Oleh:
C15 MANAJEMEN
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan ringkasan materi kuliah ini dengan baik dan tepat waktu
sebagaimana yang diarahkan. Melalui kesempatan ini rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada :
3. Seluruh pihak terkait yang telah turut serta membantu penyelesaian tugas ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari, bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan penulisan
tugas ini, tentu masih terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan yang masih
membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat
penulis butuhkan guna penyempurnaan tugas ini. Meski dengan segala keterbatasan yang
ada, besar harapan penulis agar tugas ini tetap memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
A. Definisi Pajak Dividen
Pajak dividen merupakan potongan atau pungutan pajak atas laba yang
diperoleh pemegang saham, pemegang polis asuransi, atau anggota koperasi yang
menerima bagian dari hasil usaha tertentu. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 sebagai perubahan ke empat atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 mengenai pajak penghasilan. Adapun, dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 sendiri tertuang pada Pasal 4 ayat 1 huruf g yang menyebutkan bahwa
dividen adalah bagian dari penghasilan yang menjadi objek pajak PPh.
B. Jenis-Jenis Dividen
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa dividen adalah pembagian
laba atau hasil bagi para pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang
dimiliki. Menurut undang-undang perpajakan, dividen dikenai potongan atau
pungutan pajak penghasilan (PPh), sehingga dikategorikan sebagai objek pajak. Maka
dari itu, setiap Wajib Pajak yang memperoleh dividen berupa laba dari saham, laba
polis asuransi, atau laba hasil usaha koperasi diwajibkan untuk membayar pajak.
D. Dividen Sebagai Objek Pajak yang Dikenakan Pemotongan PPh Beserta Tarifnya
2. PPh Pasal 23
3. PPh Pasal 26
Telah diatur dalam UU PPh bahwa atas pajak penghasilan Pasal 26 ini
dikenakan potongan pajak sebesar 20% dari jumlah bruto dividen dan dalam
hal ini penerima penghasilan dividen adalah orang pribadi yang tinggal di luar
negeri. Pajak dividen sebesar 20% ini juga dikenakan bagi perusahaan luar
negeri yang mengoperasikan usahanya melalui BUT di Indonesia dan
perusahaan luar negeri yang menerima penghasilan di Indonesia tanpa BUT.
Tarif ini ialah 20% dari penghasilan kena pajak setelah dikurangi dengan
pajak, suatu Bentuk Usaha Tetap di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut
ditanamkan kembali di Indonesia. PPh 26 dikenakan jika pemilik BUT di Luar
Negeri mendapatkan deviden dari BUT atau bukan dari BUT.
Saat ini bentuk pajak dividen atas PPh final harus disetor sendiri dan
tidak dilakukan pemotongan oleh pemberi penghasilan, seperti yang ada pada
ketentuan sebelumnya. Sedangkan untuk penyetorannya sendiri bisa dilakukan
paling lambat pada tanggal 15 di bulan setelah masa pajak dividen tersebut
didapatkan.
Anda bisa melakukan penyetoran pajak dividen secara langsung pada
kantor pajak, untuk proses kemudahan pembuatan laporannya. Meskipun
begitu Anda juga bisa melakukan pelaporan pajak melalui website Dirjen
Pajak yang tersedia.
F. Pajak Dividen Pasca Undang-Undang Cipta Kerja
Dalam aturan ini, atas dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Badan dengan
kepemilikan saham berapapun tidak akan dikenakan. Sedangkan, Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam negeri akan dikenakan PPh Final sebesar 10%, jika dividen tersebut
tidak diinvestasikan di dalam negeri dalam jangka waktu tiga tahun sejak dividen
diperoleh, namun apabila dividen tersebut diinvestasikan maka tidak dikenakan PPh.
Adapun, dividen yang diperoleh dari luar negeri akan tetap dikenakan PPh.
Namun, dividen yang diperoleh dari luar negeri tidak dikenakan PPh sepanjang
diinvestasikan dengan syarat nilai investasi sebesar 30% dari laba setelah pajak.
Jangka waktu investasi minimal tiga tahun dan dilakukan di akhir bulan ke-3 untuk
orang pribadi dan akhir bulan ke-4 untuk badan.
Sementara itu, sebagaimana diatur dalam PMK 18/2021 bahwa dividen yang
ingin diinvestasikan tersebut wajib diinvestasikan kembali di Indonesia dalam
beberapa bentuk investasi yang di antaranya adalah surat berharga dan surat berharga
syariah, obligasi, atau sukuk BUMN yang diawasi OJK, obligasi atau sukuk
perusahaan swasta yang diawasi OJK, obligasi, atau sukuk lembaga pembiayaan yang
diawasi OJK, investasi infrastruktur sesuai kerjasama pemerintah dan badan usaha,
investasi keuangan bank persepsi, investasi sektor riil sesuai ketentuan pemerintah,
investasi untuk usaha Mikro, serta kerja sama dengan lembaga pengelola investasi.
Adapun, dividen yang tidak dikenakan pajak ini sudah mulai disampaikan melalui
Laporan Realisasi dan SPT Tahunan pada 31 Maret untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
dan 31 April Untuk Wajib Pajak Badan.
KESIMPULAN
Pajak dividen merupakan pajak yang dipungut atas keuntungan yang diperoleh
dari pembagian hasil usaha keuangan tertentu, saham, investasi maupun polis
asuransi. Pajak Dividen sendiri memiliki beberapa jenis yang bisa Anda ketahui, yaitu
deviden pajak bukan objek pajak dan dividen termasuk objek pajak.. Dividen terdiri
dari dua jenis, yaitu dividen bukan sebagai objek pajak dan dividen sebagai objek
pajak. Dividen Sebagai Objek Pajak yang Tidak Dikenakan Pemotongan PPh bahwa
terdapat penghasilan dividen yang memang menjadi objek pajak tetapi tidak
dikenakan pemotongan atau pemungutan pajak penghasilan (PPh), Dividen Sebagai
Objek Pajak yang Dikenakan Pemotongan PPh Beserta Tarifnya, penghasilan dividen
yang memang menjadi objek pajak dan terkena pemotongan dan pemungutan pajak
penghasilan diatur ke dalam 3 (tiga) pasal yang berbeda, Pajak Dividen Pasca
Undang-Undang Cipta Kerja, Setiap tahun pemerintah selalu berusaha
memaksimalkan peraturan perpajakannya, salah satunya adalah pemberian insentif
dengan membebaskan pemotongan pajak penghasilan (PPh) atas dividen yang
diperoleh Wajib Pajak dalam negeri, baik orang pribadi maupun badan. Aturan
tentang pajak ini tercantum dalam PP atau Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2021
yang merupakan turunan dari UU Cipta Kerja. Memang komponen dalam pajak
deviden tidaklah sedikit dan cukup rumit. Oleh sebab itu, jika Anda membutuhkan
jasa yang bisa membantu mengurunya, Anda bisa menggunakan jasa profesional
pajak.
DAFTAR PUSTAKA