Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ADMINISTRASI PAJAK

Dosen Pengampuh :
Nansi Rianindita SE, M.Ak

Disusun Oleh :
Rhidho ravi febriansah (20010190)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BENGKULU


PRODI ADMINISTRASI PUBLIK
2021/2022
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan masalah......................................................................................................................3
C. Manfaat.....................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Subjek pajak...............................................................................................................................4
B. Objek pajak................................................................................................................................5
C. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible expenses)..............................8
D. Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya (nondeductible expenses)...............8
E. Biaya yang dapat dikurangkan (deductible expenses) untuk menghitung Penghasilan Kena
Pajak..................................................................................................................................................8
F. Biaya yang tidak boleh dibebankan (nondeductible expenses).................................................9
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai
falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan
kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.Objek pajak adalah adalah
penghasilan atau tambahan kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak.
Penghasilan itu berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia. Objek
pajak digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan. Bentuknya dengan nama atau bentuk apapun.
Saat pengukuran biaya dalam ketentuan perpajakan pada umumnya
disesuaikan dengan cara pencatatan yang dipakai dalam pembukuan
perusahaan apakah dengan cash method dimana biaya diakui pada saat
pembayaran atau accrual method yaitu biaya diakui pada saat terutangnya
tanpa memperhatikan pembayaran.

B. Rumusan masalah

1. apa itu subjek dan objek pajak ?


2. pengeluaran apa saja yang dapat dibebenkan sebagai biaya dan pengeluaran
yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya

C. Manfaat

1. mengetahui apa itu subjek dan objek pajak


2. mengetahui pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya dan yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Subjek pajak

1) Pengertian Subjek Pajak


Secara singkatnya, subjek pajak merupakan orang atau badan yang
dikenakan pajak oleh negara. Subjek pajak ini dibagi menjadi 4 kategori yaitu
pribadi, badan, warisan yang belum dibagi, dan badan usaha tetap. Berikut ini
ketentuan yang berlaku untuk masing-masing kategori:

 Orang pribadi: Bagi seluruh WNI atau WNA yang tinggal di Indonesia
maupun di luar negeri, namun memiliki pendapatan dari Indonesia
maka mereka akan diberlakukan pajak orang pribadi.
 Badan: Bagi seluruh badan yang berdiri dan berkembang di Indonesia
masuk ke dalam ketentuan subjek pajak badan, terkecuali untuk badan
yang bersifat non-komersial dan juga yang mendapatkan biaya dari
APBN/APBD.
 Warisan yang belum terbagi: Bagi seluruh pewaris yang akan membagi
dan menurunkan warisannya, maka pewaris wajib mendaftarkan harta
bendanya dan membayarkan pajak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk subjek pajak dengan kategori warisan yang belum
terbagi.
 Bentuk usaha tetap: Bagi seluruh kantor, gedung, pabrik, bengkel,
gudang, dan lainnya yang didirikan oleh WNI maupun WNA yang
bertempat tinggal di Indonesia, maka mereka akan dikenakan pajak
bentuk usaha tetap.

2) Jenis Subjek Pajak


Ada 2 jenis subjek pajak yang ada di Indonesia yaitu subjek pajak dalam
negeri dan subjek pajak luar negeri. Adapun penjelasan kedua jenis subjek
pajak ini adalah:

2.1 Dalam Negeri

Seluruh aktivitas bisnis yang dilakukan di Indonesia termasuk ke dalam subjek


pajak dalam negeri. Subjek pajak ini berlaku untuk seluruh WNI serta seluruh
WNA yang juga tinggal di Indonesia. Pajak dalam negeri juga berlaku untuk
badan dan badan usaha tetap yang berdiri di Indonesia sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada penjelasan sebelumnya.

5
2.2 Luar Negeri

Bagi subjek pajak luar negeri, apabila mereka tidak melakukan aktivitas
ekonomi atau mendapatkan penghasilan dari Indonesia, maka subjek pajak ini
tidak akan dikenakan pajak dalam negeri melainkan sesuai dengan peraturan
perpajakan di negara tempat mereka tinggal.

B. Objek pajak

1. pengertian objek pajak


Objek pajak adalah adalah penghasilan atau tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima wajib pajak. Penghasilan itu berasal dari Indonesia
maupun luar Indonesia. Objek pajak digunakan untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Bentuknya dengan
nama atau bentuk apapun.
2. jenis jenis objek pajak
1. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-Undang PPh :
- Semua pembayaran atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan, seperti
; upah, gaji, premi asuransi kesehatan yang dibayar oleh pemberi
kerja, atau imbalan dalam bentuk lainnya merupakan objek pajak.
- Pengertian imbalan dalam bentuk lainnya termasuk imbalan dalam
bentuk natura yang diberikan oleh non subjek pajak penghasilan.
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan :
- Meliputi hadiah dari undian, pekerjaan, dan kegiatan seperti : hadiah
undian tabungan, hadiah pertandingan olah raga, dan sebagainya.
- Yang dimaksud penghargaan adalah imbalan yang diberikan
sehubungan dengan kegiatan tertentu, misalnya imbalan yang diterima
sehubungan dengan penemuan benda-benda purbakala.
3. Penghasilan dari Usaha/Laba usaha
4. Keuntungan penjualan atau pengalihan harta (capital gain), termasuk:
a. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
Dalam hal terjadi pengalihan harta sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal, keuntungan berupa selisih antara harga pasar dari harta
yang diserahkan dan nilai bukunya merupakan penghasilan.
b. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

6
Apabila Wajib Pajak menjual harta dengan harga yang lebih tinggi dari
nilai sisa buku atau lebih tinggi dari harga atau nilai perolehan, selisih
harga tersebut merupakan keuntungan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
6. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan jaminan karena pengembalian
utang :
- Premium terjadi apabila obligasi dijual di atas nilai nominalnya.
Sedangkan diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli di bawah nilai
nominalnya.
- Premium tersebut merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan
obligasi, sedangkan diskonto merupakan penghasilan bagi pihak yang
membeli obligasi.
7. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, yaitu terdiri dari:
- Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan
nama dan dalam bentuk apapun
- Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal
yang disetor
- Pemberian saham bonus tanpa penyetoran, termasuk saham bonus dari
kapitalisasi agio saham, kecuali : apabila jumlah nilai nominal saham
yang dimilikinya setelah pembagian saham bonus tersebut tidak melebihi
jumlah setoran modalnya
- Pembagian laba dalam bentuk saham (dividen saham)
- Pencatatan tambahan modal tanpa penyetoran, kecuali yang berasal
dari kapitalisasi selisih lebih revaluasi aktiva tetap
- Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau
diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham
oleh perseroan yang bersangkutan
- Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetor,
jika dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika
pembayaran kembali tersebut akibat dari pengecilan modal (statuter)
yang dilakukan secara sah
- Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang
diterima sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut
- Bagian laba sehubungan dengan kepemilikan obligasi
- Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis
- Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota koperasi

7
- Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham
yang dibebankan sebagai biaya perusahaan.
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak. Royalti adalah suatu jumlah
yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apa pun,
baik dilakukan secara berkala maupun tidak.
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. Dalam
pengertian sewa termasuk imbalan yang diterima atau diperoleh dengan
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan penggunaan harta
gerak atau harta tak gerak, misalnya sewa mobil, sewa kantor, sewa
rumah, dan sewa gudang
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran secara berkala, misalnya
alimentasi atau tunjangan seumur hidup yang dibayar secara berulang-
ulang dalam jangka waktu tertentu.
11. Keuntungan karena pembebasan utang.
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
14. Premi asuransi yang diterima atau diperoleh perusahaan asuransi dari para
peserta asuransi (pemegang polis).
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
19. Surplus Bank Indonesia.
Surplus Bank Indonesia yang merupakan objek Pajak Penghasilan adalah
surplus Bank Indonesia menurut laporan keuangan audit setelah dilakukan
penyesuaian atau koreksi fiskal sesuai dengan Undang-Undang PPh
dengan memperhatikan karakteristik Bank Indonesia. Penyesuaian atau
koreksi fiskal sesuai dengan Undang-Undang PPh dengan memperhatikan
karakteristik Bank Indonesia, dilakukan atas:
- pengakuan keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing;
- pengakuan biaya penyisihan aktiva; dan
- pengakuan biaya penurunan nilai aktiva secara langsung; dan
- penyusutan aktiva tetap.

8
C. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible
expenses)

Adalah pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau


kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun
pengeluaran atau selama masa manfaat dari pengeluaran tersebut.

D. Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya


(nondeductible expenses)

Pengeluaran yang tidak dapat dkurangkan dari penghasilan bruto atau tidak
dapat dibebankan sebagai biaya adalah pengeluaran untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak. Pengeluaran
yang melampaui batas kewajaran dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka
pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

E. Biaya yang dapat dikurangkan (deductible expenses) untuk


menghitung Penghasilan Kena Pajak

1. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk


biaya pembelian bahan, biaya yang berkenaan dengan pekerjaan/jasa termasuk
upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah,
premi asuransi, biaya promosi, dan penjualan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, biaya administrasi, dan pajak
kecuali Pajak Penghasilan.
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh aset berwujud dan amortisasi
atas pengeluaranuntuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 tahun.
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan
4. Kerugian karena penjualan atas pengalihan aset yang dimiliki dan
digunakandalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan.
5. Kerugian selisih kurs mata uang asing
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia
7. Biaya beasiswa, magang, pelatihan
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:
a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
b. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Dirjen Pajak

9
c. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengasilan Negeri/Instansi
pemerintah yang menangani piutang negara atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dengan
debitur yang bersangkutanPiutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya dengan syarat Wajib Pajak
telah mengakuinya sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial dan
telah dilakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir.
9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
10. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
11. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah
12. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
13. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah

F. Biaya yang tidak boleh dibebankan (nondeductible expenses)

1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentk apapun nseperti dividen,
termask dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang
polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
2. Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu atau anggota
3. Pembentukan/pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan piutang tak
tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan
untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan, yang ketentuan dan syaratsyaratnya ditetapkan dengan
keputusan Menteri Keuangan.
4. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayarkan oleh WPOP, kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan
bagi WP yang bersangkutan
5. Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang diberikan dalam
bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman
bagi seluruh pegawai serta penggantian/imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
atau kepada pihak yang mempnyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
7. Harta yang dihibahkan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat dan kepada badan keagamaan/badan pendidikan/ badan

10
sosial/pengusaha kecil serta bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang
diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk/disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.
8. Pajak Penghasilan
9. Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak
atau orang yang menjadi tanggungannya
10.Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham
11.Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan, serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundangundangan di
bidang perpajakan

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara singkatnya, subjek pajak merupakan orang atau badan yang


dikenakan pajak oleh negara. Subjek pajak ini dibagi menjadi 4 kategori yaitu
pribadi, badan, warisan yang belum dibagi, dan badan usaha tetap
Objek pajak adalah adalah penghasilan atau tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima wajib pajak. Penghasilan itu berasal dari Indonesia
maupun luar Indonesia. Objek pajak digunakan untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Bentuknya dengan
nama atau bentuk apapun.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001800/pendidikan/hand+out+Akt-pjk.pdf
https://ayopajak.com/subjek-pajak-adalah/
https://www.pajakku.com/read/5de5e306387af773a9e01215/Belajar-Pajak:-Objek-
Pajak

13

Anda mungkin juga menyukai