Statistik Bisnis
Pengujian Hipotesis
04
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi F041700012 Rieke Pernamasari, SE. ,M.Ak
Abstract Kompetensi
Pengujian Hipotesis Mahasiswa mampu memahami
kompleksitas pengujian hipotesis,
kriteria keputusan dan kemungkinan
kesalahan dalam membuat keputusan
menolak atau mendukung hipotesis
Kompleksitas Pengujian Hipotesis
Pada bab ini, akan dibahas salah satu aspek statistik inferensi yaitu pengujian hipotesis.
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu jawaban sementara (preposisi) yang dianggap
benar dan dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Hipotesis sebenarnya disusun
berdasarkan data, akan tetapi karena data tersebut dihasilkan dari sampel yang mempunyai
propabilitas sehingga hasilnya bisa saja benar atau salah
Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan
dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu
menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara pengolahan data.
Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini
didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para
pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu
terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang
disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis
hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan
juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan
hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang
terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau
mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung
kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara.
Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas
dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-
hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang
mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari
hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri.
Banyak pendapat yang menjelaskan arti dari pengujian hipotesis tersebut. Berikut akan
dijabarkan beberapa pengertian dari berbagai refrensi yang ada.
Sutrisno Hadi, dalam bukunya yang berjudul “Statistika” istilah hipotesa sebenarnya
adalah kata majemuk, terdiri dari kata-kata hipo dan tesa. Hipo besrasal dari bahasa yunani
hupo, yang berarti dibawah, kurang atau lemah. Tesa berasal dari bahasa yunani thesis, yang
Pengujian Hipotesis
Fungsi Hipotesis
1. Menguji teori, artinya berfungsi untuk menguji kesahihan teori. Pernyataan teori dalam
bentuk yang teruji disebut hipotesis. Teori adalah satu satu prinsip yang dirumuskan untuk
menerangkan sekelompok gejala/peristiwa yang saling berkaitan. Teori menunjukkan
adanya hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.
2. Menyarankan teori baru, apabila hasil pengujian hipotesis dapat membentuk proposisi,
asumsi atau penjelasan tentang suatu peristiwa.
3. Mendeskripsikan fenomena sosial, artinya hipotesis memberikan informasi kepada peneliti
tentang apa yang nyata-nyata terjadi secara empirik.
Jenis Kesalahan
Ada dua jenis kesalahan yang bisa terjadi di dalam pengujian hipotesa. Kesalahan itu bisa
terjadi karena kita menolak hipotesa padahal hipotesa itu benar atau kita menerima hipotesa
padahal hipotesa itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita menolak hipotesa padahal
hipotesa tersebut benar, disebut kesalahan jenis I, sebaliknya kesalahan yang disebabkan
karena kita menerima hipotesa padahal hipotesa itu salah disebut kesalahan jenis II
1) Hipotesis one tail/satu sisi/satu arah : hipotesis yang dinyatakan dengan jelas arah
hubungan atau perbedaan nilai/tingkat
Contoh :
– Semakin tinggi perbedaan keluarga maka akan semakin rendah proporsi pengeluaran
untuk pangan
– BBL bayi ibu merokok lebih kecil dari BBL ibu tidak merokok
2) Hipotesis two tail/dua sisi/dua arah : hipotesis yang dinyatakan dengan tidak ada arah
hubungan atau tidak ada perbedaan nilai atau tingkat
Contoh:
– Ada hubungan antara umur dengan aktifitas fisik
– Ada perbedaan status gizi antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan
Perumusan hipotesis dikembangkan oleh Fisher yang dikenal sebagai bapak Statistika. Fisher
membedakan hipotesis menjadi hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Definisi hipotesis nol
adalah:
Hipotesis nol, dilambangkan dengan H0 dan diformulasikan untuk ditolak atau tidak ditolak
sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol selalu ada implikasi “tidak ada beda” dan dalam
perumusan bahasanya dinyatakan dengan “tidak berbeda antara...dengan...” atau dinyatakan
dalam bentuk: “... tidak mempengaruhi ... ” atau juga “...sama dengan ...”. sebagai contoh
pernyataan hipotesis nol (H0) adalah sebagai berikut
1. Rata-rata hasil investasi reksa dana saham tidak berbeda secara nyata dari 10,5% atau
rata-rata hasil investasi reksa dana saham sama dengan 10,5%. Hipotesis nol dilambangkan
dengan H0 : µ = 10,5%
2. Rata-rata produksi TV di PT LG Electronic sama dengan 90 ribu unit. Hipotesis nol
dilambangkan sebagai berikut, H0 : µ = 90 ribu
Sesudah pengujian tentunya dapat diketahui apakah menerima atau menolah H0. Apabila H0
tidak ditolak atau diterima, itu menunjukkan bahwa berdasarkan data sampel tidak cukup bukti
yang menyakinkan atau mengizinkan untuk menolak H0. Ini tidak dapat diartikan bahwa H0
adalah benar karena untuk mengetahui kebenaran H0 harus dilakukan sensus terhadap
populasi. Sedangkan penerimaan H0 hanya didasarkan pada data sampel yang merupakan
bagian dari populasi sehingga apabila H0 diterima maka kesimpulannya adalah tidak terdapat
cukup bukti yang meyakinkan untuk menolak pernyataan bahwa sesuatu sama dengan sesuatu
atau tidak cukup bukti untuk menolak H0.
Hipotesis Alternatif / Tandingan (Ha / H1), Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja
(Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan
masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata
dilapangan.Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah
pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dengan
statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus
menyatakan dengan pasti nilai parameter
Contoh :
Sebuah perusahaan rokok melaporkan kepada Departemen Tenaga Kerja bahwa pendapatan
rata-rata per minggu karyawan diperusahaannya adalah Rp 450,000. Untuk membuktikan
pernyataan pihak perusahaan tersebut dilakukan penelitian menggunakan metode statistik uji
hipotesis. Pernyataan perusahaan tentang pendapatan rata-rata per minggu karyawannya
merupakan hipotesis. Format hipotesis nol untuk kasus ini adalah
H0 : µ = 450,000
Apabila hasil dari sampel yang digunakan dalam pembuktian hipotesis tidak mendukung
hipotesis nol (H0), kita harus menentukan kesimpulan yang lain, yaitu hipotesis alternatif (H A).
Ada tiga kemungkinan hipotesis alternatif dari kasus diatas, yaitu:
HA : µ ≠ 450,000
HA : µ > 450,000
HA : µ < 450,000
Rumusan hipotesis non (H0) dan hipotesis alternatif (HA) tergantung dari pernyataan (hipotesis)
terhadap karakteristik (sifat) suatu populasi. Misalnya kita ingin melakukan pengujian hipotesis
terhadap suatu pernyataan (hipotesis) bahwa penghasilan rata-rata per minggu karyawan
adalah Rp 450,000. Rumusan hipotesisnya adalah:
H0 : µ = 450,000
HA : µ ≠ 450,000
Jika pengujian dilakukan terhadap pernyataan (hipotesis) bahwa penghasilan rata-rata per
minggu karyawan lebih dari Rp 450,000 maka rumusan hipotesisnya adalah
H0 : µ ≤ 450,000
HA : µ > 450,000
x̄ - µ
Z=
sx
Di mana:
Z : Nilai Z
x̄ : Rata-rata hitung sampel
: Rata-rata hitung populasi
Uji rata-rata
I II III
proporsi
H0 : m = m0 H0 : m = m0 H0 : m = m0
Formulasi
Ha : m > m0 Ha : m < m0 Ha : m ≠ m0
Hipotesis
H0 diterima jika H0 diterima jika H0 diterima jika
Kriteria Z0 ≤ Za Z0 ≥ -Za -Za/2 ≤ Z0 ≤ Za/2
Pengujiannya H0 ditolak jika H0 ditolak jika Ho ditolak jika
Z0 > Za Z0 < -Za Z0<-Za/2 ;Z0>Za/2
Selain daerah keputusan untuk satu arah, juga ada daerah keputusan untuk dua arah. Kita
tetapkan misalnya taraf nyata 5%, apabila uji dua arah, maka taraf nyata tersebut dibagi dua
menjadi daerah yang sama besar. Nilai = 0,05 dan untuk dua arah /2 = 0,05/2 = 0,025.
Setelah menemukan nilai /2, bisa dicari nilai Z dengan probabilitas = 0,5 – 0,025 = 0,4750.
Nilai probabilitas ini dengan menggunakan tabel distribusi normal, didapatkan niali Z sebesar
1,96. Dengan ditemukannya nilai Z untuk uji dua arah, maka daerah hipotesis nol berada pada
interval -1,96 sampai 1,96. Nilai yang lebih kecil dari -1,96 atau lebih besar dari 1,96
merupakan daerah penolakan hipotesis nol.
Proses pengujian hipotesis dengan menggunakan data sampel, berlandaskan pada teori
probabilitas karena kenyataannya sulit bagi peneliti untuk memastikan apakah karakteristik
sampel yang diteliti tidak mempunyai perbedaan secara signifikan dengan karakteristik populasi
yang dihipotesiskan. Oleh karena itu pengujian hipotesis merupakan proses pembuiatan
keputusan (menolak atau mendukung/menerima) yang tidak bebas dari kemungkinan
kesalahan. Ada dua kemungkianan keslahan yang dibuat peneliti dalam membuat keputusan,
yaitu :
1) Keputusan peneliti menolak hipotesis nol, padahal kenyataannya hipotesis nol adalah
benar. Kesalahan ini selanjutnya disebut dengan kesalahan tipe I (type I errors).
2) Keputusan peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol, padahal kenyataannya hipotesis
nol adalah salah. Kesalahan ini selanjutnya disebut dengan kesalahan tipe II (type II
errors).
Perlu dicatat disini bahwa kalimat “tidak dapat menolak” hipotesis nol umumnya lebih banyak
digunakan untuk mengganti kalimat “menerima atau mendukung” hipotesis nol. Alasan yang
mendasari penggunaan kalimat tersebut adalah karena hipotesis nol yang menyatakan tidak
ada hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian, pada kenyataannya tidak pernah dapat
dibuktikan. Penggunaan istilah daerah penerimaan dalam pengujian statistik hanya untuk
membantu peneliti dalam membuat keputusan berdasarkan data yang diuji. Untuk menyatakan
keputusan yang “menerima” atau “mendukung” hipotesis nol, berdasarkan alasan diatas lebih
sesuai digunakan kalimat tidak dapat menolak hipotesis nol.
Berdasarkan hasil survai, 97 dari 100 responden menyatakan menyukai minuman ringan merk
A, dengan demikian keputusan yang dibuat peneliti adalah menolak hipotesis nol yang
menyatakan bahwa konsumen yang menyukai minuman ringan merk A sama dengan 50% atau
mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa konsumen yang menyukai minuman
ringan A adalah lebih dari 60%.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen pokok dalam pengujian hipotesis
terdiri dari:
1) Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
2) Daerah penolakan dan daerah penerimaan
3) Pengujian statistik
4) Pembuatan keputusan (kesimpulan)
PENGUJIAN ALPHA
Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan menggunakan konsep statistical test terhadap
probabilitas terjadinya kesalahan tipe I (alpha). Probabilitas terjadinya kesalahan tipe I dapat
ditentukan jika peneliti mengetahui distribusi pemilihan sampel (x) dari suatu statistical test.
Pengujian alpha menggunakan asumsi bahwa hipotesis nol adalah benar.
Seorang yang dituduh pencuri dihadapkan kepada seorang hakim. Seorang hakim akan
menganggap orang tersebut tidak bersalah, sampai kesalahannya bisa dibuktikan. Seorang
jaksa akan berusaha membuktikan kesalahan orang tersebut.
Dalam kasus ini, hipotesis nol (H0) adalah: "Orang tersebut tidak bersalah", dan hipotesis
alternatif (H1) adalah: "Orang tersebut bersalah". Hipotesis alternatif (H1) inilah yang akan
dibuktikan.
Dalam kasus ini, ada dua kemungkinan kesalahan yang dilakukan hakim:
1. Memenjarakan orang yang benar (Kesalahan Tipe I)
2. Melepaskan orang yang bersalah (Kesalahan Tipe II)
Algifari, 2013, Statistika Induktif Untuk Ekonomi Dan Bisnis, UPP STIM YKPN
Sugiyono. Prof., Dr. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung:
Penerbit Alfabeta
Sugiyono. Prof., Dr. (2014), Statistika untuk Penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta
Suharyadi dan Purwanto, 2016, Edisi 2, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Salemba Empat
Supardi., Dr (2013), Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta: Change Publication