Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN POSITIF

PENGARUH TARIF PAJAK DAN KEBIJAKAN DIVIDEN PADA UNDANG –


UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2016 -2020)

OLEH :

NAMA : Nurul Azizah

NIM : 216020301111008

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BAWIJAYA

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1


DAFTAR ISI……………………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 5
1.4 Kontribusi Penelitian …………………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………… 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Investasi dalam bentuk penyertaan saham pada perusahaan lebih diminati dari pada
Investasi konvensional seperti emas, properti, dan obligasi. Investasi dalam bentuk
saham lebih menjanjikan pengembalian yang besar, tetapi mengandung resiko yang
besar.
Salah satu jalan utama investasi yang memiliki keinginan menghasilkan keuntungan
yang cukup besar bagi investor adalah investasi dalam saham ekuitas. Pengembalian
dari investasi ekuitas tersebut di pengaruhi oleh kinerja saham tertentu dan kondisi
pasar. Kemungkinan dampak pada harga saham akan membantu investor membuat
keputusan yang bijaksana dan memungkinkan perusahaan meningkatkan nilai pasar
(Nirmala, Sanju dan Ramachandran, 2011).
Keuntungan dari investasi dalam penyertaan saham yaitu capital gain adalah
dividen. Dividen merupakan distribusi kepada pemegang saham suatu perusahaan
secara proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing
pemegang saham (Rudianto, 2012).
Teori yang menyebutkan keterkaitan antara kebijakan dividen dengan harga saham
menurut (Akbar dan Baig 2010) saat dividen tunai meningkat harga saham juga
meningkat dan ketika dividen tunai menurun harga saham juga menurun. Kebijakan
dividen memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan terhadap kinerja
perusahaan, investasi yang dilakukan oleh perusahaan menentukan laba masa
depan.
Sesuai ketentuan perpajakan dividen bisa dibagi menjadi dua, yaitu dividen yang
menjadi objek pajak dan bukan objek pajak. Dividen yang menjadi objek pajak
adalah yang diterima oleh orang pribadi dalam negeri dan wajib pajak badan atau
bentuk usaha tetap yang tidak memenuhi syarat dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f
Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh). Sedangkan dividen yang bukan
objek pajak adalah yang diterima oleh wajib pajak badan atau bentuk usaha tetap
yang memenuhi syarat dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh.
Indonesia membutuhkan insentif pajak atas investasi di dalam negeri guna
menanggapi persaingan perebutan modal investor dari seluruh dunia tersebut
menarik minat investor untuk investasi di Indonesia dengan cara menerbitkan
kebijakan pembebasan pajak atas dividen di Indonesia melalui Undang – Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnimbus Law. Selain. Oleh
karena itu, dalam upaya memicu pertumbuhan perekonomian nasional melalui
peningkatan investasi, memberikan perlindungan hukum bagi investor, serta untuk
menarik lebih banyak modal ke Indonesia, pemerintah menerbitkan kebijakan
pembebasan pajak atas dividen di Indonesia.
Dividen dari dalam negeri yang diterima Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
(WPOPDN) diperlakukan sebagai objek pajak dalam UU PPh, sedangkan dalam
UU Cipta Kerja, atas dividen tersebut dibebaskan bersyarat. Dividen dari luar negeri
yang diterima WPOPDN diperlakukan sebagai objek pajak dalam UU PPh,
sedangkan dalam UU Cipta Kerja, atas dividen tersebut dibebaskan bersyarat.
Dalam UU Cipta Kerja, PPh atas dividen dari dalam negeri yang diterima WP
Badan DN dibebaskan tanpa syarat atau diperlakukan sebagai bukan objek pajak,
sedangkan PPh atas dividen dari luar negeri yang diterima WP Badan DN
dibebaskan bersyarat. Dalam UU PPh, PPh atas dividen dari dalam negeri yang
diterima WP Badan DN dengan kepemilikan kurang dari 25% diperlakukan sebagai
objek pajak, sedangkan apabila kepemilikan sama dengan atau lebih dari 25%,
dividen dianggap sebagai bukan objek pajak. PPh atas dividen dari luar negeri yang
diterima WP Badan DN diperlakukan sebagai objek pajak.
Dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima oleh wajib pajak orang
pribadi dalam negeri (WPOPDN), selama diinvestasikan di Indonesia dalam jangka
waktu tertentu, dividen tersebut dibebaskan dari pengenaan PPh sebesar jumlah
dividen yang diinvestasikan di Indonesia. Apabila dividen yang diinvestasikan
kembali di Indonesia kurang dari dividen yang diterima dan/atau tidak memenuhi
syarat jangka waktu tertentu, selisih dividen tersebut tetap dikenakan PPh Pasal 4
ayat (2) dengan tarif 10% yang bersifat final. Penghasilan dividen dari dalam negeri
yang diterima wajib pajak badan dalam negeri (WP Badan DN), seluruhnya
dikecualikan dari pengenaan PPh. Dividen tersebut diperlakukan sebagai
penghasilan yang termasuk bukan objek PPh. Pengecualian tersebut dilakukan tanpa
memperhatikan proporsi kepemilikan saham pada perusahaan dalam negeri yang
memberikan dividen.
Badan usaha terbuka luar negeri atau perusahaan terbuka (go public) luar negeri
adalah badan usaha yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek luar negeri.
Dividen dari badan usaha go public luar negeri yang diterima wajib pajak dalam
negeri (WPDN) dikecualikan sebagai objek PPh atau dibebaskan dari pengenaan
PPh sebesar dividen yang diinvestasikan kembali di Indonesia dalam jangka waktu
tertentu. Apabila dividen dari badan usaha terbuka luar negeri yang diterima WPDN
diinvestasikan di Indonesia sebesar kurang dari jumlah dividen yang diterima,
selisih kurang dividen yang diinvestasikan dengan dividen yang diterima tersebut
dikenakan PPh. Apabila dividen tersebut seluruhnya tidak diinvestasikan di
Indonesia, seluruh dividen dikenakan PPh. Apabila dividen tersebut diinvestasikan
di Indonesia dengan tidak memenuhi ketentuan jangka waktu investasi, dividen
tersebut dikenakan PPh.
Badan usaha tertutup luar negeri atau perusahaan tertutup (private) luar negeri
adalah badan usaha yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek luar negeri.
Dividen dari badan usaha private luar negeri yang diterima wajib pajak dalam
negeri (WPDN) dikecualikan sebagai objek PPh atau dibebaskan dari pengenaan
PPh dengan syarat:

a. dividen kembali diinvestasikan di Indonesia dalam jangka waktu tertentu;


b. dividen yang dibagikan paling sedikit 30% dari laba setelah pajak; dan
c. dividen harus diinvestasikan di Indonesia sebelum Direktur Jenderal Pajak
menerbitkan surat ketetapan pajak (SKP) atas dividen.
Apabila dividen yang dibagikan oleh badan usaha atau perusahaan private luar
negeri sudah memenuhi syarat minimal 30% (tiga puluh persen) dari laba setelah
pajak, dividen dari badan usaha private luar negeri yang diterima WPDN
dibebaskan dari pengenaan PPh sebesar dividen yang diinvestasikan di Indonesia.
Apabila dividen yang diinvestasikan di Indonesia kurang dari jumlah dividen yang
diterima, selisih kurang dividen yang diinvestasikan dengan dividen yang diterima
tersebut dikenakan PPh.
Apabila dividen yang dibagikan oleh badan usaha atau perusahaan private luar
negeri tidak memenuhi ketentuan minimal 30% dari laba setelah pajak, selisih 30%
dari laba setelah pajak dikurangi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
akan dikenakan PPh sesuai proporsi kepemilikan WPDN. Sedangkan, sebesar
dividen yang dibagikan kepada WPDN dan diinvestasikan di Indonesia dalam
jangka waktu tertentu akan dibebaskan dari pengenaan PPh. Apabila dividen yang
dibagikan oleh perusahaan private luar negeri kepada WPDN lebih dari 30% dari
laba setelah pajak, sebesar dividen yang diinvestasikan di Indonesia dalam jangka
waktu tertentu akan dibebaskan dari pengenaan PPh. Apabila dividen tersebut
diinvestasikan di Indonesia setelah Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKP,
dividen tersebut dikenakan PPh.
Penelitian yang dilakukan (Nnadi dan Apkomi : 2008), menemukan hubungan
positif antara pajak dengan pendapatan dividen yang mendukung hipotesis pertama
(H1), bahwa penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang kuat antara
variabel dependen dengan variabel independen. tingkat pajak adalah penentu
penting dalam pembentukan kebijakan dividen Kenyataannya pajak itu selalu ada
seperti investor alami dimana setiap dividen yang dibayarkan dikenakan pajak,
seharusnya dividen yang dterima investor tidak seharusnya kena pajak dikarenakan
perusahaan telah membayar pajak atas keuntungan tersebut, bila investor kembali
membayar pajak atas dividen yang diterimanya maka telah terjadi pajak berganda
(Manarung, 2012).
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa
layanan telekomunikasi dan jaringan, memberikan sambungan layanan lokal,
sambungan langsung jarak jauh. PT. Telekomunikasi Tbk didirikan untuk suatu
jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan dan objektifitas perusahaan adalah untuk
mengoperasikan jaringan telekomunikasi dan menyelenggarakan kegiatan
komunikasi dan layanan informasi, di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk
pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara ini. Dengan statusnya sebagai
perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang
saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan
sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia (BEI). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Merupakan perusahaan
multinasional yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan
terbesar di Indonesia ini mengalami peningkatan dan penurunan dalam laporan
keuangannya.
Penelitian sebelumnya membahas terkait Pengaruh Tarif Pajak dan Kebijakan
Dividen terhadap Harga Saham (Studi kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk periode 2001 – 2014). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : (1)
pengaruh tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham, (2) pengaruh tarif
pajak terhadap harga saham, (3) pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham,
dan (4) pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal. Sampel dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk periode 2001-2014
berjumlah 14. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Teknik analisis menggunakan analisis jalur (path analysis), analisis jalur digunakan
untuk mengukur besarnya kontribusi atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, baik pengaruh secara langsung maupun tidak langsung melalui hubungan
dengan variabel bebas lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tarif pajak
dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap harga saham sebesar 76,8%, (2) tarif
pajak berpengaruh positif terhadap harga saham sebesar 32,6%, (3) kebijakan
dividen berpengaruh positif terhadap harga saham sebesar 17,5%, dan (4) tarif pajak
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sebesar 31,3%.
Keterbaruan dari penelitian ini adalah peraturan pajak terkait dividen mengalami
perubahan pada Undang – Undang Cipta Kerja menjadi dibebaskan. Penulis ingin
mengkaji ketika terdapat peraturan baru, apakah akan berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham PT Telkomsel Indonesia. Selain itu sample tahunnya juga
berubah menjadi tahun 2016 – 2020.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan dalam penelitian ini diuraikan yaitu:

1. Bagaimana pengaruh tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga


saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2016-2020

2. Bagaimana pengaruh tarif pajak terhadap harga saham PT.


Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2016-2020

3. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham PT.


Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2016-2020

4. Bagaimana pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen PT.


Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2016-2020.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan
penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap


harga saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap harga saham,

3. Untuk mengetahui Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham,

4. Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen.

1.4 Kontribusi Penelitian


1. Kontribusi Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan teori. Terutama teori terkait Undang – Undang Cipta
Kerja yang mengatur juga terkait pajak di Indonesia.
2. Kontribusi Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
pemikiran bagi para investor mengenai manfaat informasi yang
menjadi dasar pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Dividen
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya
(Rudianto, 2012). Pembagian dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Untuk perseroan yang terdaftar di bursa, corporate action berupa pembagian
dividen ini diumumkan dalam laman bursa sehingga masyarakat bisa mengetahui jauh-
jauh hari dan menentukan tindakan investasinya.
Selanjutnya, Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh menjelaskan tentang dividen yang bukan objek
pajak, yaitu dividen atau bagian laba yang diperoleh atau diterima oleh perseroan terbatas
sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan


b. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah dua puluh lima persen dari jumlah modal yang disetor
Dividen yang diterima oleh wajib pajak badan dalam negeri atau bentuk usaha tetap
(BUT) yang tidak memenuhi pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh merupakan objek pajak. Pada
saat wajib pajak badan dalam negeri atau BUT tersebut menerima dividen, dilakukan
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% sesuai dengan pasal 23 ayat 1 huruf
a angka 1 UU PPh.
Demikian juga, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 atas dividen yang
diterima atau diperoleh oleh orang pribadi dalam negeri dikenai pajak penghasilan sebesar
10% dan bersifat final. Pemotongan tersebut dilakukan oleh pihak yang membayar atau
pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen.
2. Harga Saham
Harga saham merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa
efek. Harga saham dapat dipengaruhi oleh penjamin emisi dan emiten (Neni, 2018).
Sedangkan saham sendiri merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana
pada suatu perusahaan, tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan di ikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya(Fahmi, 2018).
Pemegang saham atau investor sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dananya
harus melakukan beberapa penilaian dengan cermat terhadap emiten. Para investor akan
mendasarkan keputusan investasinya pada informasi yang diperolehnya termasuk
informasi laporan keuangan(Sulia, 2017). Laporan keuangan perusahaan akan mengalami
perubahan secara terus-menerus seiring dengan kondisi perusahaan yang telah dialami.
Perubahan tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan dari struktur modal.
Selain itu Bila tarif PPh turun maka akan mengurangi PPh terutang, sehingga laba bersih
perusahaan setelah pajak semakin besar dan perusahaan dapat meningkatkan saldo laba.
Dari saldo laba tersebut perusahaan dapat mendistribusikan kepada pemegang saham
dalam bentuk pembagian dividen(Ayem & Fatimah, 2018).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal (hubungan sebab akibat).
kuantitatif kausal adalah suatu penelitian yang menggambarkan suatu generalisasi atau
menjelaskan hubungan sebab akibat dan pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain.
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas sebagai variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat dan variabel terikat
sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Hipotesis dalam penelitian adalah:
H1 : Ada pengharuh dari tarif pajak dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 2016-2020.
H2: Ada pengaruh dari tarif pajak terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk Periode 2016-2020.
H3: Ada pengaruh dari kebijakan dividen terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk Periode 2016-2020.
H4: Ada pengaruh dari tarif pajak terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk Periode 2016-2020.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini akan digunakan telaah statistika
yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Suliyanto
(2005) menyatakan bahwa analisis jalur digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, baik pengaruh secara langsung maupun
tidak langsung melalui hubungan dengan variabel bebas lainnya. Alasan menggunakan analisis
jalur karena pada hubungan struktural memperlihatkan ada hubungan kausal antara tarif pajak
terhadap kebijakan dividen, serta untuk mengetahui ada pengaruh tidak langsung tarif pajak
terhadap harga saham melalui kebijakan dividen. Sampel yang diambil oleh penulis adalah
berupa laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba rugi dari data tahun 20 16-
2020 dengan pertimbangan bahwa:
1. Data yang diambil terdaftar pada Bursa Efek selama tahun 2016- 2020.
2. Data yang diambil berupa laporan keuangan tahunan 5 tahun berturut-turut selama tahun
2016- 2020 yang sudah diaudit.
3. Data yang diambil adalah 5 tahun dari tahun 2016-2020 yang dijadikan sampel karena
pada periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang
dilakukan.
Kerangka Penelitian :

Tarif Pajak (X1)

Harga Saham (Y)

Kebijakan Dividen (X2)


DAFTAR PUSTAKA

Tresnajaya, R. T. J. (2021). ANALISIS PERUBAHAN KETENTUAN SUBJEK PAJAK ORANG


PRIBADI PADA UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP PAJAK PENGHASILAN ORANG
PRIBADI DAN MOBILITAS SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Pajak dan Keuangan Negara
(PKN), 3(1), 98-111.

Rahayu, P., & Yani, A. (2021). Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan, Struktur Modal Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham. Gorontalo Accounting Journal, 4(2), 184-196.

Pranata, G., Purnamawati, I. G. A., Adiputra, I. M. P., & SE, S. (2015). Pengaruh Tarif Pajak Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Periode 2001-2014). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 3(1).

Asshidiqi, F., & Irawan, F. PENGATURAN PEMBEBASAN PAJAK DIVIDEN DALAM UNDANG-
UNDANG CIPTA KERJA BERDASARKAN ASAS KEADILAN DAN ASAS KEMANFAATAN.

Darussalam dkk. 2020. Omnibus Law Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan Untuk Penguatan
Perekonomian. Maret. https://ddtc.co.id/policynote/policynote01/mobile/index.html

Anda mungkin juga menyukai