Anda di halaman 1dari 22

BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING

(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi)

Dosen Pengampu: Drs. Sudarno, M.Si, Ak.

Disusun oleh:

Wiyasih Zerlinda (160810301112)

Chelvin Eka Prasetya (170810301300)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2018
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir


adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”

Nama dan NIM : Wiyasih Zerlinda (160810301112)

Chelvin Eka Prasetya (170810301300)

Tandatangan :

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Judul Makalah/Tugas : Behavioural Research in Accounting

Tanggal : 3 Desember 2018

Dosen : Drs. Sudarno, M.Si., Ak., CA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas berkat pertolongan-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan makalah ini.

Makalah dengan ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mahasiswa dalam mata
kuliah “Teori Akuntansi”. Tulisan ini sudah kami buat sebaik mungkin. Manakala ada
kesalahan dan kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang luas bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jember, 3 Desember 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Siegel (1989:3) menyatakan bahwa behavioral science adalah “human side” of social
science. Ilmu keperilakuan ini tidak terlepas dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, teori
organisasi, ilmu politik, dan antropologi. Ditinjau dengan sudut pandang teori akuntansi,
behavioral accounting research (BAR) merupakan bagian dari positive research yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta. Namun BAR berbeda dibandingkan
dengan penelitian positif lainnya seperti penelitian terkait agency theory dan penelitian pasar
modal.

Mayoritas objek penelitian BAR adalah individu, tetapi objek BAR dapat juga berupa
kelompok kecil dari organisasi atau kondisi lingkungan. Di samping itu, BAR juga
menekankan pada dimensi yang lain dari norma-norma sosial antara lain fairness
(kewajaran), equity (keadilan), trust (kepercayaan), honesty (kejujuran) serta keinginan untuk
bekerja sama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan lingkup BAR?


2. Mengapa BAR itu penting?
3. Apa hubungan yang dimiliki oleh akuntansi dan perilaku?
4. Apa saja batasan batasan BAR?
5. Apa isu BAR bagi auditor?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui definisi dan lingkup BAR


2. Untuk mengetahui seberapa penting BAR dibutuhkan
3. Untuk mengetahui hubungan antar akuntansi dan perilaku
4. Untuk mengetahui batasan yang dimiliki oleh BAR
5. Untuk mengetahui isu BAR bagi auditor
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Behavioural Accounting Research (BAR): Definition and Scope

Behavioural accounting research didefinisikan sebagai: Studi perilaku akuntan atau


perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan
laporan. Behavioural accounting research (BAR), penelitian pasar modal dan penelitian teori
agency dapat disebut penelitian ‘positif’ dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan dengan
menemukan ‘fakta’: penelitian pasar modal menanyakan ‘bagaimana reaksi pasar sekuritas
terhadap informasi akuntansi?’; teori agensi menanyakan‘apakah insentif ekonomi
mempengaruhi dalam memilih metodde akuntansi?’; dan behavioural research menanyakan
‘bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi?’
bagaimanapun, mereka juga berbeda dalam banyak hal. untuk instansi, penelitian pasar modal
melihat pada level makro pasar sekuritas agregat, sedangkan teori agensi dan behavourial
accounting fokus pada level mikro pribadi manager dan perusahan. Penelitian pasar modal
dan teory agensi diambil dari ilmu ekonomi dan mengesampingkan motivasi aktual orang-
orang dengan asumsi bahwa setiap orang merupakan pemaksimal kekayaan. Behavioural
accounting, pada sisi lain, diambil dari ilmu yang yang lain seperti psikologi, sosiologi, dan
teori organisasi., dan umumnya tidak membuat anggapan tentang bagaimana orang-orang
berkelakuan (behave), terlebih, itu tujuan untuk mengetahui mengapa orang-orang
berkelakuan sebagaimana yang mereka lakukan. Sebagai konsekuensi, tiga kelompok
penelitian akuntansi yang lain ini dimaksudkan untuk menjawab tipe yang sangat berbeda
pertanyaan tentang praktek akuntansi.

Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement
theory (HJT) atau human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan
pembuatan keputusan akuntan dan auditor dan mempengaruhi fungsi output pada pengguna
‘pembuatan pertimbangan dan keputusan’.

Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan
biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa
depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari
perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan
mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian
secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan
perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.

Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan


manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun
ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.

Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:

- Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan


penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti
bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain orgaisasi.
- Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti
bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
- Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempegaruhi perilaku.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori akuntansi


keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di
organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah
tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas
sekal, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut
penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi
bahkan akuntansi keuangan.

Akuntansi Keperilakuan mempelajari hal-hal sebagai berikut:

- Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan keuangan.


- Bagaimana informasi diproses untuk keperluan pengambilan keputusan
- Pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data kepada
penggunanya.
- Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, inspirasi, dan
tujuan orang - orang yang menjalankan organisasi.

Dan hal-hal lain yang mengaitkan akuntansi, manusia, organisasi, dan masyarakat. Hal-hal
yang dipelajari dalam Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada dasarnya
meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan dan penggunaan sistem


akuntansi
- Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia
- Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi untuk mengubah perilaku
manusia.

2. Why is BAR Important?

Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat penting untuk praktisi
akuntasi dan yang lain:

- Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain
seperti pasar modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban
pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi
akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan penelitian yang secara spesifik
menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji), pengguna, dan
auditor informasi akuntansi.
- BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil,
proses, dan reaksi pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi
akuntansi dan metode komunikasi. Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki
pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.
- BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator akuntansi
seperti Australian Accounting Standart Board (AASB). Sebagai tujuan pokok
akuntansi adalah untuk menyediakan informasi ‘bermanfaat untuk keputusan’,
anggota AASB terus berhadapan dengan masalah dimana metode akuntansi dan apa
tipe pengungkapan yang akan terbukti ‘bermanfaat’ untuk pengguna laporan
keuangan (financial statement).
- BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalampraktek kerja akuntan dan profesi
yang yang lain. Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah perusahaan
akuntansi dapat dicatat dan dimanfaatkan oleh metode BAR untuk mengembangkan
sistem keahlian yang terkomputerisasi untuk suatu variasi dalam konteks pengambilan
keputusan (decision making).

Pengembangan Riset Akuntansi Perilaku

Istilah "BAR" pertama kali muncul dalam literatur pada tahun 1967, tetapi penelitian HTJ
memiliki dasarnya dalam literatur psikologi dari Ward Edwards pada tahun 1954. Penerapan
penelitian untuk akuntansi dan audit dilakukan pada tahun 1974 ketika Ashton menerbitkan
sebuah studi eksperimental dari penilaian pengendalian internal dilakukan oleh auditor.

30 tahun terakhir setelah melihat ledakan BAR dalam penelitian umum dan HJT pada
khususnya, terutama dalam audit, di mana penilaian untuk proses audit sangat penting. Untuk
batas tertentu, pengembangan penelitian perilaku di bidang akuntansi keuangan telah
dikalahkan oleh dominasi contracting theory sejak 1980-an. Namun demikian, informasi
penting dalam hubungan antara informasi akuntansi dan perilaku manusia telah muncul.

Banyak disiplin ilmu (misalnya ilmu politik, teori organisasi, sosiologi, dan statistik) telah
memainkan peran dalam pertumbuhan BAR, tapi sejauh ini ilmu perilaku yang paling penting
dalam hal kontribusinya adalah psikologi. Pertumbuhan penelitian HTJ dalam akuntansi
berutang banyak terhadap adaptasi metode penelitian yang digunakan dalam literatur
psikologi, yaitu Bunswik Lens Model. Teknik ini merupakan suatu pendekatan penelitian
baru yang kuat yang dapat diterapkan pada pertanyaan lama yang diperhatikan oleh pengguna
data. Ashton menjadi peneliti akuntansi pertama yang menggunakan teknik ini, diikuti oleh
Libby yang pertama kali menggunakannya dalam konteks yang berorientasi pengguna. Kedua
peneliti ini terus memainkan peran yang dominan dalam pengembangan BAR.

Gambaran Umum Pendekatan untuk Memahami Informasi Pengolahan


Tujuan dasar dari penelitian HJT adalah untuk menggambarkan cara orang-orang
menggunakan dan memproses bagian informasi akuntansi (dan lainnya) dalam konteks
tertentu pengambilan keputusan. Kami menyebut deskripsi tentang proses pengambilan
keputusan oleh seseorang sebagai "model". Jadi, misalnya, kita dapat menggunakan teknik
penelitian HJT sebagai "model" (atau mewakili) cara di mana seorang petugas pinjaman bank
memproses berbagai item informasi seperti laba dan angka arus kas untuk membuat
keputusan tentang apakah akan menyetujui aplikasi pinjaman dari sebuah perusahaan.
Meskipun Brunswik Lens Model telah menjadi metode dominan dalam mengembangkan
model pengambilan keputusan, ada juga dua pendekatan penelitian utama lainnya. Salah
satunya disebut "proses tracing", yang merupakan upaya untuk membangun sebuah tree
representation dari keputusan penilaian seseorang, dan yang lainnya dikenal sebagai
paradigma "penilaian probabilitas", di mana proses pengambilan keputusan direpresentasikan
sebagai pernyataan probabilitas yang didasarkan pada dalil Baye. Masing-masing dari tiga
pendekatan ini untuk menjelaskan (modeling) pengambilan keputusan diuraikan di bawah ini.

The Brunswik Lens Model

Sejak pertengahan 1970-an, model lensa Brunswik telah digunakan sebagai kerangka kerja
analisis serta dasar untuk studi penilaian yang kebanyakan melibatkan prediksi (misalnya
kebangkrutan) dan/atau evaluasi (misalnya pengendalian internal). Peneliti menggunakan
model lensa untuk menyelidiki hubungan antara beberapa isyarat (atau potongan informasi)
dan keputusan, penilaian atau prediksi, dengan mencari keteraturan dalam tanggapan kepada
isyarat ini. Para pengambil keputusan (misalnya petugas pinjaman bank) dipandang melihat
melalui lensa isyarat (misalnya rasio keuangan) yang secara probabilitas dihubungkan dengan
peristiwa, untuk mencapai suatu kesimpulan tentang peristiwa itu (misalnya kemungkinan
kredit default/non-default).

Dalam mengembangkan versi tertentu dari Bunswik Lens Model, subjek diminta untuk
membuat penilaian untuk sejumlah besar kasus yang didasarkan pada seperangkat isyarat
yang sama. Misalnya, mereka mungkin akan diminta untuk menilai apakah beberapa
perusahaan cenderung gagal, dinilai dari modal kerja perusahaan, price-earnings, laba bersih
per saham, quick ratio, debt to equity dan rasio lainnya. Sebuah model linier,
menggambarkan hubungan fungsional antara isyarat (rasio) dan tanggapan (kemungkinan
kegagalan), kemudian dibangun sebagai sarana mewakili cara di mana informasi diproses
oleh individu.
Bunswik Lens Model adalah alat yang sangat kuat untuk membantu kita memahami proses
pengambilan keputusan dalam situasi yang sangat spesifik. Pikirkan tentang cara-cara model
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan. Pertama, melihat sisi kiri
dari diagram, yaitu, hubungan antara hal kepentingan (default / non-default) dan variabel
yang digunakan untuk menilai peristiwa itu. Seperangkat studi lensa dapat menguji hubungan
antara peristiwa dan isyarat informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk
melihat apakah isyarat yang “benar” telah digunakan, yaitu, apakah potongan informasi
akuntansi merupakan indikator yang baik untuk peristiwa tersebut. Jika isyarat informasi
yang tidak relevan dengan keputusan itu, maka para pengambil keputusan dapat
diinformasikan mengenai hal ini dan memberi tahu potongan informasi yang lebih
bermanfaat. Perhatikan sisi kanan diagram, yaitu, hubungan antara pengambil keputusan dan
isyarat informasi. Sebuah model pembelajaran lensa Brunswik dapat dilakukan untuk
mempelajari bagaimana pengambil keputusan benar-benar menggunakan isyarat informasi
akuntansi dan bobot yang mereka tetapkan untuk setiap isyarat.

penggunaan Bunswik Lens Model telah menyebabkan penemuan informasi berharga


mengenai:

· Pola isyarat digunakan secara jelas dalam berbagai tugas

· Bobot yang ditempatkan secara implisit oleh para pengambil keputusan di berbagai
isyarat informasi

· Ketepatan relarif pengambil keputusan pada tingkat keahlian yang berbeda dalam
memprediksi dan mengevaluasi berbagai tugas

· Kondisi di mana expert system dan/atau "model perilaku manusia" melebihi perilaku
yang dilakukan manusia

· Stabilitas (konsistensi) dari penilaian manusia dari waktu ke waktu

· Tingkat pemahaman yang dimiliki para pengambil keputusan mengenai pola mereka
menggunakan data

· Tingkat konsensus ditampilkan dalam berbagai tugas keputusan kelompok.


Karena informasi ini berguna dalam memahami proses pengambilan keputusan, peneliti telah
(dan masih) mencoba untuk menentukan semua model keputusan atau proses keputusan yang
digunakan oleh berbagai kelas pengguna.

Metode Process Tracing

Seperti dijelaskan dalam bab ini, model pengambilan keputusan berasal dari penggunaan
model lensa Brunswik biasanya memiliki kekuatan prediktif yang sangat baik. Memang,
perbandingan prediksi model persamaan lensa dan keputusannya pembuat keputusan
biasanya menunjukkan bahwa model lensa adalah prediktor yang lebih baik dari hal
kepentingan daripada dari siapa model itu berasal. Salah satu alasannya adalah bahwa model
lensa statistik menghilangkan banyak kesalahan acak yang menyusup ke penilaian manusia
karena hal-hal seperti kelelahan, sakit atau kurang konsentrasi. Namun, salah satu batasan
penting dari pendekatan lensa Brunswik adalah bahwa itu bukan keterangan yang baik
tentang bagaimana orang benar-benar membuat keputusan. Penggunaan format persamaan
implisit mengasumsikan bahwa pembuat keputusan dapat secara simultan memproses semua
item informasi, namun sebagian besar pengambil keputusan melaporkan bahwa mereka
menganalisis masalah dalam proses langkah-demi-langkah, melihat satu bagian informasi
pertama, menilainya, pindah ke bagian informasi berikut, dan seterusnya sampai keputusan
tercapai.

Meskipun memiliki model yang merupakan prediktor yang baik sangat penting,
peneliti dan praktisi juga ingin menjelaskan bagaimana keputusan dibuat. Penjelasan atas
keputusan dapat membantu mengungkapkan kelemahan dalam proses pengambilan keputusan
yang kemudian dapat dihapus dengan pelatihan dan perbaikan. Perbaikan ini pada gilirannya
akan menyebabkan prediksi yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam upaya untuk membuat
pendekatan langkah bijaksana dalam pengambilan keputusan, beberapa penelitian HJT telah
menggunakan pendekatan yang berbeda untuk pemodelan pengambilan keputusan yang
disebut 'process tracing' atau metode ‘verbal protocol’. Dalam proses tracing, pembuat
keputusan mungkin diberikan serangkaian studi kasus untuk menganalisa, tapi kali ini
diminta untuk menggambarkan secara verbal setiap langkah yang dilewati ketika membuat
keputusan. Deskripsi verbal dicatat oleh peneliti kemudian dianalisis untuk menghasilkan
diagram ‘decision tree’ untuk mewakili proses keputusan pengambil keputusan. Gambar 13.2
menyajikan hipotetis dari model decision tree penilaian petugas pinjaman bank / non-standar.
Setiap lingkaran (atau 'simpul') dari pohon keputusan (decision tree) berisi pertanyaan yang
terkait dengan langkah dalam proses pengambilan keputusan

Studi Model Lensa – Bukti

Banyak penelitian telah menggunakan kerangka model lensa untuk memeriksa akurasi
prediksi manusia dalam kegagalan bisnis. Tugas ini penting dan realistis bagi orang-orang
seperti investor, petugas pinjaman bank, kreditur lain, dan auditor. Secara umum telah diteliti
dengan memberikan subjek dengan sejumlah isyarat numerik seluruh kasus berulang dalam
keberhasilan dan kegagalan bisnis yang sebenarnya, yang diambil dari data arsip. Dengan
demikian, dalam tugas ini), sebuah solusi yang 'benar' ada sebagai tolok ukur untuk
membandingkan kinerja manusia.

Menggunakan model lensa sebagai alat penelitian dengan cara ini memungkinkan
analisis konsistensi dalam memberi penilaian, apakah 'model perilaku manusia' dapat
memprediksi lebih akurat daripada manusia. Hal ini juga memungkinkan analisis kemampuan
isyarat untuk memprediksi kejadian tersebut (yang 'lingkungan prediktabilitas' menggunakan
isyarat bobot ideal). Selain itu, dapat memberikan wawasan mengenai tingkat kesepakatan
antara pengambil keputusan.

Model of human behaviour (Model Prilaku Manusia) dikembangkan menggunakan


representasi matematis dari pola individu dalam penggunaan isyarat. Model ini kemudian
diterapkan pada kasus-kasus tersebut. Bukti secara konsisten menunjukkan bahwa mereka
cukup mahir untuk mengembangkan prinsip-prinsip atau model untuk memecahkan
keberhasilan/kegagalan dalam menggunakan rasio keuangan, tetapi ketika mengungguli
model mereka sendiri (disimpulkan dari pola penggunaan isyarat) diterapkan secara
matematis karena dua alasan: mereka salah menimbang petunjuk, dan mereka tidak konsisten
menerapkan aturan keputusan mereka karena faktor-faktor seperti kelelahan dan kebosanan.
Aplikasi matematika antara model lingkungan (dengan pembobotan isyarat ideal) atau model
prilaku manusia benar-benar konsisten dari waktu ke waktu, menghilangkan kesalahan acak.

Libby adalah yang pertama dalam meneliti tugas penilaian kegagalan bisnis, dan
beberapa studi telah diikuti. Apa yang telah muncul dalam literatur adalah pertanyaan apakah
mengungkapkan dengan subjek tingkat aktual kegagalan diperlukan untuk mencapai realisme
dalam tugas. Tingkat aktual kegagalan usaha sangat rendah yaitu kurang dari 5 persen. Oleh
karena itu subjek membawa ke tugas penilaian harapan bahwa jumlah kasus kegagalan akan
marjinal.

Di sisi lain, para peneliti tidak dapat berharap untuk mendapatkan bukti dari
pengaturan tugas ini kecuali jumlah kasus kegagalan yang sebenarnya 'wajar' termasuk dalam
bahan yang diberikan. Para peneliti umumnya menggunakan tingkat kegagalan antara 33
persen dan 50 persen, dan percobaan memanipulasi tingkat kegagalan dan
pengungkapan/bukan pengungkapan sebelumnya telah dilakukan. Hasilnya telah meyakinkan
dalam hal sejauh mana pengungkapan sebelumnya dari hal tingkat kegagalan sampel, tetapi
tampaknya prediktabilitas tugas dan keterwakilan informasi cukup berperan.

Variasi lain dari penelitian termasuk mengamati efek yang memungkinkan subjek
untuk memilih rasio, memeriksa dampak dari informasi yang berlebihan, dan menganalisis
tingkat keyakinan bahwa pengambil keputusan menempatkan pada penilaian mereka dan
apakah akurasi mempengaruhi keyakinan. Abdel-Khalik dan El-Sheshai menyimpulkan
bahwa itu adalah pilihan subjek informasi, daripada pengolahan isyarat yang dipilihnya,
bahwa keakuratan terbatas. Simnett dan Trotman menemukan bahwa, meskipun subjek dapat
menggunakan semua informasi dari rasio yang dipilih, mereka tidak dapat meningkatkan
kinerja ketika diminta untuk menerapkan model isyarat-bobot yang ideal. Auditor
menyimpulkan bahwa ketika subjek tidak dapat memilih rasio mereka sendiri maka dapat
terjadi penurunan kinerja pemrosesan informasi mereka.

Literatur informasi yang berlebihan memiliki implikasi untuk presentasi dan isu
pengungkapan dalam akuntansi keuangan. Hal ini memberikan bukti konsensus rendah dan
konsistensi pengambilan keputusan lebih rendah untuk individu mengalami overload.
Diperkirakan bahwa, jumlah informasi meningkat, awalnya penggunaan dan integrasi
informasi meningkat. Namun, di luar beberapa titik, hasil informasi tambahan dalam
penurunan jumlah informasi diintegrasikan ke dalam tugas pengambilan keputusan.
Chewning dan Harrel, dalam tugas prediksifinancial distress, menemukan bukti dari teori di
atas setelah subjek diberi lebih dari 8 petunjuk (rasio keuangan). Libby mencatat bahwa
penambahan isyarat kurang valid untuk satu set yang berisi isyarat lebih valid dalam
penurunan kinerja, namun, penelitian lain telah mendeteksi tidak ada hubungan seperti itu.

Secara keseluruhan, literatur tentang informasi yang berlebihan telah menghasilkan hasil
yang kurang jelas. Salah satu alasan untuk kurangnya hasil yang jelas pada studi yang
berbeda adalah bahwa sebagian besar peneliti tidak berusaha untuk menentukan apakah data
tambahan yang disediakan benar-benar 'informatif'

Terlalu percaya ini tampaknya berasal dari tiga faktor:

· Kecenderungan bagi manusia untuk mencari dan kelebihan bobot umpan balik positif

· Terbatasnya sifat umpan balik dalam banyak kasus (misalnya dalam kegagalan atau
sulitnya memprediksi keputusan yang tepat untuk tidak meminjamkan jarang dievaluasi)

· Variabel saling ketergantungan dari tindakan dan hasil (misalnya tindakan


pinjaman/tidak meminjamkan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan)

Format dan Penyajian Laporan Keuangan

Pada tahun 1976 Libby mengamati bahwa tiga pilihan dasar tersedia untuk meningkatkan
pengambilan keputusan:

· Mengubah penyajian dan jumlah informasi

· Mendidik para pengambil keputusan

· Mengganti pengambil keputusan baik dengan model mereka sendiri atau dengan model
pembobotan sinyal yang ideal.

Mengingat pentingnya saran pertama kepada akuntan, auditor, regulator dan pembuat standar,
secara mengejutkan sedikit penelitian telah dilakukan dalam memastikan format penyajian
akuntansi yang ideal. Penelitian yang ada cenderung untuk memeriksa perubahan radikal
untuk penyajian laporan keuangan dalam bentuk grafik multidimensi. Namun, dalam
menanggapi kebutuhan dalam literatur, para peneliti telah kembali ke masalah penyajian yang
ideal dari fromat tabel yang lebih tradisional. Informasi yang dimuat oleh literatur ini juga
berhubungan dengan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
dari pengguna laporan keuangan.

Penelitian probabilitas penilaian – bukti

Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama dalam audit, tidak ada solusi yang
"benar" dengan penilaian yang dapat dibandingkan untuk menilai akurasi. Salah satu cara
untuk mengatasi kekurangan suatu kriteria benchmark yang digunakan untuk menilai kinerja
adalah untuk menguji tingkat konsensus mengenai keputusan tertentu di sejumlah pengambil
keputusan. Cara lain adalah dengan menggunakan model matematis atau statistik.
Sebagaimana dibahas dalam bagian sebelumnya, penelitian penilaian probabilistik didasarkan
pada analisis apakah manusia merevisi keyakinan mereka sejalan dengan teorema Bayes,
bukti baru menjadi tersedia. Penelitian HJT dalam model secara konsisten menunjukkan
bahwa manusia memiliki berbagai tingkat keterampilan dandiamati melalui
berbagai tugas, merevisi probabilitas mereka sebelumnya pada tingkat lebih
rendahdaripada yang ditentukan oleh teorema Bayes. Konservatisme ini telah dikaitkan
dengan penggunaan aturan praktis dan bias yang diadopsi sebagai cara untuk
menyederhanakan penilaian yang kompleks dalam rangka untuk mengatasinya.

3. KETERWAKILAN: BUKTI

Kahneman dan Tversky pertama kali melaporkan adanya keterwakilan dan kecenderungan
untuk mengabaikan tingkat dasar. Sejak itu, penelitian di kedua bidang psikologis dan
akuntansi telah menyelidiki fenomena tersebut. Bukti yang meyakinkan dalam bahwa hal itu
menunjukkan informasi tarif dasar kadang-kadang diabaikan dan kadang-kadang digunakan
secara tepat didalam menentukan probabilitas dari suatu peristiwa. Penggunaan informasi
tarif dasar tampaknya sangat sensitif terhadap berbagai tugas dan konteks serta ini telah
menyebabkan hipotesis bahwa pertimbangan probabilistik melibatkan pengolahan kontingen.

Joyce dan Biddle menggunakan adaptasi akuntansi dalam detector


pencurian/kebohongan oleh karyawan contoh yang sebelumnya diberikan dalam bab ini
untuk menggambarkan penerapan teorema Bayes. Dalam contoh ini berkaitan dengan
penipuan manajemen, lagi tingkat dasar sangat rendah digunakan. Seperti yang telah
diperkirakan, seperti pada contoh sebelumnya, subyek akan memberikan perhatian yang kecil
untuk tingkat dasar rendah yang diberikan. Sejak penilaian audit sering melibatkan tingkat
dasar rendah, dampak peristiwa tinggi (contohnya : fraud), penulis menekankan tentang
implikasi dari hasil ini. Namun, Holt meragukan temuan Joyce dan Biddle, memperdebatkan
bahwa hal itu adalah pengungkapan masalah. Mengarah ke efek framing, yang telah didorong
dari hasil mereka. Efek Framing didefinisikan sebagai perspektif kognitif yang ditimbulkan
oleh karakteristik tugas. Efek ini sering digambarkan dengan menggunakan analogi half
empty/half full glass di mana pesimistis menganggap gelas sebagai setengah kosong (half
empty) dan optimistis memandang gelas yang sama sebagai setengah penuh (half full).
Ketersediaan: bukti

Dasar dari aturan ini adalah penilaian yang didasarkan pada pengambilan dari memori atau
konstruksi skenario yang relevan. Contohnya semakin cepat mengingat masalah, atau
semakin mudah orang untuk mengingat masalah atau menghasilkan penjelasan tentang suatu
peristiwa, semakin tinggi kemungkinan terjadinya penilaian terjadinya peristiwa. Namun, ini
membutuhkan sampel besar dari probabilitas untuk meningkatkan akurasi prediksi.

Moser memeriksa ketersediaan aturan praktis sehubungan dengan penilaian prediktif


investor. Dia meminta setengah dari 58 subjek untuk membuat daftar alasan-alasan target
keuntungan perusahaan akan meningkat dan alasan keuntungan perusahaan akan menurun.
Subyek-subyek yang tersisa diurutkan dalam susunan berlawanan. Moser menemukan bahwa
kelompok pertama subjek membuat prediksi probabilitas yang lebih tinggi mengenai
peningkatan keuntungan bagi perusahaan, meskipun tidak ada dasar objektif bagi optimisme
mereka. Hasil subjek mampu menghasilkan alasan paling mendukung yang dinilai lebih
mungkin. Dia menyimpulkan bahwa beberapa peristiwa lingkungan mengenai perusahaan
tertentu yang menyebabkan liputan berita yang tidak proporsional mungkin sistematis
mempengaruhi prediksi penilaian. Investor individual mungkin baik overprice atau
underprice saham karena kecenderungan semuanya untuk berpikir tentang perusahaan dari
perspektif yang sama - optimis atau pesimis.

Penetapan dan penyesuaian: bukti

Joyce dan Biddle menggunakan kembali praktik auditor sebagai subyek dalam memeriksa
efek perubahan dalam sistem pengendalian internal pada perluasan pengujian substantif (tes
pemeriksaan yang dirancang untuk mencari keberadaan kesalahan dolar di akun-
akun). Diharapkanbahwa subjek akan menyesuaikan perubahan dalam pengendalian
internal dengan menyesuaikan cakupan audit tetapi penyesuaian tidak akan
cukup sebagai penetapan pada awal pengendalian internal yang akan terjadi. Tidak
ada bukti penetapan dan penyesuaian ditemukan. Namun, Kinney
dan Uecker tidak menemukan bukti penetapan dan penyesuaian dalam
review analitis (analisis rasio)dan uji kepatuhan (uji audit pengendalian internal) tugas.

4 AKUNTANSI DAN PERILAKU


Akuntansi hadir sebagai fungsi langsung dari kegiatan individu atau
kelompok individu(didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat sudut pandang yang
berbeda dari akuntansi, menunjukkan adanya kemungkinan sejumlah perspektif akuntansi.

Bahkan dalam periode peraturan pemerintah terpusat atas pengungkapan akuntansi


oleh perusahaan, ada ribuan pilihan dan asumsi yang diperlukan antara alternatif teknik
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk entitas perusahaan. Walaupun berada
dalam peraturan lebih ketat dari undang-undang perpajakan di Australia, ada kebijakan yang
cukup besar dalam teknikpengadopsian, dan interpretasi dari informasi yang
dilaporkan, merupakan masalah dari perspektif.Ada banyak kepentingan yang bersaing di
berbagai orang yang menginterpretasikan informasi keuangan yang dilaporkan oleh
organisasi. Pada dasarnya, para pengguna informasi akuntansi mewakili berbagai perspektif
dan tujuan, mulai dari kelompok karyawan (serikat buruh), pemegang saham individu dan
kelompok investor untuk pengelolaan organisasi, pembuat standar akuntansi sering
menghabiskan banyak waktu memperdebatkan validitas teknis dari teknik khusus yang
diusulkan. Namun, sebelumnya validitas teknis merupakan masalah perspektif.

Tujuan dari bagian ini adalah untuk memperkuat tema yang mendasari seluruhnya
dansejumlah bab lain dari buku ini, akuntansi yang merupakan fungsi dari perilaku
dan aktivitas manusia. Dengan demikian, informasi akuntansi akan mempengaruhi
perilaku baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan informasi, dan
sebagai respon terhadap keterbukaan informasi. Tanggapan terhadap informasi adalah fungsi
dari perspektif manusia dan karena itu tidak lepas dari tujuan pribadi dan kepentingan
pengguna, apakah bertindak sebagai seperti kepentinganindividu atau
sebagai kelompok. Akibatnya, akuntansi beroperasi dalam lingkungan yang kompleks.
Akuntan harus menyadari lingkungan seperti ini dan menghargai dampak informasi akuntansi
terhadap perilaku.

Burchell dkk merangkum peran penting akuntansi dalam konteks board economic:

Data akuntansi sekarang digunakan dalam derivasi dan pelaksanaan kebijakan untuk
stabilisasi ekonomi, harga dan pengendalian upah untuk regulasi sektor industri dan
komersial tertentu dan perencanaan sumber daya ekonomi nasional dalam kondisipeperangan
dan perdamaian dan kemakmuran dan depresi
Tidak lagi dilihat sebagaisekedar unit dari rutinitas kalkulatif, sekarang berfungsi sebagai
mekanisme terpadu dan berpengaruh untuk manajemen ekonomi dan sosial. Selain itu,
penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dalam
sistem akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. Akuntansi bukanlah proses satu
arah,dengan informasi akuntansi mempengaruhi perilaku atau mendorong respon pada bagian
dari beberapa kelompok pengguna. Informasi dan system akuntansi dipengaruhi dan diubah
oleh faktor,yang sebagian besar berada di luar
kendali langsung akuntan. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen
fundamental dari arsitektur organisasi, dengan manajer senior yang terusberusaha
mengadaptasi arsitektur untuk memastikan struktur
terbaik dari perusahaan. Zimmermanmenyediakan dua pengamatan penting tentang faktor
yang mempengaruhi sistem akuntansi.

Perubahan dalam sistem akuntansi yang sudah terjadi dalam ruang hampa. Perubahan sistem
akuntansi umumnya terjadi pada waktu yang sama sebagai perubahan dalam strategi
bisnisperusahaan dan perubahan organisasi lainnya, khususnya yang berkaitan
dengan pemisahanhak keputusan dan evaluasi kinerja dan sistem penghargaan.

Perubahan dalam arsitektur perusahaan, termasuk perubahan dalam sistem akuntansi, yang
mungkin terjadi dalam menanggapi perubahan dalam strategi bisnis perusahaan yang
disebabkan oleh guncangan eksternal dari teknologi dan kondisi pasar pergeseran.

Informasi akuntansi sehingga secara signifikan mempengaruhi perilaku individu baik dalam
suatu entitas dan eksternal padanya. Namun, pengaruh dua arah, dengan individu (atau grup
individu) langsung dan tidak langsung mempengaruhi struktur sistem akuntansi
dan pengungkapaninformasi. Jika penelitian perilaku adalah untuk kemajuan dan
memberikan pemahaman yang berharga tentang hubungan yang kompleks, hal itu
akan harus menyimpang dari penelitian pasar modal yang beroperasi di bawah asumsi
yang mewakili individu atau kelompok pemegang sahamsebagai seperangkat interchangeable
blanks (masing-masing berbagi kekuatan yang sama dari interpretasi, film dan
keyakinan) dan yang menerima bahwa ekonomi, masyarakat dan entitas di
dalamnya hidup organisme kompleks yang tidak bertindak dalam isolasi tetapi efek satu sama
lain dalam cara yang kompleks.

Limitation of BAR
Pekembangan riset akuntansi Indonesia di bidang keperilakuan masih merupakan hal

dibandingkan dengan penelitian di bidang akuntansi keuangan, dengan topic penelitian pada
kemampuan rasio-rasio keuangan memprediksi harga saham, kebangkrutan, dan lain-lain
maka riset akuntansi di bidang keperilakuan masih dapat dikatakan tertinggal. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat mata kuliah akuntansi keperilakuan sendiri masih tergolong baru.
Sebagai contoh, Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, memperkenalkan
matakuliah ini pada tahun 1995. Selain itu, apakah bidang keperilakuan, yang selama ini
menjadi kajian utama ahli psikologi, juga perlu menjadi kajian para akuntan, masih
diperdebatkan oleh para akuntan sendiri. Beberapa kritikan yang menolak terhadap penelitian
akuntansi keperilakuan karena adanya keterbatasan diantaranya.

Banyaknya perbedaan dalam pengukuran variabel, yang berarti dalam satu variable ada
berbagai instrument yang bisa dipergunakan dan masing-masing sangat berbeda.

Sebab tidak adanya landasan konseptual yang jelas atas pengembangan variabel.

Kelemahan metodologi selanjutnya yang paling dominan adalah lemahnya pengembangan


landasan teoritis. Dengan adanya kelemahan tersebut, sehingga perlu adanya pemahaman
lebih dalam tentang berbagai landasan teoritis dan pendekatan dalam penelitian akuntansi.

Issues for Auditors

BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan


memproses informasi akuntansi, penelitian auditing keperilakuan dapat memeriksa
bagaimana auditor menunjukkan tugas audit dan membuat opini.BAR memeriksa
karakteristik high-performing auditor dan faktor yang mempengaruhi opini auditor. Hasilnya
menunjukkan bahwa auditor spesialis industri membutuhkan auditor lain ketika mereka
dalam lingkungan spesialisasi industri. Mereka tampil untuk memproses bagian kecil
informasi secara lebih efisien dan efektif untuk mencerminkan eksistensi dari laporan
keuangan. Penelitian eksperimental juga menunjukkan bahwa terdapat interaksi kompleks
antara pengalaman dan keadaan (context) dalam keputusan pelaporan auditor. Apalagi,
penelitian ini menunjukkan bahwa investor memberi reaksi sebagai rasa bahwa auditor
independen lemah ketika auditor menerima pendapatan layanan non-audit dari klien yang
mereka audit bahkan jika auditor independent memang tidak membuat-buat (dalam membuat
keputusan). Bagaimanapun, penelitian eksperimental menantang ketika mereka mencoba
untuk merealisasikan keseimbangan dan kesederhanaan dalam desain penelitian.
STUDI KASUS

“Testra opts for David Thodey as repleacement for Sol Trujillo”

Dewan pengurus Telstra akan mencoba meningkatkan hubungan dengan


pemerintahan Rudd dan pasar dengan mengumumkan kepala bisnis David Thodey, sebagai
pengganti kepala eksekutif Sol Trujillo hari ini.

Mr. Thodey adalah salah satu tiga kandidat internal untuk posisi tersebut dengan
British executive dan kandidat internal lain adalah kepala keuangan John Stanhope dan bos
Sensis Bruce Akhurst.

Mr. Thodey, 54, diharapkan untuk bergerak cepat untuk berbaikan dengan
pemerintahan dan mengakhiri hubungan sengit yang terjadi pada Telstra dan Canberra.

Petinggi Telstra Donald McGauchie lebih bersifat mendamaikan dalam beberapa


bulan ini dan pemerintah telah menerima secara terbuka dan tertutup. Tetapi Canberra
mencoba untuk memonopoli dengan menawar secara keras dalam negosiasi atas bangunan
yang ditawar seharga $43 milyar, dan akan mengetes beberapa kepala baru dalam dewan
direksi.

Mr. Thodey yang notabene adalah orang Australia yang tidak memiliki hubungan
dekat dengan menteri pemerintahan, tetapi dihormati karena cara berpikirnya yang relative
tenang dan dia memiliki kelebihan politik yaitu tidak diidentifikasi secara menyeluruh oleh
strategi agresif yang dimiliki oleh Mr Trujillo yang melawan pemerintah beberapa tahun
belakangan. Tetapi kepala yang baru akan membujuk investor bahwa dia tidak akan membuat
terlalu banyak kelonggaran terhadap Canberra yang akan berakhir merugikan pemegang
saham. Biaya dari membangun networking dan tuntutan biaya yang dibebankan kepada
consumer akan terpengaruh secara drastis dengan return yang diharapkan Telstra dan
negosiasi yang intens dan panjang dapat diharapkan

pertanyaan

1. mengapa para dewan Telstra menunjuk kandidat internal untuk posisi kepala eksekutif,
daripada kandidat eksternal?

2. mengapa kemungkinan David Thodey lebih diunggulkan daripada kandidat internal yang
lainnya yang lebih memiliki pengalaman di bidang keuangan dan dibidang telekomunikasi?
3. dalam artikel disebutkan bahwa David Thodey memiliki pengalaman internal. Bagaimana
hal itu mempengaruhi skill yang berubah selama waktu bekerja dengan Telstra dan apa yang
mungkin dapat diambil (tujuan utama) dari mempelajari hal yang baru?

4. jelaskan lingkungan yang rumit dalam Telstra di bagian operasi dan identifikasikan
beberapa skills yang dapat digunakan sebagai pengaruh untuk lingkungan tersebut

Jawaban

1. menurut kelompok kami, dipilihnya David Thodey sebagai kepala eksekutif yang baru
yang merupakan kandidat internal karena perusahaan sudah mengetahui kinerja Mr. Thodey
dalam perusahaan tersebut. Baik buruknya kinerja Mr. Thodey diukur dan cocok dengan cara
kerja Telstra untuk mengembangkan perushaannya. Ada beberapa keuntungan dan kerugian
apabila perusahaan menggunakan cara perkrutan internal

Keuntungan :

- Menigkatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan, karena ada kesempatan promosi
- Perilaku dan loyalitas karyawan semakin besar terhadap perusahaan
- Biaya perekrutan relative kecil
- Waktu yang digunakan relative singkat
- Orientasi tidak diperlukan lagi
- Kestabilan karyawan semakin baik

Kekurangan

- Kewibawaan karyawan yang dipromosikan kurang


- Kurang membuka kesempatan sistem kerja baru perusahaan

2. Menurut kelompok kami, yang bisa disimpulkan dari studi kasus diatas adalah cara
pemikiran Mr. Thodey yang tenang yang saat itu dibutuhkan oleh Telstra. Walaupun Mr.
Thodey tidak memiliki koneksi dengan pemerintahan, ia mampu menghubungkan dan
memperbaiki hubungan Telstra dengan pemerintah dan tidak memiliki politik khusus
sehingga strategi agresif milik Sol Trujillo tidak dapat mengidentifikasi strategi yang dimiliki
oleh Mr Thodey

3. menurut kelompok kami, seiring berjalannya waktu pemikiran karyawan akan terbentuk
secara perlahan-lahan sesuai dengan pemikiran kepala perusahaan. Pengalaman internal yang
dimiliki Mr Thodey sangat berguna dalam menjalankan tugas barunya sebagai kepala
eksekutif karena Mr Thodey sudah mengetahui seluk beluk perusahaan tersebut, sehingga
skillnya berubah lebih baik. Sebagian besar perushaan pasti memberikan training kepada
karyawan karyawannya. Para karyawan harus belajar hal-hal baru sehingga akan memiliki
skill yang berubah naik seiring berjalannya waktu, dalam meningkatkan operasi perusahaan
tersebut.

Apa yang didapat jika kita berpikiran terbuka dari mempelajari suatu hal yang baru? Banyak
karena kebanyakan kesuksesan itu diluar zona nyaman kita, dan manusia harus selalu
berkembang dan bertumbuh. Jika tidak mempelajari suatu hal yang baru, karyawan akan
tertinggal dan digantikan oleh yang lain

4. sebelum dipegang oleh Mr Thodey, Sol Trujillo memiliki strategi yang agresif sehingga
bertentangan dengan pemerintah dan Canberra. Skill yang harus dimiliki yang pertama adalah
networking. Semakin banyak orang yang kita kenal, semakin banyak pula orang yang dapat
membantu menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi perusahaan. Yang kedua adalah
negosiasi, negosiasi sangat diperlukan bagi kepala perusahaan agar dapat memperoleh
keuntungan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai