Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI/MANAJEMEN
Jalan Raya Sumenep-Pamekasan Km. 5, Desa Patean, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep,
Kode Pos 69451, Telepon (0328) 664272/673088, Website: wiraraja.ac.id

HARI / TANGGAL : Sabtu, 7 Januari 2023


WAKTU : 10.00 – 12.25 WIB
MATA KULIAH : Pengantar Bisnis
KELAS : 2022A
SEMESTER / SKS : 1 (Satu) / 3 (Tiga)
DOSEN PENGAMPU : RB. Moh. Farid Zahid, S.H., M.M., M.Kn.
P

BAHAN AJAR PENGANTAR BISNIS XV

Statistik Perusahaan
A. Arti dan Lingkup Statistik

Kata statistik berasal dari bahasa latin “status” yang berarti Negara atau

untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan.

Sekarang kata statistik diartikan sebagai pelukisan suatu keadaan umumnya

ditekankan sebagai angka-angka yang berhubungan untuk melukiskan

sesuatu persoalan, misalnya banyaknya kelahiran, banyaknya hasil panen, upah

buruh dan lain sebagainya.

Statistik diberi juga pengertian sebagai metode-metode dan teknik-teknik

yang digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisir, mempresentasikan,

menganalisa dan menginterpretasikan data secara kuantitatif dan kualitatif.

Data dapat dibedakan atas data yang dipublikasikan dan data yang tidak

dipublikasikan. Data yang dipublikasikan disebut juga data sekunder, sedangkan

data yang tidak dipublikasikan disebut data primer, merupakan data yang

dikumpulkan oleh peneliti individu.

B. Cakupan Isi Statistik

1. Statistik Penduduk

Memberikan tren paling penting dari ekonomi dan masyarakat serta

karakteristik penduduk. Sesungguhnya statistik penduduk merupakan dasar

sangat penting untuk perencanaan dan pengembangan struktur ekonomi

dan masyarakat. Statistik penduduk disusun dan dikumpulkan berdasar

suatu sensus. Informasi yang didapat dari padanya meliputi distribusi secara

geografi dari penduduk, struktur umur, status perkawinan, komposisi

1
etnik, pola-pola perumahan, aplikasi agama, alat transport ke sekolah dan

tempat kerja.

Sensus penduduk diadakan pada setiap permulaan dekade dengan

demikian biasanya diadakan sekali sepuluh tahun. Dalam statistik penduduk,

seyogyanya termuat data tentang kelahiran, kematian dan perkawinan,

sehingga dari data tersebut dapat diperkirakan pertumbuhan penduduk,

sehingga para pengambil kebijakan dapat memformulasi rencana-rencana

pembangunan gedung sekolah, perumahan dan rumah-rumah sakit. Selain itu,

pada data tersebut tercantum perkiraan penduduk dalam hubungannya

dengan gender dan kelompok etnik.

2. Statistik Tenaga Kerja

Memberi data mengenai banyaknya tenaga kerja, pengangguran,

tingkat upah, perselisihan perburuhan, kecelakaan kerja. Pada statistik

tenaga kerja tergambar pula banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan dan

klasifikasi tenaga kerja yang meliputi tenaga kerja profesional, tenaga tata

usaha, manajer, sales dan tenaga kerja manual. Statistik tenaga kerja, juga

memberi gambaran jumlah penduduk yang berumur 15 (lima belas) tahun ke

atas, banyaknya lapangan kerja yang tersedia, jumlah penganggur,

keanggotaan dalam serikat pekerja dan lain sebagainya.

3. Statistik Industri

Memuat berbagai jenis aktivitas dari pabrik, processing dan pemberi jasa.

Perindustrian dibedakan atas intensif kapital dan intensif tenaga kerja. Pada

data statistik industri, tercatat jumlah perusahaan industri, jumlah pekerja,

jumlah hasil, jumlah ekspor, jumlah penjualan dan besarnya pengeluaran

dari industri.

Pada industri kapital intensif, dicantumkan jumlah industri

perminyakan, industri semen, besi dan baja, industri gas, produksi keramik dan

genteng, peratan transport, produksi farmasi dan cat. Pada intensif tenaga

kerja, dicatat jumlah industri elektronik, peralatan-peralatan kantor, industri

pakaian, tekstil, penggergajian dan industri makanan dan minuman.

2
4. Statistik Transportasi

Transportasi merupakan sebagian dari infrastruktur perekonomian.

Tanpa transportasi dan komunikasi perkembangan dari aktivitas perusahaan

tidak akan mungkin tercapai. Bagi perusahaan, data statistik transportasi

adalah sangat penting. Data mengenai ini meliputi data penerbangan, jumlah

penumpang, muatan, jumlah barang yang diangkut dan lain sebagainya.

Transportasi data ini meliputi data transportasi darat, terdiri dari berbagai tipe

kendaraan. Demikian juga transportasi laut dan transportasi udara, dalam

hal ini termasuk jumlah kapal laut dan kapal udara, banyaknya barang yang

diangkat baik ke dalam maupun ke luar negeri.

5. Statistik Konsumen

Memberi data mengenai konsumen, misalnya perumahan, jabatan para

konsumen dan biaya pengeluaran, baik untuk makanan, pakaian, perumahan

dan transportasi.

6. Statistik Perdagangan Luar Negeri

Atau statistik impor dan ekspor. Data impor meliputi seluruh barang-

barang yang masuk ke suatu negara, baik untuk konsumsi atau yang diproses

lebih lanjut termasuk barang yang dimasukkan ke dalam negeri untuk

selanjutnya dijual ke luar negeri, yaitu setelah diproses terlebih dahulu maupun

sebelum diproses. Data ekspor mencatat seluruh nilai dan jenis barang yang

dikeluarkan ke luar negeri yang berasal dari dalam negeri. Baik impor maupun

ekspor dalam statistik ini diperinci lagi meliputi jenis barang, asal barang,

nilai dan berat barang baik yang diimpor maupun yang diekspor.

7. Statistik Keuangan

Berisi salah satu informasi penting bagi pengusaha yang dapat digunakan

sebagai input dalam berbagai pengambilan keputusan. Pada statistik keuangan

terdapat berbagai data, misalnya banyaknya badan usaha keuangan, kurs

valuta-valuta asing, tingkat bunga, nilai tukar uang, harga berbagai macam

saham. Statistik keuangan juga memberi data mengenai jumlah uang,

deposito berjangka atau besarnya tabungan, juga tentang cadangan devisa

negara pada berbagai waktu.

3
8. Statistik Produktivitas

Memberi data tentang produktivitas tenaga kerja untuk seluruh

negara dan juga produktivitas berbagai sektor perekonomian. Sektor-sektor

tersebut, misalnya manufaktur, utilitas umum, konstruksi, perdagangan,

transportasi, komunikasi jasa-jasa, perusahaan keuangan, pertanian,

perikanan, pertambangan dan jasa-jasa tertentu. Produktivitas secara

nasional bagi berbagai sektor perekonomian tersebut berguna dan relevan

untuk perbandingan dengan produktivitas masing-masing unit

perusahaan.

C. Tipe Ilmu Statistik

1. Statistik Deskriptif

Berhubungan dengan pengumpulan, peringkasan, presentasi dan

pembuatan karakteristik data. Data diringkaskan dan digambarkan secara

kolektif dalam Tabel, Diagram Batang, Diagram Garis, Diagram Lambang,

Diagram Lingkaran. Kadang-kadang data dipadatkan ke dalam sedikit

angka, seperti Mean, Median atau Mode, Varian atau Standar Deviasi, untuk

menunjukkan hal yang istimewa.

2. Statistik Induktif

Berkaitan dengan masalah mengenai generalisasi dan kesimpulan

mengenai suatu grup. Dalam statistik induktif, dipilih sebuah sample

(contoh) yang representatif dari sebuah grup yang sedang dipelajari.

Berdasarkan sample (contoh) tersebut, dibuat pernyataan mengenai

karakteristik grup.

D. Statistik Deskriptif

1. Distribusi Frekuensi

Suatu kumpulan dari observasi disebut satu set data dan sebuah

observasi yang berdiri sendiri, disebut sebuah titik data. Satu set data yang

tidak diproses, disebut row data atau data mentah yang hanya sedikit

gunanya. Pada umumnya, data yang terkumpul harus ditabulasi sebelum

dapat dianalisa. Susunan dari sebuah tabel statistik tergantung kepada

sifat data dan tujuan untuk apa data itu dikumpulkan. Kadang-kadang data

itu hanya semata-mata keseluruhan dari nilai-nilai atau dari volume, tetapi

4
sering kali data menunjuk kelompok ke dalam kelas atau kategori, disebut

kelompok data atau distribusi frekuensi.

Nilai Frekuensi
2,0 – 2,9 4
3,0 – 3,9 48
4,0 – 4,9 117
5,0 – 5,9 235
6,0 – 6,9 140
7,0 – 7,9 40
8,0 – 8,9 39
9,0 – 9,9 7
Jumlah 630

2. Penyajian Data Statistik

Pada garis besarnya, data statistik disajikan dalam berbagai bentuk, yaitu

Tabel Diagram, Diagram Garis, Diagram Lambang, Diagram Lingkaran.

a. Contoh 1: Diagram Tabel

Provinsi Padi Sawah Padi Ladang Jumlah


DKI Jakarta 40.633 323 40.956
Jawa Barat 4.818.937 172.761 4.991.698
Jawa Tengah 3.746.357 53.316,3 799.673
DI Yogyakarta 290.498 47.098 337.596
Jawa Timur 4.457.81 74.402 4.531.983
Jumlah 13.354.006 347.900 13.701.906

b. Contoh 2: Diagram Batang

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Istimewa Jawa Timur
Yogyakarta

5
c. Contoh 3: Diagram Garis

160000

140000

120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Produksi Beras

d. Contoh 4: Diagram Lingkaran

Perbandingan Etnik Kota X dalam Bentuk Diagram Lingkaran

Cina India Lain-lain Jawa Batak Melayu

e. Contoh 5: Diagram Lambang

Tahun Lambang Jeruk X Ratus Ribu Rupiah


1991 000 30
1992 00000 50
1993 00 20
1994 0000000 70
1995 00000 50
1996 000000 70
1997 00000000 80
1998 0000000 70
1999 0000000000 100

6
3. Row Data, Array dan Frequency

Row Data (Data Mentah) adalah data yang terkumpul dan tercatat, tetapi

belum diringkas. Array adalah data kuantitatif yang telah disusun dengan

mengurutkannya dari nilai yang terkecil ke nilai yang lebih besar atau

sebaliknya. Frequency menunjukkan betapa seringnya sesuatu data muncul

dalam satu set data.

Row Data Array Frequency


15 15 2
20 20 2
35 25 1
30 30 1
25 35 1
15 40 2
40 45 1
20 50 1
45 - -
50 - -

4. Ukuran-ukuran dari Tendensi Pusat

Sebuah ukuran dari Tendensi Pusat adalah sebuah nilai sesuatu yang

digunakan untuk menunjukkan nilai pertengahan dari sekumpulan data.

Ini adalah nilai dengan mana data menunjukkan kecenderungan kepada

kelompoknya, yang nilai tersebut diperkirakan sebagai paling representatif

untuk suatu jumlah observasi tertentu. Para ahli statistik telah

mengembangkan berbagai ukuran yang berbeda dari Tendensi Pusat, masing-

masing mengandung kebaikan-kebaikan dan keburukannya.

Tiga ukuran umum dari Tendensi Pusat adalah:

a. Mean

Bila kita menyatakan tentang “Penghasilan Rata-Rata”, “Temperatur

Rata-Rata”, “Umur Rata-Rata”, sesungguhnya yang kita katakan adalah

suatu nilai yang berdiri sendiri yang mewakili suatu kumpulan.

Misalnya, “Penghasilan Rata-Rata” adalah penghasilan yang ditarik dari

penjumlahan sejumlah orang setelah kemudian dibagi rata oleh sejumlah

orang tersebut. Hasil pembagian itulah yang disebut rata-rata hitung atau

7
“Mean”. Jadi, bila ada empat orang buruh yang upah masing-masing Rp

10, Rp 12, Rp 14 dan Rp 20, maka upah harian rata-rata atau upah harian

Mean dari keempat buruh tersebut ditunjukkan oleh X, yaitu:

X = Rp (10 + 12 + 14 + 20) = Rp 56 / 4 = Rp 14

Dengan demikian dapat ditulis:

∑𝑋
𝑋=
𝑁

b. Median

Adalah nilai pertengahan dari sekelompok data. Misalnya dari:

10, 12, 14, 16, 18 adalah 14.

Oleh karena itu, untuk memperoleh Median, perlu terlebih dahulu

mengurutkan angka-angka secara berjenjang (ascending order) untuk

kemudian mengambil angka pertengahan sebagai Median. Misalnya,

untuk memperoleh Median dari angka-angka sebagai berikut:

45, 32, 56, 12, 86, 21, 72

Pertama, sejumlah data tersebut diurutkan menurut besarnya

masing-masing angka, jadi diperoleh:

12, 21, 32, 45, 56, 72, 86, jadi Median adalah 45.

Bagaimana apabila terdapat sederetan data atau nomor yang

jumlah bilangannya genap, jadi bukan ganjil. Misalnya:

46, 28, 84, 37, 50, 27

Susunlah dahulu bilangan itu menurut besarnya, jadi kita peroleh:

27, 28, 37, 46, 50, 84

Median diperoleh sebagai nilai rata-rata dari nilai:

37 + 46 83
= = 41,5
2 2

Pada contoh ini terdapat angka yang sama dari nilai-nilai di bawah

dan di atas Median. Jadi, tiga nilai (27, 28, 37) di bawah Median (41,5) dan

tiga nilai di atas Median (46, 50, 84).

8
c. Modus

Merupakan nilai yang paling sering terjadi pada satu set data.

Misalnya pada set data di bawah ini:

12, 17, 23, 35, 46, 57, 62, 81, 85, 62

Yang paling sering terjadi adalah nilai 62. Itulah Modus. Dapat

dicatat bahwa dalam kasus dari Mean, Median dan Modus, dapat diperoleh

suatu nilai khusus yang menjadi nilai “rata-rata”, nilai “pertengahan” atau

nilai “yang paling sering terjadi” dari set data semula, sedangkan diagram

hanya memberikan gambaran besar dari data yang bersangkutan.

5. Ukuran-ukuran Penyebaran

Sebuah ukuran tendensi pemusatan hanya menggambarkan satu aspek

penting dari data, diperlukan lagi ukuran deskriptif lain yang dikenal sebagai

ukuran penyebaran (measure of dispersion) untuk menggambarkan terhadap

luasnya data disebarkan. Ada beberapa ukuran penyebaran, yaitu:

a. Range

Adalah perbedaan antara nilai paling besar dan nilai paling kecil

dalam satu set data. Dengan contoh, upah harian dari empat buruh,

misalnya:

Rp 10, Rp 20, Rp 14, maka Range adalah Rp 20 dikurangi Rp 10

adalah Rp 10.

Range mudah dihitung dan konsepnya sederhana bahkan bagi kaum

awam. Sayang itu bukan sebuah ukuran yang baik dari penyebaran.

Perhitungannya hanya tergantung pada dua nilai dalam satu set data,

tanpa sejumlah poin data diperoleh. Sebagai hasilnya sejumlah besar

informasi tidak digunakan. Lebih serius, sebagai sebuah ukuran statistik,

range tidak stabil karena cenderung menaik pada saat bilangan yang

diobservasi menaik.

b. Variance

Pada satu set data, variance adalah rata-rata kuadrat deviasi dari

Mean. Suatu deviasi adalah perbedaan antara suatu data dengan set data

Mean. Sebuah deviasi menunjukkan betapa banyak sebuah nilai

9
berbeda dari Mean. Menghitung variance dari satu set data dapat

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

1) Hitunglah Mean;

2) Kurangilah Mean dari setiap nilai pada set data, untuk memperoleh

deviasi;

3) Kuadrat setiap deviasi; dan

4) Jumlahkan deviasi kuadrat dan bagi hasilnya dengan nomor dari poin

data.

Sebagai contohnya perhitungan variance, kita ambil upah harian

keempat buruh tersebut di atas, maka:

Nilai Data X : 10 13 14 20 X = 14

Deviasi (X – X) : 4 -2 0 6

Deviasi Kuadrat : 16 4 0 36

16 +4+0+36 56
Variance : = = 14
4 4

Pada contoh ini, variance telah mengkuadratkan rupiah sebagai

kesatuannya. Sebuah satuan seperti itu, tidak begitu jelas dan sulit

menginterpretasikannya. Karena itu, ahli statistik lebih suka menggunakan

Standard Deviation sebagai sebuah ukuran penyebaran.

c. Standard Deviation

Secara mudahnya, kuadrat positif dari akar variance. Jadi, bila

variance adalah 64, standard deviation-nya adalah 8. Pada contoh kita

terakhir, variance adalah kuadrat rupiah 14, standart deviation dari upah

harian keempat buruh karenanya adalah √14 atau Rp 3,74. Sebuah

variance atau standard deviation melibatkan kepada poin-poin data yang

terkumpul sekitar Meannya. Sebuah nilai besar dari variance atau

standard deviation melibatkan poin data yang berada luas sekitar Mean.

Sebaliknya, suatu nilai kecil melibatkan sedikit penyebaran dan dapat

diharapkan lebih banyak nilai berkelompok sekitar Mean.

10
E. Statistik Induktif

1. Probabilitas (Kemungkinan)

Sejauh ini kita telah dapat menggambarkan dan meringkaskan data

dalam bentuk yang bermanfaat. Telah dapat menyatakan fakta dan

mempresentasikannya dengan suatu cara yang padat. Namun, kita belum

dapat menarik kesimpulan atau konklusi darinya. Untuk dapat melakukan itu,

kita harus mempunyai pengetahuan dasar mengenai probabilitas

(kemungkinan).

2. Probabilitas Subjektif

Bila anda ditanya, apakah akan turun hujan hari ini dan dengan melihat

langit, anda menjawab kemungkinan besar (most probably) akan datang hujan,

sesungguhnya anda membuat suatu pernyataan tentang probabilitas.

Kemungkinan hari ini hujan atau tidak hujan, namun hal itu tidak menjadi

persoalan. Anda pikir bahwa mungkin hujan. Catatlah:

a. Anda tidak pasti benar bahwa akan hujan; dan

b. Menurut pendapatmu, anda percaya bahwa ada kecenderungan (more

likely) akan hujan.

Jika kita mempunyai skala dari 0 sampai 1, kemungkinan anda akan

menunjuk skala di antara 0,5 dan 1. Bila anda mampu lebih spesifik dan

menunjuk skala pada 0,75, maka 0,75 adalah probabilitas (kemungkinan) akan

hujan. Tanpa sesuatu peralatan laboratorium atau ilmu pengetahuan,

pemberian kemungkinan itu sering disebut sebagai suatu Subjective

Probability (Probabilitas Subjektif). Hal itu adalah suatu pengukuran dari

opini pribadimu atau lunch (prasangka).

0 0,25 0,5 0,75 1

Pasti Tidak Tidak Mungkin Kemungkinan Cenderung Pasti Akan


Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan

11
3. Pendekatan Frekuensi Relatif kepada Probabilitas

Bila mana anda telah memiliki laporan tentang cuaca masa lalu dan anda

mencatat rata-rata ada 15 (lima belas) hari hujan di bulan Juni selama 10

(sepuluh) tahun yang lalu, kemudian anda menyimpulkan bahwa kemungkinan

akan hujan atau tidak hujan hari ini adalah sama, jadi anda menyatakan bahwa

probabilitas hujan adalah 15/30 atau 0,5. Nilai 0,5 mengukur probabilitas

dengan menggunakan frekuensi relatif dari kejadiannya.

4. Probabilitas secara Teoritis

Kadang-kadang kita akan lebih pasti akan probabilitas dari suatu

kejadian. Misalnya, probabilitas mendapat kepala (misalnya, gambar “Garuda”)

dari melemparkan mata uang adalah 1/2. Dalam kasus ini, kita mengetahui

adalah contoh dari probabilitas secara teoritis (theoretical probability).

Literatur dari: 1. Manullang, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 293-303.

2. Budiarta, Kustoro, Pengantar Bisnis Edisi 2, (Jakarta: Penerbit


Mitra Wacana Media, 2010), h. 233-245.
3. Amirullah dan Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis, (Malang: Penerbit
Graha Ilmu, 2005), h. 211-239.

TUGAS!

- Berdasarkan materi perkuliahan tersebut, deskripsikan keterkaitan cakupan isi

statistik dari usaha yang kalian jalankan!

- Tugas dikerjakan dan dikumpulkan dengan format portable document format

(.pdf) melalui media aplikasi WhatsApp Group kelas, terakhir pada Sabtu, 1

Januari 2022 dengan format penamaan: Nama_NIM.

12

Anda mungkin juga menyukai