Anda di halaman 1dari 63

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PADA

PENJUALAN DAN PIUTANG DI PT NANDYA KARYA PERKASA

NAMA:DANU WIGUNANTARA

NIM:1901508972

BINUS UNIVERSITY

FACULTY ECONOMIC & COMMUNICATION

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian


Perkembangan zaman telah memberikan ruang bagi perusahaan mana
pun untuk bersaing secara ketat satu sama lain. Untuk mendukung strategi-
strategi perusahaan serta kontrol yang baik dalam perusahaan, maka sistem
informasi akuntansi digunakan perusahaan. Awosejo, Ajala, Pretorious dan Zuve
(2013) menyatakan bahwa, peran akuntansi dan sistem informasi dapat
mengembangkan fungsi akuntansi perusahaan dan menambah keuntungan dalam
menghadapi kelemahan pemprosesan data. Akuntansi dan sistem informasi
adalah mekanisme yang penting bagi organisasi karena membantu pembuatan
keputusan dan kontrol atas organisasi.
Penerapan sistem informasi akuntansi pada perusahaan dapat menunjang
seluruh kegiatan perusahaan, yaitu sebagai pendukung perusahaan dalam segi
keuangan, penyelesaian produk baik produk yang berupa barang atau jasa,
kontrol internal, maupun menghasilkan data dan informasi berupa laporan.
Dengan menerapkan sistem informasi akuntansi maka perusahaan dapat
memperoleh informasi dengan lebih cepat, tepat, dan akurat dalam membantu
pengambilan keputusan dan membantu mengatasi masalah yang belum dapat
diatasi oleh sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan.

Perkembangan teknologi dan persaingan yang ketat juga mengharuskan


perusahaan atau organisasi untuk siap bersaing untuk meningkatkan performa
perusahaan dari waktu ke waktu. Stefano dan Filho (2013) menyatakan bahwa
organisasi memiliki kebutuhan konstan untuk bersiap untuk terus berkompetisi,
yang mana menunjukkan pencarian alternatif-alternatif untuk tetap bagi
organisasi agar tetap berada di pasar. Organisasi telah memiliki tujuan umum
dalam lingkungan bisnis saat ini, yaitu untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan dan mengubah hasil kerja organisasi menjadi lebih optimal.

Perusahaan yang siap bersaing akan menyiapkan diri untuk terus berkompetisi,
dengan cara mencari alternatif-alternatif untuk tetap berada di pasar. Salah satu
cara adalah dengan melakukan perubahan pada sistem dalam perusahaannya.
Informasimengenai penjualan dan piutang penting untuk mendukung dan
membenarkan proses pengambilan keputusan, misalnya untuk penagihan
piutang.
Berdasarkan identifikasi prasurvei pada beberapa perusaaan dalam hal ini
perusahaan dagang, dapat ditarik sebuah hipotesa dimana perusahaan dagang
yang masih menggunakan sistem manual menghadapi beberapa masalah terkait
dengan informasi yang dihasilkan sehingga secara langsung ataupun tidak
langsung akan berpengaruh pada laba yang diperoleh atas operasionalnya.
Salah satu masalah yang timbul dalam sistem pencatatan manual adalah tidak
semua karyawan dapat membaca kode barang untuk mengetahui harga jual setiap
barang yang akan dibeli konsumen sehingga menghambat pelayanan terhadap
konsumen. Selain itu masalah stok barang juga tidak dapat terdeteksi dengan
akurat dan cepat sehingga menghambat pelayanan terhadap konsumen. Untuk
perusahaan dagang, pengelolaan pen sangat berperan, terutama jika dilihat dari
sisi akuntansi. Informasi yang berkenaan penjualan dan piutang akan
menentukan keputusan yang akan diambil oleh manajemen dengan
mempertimbangkan besarnya operating profit margin dan account Receivable
turnover. Sistem manual seringkali menghasilkan informasi yang tidak akurat
dan lamban akibat human error misalnya.
Banyak perusahaan yang mencatat pesanan penjualan dan piutangnya dalam nota
penjualan dan kartu piutang.Seringkali terjadi keterlambatan dalam menagih
piutang kepad apelanggan yang sudah jatuh tempo,dikarenakan bagian keuangan
baru melihat data piutang setiap akhir jelas mengenai wewenang dan tanggun
jawab (merangkap/tugassampingan).

Kemudian yaitu kurang efisiennya sistem pada bagian informasi data profil
pelanggan.Pencatatan data profil pelanggan hanya ditulis sebatas pada kartu
piutang.Kartu piutang tersebut tidak diurutkan sesuai abjad tetapi ditumpuk
sehingga menyebabkan kesulitan dalam mencari data secara manual. Sering
terjadinya penulisan ganda data penjualan profil pelanggan sehingga
berpengaruh dalam laporan total piutang.
PT.Nandya Karya Perkasa sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur pembuat dies dan komponen press otomotif yang didistribusikan
kepada perusahaan-perusahaan lain berdasarkan pesanan. Dari proses bisnis ini
akan dihasilkan piutang dagang bagi PT.Nandya Karya Perkasa sehingga
dibutuhkan system informasi yang baik untuk menangani proses penjualan kredit
dan piutangnya.

Dengan memperhatikan berbagai kelemahan sistem manual seperti paparan


tersebut di atas,maka skripsi ini ditulis dengan judul “ANALISIS DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSIPENJUALAN DAN
PIUTANG DI PT.NANDYA KARYA PERKASA..

1.2 Identifikasi masalah


1 Apakah Sistem Akuntansi Penjualan dan piutang yang dilaksanakan pada
PT Nandya Karya Perkasa telah mampu menyajikan informasi yang
dibutuhkan manajemen perusahaan?
2 Bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan dan
piutang yang selama ini digunakan oleh PT Nandya Karya Perkasa?
3 Bagaimana perancangan desain sistem informasi akuntansi penjualan dan
piutang yang sesuai dan layakditerapkan di PT Nandya Karya Perkasa?

1.3 RuangLingkupPenelitian
Ruang lingkup yang dibahas adalah meliputi analisis dan perancangan atas Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan yang terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut :
1 Sistem Penjualan Kredit
Dimulai dari penerimaan pesanan dari pelanggan,pembuatan sales
order,hingga pencetakan faktur dan surat jalan serta otoritas pihak yang
berwenang.
2 Sistem Piutang dagang
Dimulai ketika barang diterima pelanggan,penagihan piutang jatuh tempo
hingga pelunasan piutang oleh pelanggan.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan :
1 Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan masalah yang terdapat di
dalam sistem yang berjalan di PT.Nandya Karya Perkasa serta
menganalisis proses bisnis didalam perusahaan yang terkait dengan
prosedur penjualan
2 Memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan
yang terdapat di dalam sistem yang berjalan di PT. Nandya Karya
Perkasa
3 Merancang suatu sistem informasi penjualan kredit dan piutang dagang
yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh PT. Nandya
Karya Perkasa

Manfaat :

1 Perusahaan mendapatkan usulan dan masukan dalam menyelesaikan


masalah yang dihadapi.
2 Meningkatknya kinerja perusahaan dengan berkurangnya masalah yang
terjadi dalam perusahaan
3 Penerapan pengendalian internal yang baik sehubungan dengan sistem
informasi penjualan jasa, piutang, dan penerimaan kas.
4 Menghasilkan sistem informasi penjualan jasa, piutang, dan penerimaan
kas yang terintegrasi dengan bagian-bagian yang terkait.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistem penulisan ini terdiri dari 5 bab dan masing-masing terdiri dari beberapa
sub bab.Secara garis besar,penjelasan dari ketiga bab tersebut antara lain:
BAB 1 :PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang ,ruang lingkup,tujuan dan manfaat,metodologi
penelitian,serta sistematika penulisan yang merupakan kerangka dari keseluruhan
skripsi ini
BAB 2: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori dari kegiatan studi pustaka yang
dilakukan sebagai dasar dari penelitian yang akan dilakukan
BAB 3: OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini,akan diuraikan mengenai sejarah singkat berdirinya perusahaan
,struktur organisasi,prosedur yang berlaku,masalah-masalah yang dihadapi pada
sistem dan alternative pemecahannya.
BAB 4:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan terhadap sistem informasi
penjualan dan piutang dagang yang diusulkan
BAB 5:KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir,dimana aan dikemukakan simpulan dan hasil
penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang dapat dipertimbangkan
dan diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk menuju kearah
perbaikan dan perkembangan perusahaan itu sendiri dimasa mendatang.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akutansi


2.1.1 Pengertian SistemInformasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2015 : 10) “Sistem Informasi Akuntansi adalah
suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data
untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi
orang, prosedur, dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi
informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.”
Menurut Gelinas dan Dull (2012:13) “Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem
yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi
yang berhubungan dengan aspek keuangan dari peristiwa bisnis.”
Menurut Mardi (2011:4) “Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai
dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang
dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi
keuangan.”
Menurut Waluyo (2012:35), Sistem informasi akuntansi menyiapkan informasi
keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara berdaya guna
dan berhasil guna.
Menurut Jones dan Rama (2009,p5), Sistem informasi akuntansi adalah sub
sistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi
dan keuangan sebagaimana informasi lain yang terdapat dalam proses rutin dari
transaksi akuntansi).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi


merupakan sistem berupa mesin penyedia informasi yang bertujuan
mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi bagi perusahaan agar
kegiatan perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Sistem informasi akuntansi
juga dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan.
2.1.2 Siklus Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2015:7), terdapat 5 Siklus transaksi Sistem
Informasi Akuntansi, yaitu :
1. Siklus Pendapatan (revenue cycle), adalah serangkaian aktivitas bisnis dan
operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus dengan menyediakan
barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran atas
penjualan tersebut.
2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis
dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus menerus berhubungan
dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
3. Siklus Produksi (Conversion Cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan
operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan
pembuatan produk. 4. Siklus Manajemen Sumber Daya dan penggajian (Human
Resources Management) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pengolahan data terkait yang terus menerus berhubungan dengan mengelola
kemampuan pegawai secara efektif.
5. Siklus Pembiayaan (Financing Cycle) adalah serangkaian aktivitas yang
terkait dengan mengumpulkan suatu dana dengan menjual saham perusahaan
kepada investor atau meminjam uang serta membayar dividen dan bunga.

2.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Krismiaji (2010:16-17), menyatakan secara garis besar, sebuah


sistem informasi memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut
adalah:

1. Tujuan
Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara
keseluruhan.
2. Input
Data input harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke
dalam sistem, sebagian besar input berupa data transaksi.
3. Output
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut output. Output
dalam sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan
keuangan dan laporan internal seperti daftar umur piutang, anggaran,
dan proyeksi arus kas.
4. Penyimpan data
Data sering disimpan untuk dipakai lagi di masa mendatang. Data
yang tersimpan ini harus diperbaharui (updated) untuk menjaga
keterkinian data.
5. Pemrosesan
Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan
menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagian besar
perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar
dapat dihasilkan informasi secara tepat dan akurat.
6. Instruksi dan prosedur
Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan
informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci. Perangkat lunak
(program) komputer dibuat untuk mengnstruksikan komputer
melakukan pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk para
pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang
disebut buku pedoman prosedur.

7. Pemakai
Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam
perusahaan, pengertian pemakai termasuk di dalamnya adalah
karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan
yang mengola dan mengendalikan sistem.
8. Pengamanan dan pengawasan
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat,
bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindungi dari akses secara tidak
sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem
pengamanan dan pengawasan harus dibuat melekat pada sistem.
Menurut Mardi (2011:8), kegiatan SIA terdiri atas bebarapa unsur
penting, yaitu pelaku (orang) yang bertindak sebagai operator sistem
atau orang yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai fungsi.
Prosedur, baik manual maupun yang terotorisasi, yang dalam
kegiatan mengumpulkan, memproses, meyimpan data tentang
aktivitas bisnis perusahaan. Perangkat lunak (software) dipakai untuk
mengolah data perusahaan. Keberadaan perangkat komputer, alat
pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan merupakan
infrastruktur teknologi informasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen SIA terdiri dari data yang
diinput untuk diproses sehingga dapat mengeluarkan output yang
diinginkan, pemakai/pelaku sebagai operator sistem, instruksi dan
prosedur untuk menjalankan sistem, serta pengamanan dan
pengawasan sehingga informasi yang dihasilkan akurat, bebas dari
kesalahan dan terlindungi dari akses secara tidak sah.
2.1.4 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Penggunaan sistem informasi akuntansi secara umum adalah untuk mengolah
data transaksi keuangan perusahaan adapun penggunaan yang lebih khusus
menurut Rama dan Jones (2008:7)
a. Membuat laporan eksternal
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk
menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan
pemerintah dan yang lain. Laporan-laporan ini mencakup laporan
keuangan, SPT (surat pemberitahuan) pajak, dan laporan-laporan
yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah.
b. Mendukung aktifitas rutin
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk
menangani aktifitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan
khususnya pada penanganan transaksi - transaksi serta membahas
siklus perolehan dan pendapatan dengan lebih terperinci.
c. Mendukung pengambilan keputusan
Informasi juga diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tidak
rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi.
d. Perencanaan dan pengendalian
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktifitas perencanaan
dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar
disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk
membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual.
e. Menerapkan pengendalian internal
Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-
prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi
aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi , dan memelihara
keakuratan data keuangan.
Sistem informasi dikatakan baik ketika suatu sistem memiliki
manfaat atau kegunaan, serta mampu menangani masalah - masalah
yang timbul dalam suatu perusahaan dan juga sistem tersebut dapat
mempermudah manager dalam pengambilan keputusan untuk
peningkatan perusahaan di masa mendatang.
2..2Pengertian Penjualan
Penjualan memegang peranan penting bagi kelangsungan suatu
perusahaan, karena dari penjualan perusahaan akan memperoleh
pendapatan yang nantinya akan digunakan kembali untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan dan mengembangkan
perusahaan.Dari penjualan perusahaan akan memperoleh laba, besar
kecilnya laba dalam suatu perusahaan sangat bergantung dari
keberhasilan penjualan, semakin tinggi volume penjualan maka laba
yang diperoleh pun semakin besar.
Menurut para ahli, penjualan mempunyai definisi sebagai berikut :
Menurut Mulyadi (2009:202) dalam bukunya Sistem Akuntansi
“Kegiatan Penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa,
baik secara kredit maupun secara tunai.”
Sulistiyowati, Leny (2010:270) mengartikan penjualan adalah
pendapatan yang berasal dari penjualan produk perusahaan, disajikan
setelah dikurangi potongan penjualan dan retur penjualan.
Menurut Werren, Reeve, dan Fess (2013,p.232), Penjualan adalah
jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual,
baik tunai maupun kredit.
Menurut Gelinas, Sutton, dan Hunton(2008,P.350), Penjualan adalah
pertimbangan sebuah struktur interaksi antara manusia, peralatan,
metodemetode, dan kendali-kendali yang didesain untuk memperoleh
tujuan tertentu.
Menurut Samryn (2011:245), Penjualan tunai yaitu penjualan yang
direalisasikan dengan penerimaan kas pada saat penjualan.
Definisi Penjualan menurut Mulyadi (2008;202) adalah
“kegiatanyang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa
dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-
transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan
atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak
penjual ke pembeli”.
Sedangkan definisi penjualan kredit menurut Mulyadi (2008:210)
adalah “ Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan
untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada
pembeli tersebut”.
Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa penjualan
adalah pendapatan yang berasal dari penjualan barang atau jasa, baik
secara kredit maupun secara tunai.Namun dalam penulisan tugas
akhir ini, penulis hanya membahas lebih dalam mengenai penjualan
kredit karena lebih berhubungan dengan piutang, sesuaidengan judul
yang penulis angkat yaitu Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan
Piutang.
2.2.1 Fungsi Yang Terkait Sistem Penjualan Kredit
Mulyadi menyatakan dalam bukunya Sistem Akuntansi (2008 :226) Fungsi yang
terkait dalam sistem penjualan kredit antara lain :
1. Fungsi penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari
pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan
informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti
spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit,
menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan
dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan
dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan barang dan menyiapkan
barang yag dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke
fungsi pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar
surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.
5. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur
bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi
akuntansi.
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul
dari transaksi penjualan kredit dan membuar serta mengirimkan
pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan
penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga
pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.

2.2.2 Prosedur Penjualan Kreditdan Dokumen yang Digunakan


Masih dalam buku Sistem Akuntansi, Mulyadi (2008 :219-210) menyatakan ada
beberapa jaringan prosedur yang akan membentuk sistem penjualan kredit,
antara lain :
1. Prosedur order penjualan Dalam prosedur ini, fungsi penjualan
menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting
pada surat order dari pembeli, kemudian membuat surat order
pengiriman dan mengirimkannya ke berbagai fungsi lainnya.
2. Prosedur persetujuan kredit Dalam prosedur ini, fungsi penjualan
meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari
fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman
mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang
tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
pengiriman.
4. Prosedur penagihan Dalam prosedur ini, fungsi penagihan
membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
5. Prosedur pencatatan piutang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
mencatat tgembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan
oleh manajemen.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan Dalam prosedur ini,
fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk
yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

Dalam penjualan kredit, ada beberapa dokumen-dokumen yang


digunakan antara lain :
1. Surat order pengiriman berserta tembusannya yang terdiri dari
surat order pengiriman, tembusan kredit, surat pengakuan, surat muat,
Slip pembungkus, tembusan gudang, arsip pengendalian
pengiriman.dan arsip index silang.
2. Faktur dan tembusannya yang terdiri dari tembusan piutang,
tembusan jurnal penjualan, tembusan analisis, tembusan wiraniaga.
3. Rekapitulasi harga pokok penjualan.
4. Bukti memorial.
2.2.3 Pengertian Retur Penjualan

Menurut Hall (2011 : 160) Menerangkan bahwa organisasi harus


memperkirakan dari presentase penjualannya bahwa akan terdapat barang yang
dikembalikan. Terdapat banyak alasan yang dapat menyebabkan barang yang
telah dijual dikembalikan ke perusahaan, yaitu dengan alasan sebagai berikut :

1)Perusahaan mengirimkan barang dagangan yang salah ke pelanggan.

2) Barang yang dikirimkan adalah barang yang telah rusak.

3) Barang rusak saat pengiriman.

4) Pelanggan menolak pengiriman barang karena keterlambatan


pengiriman barang atau pengiriman barang tertunda.

Saat barang dikembalikan, pelanggan berhak untuk meminta kembali uang yang
telah dibayarkan sebelumnya.
2.3 Jurnal Umum
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010,p55), Jurnal disebut sebagai buku
entri asli. Untuk setiap transaksi jurnal menunjukkan efek debet dan kredit pada
akun khusus.
Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang dagang dan
penerimaan kas serta retur penjualan adalah sebagai berikut :
a. Jurnal penjualan tunai
Tabel 2.1 Jurnal Penjualan Tunai

Deskripsi Debit Kredit

Kas XXXX

Penjualan XXXX

Harga Pokok Penjualan XXXX

Persediaan XXXX

b. Jurnal penjualan kredit


Tabel 2.2 Jurnal Penjualan Kredit

Deskripsi Debit Kredit

Piutang Dagang XXXX

Penjualan XXXX

Harga Pokok Penjualan XXXX

Persediaan XXXX

c. Jurnal penerimaan kas dari piutang


Tabel 2.3 Jurnal Penerimaan kas

Deskripsi Debit Kredit

Kas XXXX

Piutang Dagang
d Jurnal retur penjualan
Tabel 2.4 Jurnal Retur Penjualan

Deskripsi Debit Kredit

Retur dan Potongan XXXX


Penjualan

Piutang Dagang XXXX

Persediaan XXXX

Harga XXXX

Pokok Penjualan

2.4 Pengertian Piutang


Menurut Wikipedia, “Piutang adalah salah satu jenis transaksi Akuntansi yang
mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu
perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan
pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada
konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin
kredit atau pembayaran.”
Menurut Kieso et al. (2010:323) “Piutang adalah klaim yang diadakan terhadap
pelanggan dan lainnya untuk uang, barang, atau jasa. Untuk tujuan laporan
keuangan, perusahaan mengklasifikasikan piutang menjadi piutang jangka
pendek dan piutang tidak lancar (jangka panjang).”
Menurut PSAK No. 9, Piutang Usaha meliputi piutang yang timbul karena
penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal
perusahaan. Piutanng Usaha dan lain – lain yang diharapkan tertagih dalam satu
atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa piutang
merupakan sejumlah terutang dan merupakan klaim kepada pelanggan atau pihak
lain terhadap sejumlah uang atas barang yang dijual atau jasa yang telah
diberikan.
2.4.1 Piutang Wesel
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011 : 359) Piutang Wesel adalah
perjanjian tertulis untuk permintaan membayar uang dalam jumlah tertentu pada
waktu tertentu. Wesel tagih atau disebut juga piutang wesel dapat digunakan
ketika :
1. Ketika Individu dan Perusahaan dan individu meminjamkan atau
meminjam sejumlah uang.
2. Ketika jumlah transaksi dan jangka waktu kredit melebihi batas normal.
Atau
3. Ketika penyelesaian piutang.

2.4.2 Pengertian Piutang tak tertagih


Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011 : 350) terdapat dua metode
akuntansi untuk mencatat piutang yang dapat diperkirakan tidak tertagih, yaitu :
1. Metode Penghapusan secara langsung (Direct Write - Off Method)
Metode ini digunakan ketika perusahaan menentukan rekening piutang
sudah tidak dapat tertagih.
2. Metode Penyisihan (Allowance Method)
Metode ini digunakan ketika perusahaan mencadangkan piutang dengan
mengestimasi jumlah yang tidak tertagih pada akhir periode akuntansi.
Perusahaan harus memperkirakan jumlah piutang tak tertagih ketika
menggunakan metode penyisihan, terdapat 2 dasar yang digunakan untuk
menentukan jumlah tersebut yaitu:
a) Presentase Penjualan (Percentage of Sales)
Pada pendekatan presentase penjualan, manajemen
mengestimasi presentase penjualan kredit yang kemungkinan
tidak akan tertagih. Presentase ini didasarkan pada pengalaman
masa lalu.
b) Presentase Piutang (Percentage of Receivables)
Pada pendekatan presentase piutang, manajemen mengestimasi
berapakah presentase dari piutang akan mengakibatkan kerugian
tidak tertagihnya piutang usaha, perusahaan menyusun aging
schedule, dimana perusahaan mengklasifikasikan saldo piutang
telah pelanggan dengan jangka waktu mereka yang telah
dibayar.
2.4.3 Prosedur Pencatatan Piutang dan Dokumen yang Digunakan

Sistem akuntansi piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan


kepada setiap debitur, yang terjadi karena adanya transaksi penjualan kredit,
retur dan potongan penjualan kredit, penerimaan kas dari piutang, dan
penghapusan piutang.

Dalam melakukan pencatatan piutang tentunya dibutuhkan dokumendokumen


terkait yang digunakan sebagai dasar melakukan pencatatan ke dalam kartu
piutang. Menurut Mulyadi (2008:258) dokumen-dokumen terkait tersebut
adalah :

1. Faktur Penjualan Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan


timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

2. Bukti Kas Masuk Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan


berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.

3. Memo Kredit Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur


penjualan.

4. Bukti Memorial Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar


pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum.
Ada beberapa metode dalam pencatatan piutang, diantaranya yaitu sebagai
berikut :

1. Metode Konvensional Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang


dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.

2. Metode Posting Langsung Metode posting langsung ke dalam kartu piutang


dibagi menjadi dua golongan berikut ini :

1. Metode posting harian :

1 Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal


hanya menunjukan jumlah total harian saja (tidak rinci).
2 Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.

2. Metode Posting Periodik :


1. Posting ditunda.
2. Penagihan bersiklus.

3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu


Dalam metode ini tidak digunakan buku pembantu piutang, sebagai gantinya
menggunakan arsip faktur penjualan sebagai catatan piutang.
4. Metode Pencatatan Piutang dengan Komputer
Dalam metode pencatatan piutang dengan komputer menggunakan batch
system, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan
sekaligus di-posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang. Dalam
sistem komputer di bentuk dua macam arsip yaitu arsip transaksi dan arsip
induk
2.4.4 Umur Piutang
Umur piutang sering digunakan dalam mengindikasi akun mana yang
memerlukan perhatian khusus dengan memperlihatkan umur piutang usaha
dan juga sebagai alat pengendalian untuk menentukan komposisi piutang dan
mengidentifikasi piutang yang diragukan.
Menurut Soemarso ( 2002:346 ) “Umur piutang adalah Jangka waktu sejak
dicatatnya transaksi penjualan sampai dengan saat dibuatnya daftar piutang”.
Biasanya umur piutang dikelompokkan menurut jumlah hari tertentu.Daftar
umur piutang terdiri dari kolom-kolom yang memperlihatkan jumlah piutang
dalam masing-masing kelompok umur yang digunakan untuk mengetahui
status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang.Secara
periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap
debitur kepada manajer keuangan.Daftar Piutang dibuat setiap akhir periode
akuntansi, misalnya akhir bulan atau akhir tahun. Daftar umur piutang ini
merupakan laporan yangdihasilkan dari kartu piutang.
Menurut Indriyo dan Basri (2008:209) dengan diketahui umur piutang maka
akan dapat diketahui :
1. Piutang-piutang mana yang sudah dekat dengan jatuh tempo dan harus di
tagih.
2. Piutang-piutang yang sudah lewat jatuh tempo dan perlu dihapuskan
karena sudah tidak dapat ditagih kembali.

2.5 Pengertian UML (Unified Modeling Language)


Menurut Satzinger, et al. (2012:44) “The Unified Modeling Languange (UML)
is a standard set of model constructs and notations defined by the Object
Management Group”.Yang terjemahannya adalah Unified Modeling Languange
adalah serangkaian standar konstruksi model dan notasi yang menjelaskan objek
grup manajemen.
Sedangkan menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling
Language)adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang
berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya
digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks
sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Jadi dapat disimpulkan bahwa UML adalah satu set pemodelan dan notasi yang
digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem software di dalam bentuk
objek-objek di dalam menyederhanakan permasalahan-permasalahan yang
kompleks sehingga lebih mudah dipahami .

2.6 Pengertian Activity Diagram


Menurut Satzinger, et.al (2012:55), “Activity diagram descirbes user (or system)
activities, the person who does each activity, and the sequential flow of these
actvities”. Yang terjemahannya adalah activity diagrammendeskripsikan
aktivitas pengguna (atau sistem), seseorang yang melakukan setiap aktivitas, dan
contoh alur dari aktivitas tersebut.
Sedangkan menurut Whitten & Bentley (2009:390) “Activity Diagram is a
diagram that can be used to graphically depict the flow of a business process, the
steps of a use case, or the logic of an object behavior (method)”. Yang berarti
Activity Diagram merupakan sebuah diagram yang dapat digunakan untuk
menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use
case atau logika objek behavior (metode).
Jadi dapat disimpulkan Activity Diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang
digunakan untuk menggambarkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna maupun sistem di dalam proses bisnis.

2.7 Event Table


2.7.1 Pengertian Event Table

Menurut Satzinger et al. (2010:168), “A catalog of use cases that


lists events in rows and key pieces of information about each event in
columns.” ,Yang terjemahannya adalah Event tableMerupakan sebuah
katalog dari use case yang menyusun peristiwa pada barisnya dan kunci
informasi dari setiap kejadian pada kolomnya.
2.7.2 Pengertian Trigger

Menurut Satzinger et al. (2010:169), “How does the system know


the event has occurred? A signal that tells the system an event has
occurred is called the trigger.” Yang diterjemahkan Bagaimana sistem
mengetahui acara tersebut telah terjadi? Sebuah sinyal yang memberitahu
sistem peristiwa telah terjadi disebut trigger

2.7.3 Pengertian Source

Menurut Satzinger et al. (2010:169), “An external agent or actor


that supplies data to the system.” Diterjemahkan menjadi Seorang agen
eksternal atau aktor yang menyediakan data ke sistem.

2.7.4 Pengertian Use Case

Menurut Satzinger et al. (2012:63), “use case is an activity the


system performs, usually in response to a request by a user.” Yang
terjemaahnnya adalah use case adalah sebuah aktivitas yang sistem
lakukan, biasanya balasan ke sebuah permintaan oleh pengguna.

2.7.5 Pengertian Response

Menurut Satzinger et al. (2010:169), “A response is an output


from the system. When the system produces transaction summary reports,
those reports are the outputs. One use case can generate several
responses.” Yang diterjemahkan menjadi response adalah output dari
sistem. Ketika sistem menghasilkan ringkasan laporan transaksi, laporan
tersebut adalah output. Satu kasus penggunaan dapat menghasilkan
beberapa tanggapan.

2.7.6 Pengertian Destination


Menurut Satzinger et al. (2005:174), “The destination is the
place where any response (output) is sent, again an external agent.
Sometimes a use case generates no response at all.” Yang berarti adalah
tempat di mana setiap respon (output) dikirim, sekali lagi agen eksternal.
Kadang-kadang sebuah use casetidak menghasilkan jawaban samasekali.

2.8 Domain Model Class diagram


2.8.1 Pengertian UML Class Diagram
Menurut Satzinger, et.al (2012:93)“The UML class diagram is used to show
classes of objects for a system”. Yang terjemahannya adalah UML class diagram
adalah digunakan untuk menampilkan kelas-kelas dari objek untuk sebuah
sistem.
2.8.2 Pengertian Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, et.al (2012:93) “Domain model class diagram is a class
diagram that only includes classes from the problem domain”. Yang
terjemahannya adalah domain model class diagram adalah sebuah kelas diagram
yang hanya termasuk kelas-kelas dari daerah yang terdapat masalah.

2.8.3 Pengertian Class


Menurut Satzinger, et.al (2012:93) “Class is a category of a set of objects or
things”. Yang terjemahannya adalah kelas adalah sebuah kumpulan dari objek
atau benda.
2.8.4 Pengertian Attributes
Menurut Satzinger, et.al (2012:87), “Attributes is descriptive pieces of
information about things or objects”. Yang terjemahannya adalah attributes
adalah potongan-potongan deskriptif dari infromasi tentang sesuatu atau objek.
2.8.5 Pengertian Method
Menurut Satzinger, et.al (2010:205), “Objects are capable of behaviors (called
methods) that allow them to interact with each other and with people using the
system”. Yang terjemahannya adalah Obyek mampu perilaku (disebut metode)
yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan orang
yang menggunakan sistem.
2.8.6 Pengertian Assosiasi Kelas dalam Class Diagram
Menurut Satzinger, et.al (2012:94), ”Association class is an association that is
also treated as class“ , Yang terjemahannya adalah association class adalah
sebuah sosiasi yang juga diperlakukan sebagai kelas.

2.9 State Chart Diagram


2.9.1 Pengertian State Chart Diagram
Menurut Satzinger, et.al (2010:260) )”A Statechart diagram is composed of
ovals representing statuses of an object and rows representing its
transitions.”,Yangterjemahannya adalahmengungkapkan bahwa state adalah
kondisi dari sebuah objek yang terjadi selama masa hidupnya memenuhi
beberapa standar, menjalankan kegiatan, atau menunggu suatu peristiwa.
2.9.2 Pengertian Pseudostate
Menurut Satzinger, et.al (2012:124) “The starting point of astate machine
diagram is a black dot, which is called a pseudostate”. yang berarti pseudostate
adalah titik awaldari statechartyang ditunjukan oleh titik hitam.
2.9.3 Pengertian State
Satzinger, et.al (2012:122))”A condition during an object’s life when it satisfies
some criterion, performs some action, or waits for an event.”, Yang
terjemahannya adalah state adalah kondisi dari sebuah objek yang terjadi selama
masa hidupnya yang terpenuhi sebagian kriteria, melakukan sebagian kegiatan,
atau menunggu untuk sebuah kejadian.
2.9.4 Pengertian Transition
Menurut Satzinger et al.,(2012:124) “Transition is the movement of an object
from one state to another state.” Yang berarti Transition adalah perpindahan
sebuah objek dari satu sate ke state lainnya.
2.9.5 Pengertian Destinition State
Menurut Satzinger, et.al (2012:124) “Destination state is for a particular
transition, the state to which an object moves after the completion of a
transition.” Yang diterjemahnya adalah destination state adalah untuk sebuah
peralihan fakta, bagian yang mana sebuah objek berpindah-pindah setelah
penyelesaian dari sebuah peralihan.
2.9.6 Pengertian Origin State
Menurut Satzinger, et.al (2012:124) “A transition begins with an arrow from an
origin state—the state prior to the transition—to a destination state, and is
labeled with a string to describe the components of the transition”.Yang berarti
Origin state adalah original state dari sebuah objek yang mana sebuah transisi itu
terjadi.
2.9.7 Pengertian Message Event
Menurut Satzinger et al., (2010:261) “The transition-name is the name of
a message event that triggers the transition and causes the object to leave
the origin state.” Yang berarti message event adalah pemicu untuk
sebuah transisi yang mengakibatkan sebuah objekmeninggalkan original
state-nya.
2.9.8 Pengertian Guard Condition
Menurut Satzinger, et.al (2012:125) “The guard-condition is a qualifier
or test on the transition, and it is simply a true/false condition that must
be satisfied before the transition can fire”. Yang terjemahannya adalah
guard-condition adalah kualifikasi atau tes pada transisi, dan itu secara
sederhana hanyalah sebuah kondisi benar/salah yang harus dipenuhi
sebelum transisi dapat menembakkan.
2.9.9 Pengertian Action Expression
Menurut Satzinger, et.al (2012:125) “Action-expression is a description
of the activities performed as part of a transition”. Yang terjemahannya
adalah action-expression adalah deskripsi dari aktivitas yang
ditampilkan sebagai bagian dari sebuah transition.
2.9.10 Pengertian Concurrency or Concurrent State
Menurut Satzinger, et.al(2012:125), “Concurrency or concurrent state is
the condition of being in more than one state at a time”, yang
terjemahannya adalahConcurrencyatau Concurrent State adalah sebuah
kondisi dari menjadi lebih dari satu state pada satu waktu.
2.9.11 Pengertian Path
Menurut Satzinger, et.al(2012:125), “Path is a sequential set of
connected states and transition ”. Yang terjemahannya adalah path
adalah sebuah kumpulan contoh dari state yang berhubungan dan
transition..

2.9.12 Pengertian Composite State


Menurut Satzinger, et.al(2012:125), “Composite state is a state
containig other states and transitions (that is, path)”, yang
terjemahannya adalah composite state adalah sebuah state yang berisi
state-state lainnya dan transisi (itu adalah path).
2.10 Uses Cases
2.10.1 Pengertian User Goals
Menurut Satzinger, et.al (2010:160), “Several techniques are recommended for
identifying use cases. One approach is to talk to all users to get them to describe
their goals in using the system. This approach is called the user goal
technique”.Yang terjemahannya adalah beberapa teknik yang direkomendasikan
untuk mengidentifikasi use case. Satu pendekatan adalah untuk berbicara dengan
semua pengguna untuk mendapatkan mereka menggambarkan tujuan mereka
dalam menggunakan sistem. Pendekatan ini disebut user goal technique.
2.10.2 Pengertian Use Case
Menurut Satzinger, et.al (2012:63), ”A use case is an activity that the system
performs, usually in response to a request by a user“ , Yang terjemahannya
adalah Use Case adalah suatu aktivitas yang ditampilkan oleh sistem, biasanya
adalah respon dari permintaan pengguna.

2.10.3 Pengertian Use Case Diagram


Menurut Satzinger, et.al (2012:72), ”Use case diagram is the UML model used
to graphically show use cases and their relationship to actors“ , Yang
terjemahannya adalah Use CaseDiagram adalah model UML yang digunakan
untuk menampilkan secara grafik use case dan hubungannya terhadap aktor.
2.10.4 Pengertian Brief Use Case Description
Menurut Satzinger, et.al (2012:72), ”Brief use case description is an often one-
sentence description that provides a quick overview of a use case“ , Yang
terjemahannya adalah Brief Use CaseDescription adalah seringkali
mendeskripsikan satu kalimat yang menyediakan sebuah peninjauan luas secara
cepat dari use case .

2.10.5 Pengertian Actor


Menurut Satzinger, et.al (2012:.66) , ”actor is an external agent, a person or
group that interacts with the system by supplying or receiving data “ , Yang
terjemahannya adalah aktor adalah seorang ekstergal agen, seseorang atau
kelompok yang mempengaruhi sistem dengan menyediakan atau menerima data.

2.10.6 Pengertian Simbol Use Case Diagram


Dalam use case diagram terdapat bebarapa komponen penting, yang di jelaskan
oleh Roff (2003:20-26), yaitu :
a System
System is something that performs a function
b Actors
Actor is used to represent something that uses our system
c Use Cases
Use cases are the action that a user takes on a system
d Relationships
Relationships are simply illustrated with line connecting actors to use
cases

e Subsystems
Subsystems can be created when you modeling a very large system that
could be benefit from being broken down in to more maintainable pieces

Yang di terjemahkan menjadi,

a Sistem
Sistem adalah sesuatu yang menjalankan fungsi.
b Aktor
Aktor digunakan untuk menggambarkan penggunaan sistem.
c Use Cases
Use cases adalah kegiatan yang dilakukan pengguna dalam sistem.
d Relationships
Relationships digambarkan dengan garis penghubung antara aktor dan
use case(event).
e Subsistem
Subsistem dapat dibuat ketika kita membuat sistem yang besar, yang
dapat memberikan keuntungan yang lebih apabila dibagi menjadi
beberapa bagian.

2.10.7 Pengertian Activity Diagram for Use Case


Menurut Rama dan Jones (2008:79), berpendapat bahwa diagram aktivitas
UML “memainkan peran seperti sebuah “peta” dalam memahami proses
bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam proses”.
Sedangkan Menurut Satzinger, et al (2009:141), activity diagram adalah “tipe
dari workflow diagram yang mendiskripsikan kegiatan user dan urutan alur
mereka”.
Jadi Activity Diagram adalah salah satu jenis diagram dalam Unified
Modelling Language yang menggambarkan serangkaian aktivitas dalam
proses kegiatan bisnis dari sebuah sistem secara berurutan.

2.11 Pengertian CRUD Matrix


Menurut Satzinger, et.al (2010:161) ”An approach in which an analyst looks at
each type of data and includes use cases that create the data, read or report on the
data, update the data, and delete the data.”Yang terjemahannya: Suatu pendekatan
di mana seorang analis lebih berfokus pada jenis data dan mencakup use case yang
membuat data, membaca atau melaporkan data, update data, dan menghapus data.

2.12 System Sequence Diagram


2.12.1 Pengetian System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, et.al (2012:116), ”System Sequence Diagram is a
diagram showing the sequence of messages between an external acor and
the system during a use case or scenario“. Yang terjemahannya adalah
System Sequence Diagram adalah diagram yang menunjukkan urutan dari
pesan antara eksternal aktor dan sistem selama sebuah use case atau
skenario.
2.12.2 Pengertian Domain Layer
Menurut Satzinger, et.al (2010:392), “A typical example of this
architecture is an internal networked client/server environment in which
the client computers contain the view and domain layer programs, and the
data access layer is on a central server.”, yang terjemahannya adalah
sebuah contoh khas dari arsitektur ini adalah jaringan client/server
lingkungan internal dimana komputer klien berisi pandangan dan program
domain layer, dan data access layer pada server pusat.
2.12.3 Pengertian View Layer
Menurut Satzinger, et.al (2005:280), “The view layer, which accepts user
input and formats and displays processing results.” Yang berarti yang
menerima input pengguna dan format dan menampilkan hasil pengolahan.
2.12.4 Pengertian DataAccess Layer
Menurut Satzinger, et.al (2005:303) “The data layer, which manages stored
data, usually in one or more databases.” Yang diterjemahkan data layer,
yang mengelola data yang tersimpan, biasanya dalam satu atau lebih
database.

2.13 Pengertian First Cut Design Model Class Diagram


Menurut Satzinger, et.al (2010:413) “The first-cut design class diagram is
developed by extending the domain model class diagram.” Yang terjemahannya
adalah First Cut Design Class Diagram dikembangkan dengan memperluas
model domain class diagram dan memerlukan dua langkah yaitu mengelaborasi
atribut - atribut dengan tipe dan nilai informasi inisial dan langkah kedua adalah
menambahkan panah navigasi visibilitas.

2.14 Pengertian Communication Diagram


Menurut Satzinger, et.al (2012:306) “Communication diagrams is type of
interaction diagram that emphasizes the objects that send and receive messeges for a
specific use case”, Yang terjemahannya adalah Communication Diagram adalah tipe
dari interaksi diagram yang menegaskan bahwa objek megirim dan menerima pesan
untuk use case yang spesifik.

2.15 Pengertian Package Diagram


Menurut Satzinger, et.al. (2010:459) “A package diagram in UML is simply a
high-level diagram that allows designers to associate classes of related groups.”
Yang terjemahannya adalah Package diagram adalah suatu diagram tingkat tinggi
yang sederhana yang memungkinkan perancang untuk menghubungkan kelas-
kelas dengan grup yang terelasi.

2.16 Database
2.16.1 Pengertian Database
Menurut Satzinger, et.al (2012:345),”Database is an integrated collection
of stored data is centrally managed and controlled“ , Yang terjemahannya
adalah database adalah kumpulan dari data yang terintegrasi yang diatur
secara terpusat dan terkontrol.
2.16.2 Pengertian Key dan Foreign Key
Menurut Satzinger, et.al (2012:347), “A key is an attribute or set of
attributes, the values of which occur only once in all the rows of the table”.
Yang terjemahannya adalah primary key adalah sebuah atribut dari
kumpulan atribut, hasil dari yang mana terjadi hanya sekali dalam semua
baris tabel.
Menurut Satzinger, et.al (2012:347), “Foreign key is an attribute,that
duplicates the primary key of a different (or foreign) table.”Yang
terjemahannya adalah foreign key adalah atribut yang merupakan salinan
dari primary key dari table yang berbeda.

2.16.3 Pengertian SQL


Menurut Deliana, et al (2009:6) SQL (Structured Query Language) adalah
sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data
relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang
digunakan dalam manajemen basis data relasional.

2.16.4 Pengertian Tahap Pengembangan SQL


Menurut Taylor (2011:130) “In developing any system, you start at the
beginning and go through to the end, and it's no different with SQL. The
following list shows you what to consider at each phase of the SQL
development lifecycle:
1. Definition Phase: Precisely define the problem to be solved, its
magnitude, and who will work on it
2. Requirements Phase: Develop a detailed description of exactly what
the development effort will produce. Gather all relevant information
and put it into a requirements document (Statement of
Requirements). Get client sign off
3. Evaluation Phase: Determine exactly how you will meet the
requirements. What tools will you use? How will you deploy your
development team? Determine whether the job is doable within time
and budget constraints
4. Design Phase: Create a database model and then design a database
and databaseapplication that satisfy the terms of the requirements
document
5. Implementation Phase: Build the database and the database
application. Include copious documentation within the code and in
external documents
6. Final Documentation and Testing Phase: Give the database and
application a tough workout. Hit the system with every conceivable
input condition and a few inconceivable ones. Try to overload it. See
where it breaks. When it breaks, send it back to the implementers or
even back to the designers. Document everything
Yangpengertiannya adalah dalam membangun sistem apapun,
awalnya anda harus memulai dari awal sampai akhir, dan itu tidak
berbeda dengan SQL.Daftar ini akan menunjukkan kepada anda apa
yang dipertimbangkan pada setiap fase dari siklus hidup
pengembanganSQL :
1. Fase mendefinisikan : mendefinisikan dengan tepat
masalah yang harus diselesaikan, seberapa besar dan siapa
yang akan bekerja untuk itu.
2. Fase keperluan : membangun secara terperinci deskripsi
dari tepatnya usaha apa yang dibangun dan akan
diproduksi. Mengumpulkan semua informasi yang relevan
dan menaruh itu kedalam dokumen yang diperlukan
(statement of requirement). Mendapatkan klien keluar.
3. Fase evaluasi : menentukan secara tepat bagaimana Anda
akan bersatu dengan keperluan. Alat apa yang akan
digunakan? Bagaimana Anda akan membangun
development team? Menentukan apakah pekerjaan apakah
bisa dilakukan diantara waktu dan anggaran yang
mendesak.
4. Fase desain : membuat sebuah model database dan
kemudian mendesain aplikasi yang memuaskan syarat dari
keperluan dokumen.
5. Fase implementasi : membangun database dan database
aplikasi. Termasuk dokumen yang berlebihan yang mana
kode dan dokumen eksternal.
6. Fase dokumentasi akhir dan testing :memberikan database
dan aplikasi sebuah pekerjaan keras. Memukul sistem
dengan setiap kemungkinan kondisi input dan beberapa
kemungkinan lainnya. Mencoba untuk memberi beban
yang berat. Melihat dimana itu akan rusak. Ketika itu
rusak, kirim kembali itu ke fase implementasi atau bahkan
kembali ke perancang. Dokumen apapun.
7.
2.17 Pengertian Network Diagram
Menurut Satzinger, et.al (2010:337), “A model that shows how application
layers are distributed across locations and computer systems.” Yang
terjemahannya adalah model yang menunjukkan bagaimana lapisan
aplikasi didistribusikan di lokasi dan sistem komputer.
2.18 Pengertian Interface
Menurut Satzinger, et.al. (2010:27) “A traditional systems analysis and
design course provides coverage of activities and tasks using structured
analysis and structured design, with database design, input/output/controls
design, and dialog (interface) design”. Yang diterjemahkan sebuah analisis
sistem tradisional dan desain saja menyediakan cakupan kegiatan dan
tugas-tugas menggunakan analisis terstruktur dan desain terstruktur, dengan
desain database, desain input/output/ kontrol, dan dialog (interface) desain.

2.18.1 Pengertian Rancangan Formulir


Menurut Jones dan Rama (2006:261), “Form is formatted document
containing blank fields that users can fill it with data. When the
form displayed on a computer screen, the daata entered in the blank
fields are saved to one or more data tables.”, Yang terjemahannya
:formulir adalah suatu dokumen yang telah terformat dan berisi field
kosong yang dapat diisi data oleh user.Ketika formulir ditampilkan
pada layar komputer, data yang dimasukkan ke field yang kosong
disimpan dalam satu atau lebih tabel.

2.18.2 Pengertian User Interface


Menurut Satzinger, et.al (2012:173) “user interfaces is system
interface that directly involve a system user”. Yang diterjemahkan
menjadiuser interface adalah system interface yang secara langsung
melibatkan seorang pengguna sistem.
2.18.3 Pengertian Storyboarding
Menurut Satzinger et al.(2012:184) “storyboarding is sequence of
sketches of the display screen during a dialog.” Yang
terjemahannya adalah storyboarding adalah rangkaian dari sketsa-
sketsa dari tampilan layar selama dialog.
2.18.4 Pengertian Rancangan Laporan
Menurut Jones & Rama (2010:617), “The report-design activity is a
good time to ask whether the system requires an ad hoc reporting
capability and to add it if necessary”, yang terjemahannya adalah
kegiatanperancangan laporan adalah waktu yang baik untuk
bertanya apakah sistem ini membutuhkan kemampuan pelaporan ad
hoc dan menambahkannya jika perlu.

2.18.5 Pengertian System Output


Menurut Satzinger, et al (2010:229), “Information about each event
is recorded in an event table, which lists the event, the trigger for
the event, the source of the trigger, the use case that the system
must carry out, the response produced as system output, and the
destination for the response”, yang terjemahannya adalah :
Informasi tentang setiap peristiwa dicatat dalam event table, yang
berisi daftar acara, pemicu untuk acara ini, sumber pemicu, kasus
penggunaan bahwa sistem harus melaksanakan, respon yang
dihasilkan sebagai output sistem, dan tujuan untuk tanggapan.
2.18.6 Pengertian System Interfaces
Menurut Satzinger, et al (2012:173), “System interface is inputs or
outputs that require minimal human intervention”. Yang
terjemahannya adalah system interface adlaah input atau output
yang memerlukan minimal campur tangan manusia.
2.18.7 Pengertian Visual Studio
Menurut Whitten dan Bentley (2012:634) “Most GUI-based
application development environments, such as Microsoft’s Visual
Studio, can be easily used to construct nonfunctional prototypes of
user interface screens”, yang terjemahannya adalah banyak
lingkungan pengembangan aplikasi berbasiskan GUI seperti
Microsoft’s Visual Studio, dapat dengan mudah digunakan untuk
membangun prototipe nonfungsional dari layar antar muka
pengguna. Dengan kata lain, Microsoft Visual Studio merupakan
lingkungan pengembangan aplikasi yang terintegrasi dengan banyak
programming tools, yang dapat digunakan untuk merancang
aplikasi layar antar muka pengguna.

2.18.8 Pengertian C#
Menurut Hejlsberg, Torgersen, Wiltamuth dan Golde (2010:1) “C#
is a simple, modern, object-oriented, and type-safe programming
language. C# has its roots in the C family of languages and will be
immediately familiar to C, C++, and Java programmers”, yang
terjemahannya adalah C# merupakan suatu bahasa pemrograman
yang sederhana, modern, berorientasi objek, dan aman. C#
bersumber dalam keluarga bahasa C dan akan segera dikenal oleh
programmer C, C++, dan Java

2.19 System Security Control


2.19.1 Pengertian Integrity Control
Menurut Satzinger, et.al (2012:364), “integrity control is a control
that rejects invalid data input, prevents unauthorized data outputs,
and protects data and programs against accidental or malicious
tampering”, Yang terjemahannya adalah integrity control adalah
sebuah kontrol yang menolak data input yang tidak berlaku,
mencegah output data yang tidak sah, dan menjaga data dan
program-program yang secara kebetulan berlawanan atau perubahan
yang jahat.

2.19.2 Pengertian Security Control


Menurut Satzinger,etal(2010:599), “Although the objective of security
controls is to protect the assets of an organization from all threats, as
indicated earlier, the primary focus is generally on external threats. In
addition to the objectives enumerated earlier for integrity
controls”.Yang terjemahannya adalah meskipun tujuan dari kontrol
keamanan adalah untuk melindungi aset organisasi dari semua
ancaman, seperti yang ditunjukkan sebelumnya, fokus utama adalah
pada umumnya ancaman eksternal.

2.20 Hasil Penelitian terdahulu

Hasil Penelitian yang RelevanPenelitian yang dilakukan oleh Dhiana


Ekowati, SE, MM(2008), dengan judul ”Analisis Sistem Akutansi
Penjualan Pada Perusahaan CV. Duta Java Tea Indrustri (Teh 2Tang),
TEGAL”
Andi Mujahidah(2015) dengan penelitian yang berjudul ”Analisis
Sistem Informasi Akutansi Penjualan Pada PT HadjiKalla (TOYOTA)
Cabang Pinrang”,menyatakan bahwa PT HadjiKalla (Toyota) Cabang
Pinrang telah menerapkan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang
cukup baik, dengan digunakannya formulir, catatan, prosedur, laporan,
sumberdaya manusia, dan peralatan yang telah memenuhi fungsi dan
tujuan sistem informasi akuntansi penjualan
Martha Viola, Rika KharlinaEkawati, Trisnadi Wijaya ( 2017) dengan
judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
dan Persediaan Pada PT XYZ” menyatakan bahwa Prosedur penjualan
dan persediaan yang saat ini telah berjalan masih kurang baik, hal ini
dibuktikan dengan adanya beberapa masalah baik dalam hal pencatatan
kuntansi penjualan dan persediaan maupun alur distribusi dokumen
yang diterapkan perusahaan.
DwiNuryanti,Rr. Suprantiningrum (2016) dengan judul “Analisis Dan
Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Dan
Penerimaan Kas (StudiKasus pada UD.Praktis di
Magetan)”menyatakan bahwa Penerapan system penerimaan kas pada
UD.Praktis di Magetan digolongkan kedalam penerimaan rutin dan
penerimaan sumber lain kemudian di distribusikan kebagian keuangan
dan pegelolaan transaksi masih menggunakan catatan manual.
Sri Harjunawati(2016) menyatakan bahwa dalam Sistem Akuntansi
Penjualan pada perusahaan dagang diperlukan sajian informasi yang
cepat, akurat, efisien dan efektif. Aplikasi UML pada system ini dapat
mempermudah dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
diantaranya informasi barang, pelanggan, Laporan Penjualan, laporan
Penerimaan Kas serta informasi lain yang mungkin dibutuhkan
sehubungan dengan Sistem Akuntansi Penjualan pada perusahaan
dagang.
BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1.ObjekPenelitian
3.1.1 Sejarah Singkat
Perusahaan ini pada tahun 1980 an adalah sebuah bengkel kecil yang
membuat berbagai macam produk rumah tangga,diantaranya adalah
:lampu gantung,gantungan baju,kursi makan dan lain lain,oleh karena
kegigihan serta didukung dengan keahlian dalam membuat serta
memperbaiki dies,Hadi subroto,selaku pendiri dan pemilik dari CV.Hadi
Karya yang merupakan cikal bakal dari PT.Nandya Karya Perkasa telah
mendapat kepercayaan dari konsumen untuk pembuatan dies dan
komponen press late untuk otomotif yang menarik adalah dalam proses
pembuatan komponen otomotif tersebut.Yang pada umumnya dilakukan
melalui beberapa proses ,oleh Hadi subroto dibuat dalam 1 proses
dies.Hal tersebut dapat dilakukan dikarenakan inovasi yang dibuat oleh
beliau yaitu diciptakan dies progressive.
Pada tahun 1996,setelah mendapat kepercayaan untuk menjadi PPU
(Perusahaan pasangan Usaha) dari PT.Astra mitra ventura dengan
mendapatkan pinjaman modal kerja dan investasi ,maka CV.Hadi karya
berubah nama menjadi PT.Nandya Karya Perkasa.Dengan modal
pinjaman tersebut PT.Nandya karya perkasa dapat langsung memperluas
usahanya dengan membeli mesin-mesin yang dapat menunjang
pembuatan dies dan komponen press plate.
PT.Nandya karya Perkasa saat ini telah memiliki plant menempati lahan
tidak kurang dari 4300 M2 ,yang berlokasi di desa cicadas,Gunung putri
,bogor.PT.Nandya karya perkasa juga sudah mendapat kepercayaan dari
perusahaan perusahaan besar,diantaranya PT.ASTRA HONDA MOTOR
dan lain lain yang memberikan kontribusi 80% dari total order yang
diteirma dengan omset perusahaan sebesar 1,5 milyar rupiah setiap
bulannya dengan memperkejakan 134 karyawan.

40
41

Dalam upaya meningkatkan system manajemen mutu dan standar


pengelolaan lingkungan,kesehatan dan keselamatan
kerja(MLK3),PT.Nandya karya perkasa salah satu usaha kecil dan
menengah (UKM) binaan dari yayasan dharma bakti astra saat ini
mengikuti program “SME (Small Medium Enterprise) grenn
company’yang diadakan oleh kelompok perusahaan astra.Dan untuk lebih
memperluas wawasan serta keahlian karyawan dalam pembuatan dies dan
komponen press maupun manajemen,perusahaan selalu mengikut
sertakan karyawannya untuk mendapat program-program pelatihan yang
diadakan oleh pemerintah maupun oleh YDBA. PT.Nandya karya
perkasa sebagai manufaktur pembuatan dies dan komponen press
otomotif telah memiliki komitmen focus pada kepuasan pelanggan dan
bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan hidup,kesehatan dan
keselamatan kerja diseluruh aktivitas yang dilakukan.Untuk mewujudkan
tujuan tersebut maka jajaran manajemen berkomitmen
untuk,menghasilkan produk yang berkualitas,melakukan perbaikan terus
menerus untuk memenuhi harapan serta kepuasan pelanggan,mencegah
terjadinya pencemaran,gangguan kesehatan,kecelakaan
kerja,melaksanakan program efisiensi yang berwawasan
lingkungan,memenuhi peraturan perundang undangan
lingkungan,kesehatan dan keselamatan kerja.
3.1.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
A Visi
Menjadikan PT. Nandya Karya Perkasa sebagai perusahaan
pembuat metal part kendaraan bermotor yang terkemuka dan
terpercaya di Indonesia
B Misi
PT. Nandya Karya Perkasa sebagai Pabrik pembuat Metal Part
bertekad menjadi perusahaan yang memiliki komitmen fokus
pada pelanggan dan bertanggung jawab dalam mengelola
42

lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja di seluruh


aktivitas yang dilakukan.
3.1.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Dalam suatu perusahaan struktur organisasi sangat diperlukan untuk menjaga
kelancaran usaha dan mencapai tujuan. Struktur organisasi dibentuk dengan
maksud agar setiap anggota organisasi dapat bekerja sama secara efektif dan
efesien. Unsur dalam organisasi adalah:
1. Adanya dua orang atau lebih,
2. Adanya pengaturan hubungan,
3. Adanya maksud kerja sama,
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai, dan
5. Adanya pembagian peran untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara
bersama-sama.
Adapun ciri atau atribut organisasi dapat dirinci sebagai berikut :

1. Organisasi adalah lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yangditetepkan.
2. Organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu oleh karena itu
organisasi adalah kreasi yang memerlukan aturan.
3. Organisasi secara sadar dikoordinasi dengan sengaja memerlukan penegasan
wewenang dan komunikasi.

Dalam struktur organisasi PT.Nandya Karya Perkasa kekuasaan tertinggi dipegang


oleh Presiden Direktur dan direktur lainnya. Sedangkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehari-harinya dipimpin dan dikendalikan langsung oleh Wakil Presiden
Direktur. Pengawasan pelaksanaan kegiatanya diawasi oleh dewan komisaris
sebagai pemilik dan pemegang saham.
Struktur organisasi PT. Nandya Karya Perkasa memiliki tingkatan-tingkatan
sebagai berikut:
1. Presiden Direktur (President Director)
Secara umum tangung jawab dan wewenang Presiden Direktur adalah
menetapkan kebijaksanaan umum menyusun rencana tahunan dan bersama
Wakil Presiden Direktur mempertangung jawabkan usahanya kepada Dewan
Komisaris wewenang lainnya adalah menyelenggarakan rapat umum
pemegang saham.
43

2. Wakil Presiden Direktur


Mengendalikan operasi dan manajemen perusahaan bersama-sama Presiden
Direktur mewakili Board of Director. Mengendalikan total kontrol head office
pabrik Tangerang dan Pulogadung mendatangani surat-surat keputusan atas
nama direksi/manajemen.

3. Direktur Marketing
Bertanggung jawab penuh atas kelangsungan aktifitas bagian marketing
mengesahan dokumen yang harus disetujui oleh Vice President Director serta
bertanggung jawab dalam memenuhi kepuasan pelanggan melakukan
negosiasi estimate dan membuat sales plan.

4. Direktur Keuangan
1) Memberikan pengesahan terhadap semua jenis pembayaran
danpenerimaan uang.
2) Menyajikan posisi keungan perusahaan.
3) Menjamin akurasi semua laporan keungan yang disajikan.
4) Menjamin system pengendalian intern control terhadap pekerjaan
keuangan.

5. General Affair Manager


Bertanggung jawab atas manpower / HRD pabrik Tangerang dan Pulogadung
menyelenggarakan training atau education, manpower planning data serta
evaluasi atau promosi karyawan.

6. Factory atau Plant Manager


Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan direksi atau pimpinan
pengelolaaan biaya produksi serta bertanggung jawab atas kelangsungan
kegiatan produksi dan menjaga semua aset yang berkaitan dengan produk agar
tetap beroperasi dengan baik.
44

7. Production Manager

Bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan rencana kerja diproduksi


terpenuhinya sarana penunjang di produksi serta terlaksananya penggunaan
sumber daya manusia di produksi yang di bantu oleh chief masing-masing
bagian.

8. Stamping Manager
Bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan press part.Stamping part
tersebut berdiri sendiri manjadi satu department yang disebut dengan stemping
part department yang dibantu oleh section-section chiefnya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar 2.2. untuk mengetahui lebih
jelasnya struktur organisasi di PT. Nandya Karya Perkasa.

GENERAL MANAGER
HARRY SUJOSO

MANAJEMENT MIS
REP KAIZEN
ADI WIBOWO
NINA.Y ISKANDAR.D

QC SYSTEM SYSTEM APPLICATION


SUPPORT & MTC P2K3L
DEVELOPMENT
SRI MULYANA
SURYADI SABANI JONNY.M

DATABASE NETWORK/HAR
SUPPORT& MTC DWARE
RIDWAN PRIYATNA SUPPORT & MTC

MANAGER PLANT ASST.MANAGER PROCUREMENT F&A-HRD&GA


HADI.Y PLANT MANAGER MANAGER
MUDJI.R NINA.Y DINI.S

KA.DEPT KA.DEPT HEAT


MARKETING TREATMENT KA.DEPT FINANCE
KA.DEPT
& ACCOUNTING
SUBUR.A YUDI IRAWAN PURCHASING
NINA.Y R.SUGIYANTO
KA.DEPT QC KA.DEPT
PRODUKSI KA.DEPT HRD & GA
SYAMSUL.I
ISKANDAR.D T.PRIHANTO
ARFIN MANAN

KA.DEPT KA.DEPT KA.DEPT KA.DEPT PPC


ENGINEERING MAINTENANCE WAREHOUSE
IMAN ARI.W
SARJIONO ARMIN TUMIRAN

SAIJO
45

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Nandya Karya Perkasa

3.1.4 Desain Penelitian


3.1.4.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yng digunakan oleh penulis yaitu berupa data primer,
dimana penulis memperoleh data langsung dari sumber asli yang mana
tidak melalui perantara. Data perimer yang penulis akan peroleh yaitu
dengan melalui wawancara dan observasi
3.1.4.2 Penentuan dan jumlah sampel
Dalam menentukan jumlah sampel pada penelitian kualitatif terlebih
dahulu menentukan target populasi.Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dari penelitian ini
adalah para pelaku ekonomi pada PT Nandya Karya Perkasa yaitu
sebanyak 134 orang .
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki suatu
populasi (Sugiyono, 2014). Sedangkan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan memiilih
karyawan yang bekerjanya berhubungan dengan sistem informasi
akuntansi yakni: manajer, bagian keuangan,pajak dan finance. maka
diperoleh sampel sebanyak 30 karyawan
3.1.4.3 Metode Pengumpulan Sampel
Pengumpulan data yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini
menggunakan metode angket atau kuisioner. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan kuisioner yang dilakukan dengan membawa
kuisioner langsung ke lokasi penelitian. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
46

3.1.4.4 Metode Analisis Data


Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu
menguji analisis kualitas data dengan uji validitas dan rebilitas kemudian
uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji multikolinieritas.
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah diahami dan diinterprestasikan. Statistik
deskriptif pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian yang utama dan data demografi responden
(Indriantoro dan Bambang, 1999).

2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut, jadi validitas ingin mengukur
apakah pertanyaan dalam kuisioner yang sudah kita buat betul-
betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2013).
Pengujian validitas ini menggunakan fasilitas SPSS. Pengukuran
tinggi validitas ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi
antara skor butir pertanyaan dengan total skor variabel.
Sedangkan total skor variabel diperoleh dengan menjumlahkan
skor semua pertanyaan, sehingga dapat dinilai pearson
47

correlation. Suatu indikator dapat dikatakan valid apabila r hitung


> r table dan bernilai positif.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuisioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2013). Tingkat realibilitas suatu konstruk/variabel
dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha (α) suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60 (Ghozali, 2013). Semakin nilai alpanya mendekati
suatu maka nilai reliabilitasnya dengan semakin terpercaya.
c. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
d. Uji normalitas
Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah
suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk
mendeteksi suatu data terdistribusi secara normal atau tidak,
dapat menggunakan analisis grafik. Jika distribusi residual
normal, maka garais yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).
Uji statistic yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistic non-parametik Kolmogrv-Smirnov
(Uji K-S). uji ini dilakukan dengan membandingkan probalitas
yang diperoleh dengan taraf signifikan 0,05. Apabila nilai
signifikan hitung >0,005 maka data distribusi normal (Ghozali,
2013).
e. Uji Multikolinearitas
48

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan


adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Ghozali, 2013). Jika terjadi gejala multikolinearitas
yang tinggi, standar error koefisien regresi akan semakin lebar
sehingga menyebabkan kemungkinan terjadi kekeliruan
menerima hipotesis yang salah dan mengolah hipotesis yang
benar. Uji asumsi klasik ini dapat dilakukan dengan jalan
mengresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar
variabel independen.
Untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikolinearitas maka
dilakukan dengan melihat Toleraance Value dan Variance
Inflantion Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabelitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabl independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/Tolerance Value.
Nilai yang umum dipaki untuk menunjukan adanya
multikolinieralitas adalah nilai Tolerance Value > 0,1 atau sama
dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolinieritas antara
variabel independennya (Ghozali, 2013).
f. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan varian residual untuk semua pengamatan pada
model regresi. Model regresi yang baik adalah yang
hemokedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mengetahui ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan uji Glejser. Dalam uji Glejser, adanya indikasi terjadi
heteroskedastisitas apabila variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel depeneden. Jika probabilitas
49

signifikan diatas tingkat kepercayaan 5%, maka model regresi


tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

3.1.4.5 Uji Kelayakan Model


a. Uji F
Pengujian koefisen regresi keseluruhan menunjukkan apakah
variabel bebas secara keseluruhan atau bersama mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah dengan membandingkan nilai signifikan yang
diperoleh dengan taraf signifikan yag telah ditentukan yaitu 0,05.
Apabila nila signifikan < 0,05 maka variabel independen mampu
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau hipotesis
diterima (Ghozali, 2013).
b. Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien Determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nila R2 yang
kecil berarti berarti kemampuan variabel – variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel
independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
1 Analisis Regresi Liniear Berganda
Gujarati (2003) dalam buku Imam Ghozali (2013) mendefinisikan
analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen
(variabel bebas) dengan tujuan untuk mengestimasikan atau
memprediksi rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda. Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa
dalam suatu persamaan regresi terhadap satu variabel dependen
50

dan lebih dari satu variabel independen. Adapun rumusnya


adalah: Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+e

3.1.4.6 Metode Penyajian Data


Setelah melakukan beberapa langkah diatas maka peneliti
melakukan teknik-teknik yaitu :
a Mengumpulkan data yang diterima dan melakukan
proses seleksi dari data yang diterima
b Mengidentifikasi data dengan mecocokan data-
data yang terjadi sesuai dengan permasalahan yang
terjadi.
c Mengevaluasi pengendalian internal dari system
akutansi yang berjalan dengan membandingkan
teori-teori yang telah ada
d Membuat berbagai jawaban dan memilih dari satu
jawaban yang tepat saat melakukan penelitian
dalam evaluasi pengendalian internal dan sistem
informasi akutansi PT. Murinda Iron Steel
e Menarik kesimpulan dan saran

3.1.4.7 Uji Statistik


Uji parsial (t test) regresi dimaksudkan untuk melihat apakah
variabel bebas (independen) secara individu mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat (dependen), dengan asumsi variabel
bebas lainnya konstan (Ghozali, 2013). Kriteria pengujian yang
digunakan dengan membandingkan nilai signifikan yang
diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05.
Apabila nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen mampu
mempengaruhi variabel independen mampu mempengaruhi
variabel dependen secara signifikan atau hipotesis diterima.
51

3.1.4.8 Operasional Variabel


Menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati
(2010:31), “Operasionalisasi variabel adalah penentuan
construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat
digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan
construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain
untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang
sama atau mengembangkan cara pengukuran construct
yang lebih baik”.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan
jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang
terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar
sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Sistem
Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal dan
Implikasinya terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut
Sugiyono (2014:61) adalah sebagai berikut: “Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertent
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”
Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Variabel bebas (Independence variable)
Menurut Sugiyono (2014:61): “Variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Variabel bebas (X) dalam penelitian
52

ini adalah Sistem Informasi Akuntansi. Pengumpulan


informasi mengenai variabel ini berdasarkan kuesioner
berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden.
2. Variabel Intervening
Menurut Sugiyono (2014:63): “Variabel intervening
merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara
variabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen”. Variabel intervening
(Y) dalam penelitian ini adalah Pengendalian Internal.
Pengumpulan informasi mengenai variabel ini berdasarkan
kuesioner berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada
responden.
3. Variabel terikat (dependent variable)
Menurut Sugiyono (2014:61): “Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas”. 41 Variabel terikat (Z)
yang digunakan adalah kualitas laporan keuangan.
Pengumpulan informasi mengenai variabel ini berdasarkan
kuesioner, berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada
responden.
Sesuai dengan judul penelitian “Analisis dan
Pengembangan Sistem Informasi Akutansi pada Penjualan
dan piutang di PT.Nandya Karya Perkasa” maka dapat
disajikan dalam operasionalisasi variabel pada Tabel 3.1
berikut ini:
53

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Independen

Sistem Informasi Akutansi (𝑿𝟏)

No Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala


1 Sistem “Sistem Informasi Sistem Mengumpulkan,Pengiri Ordinal
informasi Akuntansi adalah suatu Pengolahan man dan pemasukan
akutansi(X1) sistem yang transaksi data
mengumpulkan, mencatat, Pengolahan dan
menyimpan, dan mengolah manipulasi data
data untuk menghasilkan
Penyimpanan data
informasi bagi pengambil
keputusan. Sistem ini
Melaporkan
meliputi orang, prosedur,
dan instruksi, data,
perangkat lunak,
infrastruktur teknologi
informasi, serta
pengendalian internal dan
ukuran keamanan.”
(Romney dan Steinbart
2015 : 10)
54

Siklus Siklus Pengolahan


Pengolahan transaksi keuangan
Transaksi

Siklus Pengolahan
transaksi Pengeluaran

Siklus Pengolahan
transaksi penerimaan
Integrasi Hardware
Software
Brainware
Prosedur
Database
Jaringan Komunikasi
55

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Dependen

Penjualan (Y𝟏) Piutang (Y𝟐)

No Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala


1 Penjualan(Y1) kegiatanyang dilakukan 1.Otorisasi Kegiatan otorisasi Ordinal
oleh penjual dalam transaksi yang dilakukan oleh
menjual barang atau manager yang
jasa dengan harapan berwenang
akan memperoleh laba
dari adanya transaksi-
transaksi tersebut dan
penjualan dapat
diartikan sebagai Persetujuan
pengalihan atau pembelian kredit
pemindahan hak
kepemilikan atas
barang atau jasa dari
pihak penjual ke
pembeli Mulyadi
(2008;202)
Pengamanan Proses order dari
aset dan pelanggan
catatan
Kebijakan atas
penjualan kredit
56

Pemisahan Struktur organisasi Ordinal


tugas yang jelas

Kinerja SOP
perusahaan
Dokumen Proses otorisasi dna Ordinal
dan catatan verifikasi dokumen
yang
memadai

Penomeran
dokumen
Pengarsipan
dokumen dan catatan
penting

Kontrol dokumen
harian
57

2 Minimalisasi Piutang tak tertagih Piutang tak Faktor-faktor yang Ordinal


piutang tak adalah piutang yang tertagih mempengaruhi
tertagih(Y2) nyata-nyata tidak dapat jumlah piutang :
ditagih karena 1. Volume penjualan
penjualan secara kredit, kredit
yang merupakan 2. Syarat
kerugian bagi kreditur. pembayaran
James D. Stice penjualan kredit
(2009:417) 3. Ketentuan dalam
Umur piutang adalah batasan kredit
jangka waktu sejak 4. Kebijakan dalam
dicatatnya transaksi pengumpulan
penjualan sampai piutang
dengan saat dibuatnya 5. Kebiasaan
daftar piutang. membayar dalam
Soemarso S.R pelanggan Bambang
(2004:346) Riyanto (2001:85)
Metode
Penghapusan piutang
tak tertagih :
1. Penghapusan
langsung (direct
write method)
2. Metode
penyisihan
(allowance method)
Kieso yang
diterjemahkan Emil
Salim (2007:350)
58

Perbandigan Data perbandingan Rasio


data piutang antara target
tak tertagih perusahaan dengan
hasil dicapai

Untuk melakukan tes masing-masing variabel maka akan diukur denganmemakai instrument kusioner
dengan skala Likert. Menurut Riduwan (2004:86),skalaLikert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atausekelompok tentang kejadian atau gejala social.
Teknik skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini memberikan nilaiskor pada item jawaban.
Pemberian skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan yangdiajukan kepada responden penelitian ini
akan mengacu kepada pernyataan Sugiyono(2009) bahwa “Jawaban dari setiap instrumen yang
menggunakan skala likertmempunyai grade dari yang sangat positif sampai dengan sangat negative
yang dapatberupa kata-kata”. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atauvdukungan
sikap yang diungkapkan dengan kata dan diberikan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.4 Bobot nilai variable


PILIHAN BOBOT
Selalu 5
Sering 4
Kadang-Kadang 3
Jarang 2
Tidak Pernah 1
59

KUISIONER

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PADA


PENJUALAN DAN PIUTANG

NO Pertanyaan YA TIDAK
Pencatatan
1 Apakah setiap penerimaan pesanan dicatat
pada waktu yang tepat ?
2 Apakah pencatatan penjualan kredit
dilakukan pada waktu yang tepat?
3 Apakah pencatatan piutang dilakukan
dengan baik ?
4 Apakah jumlah penagihan selalu sesuai
dengan pencatatan yang ada?
Sumber daya manusia
5 Apakah sistem informasi akutansi
penjualan kredit dan penagihan piutang
diterapkan dalam perusahaan sudah
memadai?
6 Apakah sistem informasi akutansi yang
diterapkan dalam perusahaan sesuai
dengan pelaksanaanya ?
7 Apakah dalam setiap pekerjaan di
perusahaan dijalankan oleh orang yang
mampu dan sesuai dengan keahlian dan
pendidikannya?
8 Apakah pelaksanaan akses ke operasi
komputer dibatasi hanya bagi karyawan
yang telah mendapat otorisasi dari
pimpinan
9 Apakah pegawai yang menangani piutang
60

harus berdasarkan Pendidikan?


10 Apakah setiap karyawan yang ada di
perusahaan tersebut diberikan pelatihan
terlebih dahulu sebelum melakukan
pekerjaan dibidangnya?
Kualitas
11 Apakah pencatatan piutang dicatat dengan
baik dan akurat?
12 Apakah prosedur penagihan piutang
dilakukan dengan baik sesuai dengan
sistem informasi akutansi piutang?
13 Apakah kelancaran pelunasan piutang
dari konsumen berjalan dengan baik?
14 Apakah tingkat piutang tak tertagih
melebihi dari ketentuan yang telah
ditetapkan?

Waktu
15 Apakah pembayaran piutang oleh
konsumen sesuai dengan waktu yang
ditentukan ?
61

16 Apakah umur piutang konsumen


ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak?

Tenaga kerja
17 Apakah setiap karyawan yang ada
diperusahaan sudah mempunyai
pengalaman kerja sesuai dengan
bidangnya?
18 Apakah para pekerja selalu dalam
pengawasan dan pengendalian atasannya?
19 Apakah jumlah tenaga kerja yang ada telah
memadai?
20 Apakah para pekerja diberi penjelasan
tentang tanggung jawab mereka ?
21 Apakah terdapat standar jumlah tenaga
kerja yang diperlukan ?
22 Apakah ada prosedur atau kebijakan
tertulis mengenai pengadaan tenaga kerja?
Pemisahan tugas
23 Apakah perusahaan telah memiliki job
description yang jelas untuk masing -
masing bagian?
24 Apakah pelaksanaan pemisahan tanggung
jawab dalam fungsi yang ada dalam
perusahaan ?
25 Apakah perusahaan mempunyai struktur
organisasi yang memberikan pemisahan
fungsi dan wewenang serta tanggung
jawab yang jelas dalam perusahaan
62

26 Apakah ada evaluasi terhadap struktur


organisasi perusahaan

Keandalan informasi tepat guna


27 Apakah analisis umur konsumen piutang
telah dilakukan dengan baik ?
28 Apakah kualitas ketetapan pelunasan
piutang konsumen diperhatikan dengan
baik?
29 Apakah kualitas ketetapan pelusanan
piutang konsumen dilakukan dengan baik?
30 Apakah status konsumen sebagai
pelanggan tetap ?
63

Anda mungkin juga menyukai