Anda di halaman 1dari 7

Aulia putri maharani

1951031010
S1 akuntansi

Judul Materi : Pengendalian Sistem Informasi Berbasis Komputer

Rangkuman dari materi:

Computer Based Information System (CBIS) atau sistem informasi berbasis komputer
adalah sistem untuk mengolah suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas
dan dapat digunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, dan kendali, serta visualisasi dan analisis.

Bodnar (2004:4) dalam Iga Eka Damayanthi dan Ni Luh Made Sierrawati
mengemukakan, bahwa sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok
perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi
yang bermanfaat. Ada beberapa jenis informasi berbasis komputer, antara lain:  

 Sistem informasi manajemen menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk


menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. 
 Sistem pendukung keputusan yaitu dalam sistem ini data diproses ke dalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. Sistem ini mensyaratkan
penggunaan model-model keputusan dan basis data khusus, dan benar-benar
terpisah dari sistem pengolahan data. 
 Sistem pakar adalah sistem informasi berbasis aplikasi tertentu untuk bertindak
seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya.
 Sistem informasi eksekutif adalah sistem yang dibuat untuk kebutuhan
manajemen.
Terdapat keunggulan yang dimiliki SIA berbasis Komputer ini salah satunya, yaitu
proses pengelolaan data yang cepat, memiliki tingkat akurasi informasi yang tinggi,
dan kemudahan akses informasi. Proses pengolahan data yang cepat dapat
memungkinkan salah satu ciri atau karakteristik dari suatu informasi yang berkualitas
artinya ketetapan waktu yang diterima misalnya, jika informasi yang diterima
terlambat maka ini akan mengurangi nilai manfaat informasi itu sendiri. Namun,
terdapat beberapa risiko pada penerapan SIA berbasis komputer yaitu: 
 Kesalahan yang berulang kali Pada saat perekaman data dan terjadi kesalahan,
maka data direkam ulang dan terkadang hal ini terjadi berulang kali yang akan
menyebabkan data kurang valid. 
 Penggunaan komputer yang ilegal dari karyawan.
 Keamanan data yang lemah Data terkadang hanya disimpan dalam CD (compact
disc) atau flashdisk yang rentan terkena virus dan cepat rusak dari sisi perangkat
kerasnya. 

Judul Kasus: PT Kuliner Global (Kelompok 20A7)


Kronologis Kasus:
Dalam proses siklus yang ada pada PT Kuliner Global Sejati hanya bagian kasir saja
yang berbasis komputer, selanjutnya untuk pengambilan dan pengelolaan data terkait
siklus pengeluaran kas, persediaan, produksi, penggajian serta pelaporan keuangan
dapat dikatakan masih menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis
konvensional dengan pencatat manual menggunakan Microsoft Excel .Permasalahan
yang ada pada perusahaan ini adalah perusahaan ini hanya menyediakan sistem kasir
yang data nya berbasis komputer yang berisi perolehan data penjualan, namun hanya
berhenti pada back office dan tidak dapat dilanjutkan secara sistematis ke dalam
pencatatan atau pembukuan.
Solusi dari Kasus:
Adapun solusi yang dapat dilakukan oleh PT Kuliner Global adalah. Perusahaan dapat
melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melakukan
pelatihan terhadap karyawan dan memberikan pengarahan terkait sistematika proses
aktivitas bisnis dalam implementasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terhadap
sistem kasir yang dapat langsung menggunakan program yang secara otomatis
rekapitulasi perolehan data penjualan kedalam Ms. Excel atau software aplikasi
lainnya. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan pengendalian input bagian
pengendalian dokumen sumber dimana perusahaan harus memisahkan dokumen
transaksi berdasarkan produk yang dijual untuk memudahkan proses selanjutnya.
Lalu, semua dokumen transaksi masuk ke dalam pengendalian output untuk
memastikan bahwa output sistem tidak hilang tidak salah arah atau dikorupsi sehingga
kerugian perusahaan dapat dihindari. 
Pendapat saya mengenai kasus yang dibahas:
Menurut pendaoat Saya, PT Kuliner Global sudah saatnya untuk mengubah system
dalam perusahaannya. Hal ini dilakukan untuk mengefiensikan pekerjaan dan
mengurangi resiko yang terjadi akibat system yang masih konvensional, seperti
kesalahan human error. Apabila yang menjadi hambatan perusahaan untuk mengubah
system adalah kurangnya kemampuan SDM yang mumpuni, maka pihak perusahaan
dapat melakukan pelatihan ataupun arahan terkait system baru yang akan diterapkan.

Judul Kasus: Decision Support System Pada PT Coca Cola Amatil Indonesia
(Kelompok 20B7)
Kronologis Kasus:
Untuk mendukung strategi pemasaran dalam penetrasi pasar PT Coca Cola Amatil
Indonesia menggunakan DSS untuk  penunjang manajer mengambil keputusan, yang
diharapkan dapat mengembangkan sistem customer profile sebagai alat promosi yang
efektif. Saat ini PT Coca Cola Amatil Indonesia sudah memiliki sistem pengendalian
informasi berupa Enterprise Resource Planning ( ERP ) namun belum maksimal
sehingga dikembangkan system DSS karena sistem ini  sangat dibutuhkan untuk
menganalisis perilaku konsumen terhadap produk coca cola.

Penerapan DSS dilakukan dengan cara mengumpulkan data seperti peringkat


berdasarkan pendapatan yang diperoleh setiap wilayah, penetrasi pasar, basket indeks
untuk mengetahui persentase pembelian produk, market share dengan
membandingkan produk perusahaan lain, jumlah penjualan produk, dan nilai
penjualan setiap bulan. Data yang digunakan adalah data sekunder, sumber data
berasal dari eksternal perusahaan, yaitu dari outlet penjualan coca cola di
supermarket. Penggunaan data ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses
pengambilan keputusan bagi manajemen dan memungkinkan perusahaan untuk
mengelola informasi sehingga pendapatan perusahaan dapat meningkat.

Solusi dari Kasus:


Adapun solusi yang dapat dilakukan oleh PT Coca Cola Amatil Indonesia. Perusahaan
memerlukan dukungan teknis dan non teknis untuk membangun metode DSS yang
bagus dan handal bagi suatu perusahaan dalam pengamanan data. Keamanan data
merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kerahasiaan informasi terutama
yang berisi informasi sensitif yang hanya boleh diketahui oleh pihak yang
berkepentingan saja saja. Data yang akurat akan memberikan keputusan yang terbaik
bagi suatu perusahaan
PT Coca Cola amatil Indonesia harus  lebih aktif dalam mendorong beberapa
terobosan baru dalam pemanfaatan DSS dengan mengembangkan optimalisasi biaya,
distribusi untuk  menunjang pengambilan keputusan. Dengan pemanfaatan dan
pengembangan DSS yang efektif  perusahaan akan dapat lebih kompetitif dan
memiliki daya saing global dalam industri minuman non alkohol yang siap saji.

Selain itu, hal-hal yang masih harus dilakukan oleh PT Coca Cola Amatil Indonesia
yaitu menambahkan data mengenai demografi pelanggan, estimasi pendapatan
konsumen serta profil konsumen yang akan sangat membantu dalam strategi
pemasaran, penentuan diversifikasi produk, menganalisis sensitivitas harga terhadap
kuantitas penjualan, terutama apabila ternyata produk PT Coca-Cola Amatil Indonesia
banyak dikonsumsi atau ditargetkan untuk konsumsi individu maupun kelompok
individu dengan pendapatan menengah ke bawah.

Pendapat saya mengenai kasus yang dibahas:


Menurut Saya, keputusan PT Coca Cola Amatil Indonesia untuk menggunakan
Decision Support System (DSS) dalam perusahaannya memberikan dampak positif.
DSS memberikan kemudahan memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan
manajer untuk mengambil keputusan yang penting terutama dalam hal strategi
perusahaan dalam bidang pemasaran, penelitian, dan pengembangan.

Judul Kasus : 1,1 Juta Pengguna RedMart Milik Lazada diRetas


(Kelompok 20C7)

Kronologis Kasus:
Perusahaan e-commerce Lazada tersandung masalah keamanan. Sebanyak 1,1 juta
data pengguna supermarket online, RedMart milik Lazada dilaporkan telah diretas
pada 29 Oktober lalu. RedMart adalah layanan supermarket online milik Lazada, yang
menyediakan bahan-bahan pokok makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Akibatnya, sejumlah informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, e-mail, alamat,
password, dan nomor kartu kredit pengguna RedMart berhasil diakses secara ilegal
oleh para hacker, dan diperjualbelikan secara online.
Perusahaan milik Alibaba itu menjelaskan bahwa informasi yang diretas diambil dari
database lapak belanja bahan makanan online RedMart. Meski membenarkan adanya
upaya pencurian data, Lazada mengklaim bahwa data yang diambil peretas adalah
data kadaluarsa yang tak lagi diperbarui selama 18 bulan, atau sejak Maret 2019 lalu.
Data pengguna Lazada di wilayah Asia Tenggara sendiri dipastikan aman, dan tidak
terimbas oleh aksi pencurian data ini. Untuk menanggulangi kasus ini, pihak
perusahaan mengaku telah  memblokir akses ke database tersebut, dan melindungi
data pelanggan yang sejauh ini tidak terpengaruh dari serangan peretas. Lazada juga
telah mengeluarkan setiap pelanggan yang terpengaruh dan kemudian mereka akan
diminta untuk membuat kata sandi baru ketika ingin masuk kembali ke situs belanja
online itu, dan disarankan untuk sering mengubah kata sandi. Hal yang terpenting
juga, Lazada menekankan agar para pelangganya untuk waspada terhadap email
phishing, di mana para penipu meminta informasi sensitif sambil berpura-pura
sebagai pihak perusahaan. 

Aksi pencurian data 1,1 juta akun ini juga telah disampaikan ke Komisi Perlindungan
Data Pribadi (PDPC), seorang juru bicara PDPC mengatakan bahwa pihaknya telah
mengetahui insiden tersebut dan saat ini sedang dalam tahap penyelidikan. Dalam
sebuah pernyataan, Stas Protassov presiden perusahaan keamanan cyber Acronis,
memaparkan kejadian ini kemungkinan terjadi karena database tidak aman di
Magento, platform pembayaran ritel online yang umum digunakan terpapar aksi
serangan tanpa otentikasi yang tepat.
Solusi dari Kasus:
Pihak Lazada sendiri telah memblokir akses ke database tersebut, dan melindungi
data pelanggan yang sejauh ini tidak terpengaruh dari serangan peretas. Lazada juga
telah mengeluarkan setiap pelanggan yang terpengaruh dan kemudian mereka akan
diminta untuk membuat kata sandi baru ketika ingin masuk kembali ke situs belanja
online itu, dan disarankan untuk sering mengubah kata sandi. Hal yang terpenting
juga, Lazada menekankan agar para pelanggannya untuk waspada terhadap email
phishing, dimana para penipu meminta informasi sensitif sambil berpura-pura sebagai
pihak perusahaan. 

Selain itu, Pihak Lazada mengaku tengah melakukan langkah pengamanan sistem
dengan memblokir akses ke database. Belajar dari insiden tersebut, pihak Lazada
berjanji akan melakukan peninjauan lebih lanjut serta memperkuat infrastruktur
keamanan sistem. Lazada juga mengatakan bahwa akun dan password pengguna
Lazada yang aktif saat ini, sudah dilindungi dengan enkripsi. Seluruh pengguna telah
di log-out dan diminta untuk mengganti password mereka.

Pendapat Saya Mengenai Kasus yang Dibahas:


Menurut pendapat Saya, Kurangnya pengendalian dalam sistem informasi akuntansi
dapat berdampak besar buat perusahaan kedepannya. seperti kasus 1,1 juta pengguna
RedMart milik Lazada diretas, yang berimbas diambilnya sejumlah informasi pribadi
seperti nama, nomor telepon, e-mail, alamat, password, dan nomor kartu kredit
pengguna RedMart yang berhasil diakses secara ilegal oleh para hacker, dan
diperjualbelikan secara online. Meskipun data yang diambil peretas adalah data
kadaluarsa yang tak lagi diperbarui selama 18 bulan, atau sejak Maret 2019 lalu.

Judul Kasus: Kebocoran Data Pada Cermati.com (Keompok 19A7)

Kronologis Kasus :

Kasus kebocoran data menimpa situs fintech (financial technology) Cermati.com.


Adanya kebocoran data ini diungkap oleh laman Bleepingcomputer, yang menyebut
hacker telah menjual 2,9 juta data pengguna Cermati.com di Dark Web, seperti
dikutip Senin (2/11/2020). Pada 28 Oktober, ada broker data breach yang membuat
sebuah topik di forum hacker untuk menjual data base dari 17 perusahaan. Dalam
penawarannya disebutkan data tersebut diperoleh pada 2020. Dalam data yang dijual
tersebut ada data milik pengguna Cermati.com, Redmart.Lazada.sg, indiveo.oi hingga
Coupontools.com. Harga jualnya berkisar US$500 hingga US$100.000 per data
perusahaan. 

Menurut broker yang menjual data pengguna cermati.com, data yang bisa didapatkan
pembeli adalah akun email, password, nama, alamat, nomor ponsel, bank, nomor
pajak, NIK, jenis kelamin, perusahaan, dan paling terpenting adalah nama ibu
kandung. Hingga berita ini diturunkan CNBC Indonesia masih berusaha untuk
mencoba mendapatkan penjelasan dari manajemen cermati.com. Bocornya data milik
2,9 juta pengguna Cermati.com bisa berdampak luas pada layanan lainnya milik
korban.
Solusi dari Kasus:

Adapun solusi yang dapat dilakukan oleh Pihak Cermati.com adalah, perusahaan
harus memperketat keamanan pasca insiden peretasan dengan cara melakukan
investigasi dan menghapus akses yang tidak sah untuk memastikan data pengguna
tetap terjaga agar insiden tersebut tidak terulang kembali. Selain itu Perusahaan
mengembangkan arsitektur IT dan Application Programming Interface (API) serta
memastikan bahwa infrastruktur tersebut tahan terhadap serangan peretas. Sebab,
keamanan data pengguna adalah prioritas. 

Selain itu,  Cermati.com juga diharapkan bekerja sama dengan ahli keamanan
informasi eksternal independen untuk membantu meningkatkan keamanan
Cermati.com secara menyeluruh. Dan perusahaan juga dapat meminta pengguna
secara bersama-sama menerapkan langkah pencegahan agar terhindar dari niat buruk
dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Beberapa kebiasaan yang dapat
diterapkan pengguna untuk mencegah peretasan seperti mengganti password secara
teratur dan berkala. 

Pendapat Saya Mengenai Kasus yang Dibahas:


Menurut Saya, dengan terjadinya kasus seperti ini pihak perusahaan harus
Memperketat keamanan pasca insiden peretasan dengan cara melakukan investigasi
dan menghapus akses yang tidak sah untuk memastikan data pengguna tetap terjaga
agar insiden tersebut tidak terulang kembali, karena kasus seperti ini amat sangat
merugikan pihak perushaan dan juga pengguna.

Anda mungkin juga menyukai