ANGGOTA
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Subjek Pajak Penghasilan
Subjek PPh Warisan yang belum terbagi
merujuk pada UU PPh No. 36/2008, pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal warisan
tersebut tetap dilaksanakan.
warisan tersebut menggantikan kewajiban ahli waris yang berhak. Jika warisan itu telah dibagi,
maka kewajiban perpajakannya beralih kepada ahli waris.
Sedangkan warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pribadi sebagai subjek
pajak luar negeri yang tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui suatu bentuk
usaha tetap di Indonesia, maka tidak dianggap sebagai subjek pajak pengganti.
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Subjek Pajak Penghasilan
Subjek PPh Badan
Subjek PPh Badan adalah sebagai subjek pajak penghasilan ini terdiri dari:
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
pengenaan pajaknya dilaksanakan atas penghasilan kena pajak dengan menggunakan tarif
pajak BUT umum sebesat 25% seperti yang berlaku pada subjek pajak badan dalam negeri.
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Objek Pajak Penghasilan
Secara garis besar, objek pajak penghasilan di sini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yang akan mengarah pada
jenis-jenis PPh yang menjadi kewajiban wajib pajak, yakni
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga
simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi
Penghasilan berupa hadiah undian
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi industri yang diperdagangkan di bursa, dan
transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real
estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan
Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Tarif Pajak Penghasilan
Tarif PPh 21
1. Tarif PPh 21 memiliki NPWP
Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh No. 36/2008, perhitungan tarif pajak pribadi menggunakan tarif progresif. Atau sama halnya
dengan tarif PPh Pasal 21 dengan ketentuan besar tarif adalah:
5% untuk penghasilan sampai dengan Rp50.000.000 per tahun
15% untuk penghasilan Rp50.000.000 – Rp250.000.000 per tahun
25% untuk penghasilan Rp250.000.000 – Rp500.000.000 per tahun
30% untuk penghasilan Rp500.000.000 – Rp5.000.000.000 per tahun
35% untuk penghasilan di atas Rp5.000.000.000 per tahun (aturan terbaru dalam UU HPP)
Untuk WP yang tidak memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), dikenakan tarif 20% lebih tinggi dari mereka yang memiliki NPWP
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Tarif Pajak Penghasilan
Tarif PPh 22
1. Atas impor
Bagi yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API) = 2,5% x nilai impor
Bagi non-API = 7,5% x nilai impor
Bagi yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Tarif Pajak Penghasilan
Tarif PPh 22
5. Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri
Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul ditetapkan, yaitu:
= 0,25 % x harga pembelian (tidak termasuk PPN)
7. Atas penjualan
Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp20 miliar
Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp10 miliar
Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp10 miliar dan luas bangunan lebih dari 500 m2.
Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp10 miliar dan/atau luas bangunan lebih dari 400
m2.
Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle(suv), multi purpose vehicle
(mpv), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp5 miliar dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga
jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.
Sumber:https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
Tarif Pajak Penghasilan
Tarif dan Objek PPh 23
Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah
lebih tinggi 100%.
UU NO 36 TAHUN 2008
Tarif Pajak Penghasilan
Tarif dan Objek PPh 26
No Penghasilan Tarif
Penjualan atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, yang
diperoleh WP Luar Negeri. Harta yang dimaksud berupa: perhiasan mewah, berlian, emas,
20% x perkiraan neto Perkiraan Neto = 25% x
intan, jam tangan mewah, barang antik, lukisan, mobil, motor, kapal pesiar, dan/atau
2. harga jual Sehingga tarif efektif: 20% x 25% x
pesawat terbang ringan. Dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26 adalah: WP OP Luar
harga jual = 5% x harga jual Bersifat final
Negeri yang memperoleh penghasilan tidak melebihi Rp 10 Juta untuk setiap jenis
transaksi.
UU NO 36 TAHUN 2008
Tarif Pajak Penghasilan
Tarif dan Objek PPh 26
No Penghasilan Tarif
Penjualan Saham
Saham yang diperjualbelikan adalah saham dari PT di Dalam Negeri
dan tidak berstatus sebagai emiten atau perusahaan publik.
penjualan/pengalihan saham perusahaan antara (special purpose 20% x perkiraan neto Perkiraan Neto = 25% x harga jual Sehingga tarif efektif: 20% x
3.
company atau conduit company), yang didirikan di Tax Haven Country 25% x harga jual = 5% x harga jual Bersifat final
dan mempunyai hubungan istimewa dengan WPDN Indonesia atau BUT
di Indonesia, dapat ditetapkan sebagai penjualan/ pengalihan saham
WP Badan Dalam Negeri.
20% x perkiraan neto Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah sebagai berikut :
Atas premi dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik
secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 50% dari jumlah premi yang
dibayar
Pembayaran premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan Atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di
4.
asuransi di luar negeri Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung
maupun melalui pialang, sebesar 10% dari jumlah premi yang dibayar;
Atas premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi yang berkedudukan di
Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung
maupun melalui pialang, sebesar 5% dari jumlah premi yang dibayar.
UU NO 36 TAHUN 2008
Tarif Pajak Penghasilan
Dikecualikan dari Pengenaan PPh Pasal 26
Dalam hal Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari suatu Bentuk Usaha Tetap
ditanamkan kembali di Indonesia, penghasilan dimaksud dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan.
Pengecualian dari pengenaan Pajak Penghasilan diberikan apabila seluruh Penghasilan Kena Pajak
sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari suatu Bentuk Usaha Tetap ditanamkan kembali di Indonesia
dalam bentuk:
1. Penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri
atau peserta pendiri;
2. Penyertaan modal pada perusahaan yang sudah didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai
pemegang saham;
3. Pembelian aktiva tetap yang digunakan oleh Bentuk Usaha Tetap untuk menjalankan usaha Bentuk
Usaha Tetap atau melakukan kegiatan Bentuk Usaha Tetap di Indonesia; atau
4. Investasi berupa aktiva tidak berwujud oleh Bentuk Usaha Tetap untuk menjalankan usaha Bentuk
Usaha Tetap atau melakukan kegiatan Bentuk Usaha Tetap di Indonesia
UU NO 36 TAHUN 2008
Pajak Penghasilan
Biaya yang boleh dan tidak boleh dikurangkan
Contoh kasus
CV BULAN menjual mobil kepada CV BINTANG dengan harga Rp100.000.000,-, tetapi harga pasar
wajar dari mobil tersebut adalah Rp150.000.000,-. Nilai buku mobil tersebut bagi CV BULAN adalah
Rp90.000.000,-. Jika antara CV BULAN dan CV BINTANG ada hubungan istimewa, harga penjualan
adalah harga pasar wajar sebesar Rp150.000.000,-, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh CV
BULAN sebesar Rp50.000.000,-
UU NO 10 TAHUN 1994
HARGA PEROLEHAN/NILAI
PENJUALAN DALAM HAL TUKAR-
MENUKAR
PASAL 10
(2) Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar menukar harta adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
Contoh kasus
CV LALALA menukarkan Mobil merk A (Nilai Buku Rp100.000.000,-; Harga Pasar
Rp150.000.000,-) dengan Mobil merk B (Nilai Buku Rp80.000.000,-; Harga Pasar
Rp150.000.000,-) milik CV YEYEYE. Dari transaksi tersebut, CV LALALA memperoleh
keuntungan sebesar Rp50.000.000,- dan CV YEYEYE memperoleh keuntungan sebesar
Rp70.000.000,-.
Sehingga harga perolehan Mobil merk A dan Mobil merk B dari pertukaran tersebut adalah sebesar
harga pasarnya, yaitu Rp150.000.000,-
UU NO 10 TAHUN 1994
HARGA PEROLEHAN/NILAI
PENJUALAN DALAM HAL TUKAR-
MENUKAR
PASAL 10
(3) Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
Contoh kasus
PT KERAMAT menggabungkan usaha dengan PT BANGET. Pada saat penggabungan, Mobil
yang dimiliki PT KERAMAT memiliki nilai buku Rp150.000.000,-, sedangkan harga pasarnya
adalah Rp175.000.000,-. Maka PT KERAMAT memperoleh keuntungan sebesar Rp25.000.000,-.
UU NO 10 TAHUN 1994
Pasal 10
a. yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, maka
dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang
melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak;
Contoh kasus:
PT HAHA menghibahkan mobil kepada Yayasan Panti Jompo. Nilai buku mobil tersebut bagi PT
HAHA adalah Rp100.000.000,- dan harga pasarnya Rp150.000.000,-. Harga pengalihan mobil
tersebut adalah sebesar nilai bukunya Rp100.000.000,-, sehingga tidak ada keuntungan yang diakui
oleh PT HAHA. Demikian juga bagi Yayasan Panti Jompo, harga perolehan mobil adalah sebesar
Rp100.000.000,-
Bu Aya mewariskan mobil kepada Pak Iya. Nilai buku mobil tersebut bagi Bu Aya adalah
Rp100.000.000,- dan harga pasarnya Rp150.000.000,. Harga pengalihan mobil tersebut adalah
sebesar nilai bukunya Rp100.000.000,-.
UU NO 10 TAHUN 1994
Pasal 10
b. yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasar
penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.
Contoh kasus:
PT HIHI menghibahkan mobil kepada Pak Budi yang merupakan salah satu mitra bisnis PT HIHI.
Nilai buku mobil tersebut bagi PT HIHI adalah Rp100.000.000,- dan harga pasarnya
Rp150.000.000,-. Mobil tersebut bagi Pak Budi merupakan objek pajak, karena antara PT HIHI dan
Pak Budi terdapat hubungan usaha. Harga pengalihan mobil tersebut adalah sebesar harga
pasarnya Rp150.000.000,-, sehingga keuntungan yang diakui oleh PT HIHI sebesar Rp50.000.000,-.
Bagi Pak Budi, harga perolehan mobil adalah sebesar Rp150.000.000,-.
UU NO 10 TAHUN 1994
Pasal 10
Penyertaan Modal
(5) Apabila terjadi pengalihan harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c, maka
dasar penilaian harta bagi badan yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta
tersebut.
Contoh kasus:
Tutu menyerahkan sebuah mobil sebagai penyertaan modal pada PT Spontan. Mobil tersebut
sebelumnya digunakan untuk usaha rental milik Tutu. Harga pasar mobil adalah Rp100.000.000,-,
sedangkan nilai bukunya adalah Rp80.000.000,-. Dari transaksi tersebut keuntungan atas
pengalihan mobil bagi Tutu sebesar Rp20.000.000,- dan harga perolehan mobil bagi PT Spontan
sebesar Rp100.000.000.
Perhitungan PPh bagi
Pengusaha Tertentu
Tarif PPh Pasal 25 Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah sebesar
0,75% dari jumlah peredaran bruto per bulan dari masing-masing tempat usaha. Pajak
ini bersifat tidak final sehingga dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak.
Kode akun pajak yang digunakan untuk penyetoran adalah 411125 dengan kode jenis
setor 101. Jatuh tempo pembayaran PPh Pasal 25 adalah paling lama tanggal 15
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Tujuan dari pengenaan PPh 25 untuk
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah untuk simplifikasi.
Sumber: Pajak.go.id
Perhitungan PPh bagi Pengusaha
Tertentu
Tempat Tinggal dan Tempat Usaha Berada dalam Satu KPP
Tuan Ninu mempunyai tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Omset usahanya sebesar Rp50.000.000,00 pada
bulan Juni 2019. Terhadap Tuan Ninu hanya diterbitkan NPWP domisili.
0,75% x Rp50.000.000 = Rp375.000,00.
Tempat Tinggal dan Tempat Usaha Berbeda KPP
Tn. Nana mempunyai tempat tinggal di wilayah KPP A dan tempat usaha sebagai Pedagang Pengecer di wilayah
KPP B. Maka, Tn. Nana wajib mendaftarkan NPWP di KPP A sebagai NPWP domisili dan juga mendaftarkan
NPWP di KPP B sebagai NPWP Cabang/ NPWP Lokasi. Omset usaha Tn. Nana di wilayah KPP B adalah sebesar
Rp100.000.000,00.
0,75%x Rp100.00.000 = Rp750.000,00.
Tempat Tinggal dan Tempat Usaha di Lebih dari Satu KPP
Tn. Thor mempunyai tempat tinggal di KPP A, mempunyai 2 tempat usaha sebagai Pedagang Pengecer di KPP B
dan 1 tempat usaha di wilayah KPP C. Maka di KPP A, Tn Thor diterbitkan NPWP Domisili, di KPP B diterbitkan 2
Sumber: Pajak.go.id
PRESENTATION TEMPLATE
EDUCATION
BACKGROUND
AVERY DAVIS
Sumber: ddtc.co.id
METODE PENILAIAN
PERSEDIAAN
METODE AVERAGE
Jika mengacu pada Undang Undang Metode average atau metode rata-rata
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak tertimbang menilai persediaan dengan
Penghasilan, dalam pasal 6 metode membagi harga pokok barang yang tersedia
persediaan yang diperkenalkan dalam untuk dijual dengan jumlah barang, sehingga
menghitung biaya rata-rata. Metode average
perpajakan, hanya terdapat 2 metode
merupakan titik tengah atau perpaduan dari
yang dapat digunakan yaitu metode
metode FIFO dan LIFO. Metode ini
rata-rata (average) maupun FIFO (First menggunakan persediaan barang yang ada di
In First Out). gudang tanpa memperhatikan barang mana
yang masuk pertama atau terakhir.
Sumber: ddtc.co.id
CARA PERHITUNGAN
PPH DENGAN NPPN
Budi berprofesi sebagai penulis novel yang berada di Kawasan Penghasilan Neto = 50% × 1.000.000.0000
Bandung, asumsikan Budi telah menikah dan memiliki 2 orang
anak. Peredaran bruto yang diterima Budi dari hasil royalty = 500.000.000
bukunya adalah sebesar Rp1.000.000.000 di tahun 2019. Dalam PTKP (k/2) = 67.500.000
hal ini, Budi menggunakan perhitungan dengan norma
PKP = 500.000.000 - 67.500.000
penghitungan penghasilan neto., maka berapa PPh 21
terutangnya. = 432.500.000
PPH 21 Terutang:
Jawab:
Berdasarkan pernyataan tersebut, Budi masuk ke dalam 5% x 50.000.000 = 2.500.000
klasifikasi lapangan usaha (KLU) Kegiatan Pekerja Seni. Menurut 15% x 200.000.000 = 30.000.000
PER-17/2015 tarif yang berlaku untuk penghitungan penghasilan
25% x 182.500.000 = 45.625.000
neto dari KLU Kegiatan Pekerja Seni di Kota Bandung adalah
50%. Maka penghitungan penghasilan neto dan pajak Total = 78.125.000
penghasilannya:
PRESENTATION TEMPLATE
AVERY DAVIS
PROJECT
Project 01
PORTFOLIO
Presentation are communication tools that can
be used as demontrations, lectures, reports,
and more. it is mostly presented before an
audience.
Project 02
PRESENTATION TEMPLATE
AVERY DAVIS
PORTFOLIO 01
Presentation are communication tools that
can be used as demontrations, lectures,
reports, and more. it is mostly presented
before an audience.
PRESENTATION TEMPLATE
AVERY DAVIS
PORTFOLIO 02
Presentation are communication tools that
can be used as demontrations, lectures,
reports, and more. it is mostly presented
before an audience.
PRESENTATION TEMPLATE
AVERY DAVIS
NOTABLE
PORTFOLIO
Presentation are communication tools
that can be used as demontrations,
lectures, reports, and more.
Project 01 Project 02
PRESENTATION TEMPLATE
LET'S WORK
TOGETHER
www.reallygreatsite.com