i
PRAKATA
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
kasih dan karunia-Nya kita semua dapat diberi kesehatan, kelancaran dalam
Penelitian ini dapat selesai dengan tepat waktu dan tanpa adanya suatu hambatan
yang berarti.
Adapun judul dari proposal metodologi penelitian ini adalah “Penerapan Konsep
Akuntansi FEB UH). Proposal ini berisikan perilaku konsumtif mahasiswi dan
penerapan akuntansi sederhana yang selama ini saya amati dan praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak –pihak yang telah membantu
dalam pembuatan proposal ini. Tidak lupa juga menghaturkan permohonan maaf
teori yang digunakan dan juga contoh-contoh yang dimasukkan dalamnya. Dan juga
mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar dapat lebih termotivasi lagi
untuk kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada
masa ini remaja di antaranya mulai mencari identitas diri, sehingga remaja mengalami banyak
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Seiring dengan perubahan tersebut, pada usia
remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat berkembang menjadi perilaku konsumtif
(Loudon & Della Bitta, 1993). Bagi kebanyakan remaja bergaya hidup seperti itu merupakan
cara paling cepat untuk dapat ikut masuk ke dalam kehidupan kelompok sosial yang diidamkan
(Ashadi,1985).
uangnya daripada pria untuk keperluan penampilan seperti pakaian, kosmetik, aksesoris, dan
sepatu. Penelitian Taylor (dalam Reynold & Wells, 1977) juga menunjukkan bahwa remaja
wanita lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja pria. Perubahan pola hidup
konsumtif.
Menurut Irwanto (1994) periode remaja adalah dianggap masa transisi dalam periode anak-
anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam
Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian diri serta cara pengaturan keuangan yang baik
dan konsisten dalam perencanaan keuangan . Pengendalian diri (self control) didefinisikan
sebagai “pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain
keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik,
psikologis dan perilaku. Pengendalian diri atau disebut juga kendali diri dapat pula diartikan
1
sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung
individu tersebut mencoba untuk mengarahkan diri mereka sesuai dengan yang mereka
kehendaki. Dengan kata lain, semakin tinggi kendali diri yang dimiliki seseorang semakin
Perencanaan keuangan yang tepat dapat membantu dalam mengendalian diri dari perilaku
konsumtif. Pencatatan keuangan sederhana untuk mengontrol setiap pengeluaran yang terjadi
dapat menahan keinginan untuk membeli sesuatu hal yang kurang penting. Akuntansi adalah
adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
keuangan suatu entitas, atau suatu organisasi yang bersifat kaku dan rumit. Proses pencatatan
sederhana yang mencakup jumlah pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dapat dimasukkan
dalam katerogi akuntansi yang sederhana. Secara formal laporan keuangan yang hasilkan oleh
pemegang saham, dll) dan sebagai laporan kondisi perusahaan bagi pihak eksternal perusahaan
( Bank, Debitur, dll). Laporan keuangan memberikan keterangan mengenai kondisi keuangan
Secara awam masyarakat selalu mengaitkan akuntansi dengan bank, padahal kenyataannya
tidaklah demikian, akuntansi tidak hanya bersifat khusus (perusahaan, sector publik) namun
dapat pula bersifat sangat sederhana. Catatan pemasukan dan pengeluaran yang setiap hari,
minggu, atau bulan yang dicatat oleh beberapa rumah tangga dapat pula dikatakan akuntansi
yang bersifat sederhana dan tidak rumit. Karena alasan demikian dan fakta yang ada di
lingkungan kampus, saya berfikir untuk membuat suatu pola yang dapat menekan tingkat
2
konsumtif mahasiswi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang dapat menjadi
konsumtif, menurut Kotler (1997) : (1) faktor budaya, (2) kelas sosial pembeli, (3) keluarga,
(4) peran dan status, (5) pekerjaan, (6) gaya hidup, (7) keadaan ekonomi.
Pencatatan keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan jelas, akan mengurangi
perilaku konsumtif, karena pada dasarnya manusia akan cenderung boros ketika ia merasa
memiliki cash yang banyak. Pola pembelanjaan yang tidak teratur serta tidak dibarengi dengan
kemampuan untuk memisahkan antara kebutuhan, keinginan, atau hanya sekedar gengsi yang
mengetahui prinsip dasar pencatatan akuntansi sehingga dapat disimpulkan untuk pencatatan
itu sendiri bukan suatu kendala yang berarti, namun adanya faktor x (malas dan kurang
pengambilan keputusan (Deryl dan Bill, 2000). Oleh karena itu, agar terciptanya suatu pola
perilaku komsumsi yang sehat maka peneliti memutuskan untuk membuat suatu penelitian
yang dengan metode kualitatif dengan judul : “PENERAPAN KONSEP AKUNTANSI PADA
B. Rumusan Masalah
Secara khusus, studi ini berusaha untuk mencari solusi dari perilaku konsumtif mahasiswi lewat
pencatatan keuangan sederhana Untuk itu, berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan,
3
4. Seberapa besar dampak yang timbul dalam menekan pola konsumtif setelah adanya
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, juga berdasar pada masalah yang telah
4. Setelah ketiga tujuan diatas tercapai maka peneliti berusaha untuk menilai seberapa
besar dampak yang timbul setelah adanya proses pencatatan keuangan sederhana
mahasiswi demi tercapainya pola konsumsi yang sehat serta menekan tingkat perilaku
perguruan tinggi bergengsi dan favorit untuk tujuan masuk para pelajar diIndonesia. Sehingga
terdapat berbagai macam mahasiswi dari segala macam golongan, gaya hidup, status sosial,
Hasanuddin, dan juga peneliti melihat fenomena khususnya untuk mahasiswi jurusan akuntansi
yang cenderung menjurus ke perilaku konsumtif dan mengalami kesulitan untuk mengatasinya,
4
sedangkan mereka memahami konsep dasar pencatatan akuntansi guna menekan pola
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk memahami dengan jelas perilaku konsumtif dan memahami mendalam tentang
akuntansi.
2. Bagi Mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Konsumsi merupakan aktivitas manusia yang paling mendasar. Konsumsi dimaknai
secara beragam, baik makna luas maupun makna sempit. Makna sempit seperti yang
dikemukakan oleh Mary Douglas dan Baron Isherwood (dalam Adlin, 2006, hlm. 391)
bahwa konsumsi sebagai penggunaan hak milik yang bernilaikan material, yaitu
menghabiskan nilai material itu sendiri. Definisi tersebut kurang melingkupi keseluruhan
dari konsumsi seperti yang diungkapkan oleh Piliang. Piliang (dalam Adlin, 2006, hlm. 391)
mengemukakan makna konsumsi secara luas yaitu kenyataan bahwa orang tidak hanya
mengonsumsi yang bersifat material saja akan tetapi orang juga mengonsumsi sesuatu yang
non material, seperti pemikiran dan ide. Ketika orang berfikir dan memunculkan ide secara
berulang, berarti orang tersebut melakukan konsumsi yang bersifat non material.
Lebih jauh lagi Kartodirharjo (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif sebagai sosial
ekonomi perkembangannya dipengaruhi oleh faktor kultural, pentingnya peran mode yang
mudah menular atau menyebabkan produk-produk tertentu. Disamping itu sikap seseorang
seperti orang tidak mau ketinggalan dari temannya atau penyakit kultural yang disebut “gengsi”
kebiasaan pembelian produk untuk konsumsi tetapi ada motivasi lain. Soebiyakto (1988,
hlm. 17) juga menegaskan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu hal dimana
seringnya konsumen membeli suatu barang maupun suatu produk demi sebuah pengakuan
maupun penghargaan, dimana bahwa secara nyata komoditas produk tersebut kurang
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu perilaku konsumtif dan akuntansi. Perilaku
konsumtif adalah perilaku membeli, mendapatkan dan menghabiskan barang yang tidak lagi
didasarkan pada pertimbangan rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah
6
Akuntansi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari mengenai pengukuran, penjabaran, atau
pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas
pajak, dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Namun yang membedakan akuntansi yang
Untuk menerapkan akuntansi secara baik kita harus memahami beberapa prinsip dasar
akuntansi yaitu;
BAB III
METODE PENELITIAN
melalui pendekatan kualitatif. Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln dalam ”The SAGE
7
aspek konstruksi sosial dari realitas. Proses penelitian kualitatif berfokus pada pengungkapan
makna sosial atas suatu fenomena yang dibangun oleh partisipan atau subjek penelitian.
subjek penelitian terhadap suatu fenomena yang tidak bisa dengan mudah diukur menggunakan
angka atau numerik. Beberapa fenomena sosial memang tidak bisa diungkap dengan
perhitungan matematis. Bruce L. Berg dalam ”Qualitative Research Methods for the Social
Sciences” menguraikan karakteristik riset kualitatif berdasarkan tiga elemen utama: desain
riset, proses pengumpulan data, dan analisis data. Menurutnya, ketiga elemen tersebut
merupakan dasar pembentuk karakter utama riset kualitatif sehingga berbeda dengan riset
kuantitatif.
Penelitian fenomenologi merupakan suatu penelitian yang membawa kita untuk terlibat
langsung dalam setiap keadaan atau pengalaman dengan cara memasuki sudut pandang orang
lain dan ikut merasakan dan memahami kehidupan dari objek penelitian (Christine dan Immy,
2001:228). Husserl berpendapat bahwa peneliti harus memahami fenomena dengan cara yang
berbeda, maksud dari pemikiran Husserl ini agar peneliti mampu membuat suatu keadaan yang
wawancara mendalam tak terstruktur, observasi dan pencatatan (memoing). Informan dipilih
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan anggota sampel yang
dipilih secara khusus sesuai tujuan penelitiannya (Usman & Akbar, 2009 dalam Anggraini,
2013), dengan batasan: (1) merupakan mahasiswa akuntansi S1, (2) Memili masalah dengan
8
perilaku konsumtif, (3) berada di jenjang Semester 3 - Semester akhir (telah melulusi mata
Sumber data berasal dari catatan hasil wawancara dengan informan, pendalaman latar
belakang informan, catatan hasil pengamatan serta dokumen – dokumen yang mungkin masih
terkait dengan penelitian ini. Informan merupakan orang yang bersedia untuk memberikan
informasi mendalam yang diperlukan dalam penelitian ini. Menurut Arikunto (1998:144),
sumber data adalah subjek darimana suatu data dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57),
sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa
Penelitian ini juga berperan dengan cara terlibat mengikuti orang – orang yang akan diteliti
dalam kehidupan sehari – hari, melihat apa yang mereka lakukan, kapan, dengan siapa dan
dalam keadaan apa dan menanyai mereka mengenai tindakan mereka. Kehadiran peneliti untuk
berinteraksi dengan subyek diharapkan memberi pemahaman lebih utuh penelitian melalui
wawancara menggunakan alat perekam, catatan, dan teknik observasi sebagai partisipan untuk
melihat secara langsung perilaku yang berhubungan dengan fenomena yang diamati (Sanders,
DAFTAR PUSTAKA
9
http://www.kursusakuntansi.co.id/artikel.html?id=Seberapa_Penting_Kehadiran_Akuntansi_
Rizki, Miftahul dkk. Jurnal: Analisis Perilaku Mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan
Weygandt, Jerry J., Kieso, Donald E., & Kimmel, Paul D.(2012), Accounting Principles/
Pengantar Akuntansi edisi 7, Jakarta: Salemba Empat.
10