Anda di halaman 1dari 59

TUGAS AKHIR SEMESTER

FAKTOR DETERMINASI TINGKAT LITERASI FINANCIAL

TERHADAP UPAYA MENANGGULANGI “INVESTASI BODONG”


Dosen Pengampu: Sari Winahjoe Siswomihardjo, Dr., M.B.A.

Disusun oleh :
1. Venita Candrawati (21/486634/PEK/27886)
2. Bagas Samuel Christiananta Putra (20/465433/PEK/26436)
3. Gita Meilanistiana Herlambang (21/484736/PEK/27479)

PROGRAM MAGISTER SAINS MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...........................................................................................5
A. ?.................................................................................................................5
B. ?.................................................................................................................5
C. ?.................................................................................................................6
D. ?.................................................................................................................6
E. ?.................................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................8
METODE PENELITIAN.....................................................................................8
BAB IV................................................................................................................9
PEMBAHASAN..................................................................................................9
A. Partisipan 1................................................................................................9
B. Partisipan 2..............................................................................................17
C. Partisipan 3..............................................................................................25
D. Partisipan 4..............................................................................................25
E. Partisipan 5..............................................................................................42
F. Partisipan 6..............................................................................................50
G. Diskusi.....................................................................................................59
BAB V................................................................................................................63
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................63
A. Kesimpulan..............................................................................................63
B. Saran........................................................................................................63
REFERENSI.......................................................................................................63
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi yang kita ketahui disebut sebagai penanaman modal, kini menjadi
istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Investasi merupakan komitmen
menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada
masa mendatang. Banyaknya keuntungan yang didapat dalam berinvestasi membuat
banyak orang yang mengusahakan untuk melakukan investasi baik dalam bentuk

tabungan di bank, investasi saham, properti, forex trading dan sebagainya. Alasan

seseorang lebih melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
layak di masa yang akan datang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan untuk
menghemat pajak.
Perkembangan teknologi dewasa ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
kemajuan ekonomi suatu negara dan mendorong sector bisnis menjadi lebih efisien dan
efektif untuk mencapai hasil yang maksimal (Negara dan Hendra, 2020). Sejalan dengan
perkembangan teknologi, kegiatan investasi semakin mudah dilakukan. Investor dapat
memanfaatkan fasilitas online trading. Investor juga dapat mengakses berita, laporan
keuangan dan informasi keuangan dengan cepat dan mudah. Meskipun demikian,
perkembangan teknologi ini belum seimbang dibandingkan dengan literasi keuangan
masyarakat di Indonesia. Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-
2025 menyebutkan jika salah satu visinya adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat
Indonesia, dengan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang tepat. Hasil
survey yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2019 menunjukkan bahwa tingkat literasi
masyarakat masih berada di 38,03% yang berbanding terbalik dengan inklusi keuangan
masyarakat yang telah mencapai 76,19%. Perkembangan teknologi yang tidak diikuti
adanya peningkatan literasi keuangan secara signifikan dapat menyebabkan pengguna
teknologi kurang memperhitungkan risiko yang akan diperoleh dalam investasi tetapi
hanya memikirkan keuntungan yang ingin dicapai.
Literasi keuangan merupakan kunci mencapai kesejahteraan keuangan bagi
masyarakat. Masyarakat dapat terhindar dari kerugian finansial. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) telah menyediakan sarana agar masyarakat dapat mengetahui informasi dan akses
yang mudah dalam melakukan aktivitas finansial. Lembaga keuangan juga turut berperan
serta dalam menyediakan layanan terpercaya dan aman bagi masyarakat dalam
menyalurkan dana dengan konsep saling menguntungkan.

B. Rumusan Masalah
• Idealnya : Melihat pada literatur penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa literasi
keuangan berpengaruh positif terhadap upaya menganggulangi investasi bodong.
• Literasi keuangan itu penting, mengingat saat ini banyak investasi ilegal merajalela, dan
oknum-oknum affiliator trading yang memanfaatkan kerugian trader lain untuk
kepentingan keuntungan pribadi.
• Masalah : Terdapat kesenjangan literasi yang dimiliki masyarakat pada layanan jasa
keuangan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan
(SNLK) yang diselenggarakan OJK, yang membuktikanliterasi keuangan di Indonesia
yang masih cukup rendah, dan banyaknya masyarakat yang merugi karena investasi
ilegal dan cenderung mengabaikan literasi keuangan.

C. Pertanyaan Penelitian
Dilihat berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, kami membuat
pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. “Apa saja factor yang dapat meningkatkan Literasi Financial terhadap upaya
menanggulangi “Investasi Bodong” ?

D. Tujuan Penelitian
Dilihat berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, kami membuat tujuan
penelitian, sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan Literasi Financial terhadap upaya
menanggulangi “Investasi Bodong”.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)


TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tinda-kan yang beralasan
dengan satu premis bahwa reaksidan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal,
akanmenentukan sikap dan perilaku orang tersebut, The-ory of Reasoned Action
(TRA) pertama kali diperke-nalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen (dalam Jogi-
yanto, 2007).
Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
memper- timbangkan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak (intetion) ditentukan
oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007). Teori ini mengusulkan bahawa
gelagat individu ditentukan oleh niat gelagat (behavioral intention). Niat gelagat
merupakan landasan yang paling tepat bagi meramalkan gelagat (Fishbein & Ajzen,
1975). Bagi memahami niat gelagat, teori ini mengutarakan elemen sikap terhadap
gelagat (att itude towards behavior) dan norma subjektif (subjective norms) yang
berperanan penting dalam mempengaruhi niat individu.

B. Teori Perilaku Berencana (Theory of Planned Behavior)


Teori perilaku berencana menyatakan bahwa poin utama yang mampu
digunakan untuk memprediksi perilaku adalah intensi tingkah laku. Perilaku kontrol
untuk melihattingkat kemudahan atas perilaku yang diinginkan (Ajzen, 1985, 1991).
Secara sederhana,TPB merupakan teori minat/ niat yang dipengaruhi oleh tiga faktor,
yakni sikap, normasubyektif dan kontrol perilaku. Fokus utama baik TRA maupun
TPB adalah minat/niat perilaku. Ini mengacu padafaktor motivasi yang
mempengaruhi perilaku tertentu, dimana semakin kuat niat untukmelakukan perilaku,
semakin besar kemungkinan perilaku tersebut akan dilakukan.Sikap, mengacu pada
sejauh mana seseorang memiliki evaluasi yang menguntungkanatau tidak
menguntungkan dari perilaku yang dilakukan. Sederhananya, sikap
merupakansesuatu yang muncul dari dalam diri untuk melakukan perilaku tertentu
atau tidak. Normasubjektif, mengacu pada keyakinan tentang apakah kebanyakan
orang menyetujui atautidak menyetujui perilaku yang dilakukan oleh individu.
C. Teori Gelagat Terancang (TGT)
Menurut teori gelagat terancang, kawalan gelagat ditanggap merujuk
pada kekangan dalaman dan luaran dalam melaksanakan sesuatu gelagat
(Ajzen, 1991). Ianya berperanan sebagai kepercayaan kawalan (control belief)
kerana seseorang individu tidak mempunyai sepenuhnya kawalan terhadap faktor
dalaman dan luaran. Faktor kawalan dalaman merangkumi aspek kemahiran,
keupayaan, maklumat, sumber, dan emosi seperti tekanan dan sebagainya (Ajzen,
1991). Seseorang individu mungkin berniat untuk melaksanakan sesuatu gelagat
tetapi tidak melaksanakannya disebabkan kurangnya keupayaan, kekangan luaran
atau perkara lain (Trafi mow, Sheeran, Conner, & Finlay, 2002). Bobek dan Hatfi
eld (2003) melaporkan bahawa kepercayaan kawalan merupakan asas penentu
kawalan gelagat ditanggap yang merujuk bahawa kepercayaan seseorang
individu berkait dengan sumber-sumber atau peluang-peluang yang ada
termasuk juga halangan untuk melakukan suatu gelagat .
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis data ZMET.
ZMET didasarkan pada teknik wawancara mendalam semi terstruktur yang berpusat pada
penyelidikan gambar visual yang partisipan bawa dalam wawancara (Jung et al., 2021). ZMET
terdiri dari 10 tahap yaitu :

a. Tahap 1 - Story Telling

b. Tahap 2 - Missed Images

c. Tahap 3 – Sorting Task

d. Tahap 4 –Construct elicitation

e. Tahap 5 – Most Representative Picture

f. Tahap 6 – Opposite Image

g. Tahap 7 – Sensory Images

h. Tahap 8 – The Mental Map

i. Tahap 9 – The Summary Image

j. Tahap 10 – The Vignette

Metode sampling yang digunakan yakni nonprobability sampling dimana


dimana teknik ini tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Cooper & Schindler, 2014). Populasinya
ialah Mahasiswa Yogyakarta, sementara sampelnya ialah Mahasiswa Yogyakarta
yang memiliki literasi finansial dan melakukan investasi/trading. Pengambilan
data dilakukan melalui zoom meeting sejak xx mei 2022 hingga xx juni 2022.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Partisipan 1
Partisipan 1 berinisial N memiliki profil bekerja sebagai Mahasiswa
Kedokteran Hewan usia 22 tahun dan masih lajang. Partisipan bertempat tinggal
di Bogor. Inisial N pernah melakukan investasi di bagian saham dan reksa dana.
Dia melakukan investasi selama 2 tahun terakhir.

Tahap 1 : Story Telling

Pada tahap ini partisipan diminta untuk memilih 8 gambar dan


menjelaskan masing-masing gambar yang telah dipilih. Terdapat 8 gambar yang
dipilih oleh partisipan sebagai berikut :

No Gambar Keterangan
1 Pada gambar 1 partisipan menjelaskan
mengenai bursa saham. Gambar ini
dipilih karena Investasi identic dengan
adanya naik turunnya harga sehingga
dapat menyebabkan kerugian. Oleh
karena itu, partisipan menghimbau
untuk memantau seluruh pergerakan
saham di IHSG. (bagaimana mereka
belajar)
2 Pada gambar 2 merupakan gambar salah
satu sepatu mahal. Partisipan
menganggap investasi membutuhkan
uang modal yang besar supaya
keuntungan juga besar. Dengan
mengusung konsep high risk high
return. (mengapa harus belajar)
3 Pada gambar 3 dijelaskan bahwa
penggunaan Investasi banyak resiko
hamper seperti judi jika tidak
dioerhatikan dengan baik dan control
maka akan terjadi banyak kerugian yang
didapat. Oleh karena itu partisipan
menggunakan gambar Judi sebagai
representasi dari pemikirannya
( Mengetahui Resiko)

4 Pada gambar 4 dipilih gambar “Cuan”


Partisipan menganggap bahwa
keuntungan segala macam investasi
adalah mendapatkan “Cuan” yang berate
keuntungan dan return hasil investasi.
(Mengerti tentang Manfaat)

5 Pada gambar 5 partisipan memilih


gambar OJK. Partisipan menganggap
aman jika uang investasi merka di
investasikan di Lembaga yang sudah
dalam naungan dan diawasi
OJK( Pengetahuan tentang Lembaga)
6 Pada gambar 6 partisipan memilih
gambar orang yang sedang melakukan
Seminar. Partisipan merasakan aktifitas
belajar yang banyak melalui seminar
dapat mengurangi kehilangan uangnya
akibat kerugian karena mendapat
informasi dan keahlian
tambahan(dimana mereka belajar).

7 Pada gambar 7 partisipan memilih


gambar keranjang. Penggunaan
keranjang diibaratkan partisipan
menaruh uangnya di berbagai macam
investasi supaya meminimalisir
kerugian yang banyak. (Mengerti
tentang risiko)
8 Pada gambar 8 menjelaskan tentang
gambar robot yang sedang berfikir. atau
menunjukkan penggunaan robot trading
supaya merasa lebih aman dan percaya
akan pengurangan risiko terhadap uang
yang telah diinvestasikan oleh
Partisipan. ( Mengerti tentang risiko)

Tahap 2: Missing Image

Pada tahap ini partisipan diminta memilih gambar yang dianggap belum
bisa ditemukan atau belum termasuk 8 gambar diatas. Namun pada partisipan N
menganggap semua gambar yang diinginkan sudah dapat ditemukan pada tahap
sebelumnya sehingga tidak ditemukan missing image.

Tahap 3: Sorting Task

No Kelompok Keterangan
1 Pengelompokan gambar pertama oleh
partisipan didasarkan pada belajar dan
mempelajari tentang investasi.
2 Pengelompokan gambar yang kedua
berdasarkan Pengetahuan tentang
Manfaat Investasi..
3 Pengelompokan gambar yang
ketiga berdasarkan Pengetahuan tentang
Resiko Investasi..

Tahap 4: Construct Elicitation

Pada tahap ini partisipan mengungkapkan konstruk dari 3 gambar yang


dipilih oleh pewawancara. Pewawancara menggunakan teknik ladeering dalam
menemukan konstruk berkaitan dengan Faktor Determinasi Tingkat Literasi
Financial Terhadap Upaya Menanggulangi “Investasi Bodong”. Tiga gambar yang
digunakan adalah gambar 1,3,8. Selanjutnya dihasilkan konstruk oleh partisipan
sebagai berikut :
1. Belajar
2. Manfaat Investasi
3. Resiko Investasi
4. Mengerti

Tahap 5: Most Representative Image

Pada tahap ini partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
paling berkaitan dengan Faktor Determinasi Tingkat Literasi Financial Terhadap
Upaya Menanggulangi “Investasi Bodong”. Partisipan memilih gambar 1 yaitu
gambar OJK. Bagi partisipan OJK yang mewakili segala risiko dan pembelajaran
terhadap investasi.

Tahap 6: Opposite Image

Pada tahap ini partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
paling tidak sesuai dengan topik penelitian. Partisipan memilih gambar Sepatu
Mahal. Menurut partisipan gambar ini dianggap paling berkebalikan karena
berapapun modal dan uang yang dia investasikan jika tidak paham dengan konsep,
manfaat dan risiko investasi dan pemilihan investasi akan sama saja tetap dapat
rugi dan kehilangan uang yang dia miliki.

Tahap 7: Sensory Images

Pada tahap ini partisipan diminta untuk merepresentasikan topik penelitian


dengan menggunakan panca indra. Partisipan mengungkapkan bahwa dengan
belajar dan mengetahui tentang investasi seperti gula dalam hal indra perasa.
Bagi partisipan ketika merasakan rasa manis seperti gula karena jika paham dan
mengerti akan mendatangkan hal yang manis seperti cuan dan keberhasilan
investasi.
Tahap 8: Mental Map

Pada tahap ini pewawancara memetakan hasil yang diberikan oleh


partisipan sehingga terbentuk hubungan sebagai berikut :

Tahap 9 : Summary Image

Tahap ini menggunakan gambar yang telah dibawa, partisipan diminta untuk
membangun sebuah kerangka gambar dan menceritakan dan mengaitkan dengan
kerangka berpikir yang terbentuk di tahap sebelumnya. Berikut kerangka gambar
yang dibuat oleh partisipan tersebut.
Berdasarkan kerangka tersebut partisipan menjelaskan supaya mendapatkan cuan
yang harus dipahami adalah bagaimana belajar tentang investasi dan mengerti
semua manfaat,risiko, hak dan kewajiban setiap orang yang melakukan investasi.

B. Partisipan 2
Partisipan 2 berinisial I memiliki profil bekerja sebagai Mahasiswa Duta
Wacana Fakultas Bioteknologi dan masih lajang. Partisipan bertempat tinggal di
Trenggalek Jawa Timur. Inisial I melakukan investasi masih selama 1 tahun/

Tahap 1 : Story Telling

Pada tahap ini partisipan diminta untuk memilih 8 gambar dan


menjelaskan masing-masing gambar yang telah dipilih. Terdapat 8 gambar yang
dipilih oleh partisipan sebagai berikut :
No Gambar Keterangan
1 Pada gambar 1 merupakan
gambar Valak sebagai hantu
yang menakutkan. Partisipan
merasa ada ketakutan tersendiri
dalam mendapat kerugian dari
uang yang telah
diinvestasikannya. (Mengetahui
Risiko)

2 Pada gambar 2 merupakan


gambar S2 (Samsung Galaxy
S2). Partisipan mengungkapkan
dia masih di tahapan belajar dan
masih baru mengerti terhadap
dunia investasi dan masih
membutuhkan pengetahuan.
(Belajar)

3 Pada gambar 3 merupakan


gambar bapak Presiden
Indonesia. Partisipan
menganggap gambar tersebut
mencerminkan pemerintah yang
mengawasi Lembaga tempat ia
menginvestasikan uangnya.
( Sadar akan Resiko)
4 Pada gambar 4 adalah gambar
logo Youtube. Partisipan dalam
memilih tempat investasi dan
informasi seputar pengetahuan
informasi investasi melalui
akun-akun youtube influencer
investasi. Partisipan merasa
membutuhkannya supaya lebih
dapat control diri dan
mengurangi informasi yang
salah. (mengerti Resiko)
5 Pada gambar 5 merupakan
gambar keyakinan akan
mendapatkan keuntungan .
partisipan mengatakan bahwa ia
yakin akan sebuah investasi jika
dilandasi dengan informasi dan
pengetahuan yang cukup.
( manfaat investasi)

6 Pada gambar 6 merupakan


gambar yang menjelaskan bahwa
partisipan mengetahui segala
resiko yang ada di dalam
melakukan investasi dan ia juga
tidak ingin mengalami hal
tersebut. (sadar akan adanya
Resiko)
7 Pada gambar 7 merupakan
Gambar tokoh yang terenal di
Indonesia. Gambar tesebut
menjelaskan bawha partisipan
lebih memilih menginvestasikan
uangnya kedalam platform
investasi yang sudah terkenal
dan banyak yang menggunakan.(
Mengurangi Resiko)
8 Pada gambar 8 merupakan
gambar grafik. Bagi partisipan
perlunya belajar membaca
pergerakan pasar supaya dapat
lebih baik dan benar dalam
mengambil keputusan investasi
(manfaat belajar)

Tahap 2: Missing Image

Pada tahap ini partisipan diminta memilih gambar yang dianggap belum
bisa ditemukan atau belum termasuk 8 gambar diatas. Namun pada partisipan 2
menganggap semua gambar yang diinginkan sudah dapat ditemukan pada tahap
sebelumnya sehingga tidak ditemukan missing image.
Tahap 3: Sorting Task

No Kelompok Keterangan
1 Pengelompokan gambar pertama
oleh partisipan didasarkan pada
Mengerti Resiko. Partisipan
melakukan
aktifias yang lebih
Berhati hati untuk mengurangi
resiko.
2 Pengelompokan gambar yang kedua
belajar dalam investasi. Bagi partisipan
banyak belajar mengenai investasi
diperlukan untuk mendapat keuntungan
yang lebih besar.

3 Pengelompokan gambar yang ketiga


adalah mengerti tentang manfaat investasi
yang sedang dilakukan sampai saat ini.

Tahap 4: Construct Elicitation

Pada tahap ini partisipan mengungkapkan konstruk dari 3 gambar yang


dipilih oleh pewawancara. Pewawancara menggunakan teknik ladeering dalam
menemukan konstruk berkaitan dengan Faktor Determinasi Tingkat Literasi
Financial Terhadap Upaya Menanggulangi “Investasi Bodong”, Tiga gambar yang
digunakan adalah gambar 4,7,8. Selanjutnya dihasilkan konstruk oleh partisipan
sebagai berikut :
1. Mengerti
2. Mengurangi resiko
3. Manfaat
4. Belajar

Tahap 5: Most Representative Image

Pada tahap ini partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
paling berkaitan dengan Faktor Determinasi Tingkat Literasi Financial Terhadap
Upaya Menanggulangi “Investasi Bodong”. Partisipan memilih gambar 4 yaitu
gambar logo youtube. Bagi partisipan Youtube yang merupakan gambaran dari
seluruh kegiatan mendapatkan pemahaman dan informasi.

Tahap 6: Opposite Image

Pada tahap ini partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
paling tidak sesuai dengan topik penelitian. Partisipan memilih gambar tokoh
terkenal di Indonesia yang ada pada gambar 7. Hal itu menggambarkan platform
yang terkenal dan panyak pengguna sekalipun masih terdapat resiko didalamnya
Tahap 7: Sensory Images
Pada tahap ini partisipan diminta untuk merepresentasikan topik penelitian
dengan menggunakan panca indra. Partisipan mengungkapkan bahwa penggunaan
investasi seperti duri dalam hal indra peraba. Partisipan harus berhati hati dan
ekstra memahami agar tidak tertusuk dan mengalami sakit yang dirasakan.

Tahap 8: Mental Map


Pada tahap ini pewawancara memetakan hasil yang diberikan oleh
partisipan sehingga terbentuk hubungan sebagai berikut :
Tahap 9 : Summary Image
Tahap ini menggunakan gambar yang telah dibawa, partisipan diminta
untuk membangun sebuah kerangka gambar dan menceritakan dan mengaitkan
dengan kerangka berpikir yang terbentuk di tahap sebelumnya. Berikut kerangka
gambar yang dibuat oleh partisipan tersebut
Berdasarkan kerangka tersebut, partisipan menjelaskan bahwa kesiapan dan
pemahaman yang lebih lanjut, tanpa semua itu akan mudah mendapat resiko dan
membuatnya tekesan menakutkan.

C. Partisipan 3
Partisipan 3 dengan inisial G memiliki profil sebagai mahasiswa sains manajemen
FEB UGM, dengan status lajang. Partisipan bertempat tinggal di Semarang. Inisial G
melakukan investasi setelah lulus kuliah S1 dan sebelum mengambil kuliah S2 yang
sedang dijalani saat ini (Reksadana).

Tahap 1 : Story Telling


Pada tahapan yang pertama peneliti menjelasakan mengenai gambaran umum
tujuan penelitian yang kemudian partisipan diminta untuk mencari 10 gambar random
yang dicari oleh partisipan sendiri, kemudian partisipan dimohon untuk menjelaskan
masing-masing gambar yang telah dipilih. Partisipan ke-3 ini secara inisiatif
mengumpulkan sebanyak 13 gambar, sebagai berikut :

No Gambar Keterangan
1. Menurut partisipan, sebelum memutuskan
investasi, harus punya anggaran berapa
bagian untuk kebutuhan pokok dan berapa
bagian untuk investasi. Seorang investor
harus punya perencanaan dulu.
2. Menurut partisipan, gambar koin, rumah dan
tanaman tumbuh menunjukkan adanya
harapan investasi yaitu membuat uang
bertambah. Jika sudah cukup mapan,
seseorang bisa investasi di properti.
Sebaliknya, kalau modalnya kecil, seseorang
bisa investasi emas. Gambar ini juga
menunjukkan pilihan investasi tergantung
preferensi orang.
3. Menurut partisipan, preferensi orang dalam
investasi tergantung pada rencana jangka
panjang atau jangka pendek. Misal, jika
seseorang butuh investasi jangka pendek, dia
bisa memilih emas karena saat dia
membutuhkan uang, dia bisa langsung
menjual emasnya (likuid). Jika seseorang
butuh investasi jangka panjang, dia bisa
investasi saham.
4. Menurut partisipan, seorang investor dapat
memilih aplikasi yang mudah dapat
penggunaannya. Partisipan sendiri memilih
aplikasi Bibit karena tidak harus
mengeluarkan uang besar untuk investasi dan
mudah dalam penggunaannya. Partisipan
berusaha memanfaatkan aplikasi yang ada di
smartphone.
5. Menurut partisipan, Gambari ini
menunjukkan aktivitas belajar tentang
investasi. Belajar apapun bisa dari media
apapun. Seseorang perlu memanfaatkan
perangkat yang dimiliki seperti laptop yang
dapat digunakan untuk akses informasi dari
influencer melalui channel YouTube (tentang
keuangan).
6. Menurut partisipan, belajar keuangan bisa
dari teman dan dari guru atau orang yang
lebih berpengalaman. Ada banyak wawasan
baru yang diperoleh ketika bertemu dengan
orang lain.
7. Menurut partisipan, literasi keuangan
membantu orang mengetahui kapan waktu
yang tepat orang harus masuk ke investasi.
Contoh, investasi saham. Ketika harganya
rendah, investor memutuskan untuk membeli
saham yang memiliki peluang
menguntungkan di masa depan.

8. Menurut partisipan, OJK ini adalah sumber


informasi legal atau tidaknya suatu platform
investasi. Investasi sebaiknya dilakukan pada
platform yang legal sehingga dana yang
diinvestasikan aman.

9. Menurut partisipan, inflasi adalah alasan


seseorang milih investasi atau saving. Misal
saat ini saving 1 juta, maka 10 tahun kedepan
nilainya akan turun. Sedangkan jika uang
tersebut diinvestasikan, uang tersebut akan
bertambah. Investasi itu mencegah nilai uang
menurun.
10. Menurut partisipan, gambar orang wisuda
menunjukkan bahwa literasi keuangan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Meskipun orang bisa belajar dari sosial
media, orang yang sekolah (tidak harus
kuliah) itu membantu menambah literasi
keuangan. Literasi keuangan lebih baik pada
orang yang tingkat pendidikannya lebih
tinggi.
11. Partisipan menyediakan gambar ini sebagai
tampilan jenis investasi berupa emas.
12. Partisipan menyediakan gambar ini sebagai
tampilan jenis investasi berupa properti.

13. Partisipan menyediakan gambar ini sebagai


tampilan jenis investasi berupa saham.

Tahap 2 : Missing Image


Pada tahap ke-dua partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
belum dapat ditemukan atau belum termasuk pada 10 gambar diatas. Pada tahap ini
partisipan diminta memilih gambar yang dianggap belum bisa ditemukan atau belum termasuk 8
gambar diatas. Namun pada partisipan 2 menganggap semua gambar yang diinginkan sudah dapat
ditemukan pada tahap sebelumnya sehingga tidak ditemukan missing image

Tahap 3 : Sorting Task


Pada tahap ke-tiga partisipan diminta untuk mengelompokan gambar yang
menurut mereka sesuai satu sama lain.
No Kelompok Keterangan
1. Pengelompokan gambar pertama
oleh partisipan ini menunjukkan
bahwa investasi perlu persiapan
berupa perencanaan dan ilmu.
“Persiapan Investasi”
2. Pengelompokan gambar kedua oleh
partisipan menunjukkan bahwa
kondisi keuangan, perencanaan dan
ilmu mendorong pengambilan
keputusan jenis investasi.
“Keputusan Investasi”

Tahap 4 : Construct Elicitation


Pada tahap ini partisipan mengungkapkan konstruk dari 3 gambar yang dipilih
oleh pewawancara. Pewawancara menggunakan teknik ladeering dalam menemukan
konstruk yang diberkaitan dengan faktor determinasi tingkat literasi financial
terhadap upaya menanggulangi investasi bodong Tiga gambar yang digunakan
adalah gambar 1,4, dan 10, Selanjutnya dihasilkan konstruk oleh partisipan sebagai
berikut:

Atribut : “Orang yang berpendidikan”


Konsekuensi : Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin memahami banyak hal
Nilai-nilai : Semakin bermanfaat

Tahap 5 : Most Representative Image


Pada tahap ke-lima partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
sangat berkaitan dengan factor determinasi tingkat literasi keuangan terhadap upaya
menanggulangi “investasi bodong”. Kemudian partisipan memilih gambar no 2, yaitu
gambar rumah, koin dan tanaman tumbuh. Penanaman sejak dini di dalam rumah tentang
manajemen keuangan sangat penting dalam mendukung literasi keuangan.

Tahap 6 : Opposite Image


Pada tahapan ke-enam partisipan diminta untuk mendeskripsikan gambar yang
akan mereka cari apabila partisipan diminta untuk mereferensikan gambar yang dinilai
menggambarkan situasi yang berbanding terbalik dengan topik yang sedang diteliti.
Partisipan membayangkan gambar orang yang sedang kebingungan. Apabila dia tidak
memiliki literasi keuangan yang baik, maka dia akan sulit mengambil keputusan investasi
secara tepat. Ilustrasi dari deskripsi tersebut adalah sebagai berikut :

Tahap 7 : Sensory Images


Pada tahapan ke-tujuh partisipan diminta untuk dapat mempresentasikan topic
penelitian dengan menggunakan panca indra. Partisipan menyampaikan bahwa dengan
investasi itu tampak seperti fatamorgana. Jika kita jauh dari pengetahuan tentang seluk
beluk investasi tersebut, maka yang tampak adalah air yang menyenangkan padahal
sebenarnya kita tidak melihat (mendapatkan) apa-apa.

Tahap 8 : Mental Map


Pada tahapan ke-delapan pewawancara melakukan pemetaan hasil yang diberikan
oleh partisipan sehingga membentuk sebuah hubungan, sebagai berikut:

Tahap 9 : Summary Image


Pada tahapan ke-sembilan, partisipan diminta untuk membangun sebuah kerangka
gambar dan menceritakan juga mengaitkan gambar tersebut dengan kerangka berpikir yang
terbentuk pada tahapan sebelumnya. Berikut gambar yang dibuat oleh partisipan:

Berdasarkan kerangka tersebut partisipan menjelaskan bahwa, untuk memperoleh


pembiasaan belajar keuangan sejak dini dari rumah dan kemampuan menyerap
kemudahan teknologi mutakhir mendorong seseorang untuk mudah dalam belajar
sehingga terjadi peningkatan literasi keuangan.

D. Partisipan 4
Partisipan 4 dengan inisial L memiliki profil bekerja, juga sebagai mahasiswa
Mercu Buana, usia 26 tahun, dengan status lajang. Partisipan bertempat tinggal di
Tangerang. Inisial L melakukan investasi sejak tahun 2021 berupa investasi emas, saham,
reksa dana, P2P Lending Syariah, dan Crypto, .

Tahap 1 : Story Telling


Pada tahapan yang pertama peneliti menjelaskan mengenai gambaran umum
tujuan penelitian yang kemudian partisipan diminta untuk mencari 10 gambar random
yang dicari oleh partisipan sendiri, kemudian partisipan dimohon untuk menjelaskan
masing-masing gambar yang telah dipilih.

No Gambar Keterangan
1. Menurut partisipan, langkah memulai
literasi keuangan adalah menetapkan
niat dan tujuan. Seseorang harus
mempertanyakan mengapa butuh
investasi dan mengapa harus belajar
literasi keuangan.
2. Menurut partisipan, seseorang harus
menilik kembali alasan mengapa harus
mulai investasi dan mengapa harus
mulai belajar tentang keuangan. Yang
pasti, halal haram juga
dipertimbangkan. Bagi partisipan
sendiri, alasan dirinya untuk investasi
dikuatkan dengan diskusi dengan
orang tua.
3. Menurut partisipan, gambar ini
merefleksikan diri sendiri bahwa diri
harus jujur. Gambar yang ditampilkan
adalah seseorang yang dilayar hp itu
bukan dirinya sendiri. Seseorang harus
jujur apakah dirinya membutuhkan
investasi atau tidak. Dia harus
mempertanyakan apakah hanya
sedekar ikut-ikutan atau sekedar hanya
ingin mendapatkan keuntungan saja.
Dia harus jujur dengan diri sendiri
benarkah alasan investasi sesuai
dengan niat awal.
4. Menurut partisipan, gambar ini
menunjukkan adanya ungkapan don’t
put all your eggs in one basket.
Investasi berarti menaruh risiko pada
yang dimiliki, seseorang harus
meminimalisir risiko dengan ungkapan
ini. Partisipan pernah mengalami satu
kondisi yaitu suka dengan satu jenis
investasi. Lalu, partisipan jatuh dan
kecewa karena mengalami kerugian
atas risiko yang dihadapi. Menurut
partisipan, jangan taruh semua uang di
satu investasi. Dalam hal ini, yang
pertama dipikirkan adalah risiko,
setelah itu baru rewardnya.
5. Menurut partisipan, gambar ke-lima,
ialah gambar kertas kosong.
Partisipan mengartikannya sebagai
aturan yang tidak tertulis. Dunia
investasi dan literasi keuangan banyak
aturan tidak tertulis. Misal,
1. “Jangan masukkan uang ke satu
jenis investasi”
2. “Jangan mendasarkan keputusan
investasi hanya karena mendengar
orang, tapi karena yakin, riset oleh
diri sendiri”.
6. Menurut partisipan, gambar ke-enam,
ialah gambar yang terinspirasi dari
film The Matrix. Gambar tersebut
menunjukkan adanya pil merah dan pil
biru. Ketika belajar investasi dan
literasi keuangan, seseorang akan
dihadapi berbagai pilihan. Paling tidak
ada 2 pilihan. Kalau pilih pil merah,
artinya risiko rendah, return rendah.
Kalau pil biru, artinya risiko tinggi,
return tinggi. Semua adalah pilihan
yang berkaitan dengan perspektif.
Tidak ada benar dan salah.
7. Menurut partisipan, gambar ini
menunjukkan nilai tukar dollar.
Gambar ini merupakan trigger bagi
partisipan untuk menjaga nilai yang
bisa disimpan. Hal ini tidak terlepas
dari sistem keuangan yang ada. Tidak
bisa dipungkiri bahwa uang kertas ini
nilainya akan terus menurun. Menurut
partisipan, uang itu harusnya emas
perak, bukan kertas. Bisa jadi ada teori
konspirasi yang melatarbelakanginya.
Sistem keuangan didesain untuk
memiskinkan semua yang
menggunakannya sampai pada titik
tidak berharga lagi. Sekarang, negara
lain mengacu ke dollar.
8. Menurut partisipan, gambar ke-
delapan adalah gambar kuadran.
Partisipan menjelaskan tentang kelas
sosial. Partisipan tidak nyaman di sisi
Employee meskipun dia ada diposisi
tersebut.
9. Menurut partisipan, gambar ini
menunjukkan seseorang pada suatu
kondisi dimana pada akhirnya ada hal-
hal yang tidak bisa dikontrol lebih
banyak daripada yang bisa dikontrol.
Partisipan memposisikan diri sebagai
orang tersebut, sehingga menurutnya
kondisi tersebut membuatnya hanya
bisa analisis dan belajar (saat
berinvestasi).
10. Menurut partisipan, gambar ini adalah
topeng. Menurutnya, jangan mudah
percaya dengan kata-kata orang,
cobalah untuk verifikasi sendiri (dalam
konteks investasi).

Tahap 2 : Missing Image


Pada tahap ke-dua partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
belum dapat ditemukan atau belum termasuk pada 10 gambar diatas. Dan partisipan L
memilih gambar.

Menurut partisipan banyak orang yang mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang
terancam oleh adanya sistem keuangan yang berlaku.
Tahap 3 : Sorting Task
Pada tahap ke-tiga partisipan diminta untuk mengelompokan gambar yang
menurut mereka sesuai satu sama lain.
No Kelompok Keterangan
1. Pengelompokan gambar pertama
oleh partisipan dengan tema
“Tujuan, Niat, Dasar”

2. Pengelompokan gambar kedua oleh


partisipan dengan tema
“Mixed Feeling selama
perjalanan”

3. Pengelompokan gambar ke-tiga oleh


partisipan dengan tema
“Berdamai dengan diri sendiri di
tengah pasar”

Tahap 4 : Construct Elicitation


Pada tahap ini partisipan mengungkapkan konstruk dari 2 gambar yang dipilih
oleh pewawancara. Pewawancara menggunakan teknik ladeering dalam menemukan
konstruk yang diberkaitan dengan faktor determinasi tingkat literasi financial
terhadap upaya menanggulangi investasi bodong Tiga gambar yang digunakan
adalah gambar 3 dan 10. Selanjutnya dihasilkan konstruk oleh partisipan sebagai
berikut:

Atribut : “Seseorang yang tidak jujur dengan diri sendiri”


Konsekuensi : Bisa salah dalam mengambil keputusan
Nilai-nilai : Kecewa

Tahap 5 : Most Representative Image


Pada tahap ke-lima partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
sangat berkaitan dengan factor determinasi tingkat literasi keuangan terhadap upaya
menanggulangi “investasi bodong”. Kemudian partisipan memilih gambar no 7, yaitu
dollar. Membangun kesadaran tentang sistem keuangan dapat mendorong seseorang
memposisikan dirinya dalam mengatur keuangan di masa depan.

Tahap 6 : Opposite Image


Pada tahapan ke-enam partisipan diminta untuk mendeskripsikan gambar yang
akan mereka cari apabila partisipan diminta untuk mereferensikan gambar yang dinilai
menggambarkan situasi yang berbanding terbalik dengan topik yang sedang diteliti.
Partisipan membayangkan risiko tak terduga. Kendati sudah belajar, sudah menganalisis
sendiri, sudah berani mengambil risiko, sudah mempersiapkan yang terburuk, manusia
tetap masih bisa kecewa. Kehilangan harta pasti akan membekas di hati. Tetap ada, orang-
orang yang memutuskan berhenti berinvestasi. Ilustrasi dari deskripsi tersebut adalah
sebagai berikut :

Tahap 7 : Sensory Images


Pada tahapan ke-tujuh partisipan diminta untuk dapat mempresentasikan topik
penelitian dengan menggunakan panca indra. Partisipan menyampaikan bahwa dengan
literasi keuangan seperti sebuah tinta hitam di atas kertas berwarna putih. Semakin banyak
tinta yang tergoreskan, semakin nampak jelas karya yang ditampilkan. Semakin meningkat
literasi keuangan, semakin tampak jelas peluang dan ancaman dalam investasi.

Tahap 8 : Mental Map


Pada tahapan ke-delapan pewawancara melakukan pemetaan hasil yang diberikan
oleh partisipan sehingga membentuk sebuah hubungan, sebagai berikut:
Tahap 9 : Summary Image
Pada tahapan ke-sembilan, partisipan diminta untuk membangun sebuah kerangka
Perilaku
gambar dan menceritakan juga mengaitkan gambar tersebut dengan kerangka berpikir yang
terbentuk pada tahapan sebelumnya. Berikut gambar yang dibuat oleh partisipan:

Berdasarkan kerangka tersebut partisipan menjelaskan bahwa menetapkan niat


disertai dengan kesadaran sistem keuangan akan mendorong seseorang memiliki
dorongan untuk memahami situasi yang ada, menganalisis dan mendapatkan informasi
seputar investasi. Namun, keputusan investasi tidak serta merta didasarkan pada
kepercayaan terhadap apa yang dia ketahui dari informasi yang diperoleh namun juga
didasarkan pada keyakinan yang muncul dari dalam diri.

E. Partisipan 5
Partisipan 5 dengan inisial B memiliki profil bekerja, juga sebagai mahasiswa
FEB UAD, usia 23 tahun, dengan status lajang. Pertisipan bertempat tinggal di Lampung.
Inisial B melakukan investasi sejak tahun 2020 di saham (Ajaib), dan Crypto (Binance,
Tokocrypto).

Tahap 1 : Story Telling


Pada tahapan yang pertama peneliti menjelasakan mengenai gambaran umum
tujuan penelitian yang kemudian partisipan diminta untuk mencari 10 gambar random
yang dicari oleh partisipan sendiri, kemudian partisipan dimohon untuk menjelaskan
masing-masing gambar yang telah dipilih.

No Gambar Keterangan
1. Pada gambar pertama, ialah buku partisipan menjelaskan
bahwa sebuah investasi itu seharusnya menggambarkan
leher keatas yang dimana bukan hanya melipatgandakan
aset namun juga bagaimana mengelola aset tersebut
menjadi tak terbatas dan kita dapat melampauinya, buku
adalah jendela dunia dengan membaca kita dapat dengan
mudah menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, karena
untuk melakukan investasi tentunya kita harus menjadi
orang yang berwawasan luas juga update dengan kondisi
dan situasi perekonomian mikro, makro, dan global.
(Partisipan menyadari pentingnya Ilmu dan Pengetahuan
sebagai modal untuk menjadi seorang investor ataupun
trader).
2. Pada gambar yang ke-dua, ialah makanan partisipan
menjelaskan bahwa investasi itu dapat kita ibaratkan sama
dengan makanan, tidak semua yang kita makan dikeluarkan
oleh tubuh, namun ada yang diubah menjadi sebuah energi.
Sama dengan investasi yang mana tidak semua yang kita
miliki harus kita habiskan dengan cara berfoya-foya,
namun terdapat bagian yang harus kita simpan sebagai
tabungan yang dapat kita gunakan ketika kita sedang
mengalami down step financial. Memakan makanan yang
bergizi akan menjadikan tubuh yang sehat dan kuat, begitu
juga investasi dengan pengetahuan akan menjadi semakin
efektif dan menghasilkan. (Partisipan menyadari manfaat
investasi dan pentingnya Ilmu dan Pengetahuan sebagai
modal untuk menjadi investor ataupun trader).
3. Pada gambar ke-tiga, ialah gambar pernikahan partisipan
menjelaskan mengenai investasi itu sama dengan memilih
pasangan, harus memilih yang benar dan tepat, dimana
harus menyesuaikan kualitasnya. Dalam trading sebuah
fundamental yang bagus ialah fundamental yang tepat
apabila terjadi sedikit penyimpangan maka kita akan
memperoleh risiko-risiko yang akan muncul dan harus kita
hadapi, salah satunya adalah kerugian. (Partisipan
menyadari adanya risiko dalam berinvestasi, risiko tersebut
dapat menjadi faktor investor ataupun trader untuk belajar
mengenai ilmu dan pengetahuan pada dunia investasi).
4. Pada gambar ke-empat, ialah gambar secangkir kopi
hangat, partisipan menjelaskan bahwa investasi atau
trading sama dengan kopi yang panas dimana awalnya
pahit dan dapat melukai indra perasa kita, namun setelah
dinikmati berkali-kali akan membuat kita merasa
ketagihan, sehingga menimbulkan rasa yang selalu ingin
menikmatinya, namun ada indra perasa(lidah) yang terluka,
maka untuk mencegah luka tersebut kita harus memiliki
teknik tertentu untuk menikmati secngkir kopi panas,
begitupula dengan investasi kita memerlukan pengetahuan
dan ilmu untuk menentukan teknik investasi yang baik dan
menguntungkan. (Partisipan menyadari bahwa investasi
membutuhkan teknik khusus yang dibekali oleh ilmu dan
pengetahuan).
5. Pada gambar ke-lima, ialah gambar tulisan mantan, dimana
partisipan menjelaskan bahwa, dalam investasi kita perlu
melupakan masalalu seperti mantan agar dapat move on
dengan menjadi lebih baik, sama halnya dengan aset rugpul
yang tidak dinginkan kembali lagi. Dimana kita harus
dapat belajar dari kesalahan, karena kesalahan ialah
motivasi terbaik untuk menjadi lebih baik, move on dengan
belajar dari pengalaman ialah pengetahuan dan ilmu baru
yang dapat dijadikan acuan. (Partisipan menyadari risiko
dalam investasi dapat dijadikan sebagai ilmu dan
pengetahuan).
6. Pada gambar ke-enam, ialah gambar kendaraan. Peneliti
menjelaskan bahwa investasi itu sama seperti kendaraan
tergantung pada drivernya, mau dibawa kemana kendaraan
tersebut. Begitupula dengan investasi tergantung mau
dibawa kemana oleh investornya ataupun tradernya, baik
pada hal yang negatif yang akan memberikan kerugian,
seperti terjebak pada inevstasi bodong, ataupun hal positif
yang dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi
investor/trader. (partisipan menyadari adanya risiko yang
memberikan dampak negatif maka pentinya ilmu dan
pengetahuan sebagai bekal dan modal sebagai
investor/trader).
7. Gambar ke-tujuh, ialah gambar pemandangan dan gunung,
dimana partisipan menjelaskan bahwa dalam trading
double top ialah sebuah pattern yang memberian
kesempatan untuk memperoleh keuntungan dengan cara
ordersell, bentuk pattern seperti gunung dan diharapkan
setelah membentuk gunung kedua harga akan turun. Dalam
hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam trading
terdapat istilah-istilan yang dapat memberikan sebuah arti
yang akan menentukan kita dalam mengambil tindakan dan
keputusan, istilah tersebut sangatlah asing bagi orang yang
awam dengan trading, maka pentingnya kita belajar ilmu
dan pengetahuan trading sebagai modal utama sebelum
melakukan investasi. (partisipan menyedari pentingnya
ilmu dan pengetahuan tentang saham, trading, dan
invetasi.)
8. Gambar ke-delapan, ialah gambar tangga, dimana
partisipan menjelaskan bahwa trading memiliki istilah
support dan resisten, seperti anak tangga ketiak resist (anak
tangga) akan memberikan support untuk terus naik keatas
dan akan ada anak tangga sebagai support diatasnya,
sebagai seorang trader harus bisa mengetahui titik dimana
harus melangkah naik atau harus melangkah turun.
(partisipan menyedari pentingnya ilmu dan pengetahuan
tentang saham, trading, dan invetasi sebagai dasar
pengambilan keputusan).
9. Pada gambar ke-sembilan ialah gambar robot transformers,
partisipan menjeleaskan bahwa penciptaan sebuah robot
tentunya akan memberikan manfaat juga dapat
memberikan mudharat, maka sebelum memasuki dunia
investasi kita harus memiliki bekal ilmu dan pengetahuan
agar dapat mengendalikan invetasi dengan baik, bukan kita
yang dikendalikan oleh robot. (partisipan menyedari
pentingnya ilmu dan pengetahuan tentang saham, trading,
dan invetasi sebagai dasar pengambilan keputusan).
10. Pada gambar ke-sepuluh ialah gambar logo youtube,
partisipan menjelaskan bahwa, youtube merupakan sumber
pengetahuan digital yang mudak diakses, dimana youtube
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran selain dengan
membaca buku dan kabar terbaru investasi. Youtube dapat
dikatakan sebagai jendela dunia, untuk mengaksesnya kita
memerlukan ilmu dan pngetahuan agar tidak menyipang.
(partisipan menyedari pentingnya ilmu dan pengetahuan
tentang saham, trading, dan invetasi sebagai dasar
pengambilan keputusan yang tidak menyimpang).
Tahap 2 : Missing Image
Pada tahap ke-dua partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
belum dapat ditemukan atau belum termasuk pada 10 gambar diatas. Dan partisipan B
memilih gambar.

Menurut partisipan seseorang yang tidak membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan
untuk terjun pada dunia investasi ataupun trading maka hidupnya tidak akan tenang,
selalu merasa berat dan pikiran semakin kusut.

Tahap 3 : Sorting Task


Pada tahap ke-tiga partisipan diminta untuk mengelompokan gambar yang
menurut mereka sesuai satu sama lain.
No Kelompok Keterangan
1. Pengelompokan gambar pertama
oleh partisipan didasarkan pada
kedua objek pada gambar
merupakan tempat berbagi ilmu,
tempat belajar investor dan trader
mengenai investasi dan trading.
“Ilmu dan pengetahuan”
2. Pengelompokan gambar kedua oleh
partisipan didasarkan pada
pemahaman partisipan mengenai
manfaat trading, informasi dan dan
pengetahuan penting untuk
mengendaliakn investor dalam
mengambil keputusan.
“Efektif”
3. Pengelompokan gambar ke-tiga oleh
partisipan didasar pada manfaat
investasi, yang harus dibekali ilmu
dan pengetahuan.
“Risiko”
4. Pengelompokan gambar ke-empat
menjelaskan bahwa memilih
investasi yang baik dan tepat.
“Teknik Investasi”

Tahap 4 : Construct Elicitation


Pada tahap ini partisipan mengungkapkan konstruk dari 3 gambar yang dipilih
oleh pewawancara. Pewawancara menggunakan teknik ladeering dalam menemukan
konstruk yang diberkaitan dengan faktor determinasi tingkat literasi financial
terhadap upaya menanggulangi investasi bodong Tiga gambar yang digunakan
adalah gambar 1,8, 10, Selanjutnya dihasilkan konstruk oleh partisipan sebagai
berikut:

Atribut : “Ilmu dan Pengetahuan”


Konsekuensi : Berhasil atau Gagal
Nilai-nilai : Ilmu dan pengetahuan harus diimbangi dengan usaha.

Tahap 5 : Most Representative Image


Pada tahap ke-lima partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
sangat berkaitan dengan factor determinasi tingkat literasi keuangan terhadap upaya
menanggulangi “investasi bodong”. Kemudian partisipan memilih gambar no 9, yaitu
gambar robot transformers menurutpartisipan investasi ataupun trading tentunya bias
menjadi manfaat keuntungan dengan risiko, dimana keuntungan yang tinggi memiliki
risiko yang tinggi, maka pentingnya kita memiliki literasi keuangan sebagai bekal
melakukan investasi ataupun trading.

Tahap 6 : Opposite Image


Pada tahapan ke-enam partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
paling tidak sesuai dengan topic penelitian. Kemudian partisipan memilih gambar no 5,
yaitu gambar mantan, yang menurut partisipan gambar ini dianggap paling berkebalikan
karena jiwa muda seperti kalangan mahasiswa masih banyak mengulangi kesalahan yang
sama ketika melakukan trading ataupun investasi.

Tahap 7 : Sensory Images


Pada tahapan ke-tujuh partisipan diminta untuk dapat mempresentasikan topic
penelitian dengan menggunakan panca indra. Partisipan menyampaikan bahwa dengan
berinvestasi ataupun trading kita dapat memperoleh keuntungan yang besar dengan risiko
yang besar seperti aroma parfum, kita dapat memperoleh aroma yang wangi, namun tidak
semua orang menyukai aroma parfum yang kita gunakan, maka terdapat risiko aroma
parfum kita untuk tidak disukai oleh orang lain.

Tahap 8 : Mental Map


Pada tahapan ke-delapan pewawancara melakukan pemetaan hasil yang diberikan
oleh partisipan sehingga membentuk sebuah hubungan, sebagai berikut:
Nilai

Tahap 9 : Summary Image


Pada tahapan ke-sembilan, partisipan diminta untuk membangun sebuah kerangka
gambar dan menceritakan juga mengaitkan gambar tersebut dengan kerangka berpikir yang
terbentuk pada tahapan sebelumnya. Berikut gambar yang dibuat oleh partisipan:

Berdasarkan kerangka tersebut partisipan menjelaskan bahwa, untuk memperoleh


keputusan investasi yang tepat dengan meminimalisir risiko dan memperoleh keuntungan
yang besar, kita harus memiliki literasi keuangan yang cukup dengan bekal ilmu dan
pengetahuan.
F. Partisipan 6
Partisipan ke-enam berinisial A memiliki profil bekerja juga sebagai mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga dengan status lajang. Partisipan
bertempat tinggal di Yogyakarta. Partisipan inisial A ini telah melakukan investasi sejak
maret tahun 2021, di Reksadana (Bibit), dan Saham (Ajaib, Stockbit).

Tahap 1 : Story Telling


Pada tahapan yang pertama peneliti menjelasakan mengenai gambaran umum
tujuan penelitian yang kemudian partisipan diminta untuk mencari 10 gambar random
yang dicari oleh partisipan sendiri, kemudian partisipan dimohon untuk menjelaskan
masing-masing gambar yang telah dipilih.

No Gambar Keterangan
1. Pada gambar pertama, ialah menu sarapan dengan tempe
goreng. Partisipan menyatakan bahwa investasi itu seperti
grengan tempe, tidak ada yang tahu. Maka penting bagi kita
untuk memiliki bekal ilmu dan pengetahuan dalam
menganalisis fundamental dan teknikal, berita dan
informasi terkait dengan perusahaan sebelum kita
melakukan investasi ataupun trading. (Partisipan menyadari
pentingnya Ilmu dan Pengetahuan sebagai modal untuk
menjadi seorang investor ataupun trader).
2. Pada gambar yang ke-dua, ialah koin. Partisipan
menjelaskan bahwa investasi itu sama seperti koin ketika
jatuh dari ketinggian dapat terus berjalan dan tetap
memberikan manfaat juga keuntungan, ataupun ketika jatuh
tidak dapat bergerak hanya stuck dan memberikan risiko
kerugian. (Partisipan menyadari manfaat investasi dan
risiko dalam berinvestasi ataupun trading).
3. Pada gambar ke-tiga, ialah gambar bersepedah dialam
bebas. Partisipan menjelaskan bahwa investasi itu seperti
orang mengayuh sepedah dialam bebas dari kecepatan
rendah kekecepatan tinggi, dengan medan yang terjal curam
dan datar sehingga didalamnya membutuhkan teknik
khusus bersepeda agar dapat mencapai tujuan dengan
selamat dan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi setelah
melewati medan yang sulit. (Partisipan menyadari adanya
risiko dalam berinvestasi, risiko tersebut dapat menjadi
faktor investor ataupun trader untuk belajar mengenai ilmu
dan pengetahuan pada dunia investasi).
4. Pada gambar ke-empat, ialah gambar uang yang banyak,
partisipan menjelaskan bahwa investasi itu seperti uang
banyak seseorang yang menginginkan hasil dari investasi,
namun untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Kita harus
bekerja keras untuk memperoleh uang, dan kita harus
bekerja keras untuk berhasil alam berinvestasi dengan
usaha yang dibekali oleh ilmu dan pengetahuan agar apat
memudahkan kita dalam mengambil sebuah keputusan.
(Partisipan menyadari bahwa investasi membutuhkan usaha
dan teknik khusus yang dibekali oleh ilmu dan
pengetahuan).
5. Pada gambar ke-lima, ialah gambar pohon kelapa.
Partisipan menjelaskan bahwa, investasi yang baik seperti
pohon kelapa yang akan memberikan manfaat dari akar
sampai air yang ada didalam buahnya, apabila kita dapat
menerapkan masing-masing komponen dengan tepat.
(Partisipan menyadari manfaat dalam investasi yang dapat
dijadikan sebagai ilmu dan pengetahuan).
6. Pada gambar ke-enam, ialah gambar pondasi bagunan.
Partisipan menjelaskan bahwa, pondasi yang kokoh akan
mempengaruhi kualitas bangunan hingga keatapnya.
Begitupula dengan investasi jika dibekali ilmu dan
pengetahuan yang dijadikan sebagai pondasi yang kokoh
maka akan kuat dalam menghadapi risiko-risiko investasi,
dan membantu kita dalam mengambil keputusan sehingga
memberikan keuntungan yang maksimal. (partisipan
menyadari tingginya risiko untuk memperoleh keuntungan
yang tinggi maka pentinya ilmu dan pengetahuan sebagai
bekal dan modal sebagai investor/trader).
7. Gambar ke-tujuh, ialah gambar rumah yang mewah.
Partisipan menyatakan bahwa hasil investasi diidamkan
setiap orang ialah asset, dan harta yang mewah, namun
dalam prosesnya investasi tidaklah mudah dilakukan.
Ketika kita berinvestasi untuk niat yang baik sebagai
tabungan dikala kita membutuhkannya bukan untuk hanya
mengejar harta dan kemewahan maka didalamnya kita akan
mendapatkan manfaat yang besar. Karena rumah mewah
tidaklah bermanfaat apabila tidak ada keharmonisan
keluarga didalamnya. Rumah sederhana investasi ada,
keluarga harmonis tentunya akan memberikan manfaat.
Maka dalam berinvestasi kita harus membekali diri dengan
ilmu dan pengetahuan. (partisipan menyedari pentingnya
ilmu dan pengetahuan tentang tujuan investasi.)
8. Gambar ke-delapan, ialah gambar atap yang kokoh.
Partisipan menyatakan bahwa investasi akan melindungi
kita dari badai dan hujan, terik dan panasnya
ketidakstabilan ekonomi baik secara mikro dan makro.
(partisipan menyedari manfaat investasi).
9. Pada gambar ke-sembilan ialah gambar tangan berdoa.
Partisipan menyatakan bahwa sekuat apapun usaha didunia,
tak lupa diiringi dengan doa, ikhtiar dan tawakal untuk
mencapai segala keinginan. Begitupula dengan investasi
tidak akan berhasil jika tidak dibekali dengan ilmu dangan
pengetahuan. (partisipan menyedari pentingnya ilmu dan
pengetahuan sebagai dasar investasi ataupun trading).
10. Pada gambar ke-sepuluh ialah gambar tumpukan sampah
yang menggunung. Partisipan menyatakan bahwa investasi
yang buruk akan sama dengan tumpukan sampah yang
menggunung, atau dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain. Untuk menghindari hal tersebut maka kita harus
memiliki ilmu dan pengetahuan juga komunikasi sesama
investor melalui grup diskusi dan lainnya, ketika investasi
tidak dibekali dengan ilmu dan pengetahuan hanya
menggunakan nafsu ingin kekayaan asset yang diperoleh
tentunya akan sama dengan berjudi, ketika kita kalah tanpa
memikirkan penyebab dan lainnya, yang akan membuat
kita berhutang pada orang lain kemudian melakukan
kesalahan yang sama secara berulang. Maka akan
menimbulkan tumpukan hutang, risiko, dan kerugian.
(partisipan menyedari bahaya dan risiko dari investasi yang
salah maka pentingnya ilmu dan pengetahuan sebagai
landasan investasi dan trading ).

Tahap 2 : Missing Image


Pada tahap ke-dua partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
belum dapat ditemukan atau belum termasuk pada 10 gambar diatas. Dan partisipan A.
memilih gambar:
Gambar tersebut ialah gambar seorang gelandangan, partisipan menjelaskaan bahwa
ketika melakukan investasi tanpa ilmu dan pengetahuan dapat menjerumuskan kita dan
menjadikan kita sebagai orang yang miskin harta dan miskin ilmu pengetahuan.

Tahap 3 : Sorting Task


Pada tahap ke-tiga partisipan diminta untuk mengelompokan gambar yang
menurut mereka sesuai satu sama lain.
No Kelompok Keterangan
1. Pengelompokan gambar pertama oleh
partisipan didasarkan pada keenam objek
pada gambar merupakan investasi tidak ada
yang tahu apa yang akan diperoleh
kedepannya. Banyaknya risiko dan
keuntungan yang dapat diperoleh dengan
proses yang baik dengan dibekali ilmu dan
pengetahuan yang cukup.
“Risiko dan Efektivitas”

2. Pengelompokan gambar kedua dengan 3


gambar oleh partisipan didasarkan pada
pemahaman partisipan mengenai manfaat
investasi ataupun trading, cara dan proses
dengan ilmu dan pengetahuan penting untuk
mengendaliakn investor dalam mengambil
keputusan sehingga mampu memberikan
manfaat.
“Manfaat”

Tahap 4 : Construct Elicitation


Pada tahap ini partisipan mengungkapkan konstruk dari 3 gambar yang dipilih
oleh pewawancara. Pewawancara menggunakan teknik ladeering dalam menemukan
konstruk yang diberkaitan dengan faktor determinasi tingkat literasi financial
terhadap upaya menanggulangi investasi bodong Tiga gambar yang digunakan
adalah gambar 3,6, 10, Selanjutnya dihasilkan konstruk oleh partisipan sebagai
berikut:

Atribut : “Rintangan dan Risiko”


Konsekuensi : Berhasil atau gagal
Nilai-nilai : Berusaha dengan dibekali ilmu dan pengetahuan.

Tahap 5 : Most Representative Image


Pada tahap ke-lima partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
sangat berkaitan dengan factor determinasi tingkat literasi keuangan terhadap upaya
menanggulangi “investasi bodong”. Kemudian partisipan memilih gambar no 3, yaitu
gambar bersepedah dialam bebas menurut partisipan investasi ataupun trading, memiliki
risiko yang tinggi dengan berbagai medan kondisi dan situasi pasar, juga perusahaan
terkait, maka kita memerlukan keahlian (skill), untuk menghadapinnya dan tentunya juga
dibekali dengan ilmu dan pengetahuan agar tidak salah dalam pengambilan keputusan.
Tahap 6 : Opposite Image
Pada tahapan ke-enam partisipan diminta untuk memilih gambar yang dianggap
paling tidak sesuai dengan topic penelitian. Kemudian partisipan memilih gambar no 1,
yaitu gambar tempe goreng, yang menurut partisipan gambar ini dianggap paling
berkebalikan karena meskipun tidak ada yang tahu kita tetap dapat melakukan analisis
fundamental investasi agar dapat membantu dalam menentukan pengambilan keputusan
yang tentunya akan dibekali oleh ilmu dan pengetahuan literasi keuangan.

Tahap 7 : Sensory Images

Pada tahapan ke-tujuh partisipan diminta untuk dapat mempresentasikan topic


penelitian dengan menggunakan panca indra. Partisipan menyampaikan bahwa dengan
berinvestasi ataupun trading sama dengan lidah yang merasakan pedas, namun tidak semua
batas toleransi pedas setiap orang itu sama, ada juga orang yang tidak menyukai rasa
pedas. Hal tersebut sama dengan kita melakukan investasi ataupun trading, takaran risiko
yang dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda bahkan ada orang yang benar-benar bermain
aman dan tidak mau mengambil risiko, dan sebaliknya ada orang yang sangat menyukai
risiko dengan return yang besar. Maka pentingnya kita membekali diri dengan ilmu dan
pengetahuan literasi keuangan untuk melakukan investasi ataupun trading.

Tahap 8 : Mental Map


Pada tahapan ke-delapan pewawancara melakukan pemetaan hasil yang diberikan
oleh partisipan sehingga membentuk sebuah hubungan, sebagai berikut:
Nilai

Tahap 9 : Summary Image


Pada tahapan ke-sembilan, partisipan diminta untuk membangun sebuah kerangka
gambar dan menceritakan juga mengaitkan gambar tersebut dengan kerangka berpikir yang
terbentuk pada tahapan sebelumnya. Berikut gambar yang dibuat oleh partisipan ialah:

Berdasarkan kerangka tersebut partisipan menjelaskan bahwa, untuk memperoleh


return, atau keuntungan sebagai investor kita harus dapat mengetahui medan atau keadaan
pasar dan perusahaan tempat kita berinvestasi, agar kita dapat melakukan analisis dan
manajemen risiko dengan usaha yang maksimal, taklupa diiringi dengan doa karena usaha
tanpa doa tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Ketika kemampuan (skill) dibekali
ilmu dan pengetahuan, didorong dengan doa, maka akan memberikan pengembalian
(return) keuntungan yang maksimal.

G. Diskusi
Tahap 10 : The Vignette
Tujuan akhir dari analisis adalah membangun peta konsensus yang berasal dari
respon seluruh partisipan. Tahap akhir analisis hanya dapat dilakukan apabila seluruh
partisipan sudah diwawancara. Penyusunan consensus map melalui proses sebagai
berikut; kodifikasi – penentuan konstruk besar – peta konsensus

Berdasarkan beberapa konstruk yang kami temukan dari seluruh partisipan,


terdapat beberapa konstruk yang sama dan juga bisa digabung dengan konstruk
lainnya untuk menjadi konstruk utama. Berikut kodifikasi konstruk yang kami susun :

Partisipan Konstruk
1
2
3
4
5
6

Berdasarkan kodifikasi tersebut, maka beberapa konstruk digabung sesuai


kode warna masing-masing. Berikut konstruk utama pada penelitian ini :

Belajar
Manfaat
Risiko Investasi
Keyakinan
Pemahaman
Keputusan Investasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Investasi pada zaman dengan adanya perkembangan teknologi tanpa diimbangi dengan
literasi keuangan masyarakat dapat menyebabkan munculnya investasi illegal. Faktor-faktor
yang dapat meningkatkan literasi keuangan antara lain 1) tingkat Pendidikan, 2) kemudahan
akses informasi tentang keuangan melalui internet dan sosial media, 3) peran influencer yang
membagi pengalaman tentang keuangan.

B. SARAN
Sosial media adalah wadah yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga sosial
media menjadi sarana yang sangat besar pengaruhnya dalam penyebaran informasi keuangan
sekaligus sarana mengedukasi masyarakat tentang aktivitas keuangan dan investasi yang
aman. Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan meluasnya informasi yang
bermanfaat, khususnya di bidang keuangan, melalui sosial media.
REFERENSI
Negara, A.K. dan Hendra G.F. 2020. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi dan
Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Investasi Generasi Milenial di Pasar Modal.
Jurnal Business Management Journal. Vol 16, No 2 : 81 – 95.

Bibliographi
Jaffri, S. R. (2008). Gelagat Kepatuhan Zakat Perniagaan: Aplikasi Teori Tindakan Beralasan. UUM
Repository, 50-62.

Anda mungkin juga menyukai