang bisa
mempengaruhi praktik manajemen laba, khususnya terkait dengan koreksi fiskal.

Koreksi fiskal beda tetap menghilangkan keberadaan suatu akun dari


laporan keuangan yang berarti menghilangkan perhitungan pajak yang melekat
dalam akun tersebut. Apabila akun tersebut berupa beban, maka terdapat
tambahan beban pajak sebesar tarif pajak dikali dengan akun tersebut, dimana
akan meningkatkan beban pajak dan pada akhirnya akan menurunkan laba
perusahaan. Apabila akun tersebut berupa perndapatan, dapat meningkatkan laba
perusahaan. Sehingga perusahaan dapat memanfaatkan celah untuk melakukan
manajemen laba.

Sedangkan perbedaan waktu disebabkan karena perbedaan waktu dalam


pengakuan biaya yang bersifat sementara (Suandy, 2008). Karena perbedaan ini
bersifat sementara dan akan tertutup pada periode sutelahnya. Maka perusahaan
harus mampu menggeser biaya – biaya yang tidak diakui secara fiskal menjadi
diakui secara fiskal untuk memaksimalkan laba secara komersial dan menurunkan
laba secara fiskal. Perbedaan waktu ini bersifat sementara sehingga perusahaan
harus dapat mengetahui kapan seharusnya laba dimaksimalkan dan kapan laba
dapat diminimalkan.

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.


Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban
perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan
seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada umumnya,
perencanaan pajak (tax planning) mengacu kepada proses usaha dan transaksi
Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih
dalam bingkai peraturan perpajakan (Handri Rori, 2013).

Penelitian dilakukan Denny Putri Hapsari, dkk (2016) mengenai pengaruh


perencanaan pajak terhadap manajemen laba dengan arus kas operasi sebagai
variabel kontrol (studi empiris pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) menggunakan metode deksriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian tersebut arus kas operasi mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap perencanaan pajak dan manajemen laba, sebagai
pengendalian dalam melakukan kegiatan operasional pada perusahaan manufaktur
sub sektor otomotif. Sebaliknya penelitian yang dilakukan Timuriana &
Muhammad (2015) menyatakan beban pajak tangguhan merupakan beban yang
timbul akibat perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal tidak
berpengaruh signifikan terhadap probabilitas perusahaan dalam manajemen laba.
Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan hasil yang berbeda, maka peneliti
ingin menganalisis kembali pengaruh perencanaan pajak dan perbedaan waktu
terhadap manajemen laba.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan dalam penelitian ini diuraikan yaitu menganalisis kembali pengaruh
perencanaan pajak dan perbedaan waktu terhadap menajemen laba.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh perencanaan pajak dan perbedaan
waktu terhadap menajemen laba.

Anda mungkin juga menyukai