Data governance sebagai program bisnis berarti memberikan arahan dan prioritas serta manfaat bagi program bisnis. jika data dan informasi dipandang sebagai asset, maka harus berhubungan dengan aktifitas bisnis Data governance (pengelolaan data) merupakan program bisnis. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan value terhadap bisnis. Umumnya, data governance program memiliki business case yang lemah. Pengelolaan informasi dan data harus menghubungkan data dengan aktifitas bisnis. Business case merupakan hal yang penting dan menjadi syarat walaupun tidak diajukan. Terdapat beberapa alasan yang mendasari hal ini, yaitu: - Data governance merupakan usaha holistik yang membutuhkan peran dari perusahaan tersebut untuk membantu bisnis yang dijalankan - Data governance tidak akan berhasil bila keberhasilannya tidak dapat diukur. Pengukuran keberhasilannya didasari oleh business-oriented metrics - Data governance merupakan salah satu upaya yang menjamin keberlanjutan business case - Adanya kebutuhan dari pihak organisasi atau lembaga yang ingin mengembangkan business case dan menghasilkan keuntungan real serta pengembalian finansial. Data Governce(DG) menghasilkan rencana bisnis seperti membuat komite baru dan mempelajari prosedur baru. Pengukuran Tata Kelola Data sangat penting. Tanpa itu, DG tidak akan berhasil. Pengukurannya adalah dengan menggunakan metrik berorientasi bisnis. Tata Kelola Data yang terkait dengan proyek tertentu memang memberikan kasus bisnis yang berkelanjutan. Tata Kelola Data menjadi bagian penting dari proyek ini ketika sejumlah besar implementasi ERP direncanakan. Manfaat Data Governance - Secara langsung manfaat DG adalah Peningkatan efisiensi Monetisasi data, berupa penjualan kekayaan intelektual, atau pembuatan produk baru dengan fitur baru yang berasal dari atau termasuk data Pengurangan risiko Pelanggaran privasi Keamanan data, Tanggung jawab perdata yang disebabkan oleh manajemen informasi keselamatan atau garansi yang buruk. Peningkatan kontributor bisnis seperti pendapatan, pelanggan, atau market share. Serta Pengurangan resiko, baik dalam denda, market share, biaya manajemen resiko, serta asuransi. Penggunaan data governance juga dapat menghindari resiko dari isu reputasi - Secara tidak langsung manfaat DG adalah kasus bisnis DG perlu mendukung kegiatan yang memastikan data dan informasi yang baik adalah tersedia untuk mencapai tujuan bisnisbtanpa menimbulkan risiko atau biaya yang tidak semestinya. Business Case dari Data Governance dapat membuktikan data yang dapat dihitung dan memperhitungkan pembiayaan masa depan bila aksi yang diambil tidak tepat dengan data. Umumnya, data ditempatkan di berbagai lokasi namun dibutuhkan maintenance yang lebih untuk membuat data tersebut dapat terpakai. Persepsi mengenai Data Governance yang dapat memberi respon terhadap kekurangan data lampau IT dan menjadi proyek tanpa pengawasan, yaitu: - Persepsi bahwa inisiatif data dan informasi selalu gagal - Persepsi pemborosan bila mengeluarkan biaya untuk informasi murni - Pengembangan data yang besar hanya dipahami oleh sedikit pihak sehingga harga teknologinya mahal - Persepsi tetap adanya kesalahan data IT sehingga dibuat data baru yang “benar” - Pertumbuhan pemikiran data IT bayangan - Pemikiran bahwa project tidak akan terjadi Oleh karena itu, Data Governance dari business case harus menjamin beberapa hal berikut: - Memberi identifikasi dimana letak dukungan terhadap bisnis secara langsung - Memberikan informasi dimana data dan informasi dapat digunakan untuk memajukan bisnis - Menghubungkan dengan kapabilitas data manajemen. Komponen Business Case Terdapat beberapa elemen yang dibutuhkan untuk membangun business case untuk data governance yang memiliki sedikit perbedaan dengan pengelolaan data lain, yaitu: - The Big Picture (vision) : Big picture dibutuhkan karena dibutuhkan informasi mengenai visi besar yang ingin dicapai. Data Governance akan membantu penyimpanan dan perhitungan setiap data sehingga dapat sesuai dengan vision. - Program Risks : Terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan yang disebabkan oleh data governance, yaitu, Risiko bisnis bila data governance gagal menjalankan tugas dan menyebabkan kerugian, Risiko regulasi bila data governance gagal melengkapi persyaratan dan menyebabkan violasi, dan Risiko kultural bila organisasi gagal melibatkan data governance sehingga pengolahan data masih buruk. - Business Alignment : Melihat dari segi keuntungan ataupun skenario dari data governance tetap fokus kepada manfaat yang diperoleh - Cost of Data Quality Issues : Business case perlu mencantumkan pengeluaran saat ini dan risikonya dengan data quality untuk mencegah isu data yang berhubungan dengan pengeluaran dan pemasukan. - Cost of missed opportunities : Untuk menghindari kehilangan kesempatan, data governance dapat membantu untuk menandakan apa yang akan terjadi atau akan berlanjut. - Data Debt : Business case dapat menampilkan konsep dan mencoba menghitung apa yang telah diakumulasi untuk mencegah pengurangan akumulasi data karena data governance - Obstacles, Impacts, Changes : Kita dapat mengcover kemungkinan isu kultural maupun organisasional - Presentation of the case : Menghindari akronim tiga kata, techno-babble, dan gambar exotic maupun abstrak. Beberapa tema juga harus mendominasi business case, yaitu, Data governance adalah program jangka Panjang, Data governance merupakan fungsi audit untuk mengatur aset data, Perubahan merupakan hal yang harus untuk menyampaikan isu. Proses Untuk Membangun Business Case Yang pertama kita harus Mengerti direksi bisnis secara keseluruhan, sehingga harus membuat form DG business case sesuai dengan konteks perusahaan yang diambil. Kedua mengidentifikasi kesempatan yang mungkin terjadi, hal ini disebabkan strategi bisnis dihasilkan dari informasi kesempatan yang ada. Ketiga mengidentifikasi penggunaan kesempatan, sehingga akan dapat menyadari manfaat yang akan didapatkan dari DG. Keempat mendefinisikan manfaat bisnis, dengan tujuan agar dapat mendefinisikan manfaat yang berpotensi dari pencapaian angka tinggi maupun cashflow dan peningkatan pendapatan. Kelima mengkonfirmasi manfaat bisnis yang didukung oleh data governance. Keenam menghitung pengeluaran, menghitung pengeluaran IT sebagai pengeluaran bagi bisnis. Ketujuh menyiapkan dokumen, menyiapkan dokumen dengan menambahkan berbagai manfaat finansial yang diberikan. Dan yang terakhir melakukan pendekatan konsiderasi.