PENGHASILAN PASAL 21
Pendahuluan
Dinamakan Pajak Penghasilan Pasal 21 disebabkan peraturan yang mengatur tentang pajak
penghasilan berada di Undang-Undang Pajak Penghasilan atau Undang-Undang Nomor 7 tahun
1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2008. Adapun dasar hukum agar
Perusahaan bisa mengetahui informasi yang relevan tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 ini yaitu
1. PER 31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan PPh pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 (Lama)
2. Undang-Undang PPh Pasal 26, dalam UU PPh Nomor 36 tahun 2008
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 149 tahun 2000
4. PER-32/PJ/2015. Petunjuk Pelaksanaan Dalam, Memotong, Menyetor dan
MElaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 (Terbaru)
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP)
Penerimaan negara yang berasal dari pajak terdiri dari jenis pajak yaitu sebagai berikut,
1. PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 22
3. PPh Pasal 25/29
• orang pribadi
• badan
4. PPh Final
5. PPN dalam Negeri
6. Pajak atas impor
• PPh 22 impor
• PPN impor
• PPnBM Impor
Dari enam jenis pajak diatas PPh pasal 21 menempati urutan ketiga yang memiliki
pendapatan besar yaitu sebesar 15,28 trilyun rupiah. Berikut adalah rincian penerimaan untuk
jenis pajak untuk tahun 2019,
Tabel Penerimaan Pajak Tahun 2019
Sebagai contoh apabila wajib pajak dikenakan tarif PPh Pasal 21 pada
lapisan kesatu yaitu 5% maka ketika wajib pajak tidak memiliki NPWP maka wajib
pajak akan dikenakan 20% dari PKP. Jika dihitung maka wajib pajak membayar
empat kali lipat pajak yang seharusnya dibayar.
Contoh:
Tuan Rijal merupakan pegawai tetap yang sudah bekerja di PT. MSA selama 3 tahun.
Dia menikah dengan memiliki dua anak. Gaji yang didapatkan oleh Tuan Rijal adalah
15 juta rupiah dengan tunjangan yang didapatkan berupa tunjangan transport 5% dari
gaji, tunjangan keluarga 3% dari gaji, premi BPJS kesehatan sebesar 2% dari gaji dan
premi BPJS ketenagakerjaan 2,5% dari gaji yang dibayarkan oleh PT. MSA. Selain itu
PT MSA juga memberikan tunjangan pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun
senilai 3,5%. Adapun iuran yang dibayar oleh Tuan Rijal setiap bulannya yaitu iuran
BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebesar 4% dari gaji pokok dan iuran
pension sebesar 2%. Berapakah PPh Pasal 21 yang terutang oleh Tuan Rijal setiap
bulannya? Apabila Tuan Rijal tidak memiliki NPWP berapakah yang harus Tuan Rijal
bayar setiap bulannya?
Jawab:
Gaji sebulan 15,000,000
Tunjangan transport 5% 750,000
Tunjangan keluarga 3% 450,000
Premi BPJS Kesehatan 2% 300,000
Premi BPJS Ketenagakerjaan 2.50% 375,000
Gaji bruto sebulan 16,875,000
Pengurang
Biaya jabatan 5% 500,000
Iuran BPJS Kesehatan 4% 600,000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4% 600,000
Iuran pensiun 2% 300,000
Total pengurang 2,000,000
Gaji neto sebulan 14,875,000
Gaji neto setahun 178,500,000
PTKP K/2 67,500,000
PKP 111,000,000
PPh Pasal 21 Terutang
50,000,000 5% 2,500,000
61,000,000 15% 9,150,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Sebulan 11,650,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Setahun 970,833
Adapun apabila Tuan Rijal tidak memiliki NPWP maka perhitungan pajak yang
terutangnya yaitu
5) Akan membayar pajak tinggi pada saat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa dilakukan oleh perusahaan
apabila sudah tidak membutuhkan lagi karyawan dikarenakan banyak sebab.
Akibat dari PHK tersebut maka pegawai (wajib pajak) akan diberikan kompensasi
yang dikenal sebagai pesangon akibat kondisi tersebut. Pesangon adaaah uang
yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi
pemutusan hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak. Apabila seseorangan kena PHK sesuai UU Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan yang diubah dengan adanya UU Cipta Lapangan
Kerja atau disingkat UU CILAKA dia akan mendapakan uang pesangon, uang
penghargaan, dan uang penggantian hak yang dihitung dari upah pokok dan
segala macam tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja dan
keluarganya. Pesangon dan yang lainnya ini termasuk kedalam objek pajak PPh
Pasal 21 karena merupakan kategori penghasilan. Apabila wajib pajak tidak
memiliki NPWP maka akan dikenakan tarif lebih tinggi 20% dari yang memilki
NPWP sehingga akan terlihat perbedaan yang signifikan antara pajak yang
dikenakan atas pesangon yang diberikan kepada wajib pajak yang memiliki
NPWP dan wajib pajak yang tidak memilki NPWP.
Contoh:
Humam setelah bekerja 20 tahun di PHK oleh tempat dia bekerja dikarenakan di
perusahannya sedang melakukan perampingan tenaga kerja. Untuk kompensasinya
Humam diberikan uang pesangon sebesar 80 juta rupiah. Berapakah PPh Pasal 21
terutang untuk Humam apabila Humam memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP?
Jawab:
Uang pesangon 80,000,000
PPh pasal 21 terutang
50,000,000 0% 0
30,000,000 5% 1,500,000
Total PPh pasal 21 terutang 1,500,000
Apabila membentuk badan usaha baru maka perhitungannya akan seperti ini
1) PPh Perseorangan
Penghasilan Neto Perseorangan 250.000.000
PTPKP 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak 178.000.000
PPh Terutang
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 128.000.000 19.200.000
Jumlah PPh Terutang 21.700.000
Pengurang
Biaya jabatan 5,0% 500.000
Iuran BPJS Kesehatan 4,5% 810.000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4,5% 810.000
Iuran pensiun 3,5% 630.000
Total pengurang 2.750.000
Apabila perusahaan menggunakan metode gross method maka Tuan Doli harus
membayar sebesar 15,862,000 per tahun sehingga take home pay dari Tuan Doli yaitu
sebesar 16.768.167 per bulan. Wajib pajak harus mengetahui dan harus siap apabila
penghasilan yang diterima setiap bulannya berbeda dengan yang dijanjikan didalam
kontrak karena ada pajak yang harus dibayar setiap bulannya dan kebijakan
perusahaan ini harus tertuang didalam Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara perusahaan
dengan pegawai.
2. Pajak ditanggung oleh perusahaan (net basis)
Didalam metode ini pajak yang terutang oleh wajib pajak dan harus dibayar
wajib pajak dibayarkan oleh perusahaan atau pemberi kerja atau tempat
mendapatkan penghasilan. Apabila ada tambahan penghasilan yang
didapatkan pada masa tertentu maka perusahaan pun akan membayarkan
pajak sesuai yang harus dibayar oleh wajib pajak. Dalam penghitungan pajak
yang digunakan sama dengan penghitungan standar, bedanya pada saat
pembayaran yang harusnya dibayarkan oleh pegawai menjadi tanggungan dari
perusahaan. Adapun kelebihan dari metode ini bagi pegawai adalah
1) Take home pay sesuai dengan yang dijanjikan didalam kontrak kerja
tentang jumlah gaji yang diberikan
2) Nilainya bulat karena pajak yang harusnya dibayar oleh pegawai
ditanggung oleh perusahaan
3) Apabila ada tambahan penghasilan maka tambahan penghasilan itu akan
diterima 100% oleh pegawai karena pajaknya ditanggung perusahaan
Untuk kekurangan dari metode ini bagi pegawai yaitu
1) Pegawai atau wajib pajak tidak bisa memastikan apakah pajak yang harus
dibayar oleh dirinya dibayarkan kepada negara atau tidak
2) Pegawai biasanya tidak akan mendapatkan penghasilan tambahan
dikarenakan beban perusahaan yang tinggi untuk membayar pajak
penghasilan para pegawainya
Dengan kasus Tuan Doli pada metode sebelumnya penghitungan
menggunakan net basis adalah sebagai berikut
Gaji sebulan 18.000.000
Tunjangan pajak 0
Tunjangan transport 4,5% 810.000
Tunjangan keluarga 3,5% 630.000
Premi BPJS Kesehatan 2,5% 450.000
Premi BPJS Ketenagakerjaan 2,5% 450.000
Gaji bruto sebulan 20.340.000
Pengurang
Biaya jabatan 5,0% 500.000
Iuran BPJS Kesehatan 4,5% 810.000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4,5% 810.000
Iuran pensiun 3,5% 630.000
Total pengurang 2.750.000
Pengurang
Biaya jabatan 5,0% 500.000
Iuran BPJS Kesehatan 4,5% 810.000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4,5% 810.000
Iuran pensiun 3,5% 630.000
Total pengurang 2.750.000
Perhitungan gross up
Tunjangan PPh = (PKP setahun - 47.500.000) x 15/85 + 2.500.000
Tunjangan PPh = (138.900.000 - 47.500.000) x 15/85 + 2.500.000
Tunjangan PPh = 18.661.176,47/tahun
Tunjangan PPh = 1.555.098/bulan
Pengurang
Biaya jabatan 5,0% 500.000
Iuran BPJS Kesehatan 4,5% 810.000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4,5% 810.000
Iuran pensiun 3,5% 630.000
Total pengurang 2.750.000
Dengan metode ini pegawai sangat diuntungkan dengan tanpa mengurangi penghasilan
yang dijanjikan diawal kontrak sedangkan pajak yang harus dibayar oleh pegawai
dibayarkan oleh perusahan.
Dari tiga metode yang sudah dijelaskan diatas berikut ini adalah perbandingan take home
pay nya
GROSS TUNJANGAN
METHOD NET BASIS PAJAK GROSS UP
Gaji sebulan 18.000.000 18.000.000
18.000.000 18.000.000
Tunjangan pajak
- - 1.321.833 1.555.098
Tunjangan transport 4,5% 4,5% 4,5% 4,5%
810.000 810.000 810.000 810.000
Tunjangan keluarga 3,5% 3,5% 3,5% 3,5%
630.000 630.000 630.000 630.000
Premi BPJS Kesehatan 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
450.000 450.000 450.000 450.000
Premi BPJS
2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
Ketenagakerjaan 450.000 450.000 450.000 450.000
Gaji bruto sebulan 20.340.000 21.895.098
20.340.000 21.661.833
Pengurang
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 210.123.000 210.123.000
Tunjangan pajak - -
PPh 21 - -
Beban listrik 15.678.000 15.678.000
Beban sewa peralatan 30.000.000 30.000.000
Biaya penyusutan 25.000.000 25.000.000
Biaya pemasaran 15.000.000 15.000.000
Biaya administrasi 12.500.000 12.500.000
Yang menjadi biaya bagi perusahaan adalah beban gaji pegawai yang isinya terdiri dari
gaji pokok yang diberikan setiap bulan tunjangan-tunjangan, premi dan tambahan
penghasilan lainnya kecuali tunjangan pajak karena dalam metode ini pajak ditanggung
oleh pegawai. Beban gaji pegawai tidak dilakukan koreksi karena biaya tersebut
termasuk kedalam biaya yang bisa dibebankan (deductible expense) sehingga laba
sebelum pajak tidak berubah.
Keuntungan dari metode ini bagi pemberi kerja adalah
1) Perusahaan tidak perlu menghitung jumlah tunjangan pajak yang harus
diberikan
2) Perusahaan bisa membiayakan seluruh biaya yang diberikan untuk
pemberian gaji
Kerugian dari metode ini bagi pemberi kerja adalah
1) Perusahaan harus menghitung pajak yang dipotong kepada setiap
pegawainya
2) Perusahaan tidak bisa memberikan penghasilan diluar gaji pegawai yang
tidak termasuk kedalam komponen gaji
2. PPh pasal 21 ditanggung pemberi kerja (net basis)
Net basis adalah salah satu metode dimana perusahaan atau pemberi kerja
memberikan tunjangan pajak sejumlah pajak yang terutang bagi pegawainya.
Cara penghitungan dengan menggunakan net basis adalah pajak yang terutang
oleh pegawai dihitung terlebih dahulu lalu pajak yang terutang tersebut dibayarkan
seluruhnya oleh pegawai atau pemberi kerja sehingga pada saat penghitungan
take home pay bagi pegawai tidak ada pengurang yang berasal dari pajak terutang
PPh 21.
Masih dengan contoh kasus metode sebelumnya, berikut ini adalah laporan laba
rugi jika menggunakan metode net basis
Koreksi
Keterangan Komersial Fiskal
Positif Negatif
Penjualan 3.131.231.600 3.131.231.600
Beban Pokok Penjualan 1.878.738.960 1.878.738.960
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 210.123.000 210.123.000
Tunjangan pajak -
PPh 21 12.241.000* 12.241.000 -
Beban listrik 15.678.000 15.678.000
Beban sewa peralatan 30.000.000 30.000.000
Biaya penyusutan 25.000.000 25.000.000
Biaya pemasaran 15.000.000 15.000.000
Biaya administrasi 12.500.000 12.500.000
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 210.123.000 210.123.000
Tunjangan pajak 12.241.000 12.241.000
PPh 21 - -
Beban listrik 15.678.000 15.678.000
Beban sewa peralatan 30.000.000 30.000.000
Biaya penyusutan 25.000.000 25.000.000
Biaya pemasaran 15.000.000 15.000.000
Biaya administrasi 12.500.000 12.500.000
Koreksi
Keterangan Komersial Fiskal
Positif Negatif
Penjualan 3.131.231.600 3.131.231.600
Beban Pokok Penjualan 1.878.738.960 1.878.738.960
Laba Bruto 1.252.492.640 1.252.492.640
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 210.123.000 210.123.000
Tunjangan pajak 15.451.000* 15.451.000
PPh 21 - -
Beban listrik 15.678.000 15.678.000
Beban sewa peralatan 30.000.000 30.000.000
Biaya penyusutan 25.000.000 25.000.000
Biaya pemasaran 15.000.000 15.000.000
Biaya administrasi 12.500.000 12.500.000
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 210.123.000 210.123.000 210.123.000 210.123.000
Tunjangan pajak - - 12.241.000 15.451.000
PPh 21 - - - -
Beban listrik 15.678.000 15.678.000 15.678.000 15.678.000
Beban sewa peralatan 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000
Biaya penyusutan 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Biaya pemasaran 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000
Biaya administrasi 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12.500.000
Lumsum Reimbursment
Uang saku Objek PPh 21 Objek PPh 21
Transportasi Tidak dapat dibiayakan* Dapat dibiayakan
Makan Tidak dapat dibiayakan* Dapat dibiayakan
Hotel Tidak dapat dibiayakan* Dapat dibiayakan
Total Objek PPh 21* Dapat dibiayakan kecuali uang saku
*Jika tidak ada bukti normatif
3. Metode Pemberian Tunjangan Makan atau Disiapkan Makan Bersama oleh
Pihak Pemberi Kerja
Setelah berlakunya UU PPh tahun 2000, tunjangan atas makan dan minum untuk karyawan
sudah dapat dibiayakan di PPh Badan. Namun, pemberian tunjangan makan dan minuman
berupa uang tunai akan mengakibatkan bertambahnya PPh Pasal 21.
Maka dari aspek penghematan pajak lebih menguntungkan jika disiapkan makan bersama
untuk seluruh karyawan. Tetapi kondisi di lapangan penggunaan jasa catering akan timbul
pemotongan PPh pasal 23 atas jasa tersebut dengan tarif 2% dari penghasilan bruto. Maka
metode ini juga dapat dipertimbangkan perencanaan pajak PPh Pasal 21.
2. Eko memiliki istri namun belum memiliki anak memiliki penghasilan yang berasal
dari usaha busana senilai 500 juta, pembuatan sepeda sebesar 300 juta dan
usaha meubel sebesar 250 juta. Penghasilan merupakan PKP. Peredaran bruto
diasumsikan diatas 50 milyar. Hitunglah
a. Pajak penghasilan Eko jika semua penghasilan menjadi penghasilan pribadi
Eko?
b. Pajak penghasilan usaha busana yang dipisah sendiri?
c. Pajak penghasilan usaha pembuatan sepeda yang dipisah sendiri?
d. Pajak penghasilan usaha meubeul yang dipisah sendiri?
3. Parto merupakan karyawan tetap perusahaan Bunga Plastik. Setiap bulannya
Parto mendapatkan gaji sebesar Rp. 17.000.000 setiap bulannya. Bukan hanya
itu Parto juga mendapatkan tunjangan kesehatan sebesar 0.5% dari gaji dan
tunjangan hari tua 0.25% dari gaji. Parto setiap bulan membayar iuran pensiun
sebesar 2% dari gaji dan iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji. Parto sudah
menikah dan dikaruniai 4 orang anak. Hitunglah
a. Berapakah take home pay Parto jika perusahaan menggunakan gross
method?
b. Berapakah take home pay Parto jika perusahaan menggunakan metode net
basis?
c. Berapakah take home pay Parto jika perusahaan menggunakan metode
tunjangan pajak?
d. Berapakah take home pay Parto jika perusahaan menggunakan metode gross
up?
4. Hitunglah berapa yang harus ditagihkan agar penerima penghasilan mendapatkan
sesuai dengan kontrak dengan menggunakan metode gross up jika
a. Tenaga ahli yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 125.000.000
b. Tenaga ahli yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 225.000.000
5. Hitunglah berapa tunjangan pajak yang harus diberikan apabila perusahaan ingin
menggunakan metode gross up dan net basis untuk karyawan tetap jika
a. Gaji perbulan 15 juta, premi asuransi 2%, premi jaminan hari tua 2%, tunjangan
transportasi 500 ribu perbulan, iuran pensiun 5% dan status TK/0
b. Gaji perbulan 35 juta, premi asuransi 2%, premi jaminan hari tua 2%, tunjangan
transportasi 500 ribu perbulan, tunjangan perumahan 1 juta per bulan, iuran
pensiun 5%, dan status K/3
c. Gaji perbulan 50 juta, premi asuransi 2.5%, premi jaminan hari tua 3%,
tunjangan transportasi 1 juta perbulan, tunjangan perumahan 1 juta per bulan,
tunjangan anak 2 juta per anak, iuran pensiun 5%dan status TK/0
6. Seorang manajer keuangan memiliki kebijakan baru untuk memberikan tunjangan
PPh pasal 21 agar perusahaan bisa mendapatkan penghematan pajak karena
semua karyawan gaji per bulannya masuk kedalam lapisan pertama dan
perusahaan dalam kondisi laba. Sebagai konsultan pajak anda diminta untuk
menghitung berapa tunjangan PPh pasal 21 menggunakan metode gross up dan
net basis dari karyawan sebagai berikut
a. Bapak Muhtadi (TK/1) dengan gaji pokok Rp. 12.000.000/bulan dan
mendapatkan tunjangan kesehatan sebesar 2% dari gaji pokok.
b. Bapak Suryadi (K/2) dengan gaji pokok Rp. 12.000.000/bulan, mendapatkan
tunjangan anak sebesar Rp. 100.000/anak dan tunjangan kesehatan sebesar
2%
c. Bapak Qutub (K/0) dengan gaji pokok Rp. 13.250.000/bulan, mendapatkan
tunjangan anak sebesar Rp. 100.000/anak dan tunjangan kesehatan sebesar
2%
7. Berikut ini adalah laporan laba rugi tahun 2020 PT. LOL
Penjualan 4.121.310.000
Beban Pokok Penjualan 2.654.120.000
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 390.323.000
Tunjangan pajak -
PPh 21 -
Beban listrik 25.678.090
Beban sewa peralatan 40.000.000
Biaya penyusutan 35.000.000
Biaya pemasaran 25.000.000
Biaya administrasi 15.500.000
Dari data diatas diketahui koreksi fiskal dengan informasi sebagai berikut
1) Terdapat koreksi fiskal beban listrik menjadi Rp. 25.000.000
2) Terdapat koreksi positif untuk biaya penyusutan sebesar Rp. 5.000.000
3) Terdapat koreksi negatif untuk biaya administrasi sebesar Rp. 1.000.000
4) Terdapat koreksi positif untuk biaya sewa peralatan menjadi Rp. 30.000.000
Berdasarkan tabel diatas hitunglah berapa laba sebelum pajak jika perusahaan
menggunakan
a. Gross method dengan pajak yang harus dibayar oleh pegawai adalah sebesar
Rp. 22.450.000
b. Metode net basis dengan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan sebesar
Rp. 22.450.000
c. Metode tunjangan pajak sebesar Rp. 22.450.000 yang dibayar oleh
perusahaan dan pajak yang harus dibayar pegawai adalah sebesar Rp.
725.000
d. Metode gross up dengan tunjangan pajak yang diberikan kepada perusahaan
adalah sebesar Rp. 31.450.000
8. Berikut ini adalah laporan laba rugi tahun 2020 PT. LOL
Penjualan 5.431.310.000
Beban Pokok Penjualan 3.655.150.000
Biaya-biaya:
Beban gaji pegawai 690.332.000
Tunjangan pajak -
PPh 21 -
Beban listrik 32.545.000
Beban sewa peralatan 60.000.000
Biaya penyusutan 40.000.000
Biaya pemasaran 35.000.000
Biaya administrasi 27.000.000
Dari data diatas diketahui koreksi fiksal dengan informasi sebagai berikut
1) Terdapat koreksi fiskal beban listrik menjadi Rp. 20.000.000
2) Terdapat koreksi positif beban sewa peralatan sebesar Rp. 12.000.000
3) Terdapat koreksi negatif biaya penyusutan sebesar Rp. 13.000.000
4) Terdapat koreksi positif biaya pemasaran sebesar Rp. 15.000.000
5) Terdapat koreksi fiskal biaya administrasi menjadi Rp. 30.000.000
Berdasarkan tabel diatas hitunglah berapa laba sebelum pajak jika perusahaan
menggunakan
a. Gross method dengan pajak yang harus dibayar oleh pegawai adalah sebesar
Rp. 44.450.000
b. Metode net basis dengan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan sebesar
Rp. 44.450.000
c. Metode tunjangan pajak sebesar Rp. 44.450.000 yang dibayar oleh
perusahaan dan pajak yang harus dibayar pegawai adalah sebesar Rp.
1.672..000
d. Metode gross up dengan tunjangan pajak yang diberikan kepada perusahaan
adalah sebesar Rp. 62.470.000