Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

PENERAPAN KONSEP AKUNTANSI PADA PERILAKU KONSUMTIF


MAHASISWI

(STUDI KASUS PADA MAHASISWI JURUSAN AKUNTANSI FEB UH)

Garry Alexandre Rantetoding


(A31116305)

DEPATERMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
PRAKATA

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan

kasih dan karunia-Nya kita semua dapat diberi kesehatan, kelancaran dalam

beraktivitas dalam keseharian. Atas rahmat-Nya pula proposal Metodologi

Penelitian ini dapat selesai dengan tepat waktu dan tanpa adanya suatu hambatan

yang berarti.

Adapun judul dari proposal metodologi penelitian ini adalah “Penerapan Konsep

Akuntansi pada Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus Mahasiswi Jurusan

Akuntansi FEB UH). Proposal ini berisikan perilaku konsumtif mahasiswi dan

penerapan akuntansi sederhana yang selama ini saya amati dan praktikkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak –pihak yang telah membantu

dalam pembuatan proposal ini. Tidak lupa juga menghaturkan permohonan maaf

yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan terdapat kesalahan-kesalahan baik dari

teori yang digunakan dan juga contoh-contoh yang dimasukkan dalamnya. Dan juga

mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar dapat lebih termotivasi lagi

untuk kedepannya.

Makassar, 06 Desember 2018

Garry Alexandre Rantetoding

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.4 Situs Sosial Penelitian .................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7

2.1 Konsep Dasar Perilaku Konsumtif ................................................. 7

2.2 Prinsip Dasar Akuntansi ................................................................ 8

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada

masa ini remaja di antaranya mulai mencari identitas diri, sehingga remaja mengalami banyak

perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Seiring dengan perubahan tersebut, pada usia

remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat berkembang menjadi perilaku konsumtif

(Loudon & Della Bitta, 1993). Bagi kebanyakan remaja bergaya hidup seperti itu merupakan

cara paling cepat untuk dapat ikut masuk ke dalam kehidupan kelompok sosial yang diidamkan

(Ashadi,1985).

Reynold (1975) menyatakan bahwa remaja perempuan lebih banyak membelanjakan

uangnya daripada pria untuk keperluan penampilan seperti pakaian, kosmetik, aksesoris, dan

sepatu. Penelitian Taylor (dalam Reynold & Wells, 1977) juga menunjukkan bahwa remaja

wanita lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja pria. Perubahan pola hidup

serta,perubahan bentuk fisik alamiah manusia (pubertas), mendorong munculnya perilaku

konsumtif.

Menurut Irwanto (1994) periode remaja adalah dianggap masa transisi dalam periode anak-

anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam

kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian diri serta cara pengaturan keuangan yang baik

dan konsisten dalam perencanaan keuangan . Pengendalian diri (self control) didefinisikan

sebagai “pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain

serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan

keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik,

psikologis dan perilaku. Pengendalian diri atau disebut juga kendali diri dapat pula diartikan

1
sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung

makna, yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan

sesuatu untuk bertindak. Dengan menggunakan berbagai pertimbangan sebelum bertindak,

individu tersebut mencoba untuk mengarahkan diri mereka sesuai dengan yang mereka

kehendaki. Dengan kata lain, semakin tinggi kendali diri yang dimiliki seseorang semakin

intens pengendalian terhadap tingkah laku.

Perencanaan keuangan yang tepat dapat membantu dalam mengendalian diri dari perilaku

konsumtif. Pencatatan keuangan sederhana untuk mengontrol setiap pengeluaran yang terjadi

dapat menahan keinginan untuk membeli sesuatu hal yang kurang penting. Akuntansi adalah

proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan

adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang

menggunakan informasi tersebut. Akuntansi tidak selalu membahas mengenai laporan

keuangan suatu entitas, atau suatu organisasi yang bersifat kaku dan rumit. Proses pencatatan

sederhana yang mencakup jumlah pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dapat dimasukkan

dalam katerogi akuntansi yang sederhana. Secara formal laporan keuangan yang hasilkan oleh

suatu perusahaan dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan internal perusahaan (manager,

pemegang saham, dll) dan sebagai laporan kondisi perusahaan bagi pihak eksternal perusahaan

( Bank, Debitur, dll). Laporan keuangan memberikan keterangan mengenai kondisi keuangan

kelancaran asset, posisi neraca, hutang perusahaan serta investasi.

Secara awam masyarakat selalu mengaitkan akuntansi dengan bank, padahal kenyataannya

tidaklah demikian, akuntansi tidak hanya bersifat khusus (perusahaan, sector publik) namun

dapat pula bersifat sangat sederhana. Catatan pemasukan dan pengeluaran yang setiap hari,

minggu, atau bulan yang dicatat oleh beberapa rumah tangga dapat pula dikatakan akuntansi

yang bersifat sederhana dan tidak rumit. Karena alasan demikian dan fakta yang ada di

lingkungan kampus, saya berfikir untuk membuat suatu pola yang dapat menekan tingkat

2
konsumtif mahasiswi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang dapat menjadi

konsumtif, menurut Kotler (1997) : (1) faktor budaya, (2) kelas sosial pembeli, (3) keluarga,

(4) peran dan status, (5) pekerjaan, (6) gaya hidup, (7) keadaan ekonomi.

Pencatatan keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan jelas, akan mengurangi

perilaku konsumtif, karena pada dasarnya manusia akan cenderung boros ketika ia merasa

memiliki cash yang banyak. Pola pembelanjaan yang tidak teratur serta tidak dibarengi dengan

kemampuan untuk memisahkan antara kebutuhan, keinginan, atau hanya sekedar gengsi yang

mendorong mahasiswi cenderung konsumtif. Pada dasarnya mahasiswi jurusan akuntansi

mengetahui prinsip dasar pencatatan akuntansi sehingga dapat disimpulkan untuk pencatatan

itu sendiri bukan suatu kendala yang berarti, namun adanya faktor x (malas dan kurang

konsisten) sehingga mempersulit untuk tercapainya perubahan.

Dalam praktik akuntansinya terbagi menjadi 3 bagian, proses penganggaran, pencatatan,

pengambilan keputusan (Deryl dan Bill, 2000). Oleh karena itu, agar terciptanya suatu pola

perilaku komsumsi yang sehat maka peneliti memutuskan untuk membuat suatu penelitian

yang dengan metode kualitatif dengan judul : “PENERAPAN KONSEP AKUNTANSI PADA

PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI (STUDI KASUS PADA MAHASISWI JURUSAN

AKUNTANSI FEB UH)”.

B. Rumusan Masalah

Secara khusus, studi ini berusaha untuk mencari solusi dari perilaku konsumtif mahasiswi lewat

pencatatan keuangan sederhana Untuk itu, berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan,

maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan sehari-hari mahasiswi ?

2. Bagaimana cara akuntansi dalam mengatasi perilaku konsumtif?

3. Bagaimana cara agar mahasiswi akuntansi konsisten dalam mencatat setiap

pemasukkan dan pengeluarannya?

3
4. Seberapa besar dampak yang timbul dalam menekan pola konsumtif setelah adanya

proses pencatatan akuntansi ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, juga berdasar pada masalah yang telah

dirumuskan, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan sehari-hari mahasiswi.

2. Untuk memahami cara akuntansi dalam mengatasi perilaku konsumtif

3. Untuk memunculkan motivasi agar mahasiswi akuntansi konsisten dalam mencatat

setiap pemasukkan dan pengeluarannya

4. Setelah ketiga tujuan diatas tercapai maka peneliti berusaha untuk menilai seberapa

besar dampak yang timbul setelah adanya proses pencatatan keuangan sederhana

mahasiswi demi tercapainya pola konsumsi yang sehat serta menekan tingkat perilaku

komsumtif mahasiswi kedepannya.

D. SITUS SOSIAL PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di Kota Makassar-Sulawesi Selatan, khusunya di Universitas

Hasanuddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Departemen Akuntansi. Penelitian ini

memungkinkan untuk dilaksanakan karena Universitas Hasanuddin merupakan salah satu

perguruan tinggi bergengsi dan favorit untuk tujuan masuk para pelajar diIndonesia. Sehingga

terdapat berbagai macam mahasiswi dari segala macam golongan, gaya hidup, status sosial,

kehidupan ekonomi yang beragam dengan berbagai jenis pola konsumsi.

Alasan lainnya, karena peneliti merupakan salah satu mahasiswi di Universitas

Hasanuddin, dan juga peneliti melihat fenomena khususnya untuk mahasiswi jurusan akuntansi

yang cenderung menjurus ke perilaku konsumtif dan mengalami kesulitan untuk mengatasinya,

4
sedangkan mereka memahami konsep dasar pencatatan akuntansi guna menekan pola

konsumsi berlebihan tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Untuk memahami dengan jelas perilaku konsumtif dan memahami mendalam tentang

akuntansi.

2. Bagi Mahasiswa

Memberikan contoh penerapan sederhana akuntansi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Memeberikan ilmu pengaplikasian sederhana akuntansi dan kehidupan mahasiswa (i).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Perilaku Konsumtif

5
Konsumsi merupakan aktivitas manusia yang paling mendasar. Konsumsi dimaknai

secara beragam, baik makna luas maupun makna sempit. Makna sempit seperti yang

dikemukakan oleh Mary Douglas dan Baron Isherwood (dalam Adlin, 2006, hlm. 391)

bahwa konsumsi sebagai penggunaan hak milik yang bernilaikan material, yaitu

menghabiskan nilai material itu sendiri. Definisi tersebut kurang melingkupi keseluruhan

dari konsumsi seperti yang diungkapkan oleh Piliang. Piliang (dalam Adlin, 2006, hlm. 391)

mengemukakan makna konsumsi secara luas yaitu kenyataan bahwa orang tidak hanya

mengonsumsi yang bersifat material saja akan tetapi orang juga mengonsumsi sesuatu yang

non material, seperti pemikiran dan ide. Ketika orang berfikir dan memunculkan ide secara

berulang, berarti orang tersebut melakukan konsumsi yang bersifat non material.

Lebih jauh lagi Kartodirharjo (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif sebagai sosial

ekonomi perkembangannya dipengaruhi oleh faktor kultural, pentingnya peran mode yang

mudah menular atau menyebabkan produk-produk tertentu. Disamping itu sikap seseorang

seperti orang tidak mau ketinggalan dari temannya atau penyakit kultural yang disebut “gengsi”

sering menjadi motivasi dalam memperoleh produk. Perilaku konsumtif menciptakan

kebiasaan pembelian produk untuk konsumsi tetapi ada motivasi lain. Soebiyakto (1988,

hlm. 17) juga menegaskan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu hal dimana

seringnya konsumen membeli suatu barang maupun suatu produk demi sebuah pengakuan

maupun penghargaan, dimana bahwa secara nyata komoditas produk tersebut kurang

dibutuhkan bahkan tidak dibutuhkan.

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu perilaku konsumtif dan akuntansi. Perilaku

konsumtif adalah perilaku membeli, mendapatkan dan menghabiskan barang yang tidak lagi

didasarkan pada pertimbangan rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah

mencapai taraf tidak rasional atau berlebihan.

2.2 Prinsip Dasar Akuntansi

6
Akuntansi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari mengenai pengukuran, penjabaran, atau

pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas

pajak, dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam

perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Namun yang membedakan akuntansi yang

digunakan bersifat sederhana dan mudah untuk dipraktikkan.

Untuk menerapkan akuntansi secara baik kita harus memahami beberapa prinsip dasar

akuntansi yaitu;

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Prnciple)

3. Prinsip Mencocokkan (Matching Principle)

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

5. Prinsip Pengungkapan Secara Lengkap (Full Disclosure Principle)

6. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)

7. Prinsip Periode Akuntansi

8. Prinsip Satuan Moneter

9. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)

10. Prinsip Materialitas

BAB III
METODE PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian

melalui pendekatan kualitatif. Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln dalam ”The SAGE

Handbook of Qualitative Research” mendeskripsikan bahwa riset kualitatif menekankan pada

7
aspek konstruksi sosial dari realitas. Proses penelitian kualitatif berfokus pada pengungkapan

makna sosial atas suatu fenomena yang dibangun oleh partisipan atau subjek penelitian.

Penelitian kualitatif berusaha menjawab bagaimana pengalaman sosio-kulural manusia

dibentuk dan diberi makna.

Metode penelitian kualitatif berusaha mengungkap makna dan pengalaman sosio-kultural

subjek penelitian terhadap suatu fenomena yang tidak bisa dengan mudah diukur menggunakan

angka atau numerik. Beberapa fenomena sosial memang tidak bisa diungkap dengan

perhitungan matematis. Bruce L. Berg dalam ”Qualitative Research Methods for the Social

Sciences” menguraikan karakteristik riset kualitatif berdasarkan tiga elemen utama: desain

riset, proses pengumpulan data, dan analisis data. Menurutnya, ketiga elemen tersebut

merupakan dasar pembentuk karakter utama riset kualitatif sehingga berbeda dengan riset

kuantitatif.

Penelitian fenomenologi merupakan suatu penelitian yang membawa kita untuk terlibat

langsung dalam setiap keadaan atau pengalaman dengan cara memasuki sudut pandang orang

lain dan ikut merasakan dan memahami kehidupan dari objek penelitian (Christine dan Immy,

2001:228). Husserl berpendapat bahwa peneliti harus memahami fenomena dengan cara yang

berbeda, maksud dari pemikiran Husserl ini agar peneliti mampu membuat suatu keadaan yang

biasa menjadi keadaan yang asing dan penuh keunikan.

Studi pada penelitian ini dilakukan di lingkungan Program S1 Akuntansi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin. Pengambilan data dilaksanakan dengan

wawancara mendalam tak terstruktur, observasi dan pencatatan (memoing). Informan dipilih

dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan anggota sampel yang

dipilih secara khusus sesuai tujuan penelitiannya (Usman & Akbar, 2009 dalam Anggraini,

2013), dengan batasan: (1) merupakan mahasiswa akuntansi S1, (2) Memili masalah dengan

8
perilaku konsumtif, (3) berada di jenjang Semester 3 - Semester akhir (telah melulusi mata

kuliah akuntansi dasar).

Sumber data berasal dari catatan hasil wawancara dengan informan, pendalaman latar

belakang informan, catatan hasil pengamatan serta dokumen – dokumen yang mungkin masih

terkait dengan penelitian ini. Informan merupakan orang yang bersedia untuk memberikan

informasi mendalam yang diperlukan dalam penelitian ini. Menurut Arikunto (1998:144),

sumber data adalah subjek darimana suatu data dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57),

sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa

manusia, artefak, ataupun dokumen-dokumen.

Penelitian ini juga berperan dengan cara terlibat mengikuti orang – orang yang akan diteliti

dalam kehidupan sehari – hari, melihat apa yang mereka lakukan, kapan, dengan siapa dan

dalam keadaan apa dan menanyai mereka mengenai tindakan mereka. Kehadiran peneliti untuk

berinteraksi dengan subyek diharapkan memberi pemahaman lebih utuh penelitian melalui

wawancara menggunakan alat perekam, catatan, dan teknik observasi sebagai partisipan untuk

melihat secara langsung perilaku yang berhubungan dengan fenomena yang diamati (Sanders,

1982, Saerang, 2001:87)

DAFTAR PUSTAKA

Ahhafidh, Konsumerisme pada Remaja (Perilaku Konsumtif yang Berlebihan),

Baudrillard, J. P. (2011). Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana

9
http://www.kursusakuntansi.co.id/artikel.html?id=Seberapa_Penting_Kehadiran_Akuntansi_

dalam_Rumah_Tangga. Diakses pada 3 Desember 2018

Koentjaraningrat. (1993). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta

: Gramedia Pustaka Umum

Rizki, Miftahul dkk. Jurnal: Analisis Perilaku Mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan

Akuntansi di Kehidupan Sehari-hari

Weygandt, Jerry J., Kieso, Donald E., & Kimmel, Paul D.(2012), Accounting Principles/
Pengantar Akuntansi edisi 7, Jakarta: Salemba Empat.

10

Anda mungkin juga menyukai