Statistik Bisnis
01
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi F041700012 Rieke Pernamasari, SE., M.Ak
Abstract Kompetensi
Mampu memahami definisi statistika, Mahasiswa mampu memahami definisi
variabel, data dan skala pengukuran statistika, variabel, data dan skala
serta mampu menjelaskan dan pengukuran serta mampu menjelaskan
mengidentifikasikannya dan mengidentifikasikannya
Definisi Statistika
Pengantar
Kita dapat melihat angka atau data, seperti cadangan devisa yang mencapai US
$124,6 miliar pada 26 Agustus 2011 (ini adalah nilai tertinggi sepanjang sejarah Indonesia).
Pada periode yang sama, ekspor Triwulan III tahun 2011 mencapai US $53,6 miliar yang
meningkat 84% dibandingkan Triwulan III tahun 2007 dan 40% dibandingakan Triwulan III
tahun 2010. Inflasi (kenaikan umum harga barang-barang) selama periode 2007-2012 rata-
rata sebesar 5,91%. Inflasi tertinggi pada tahun 2008 sebesar 11,06% dan terendah pada
tahun 2009 sebesar 2,78%. Pertumbuhan ekonomi selama periode 2007-2012 berdasarkan
harga konstan tahun 2000 rata-rata 6,5%, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2011
sebesar 6,98% dan terendah pada tahun 2009 sebesar 5,0%. Terdapat korelasi (hubungan)
yang sangat erat sebesar 0,95 antara nilai ekspor dan cadangan devisa, dimana kenaikan
maupun penurunan cadangan devisa sejalan dengan kenaikan dan penurunan nilai ekspor.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia mengarah kepada kondisi lebih
baik. Cadangan devisa yang memadai disertai pertumbuhan ekspor yang tinggi
menunjukkan bahwa geliat produksi dalam negeri yang berorientasi ekspor sudah mulai
bergerak. Sektor riil mulai tumbuh sehingga produksi meningkat dan pertumbuhan ekonomi
masih lebih besar dibanding inflasi. Semua fenomena tersebut dapat diperoleh dengan
bantuan ilmu statistika. Statistika memungkinkan kita memperoleh data-data tersebut,
kemudian menyajikan dan menganalisisnya. Ukuran-ukuran nilai rata-rata, nilai maksimum,
nilai minimum, nilai pertumbuhan dan korelasi merupakan angka-angka statistik.
Statistika mempunyai kaitan dan manfaat langsung dengan banyak hal yang berkaitan
dengan kehidupan. Statistika adalah ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan,
menganalisis dan menginterprestasikan data menjadi informasi untuk membantu
pengambilan keputusan yang efektif
Statistik dapat diartikan sebagai:
a) Numerical description
b) Diasosiasikan sebagai kumpulan data
c) Ciri dari sebagian objek yang diamati
Statistik menunjukkan pada informasi tentang bermacam-macam kegiatan dalam bentuk
angka. Statistik adalah ilmu yang berurusan dengan pengumpulan, penyajian dan analisis
data untuk menarik kesimpulan dan memanfaatkannya dalam menentukan keputusan pada
keadaan tidak pasti.
Statistik deskriptif adalah mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data dan kemudian
menyajikan dalam bentuk yang baik.
Fungsi Statistika
Statistik menggambarkan data dalam bentuk tertentu
Statistik dapat menyederhanakan data yang kompleks menjadi data yang mudah
dimengerti
Statistik merupakan teknik untuk membuat perbandingan
Statistik dapat memperluas pengalaman individu
Statistik dapat mengukur besaran dari suatu gejala
Statistik dapat menentukan hubungan sebab akibat
Data tersebut dikumpulkan dari BEI melalui situs web (http://www.duniainvestasi.com), data
tersebut masih berupa data mentah yang belum mempunyai makna. Oleh sebab itu, data
tersebut harus diolah dan disajikan dengan baik. Banyak cara untuk mengolah data
Grafik Poligon
Dari gambar 1.1, terlihat data sudah disajikan dalam bentuk diagram batang dan dapat
memberikan informasi bahwa sebagian besar harga saham perusahaan berada di interval
kelas kedua. Harga saham rata-rata adalah Rp 3.131 per lembar saham dengan 40%
perusahaan berada pada kisaran harga saham antara Rp 1.833 – Rp 3.472. Apabila anda
ingin membeli saham dari 10% perusahaan terbaik, maka terdapat pada kisaran harga
saham Rp 5.111 – Rp 6.750 dan ada satu perusahaan yaitu ASII (Astra International Tbk).
Selain harga saham yang menunjukkan nilai suatu perusahaan, data pada tabel 1.1 dapat
diolah lagi untuk memberikan informasi yang berguna, misalnya volume transaksi saham di
BEI yang menggambarkan pertempuran antara penawaran (supply) dan permintaan
(demand) dan dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis pergerakan saham, atau
informasi mengenai naik turunnya harga saham.
Pengguna Statistika
Pengguna Statistika Masalah yang Dihadapi
Manajemen 1) Penentuan struktur gaji, pesangon, dan tunjangan karyawan
2) Penentuan jumlah persediaan barang, barang dalam proses,
dan barang jadi
3) Evaluasi produktivitas karyawan
4) Evaluasi kinerja perusahaan
Akuntansi 1) Penentuan standar audit barang dan jasa
2) Penentuan depresiasi dan apresiasi barang dan jasa
3) Analisis rasio keuangan perusahaan
Pemasaran 1) Penelitian dan pengembangan produk
2) Analisis potensi pasar, segmentasi pasar dan diskriminasi
pasar
Jenis-Jenis Statistika
a) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas
akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan
Jenis-Jenis Data
Jenis-Jenis Data
Jenis data dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : (a) data yang diperoleh dari sampel
atau populasi berupa data kualitatif, data tersebut bukan berupa angka dan disebut dengan
data kualitatif atau atribusi. (b) data yang diperoleh dari sampel atau populasi yang berupa
data kuantitatif atau data berupa angka dan disebut dengan data kuantitatif.
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:13) jenis-jenis data terbagi menjadi beberapa
macam, yaitu sebagai berikut:
1) Data kualitatif merupakan data non-angka (numerik) seperti jenis kelamin, warna
kesayangan, dan asal suku. Data kualitatif digunakan apabila kita tertarik melihat proporsi
Skala Pengukuran
1) Skala Nominal
Angka yang diberikan hanya sebagai label saja.
Contoh: pria = 1, wanita = 2 dan waria = 3
Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana, dimana angka yang
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan
tingkatan apa-apa. Istilah pengukuran skala nominal umumnya digunakan untuk data
atau objek yang hanya dapat diklasifikasikan pada beberapa kategori. Setiap kategori
dalam klasifikasi data tidak boleh saling tumpang tindih atau setiap peristiwa bersifat
saling lepas (mutually exclusive), suatu peristiwa tidak mempengaruhi peristiwa lainnya.
Hasil pengukuran skala nominal tidak dapat diurutkan tetapi bisa dibedakan. Contoh
umum yang biasa dipakai, yaitu variabel jenis kelamin. Dalam hal ini hasil pengukuran
tidak dapat diurutkan (wanita lebih tinggi dari pada lak-laki atau sebaliknya), tetapi lebih
2) Skala Ordinal
Skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung
pengertian tingkatan. Ukuran ordinal digunakan untuk mengurutkan objek atau data yang
terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Skala ordinal hanyalah meberikan nilai urutan
atau ranking dan tidak menggambarkan nilai absolut.
Contoh: ranking 1, 2, dan 3. Ranking 1 menunjukkan lebih tinggi dari ranking 2 dan 3
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak
mengukur jarak antar peringkat. Jarak antara peringkat 1 dan 2 tidak harus sama dengan
jarak peringkat 2 dan 3. Dalam skala ordinal, peringkat yang ada tidak memiliki satuan
ukur. Contoh: status sosial (tinggi, rendah, sedang), hasil pengukuran yang
mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi, rendah atau
sedang. Dalam hal ini, kita dapat mengetahui tingkatannya, tetapi perbedaan antar status
sosial (tinggi-rendah, rendah-sedang, tinggi-sedang) belum tentu sama. Contoh aplikasi :
tingkat preferensi, jabatan manajemen, jenjang karier.
Uji statistik yang sesuai dengan skala ordinal adalah modus, median, distribusi frekuensi,
dan statistik non parametrik seperti rank order correlation.
Pada tabel 1.3 skala nominal sudah diubah menjadi skala ordinal, dimana angka 1, 2, ...,
10 menunjukkan ranking aset bank. Nilai 1, yaitu aset Bank BTN adalah yang paling kecil
dan angka 10 Bank Mandiri menunjukkan urutan atau ranking aset terbesar. Pada skala
ordinal juga tidak dilakukan operasi penjumlahan seperti 1 adalah BTN dan 2 adalah BII,
maka 1 + 2 = 3, atau BTN ditambah BRI menjadi Bank Permata.
3) Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari
objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau
interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur.
Skala interval memberikan ciri angka kepada objek yang mempunyai skala nominal dan
ordinal, dilengkapi dengan jarak yang sama pada urutan objeknya. Skala interval bisa
dikatakan tingkatan skala ini berada diatas skala ordinal dan nominal. Ciri penting dari
skala ini: datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan, dan dibagi tanpa
mempengaruhi jarak relatif skor-skornya. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol
mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio
tertentu. Pada skala pengukuran interval, rasio antara dua interval sembarang tidak
tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran.
Contoh skala interval dibawah ini. Klasifikasi saham dari prospektif sampai tidak
prospektif dilengkapi dengan interval harga saham. Klasifikasi prospektif mempunyai
interval tertentu dan setiap klasifikasi mempunyai jarak tertentu sebagai ciri dari skala
interval.
Pada tabel 1.5 terlihat skala interval, misalnya klasifikasi saham sangat prospektif
mempunyai interval harga saham antara Rp 5.438 – Rp 6.750 per lembarnya. Setiap
interval mempunyai jarak yang sama yaitu Rp 311. Klasifikasi yang mempunyai urutan
atau ranking, kemudian mempunyai interval dengan jarak yang sama, merupakan skala
interval.
4) Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal dan interval
disamping memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Angka
pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Perbedaan utama
antara skala interval dan rasio adalah: (a) data skala rasio memiliki titik nol yang
mempunyai arti dan (b) rasio antara keduanya juga mempunyai arti. Berikut adalah
Contoh skala rasio
Table 1.6 Skala Rasio Untuk Harga Saham, Penjualan Mobil dan Inflasi
Kondisi A Kondisi B Rasio A/B
Harga Saham BCA (11/11/13) Rp 10.250 Harga Saham BNI (11/11/13) Rp 4.525 2,26
Penjualan Toyota Mei 2013 180.161 Unit Penjualan Izuzu Mei 2013 13.419 13,42
Inflasi Indonesia 2012 4,30% Inflasi Amerika Serikat 2012 2,069% 2,08
Saham BCA dibandingkan dengan saham BNI sebesar 2,26 kali. Rasio penjualan Toyota
dibandingkan dengan Isuzu sebesar 13,42 kali dan rasio inflasi di Indonesia
dibandingkan dengan AS sebesar 2,08 kali. Skala rasio pada contoh tersebut
menunjukkan bahwa nilai nominalnya mempunyai arti demikian juga nilai rasionya.
Tingkatan Skala pengukuran diatas mengurutkan dari tingkat rendah (1 skala nominal)
sampai tingkat paling tinggi (4 skala rasio). Skala Pengukuran dengan tingkatan
pengukuran lebih tinggi dapat diubah ke tingkat yang lebih rendah , tetapi hal sebaliknya
tidak dapat dilakukan.
Tujuan-tujuan Ekonometri
1. Membuktikan atau menguji viliditas ekonomi (verifikasi).
2. Menghasilkan taksiran-taksiran numerik bagi koefisien-koefisien hubungan ekonomi yang
selanjutnya bisa digunakan untuk keperluan kebijakanekonomi (penaksiran).
3. meramalkan nilai besar-besaran ekonomi di masa yang akan datang dengan derajat
probabilitas tertentu (peramalan).
Langkah 1
Model yang akan dibagun harus didasarkan kepada teori ekonomi (Teori Ekonomi Mikro,
Teori Ekonomi Makro dan Teori ekonomi Pembangunan)
Langkah 2
Menspesifikasikan model, meliputi:
a. Variable bebas atau variable penjelas maupun variable terikat yang akan dimasukkan ke
dalam model.
b. Asumsi – asumsi a priori mengenai nilai dan tanda parameter dari model.
c. Bentuk matematik dari model.
Langkah 3
Penaksiran model dengan metode ekonometrika yang tepat, meliputi:
a. Pengumpulan data
b. Menyelidiki ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik
c. Menyelidiki syarat identifikasi jika modelnya mengandung lebih dari satu persamaan.
d. Memilih teknik ekonometrika yang tepat untuk penaksiran model
Langkah 4
Evaluasi atau pengujian untuk memutuskan apakah taksiran – taksiran terhadap parameter
sudah bermakna secara teoritis dan nyata secara statistik, meliputi:
a. Kriteria apriori ekonomi
b. Kriteria statistik
c. Kriteria ekonometri
Langkah 5
Menguji kekuatan peramalan model
Langkah 6
Inferensi Statistik
Apakah hasil uji statistik dan ekonometrik mendukung teori, jika tidak mendukung ulangi cek
data kembali serta beri alasan pendukung mengapai hasil tidak sesuai dengan teori.
Membedakan konsep regresi, kausalitas dan korelasi. Ekonometrik disini tidak terlepas dari
ilmu statistika dan matematika. Statistika yang lazim digunakan juga akan masuk dalam