OLEH
1810030213
PENDAHULUAN
Dalam suatu kebudayaan terdapat nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai budaya ini menjadi dasar
bagi norma-norma dalam masyarakat mengenai perilaku yang ditampilkan dalam berbagai situasi
(Koentjaraningrat, 2007). Budaya sering disebut juga dengan kultur. Definisi kebudayaan memiliki
arti suatu keutuhan yang sifatnya kompleks, dimana pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum,
moral, tata cara, dan kebiasaan ataupun kemampuan lain termasuk di dalamnya, yang diperoleh seni
Etnis adalah suatu istilah yang menunjuk rasa kepemilikan bersama yang berdasarkan pada
kesamaan keturunan, bahasa, sejarah, budaya, dan ras (Chandra, 2006). Dengan kata lain, etnis
adalah kelompok manusia yang terkait kesadaran dan identitas yang sering kali dikuatkan dengan
Di Indonesia mengenal adanya etnis Tionghoa, etnis jawa, etnis bugis, etnis batak, etnis
timor,dan sebagainya. Setiap etnis mempunyai karakter, perilaku, dan pola hidup yang berbeda, hal
ini ditandai dengan norma, nilai dan kebudayaan setiap etnis yang berbeda. Perbedaan-perbedaan
yang terdapat pada setiap etnis mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyikapi setiap setuasi dan
persoalan.
penyimpanan dana untuk masa depan (Kholimah 2013). Menurut Hilgert, Holgart dan Baverly
(2003), bahwa perilaku keuangan seseorang akan tampak dari seberapa bagus seseorang mengelola
tabungan dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Sedangkan menurut Dew dan Xiao (dalam
2
Herdjiono, 2016) perilaku keuangan seseorang dapat dilihat dari dua hal yaitu konsumsi dan
tabungan.
UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Setiap bisnis
akan membutuhkan pengelolaan keuangan yang tepat agar bisnis tetap nisa berjalam dengan lancar.
Pada dasarnya, UMKM adalah usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, badan
usaha kecil, maupun rumah tangga. Jika Anda ingin memulai menjalankan bisnis menggunakan
skema usaha mikro atau UMKM, besaran modal yang berlaku paling besar mencapai 1 milyar
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sektor usaha yang banyak dipilih
oleh orang-orang yang ingin membuka usaha namun memiliki modal kecil atau terbatas. Peraturan
terbaru menyatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah hanya membutuhkan Izin Usaha
Mikro dan Kecil (IUMK). Sejak diluncurkan sekitar 2 tahun lalu, sistem Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) telah membawa perubahan
yang signifikan terhadap proses izin usaha di Indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah hanya
Untuk mendapatkan IUMK pun, para pelaku usaha sudah diberikan kemudahan karena
adalah Online Single Submission (OSS) yang telah diluncurkan oleh pemerintah. Jangan kaget
kalau pada saat kamu masuk ke OSS untuk memproses izin untuk usaha perorangan, buat kamu
yang sudah memiliki NPWP kamu bisa melihat laporan tentang kepatuhan pajak kamu di platform
tersebut.
3
1.2 Rumusan Masalah
Peneliti dapat menganalisis perilaku keuangan tenun ikat dalam pengelolaan UMKM Ina
perilaku keuangannya dan tenun lainnya sehingga bisa dipelajari dan dijadikan acuan dalam
perilaku keuangan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku keuangan muncul pada tahun 1980-an sejalan dengan tuntutan perkembangan
dunia bisnis dan akademik yang mulai menyikapi adanya aspek atau unsur perilaku dalam proses
pengambilan keputusan keuangan dan investasi. Menurut Ricciardi (2000) perilaku keuangan
adalah hasil dari struktur berbagai ilmu. Struktur ilmu yang pertama adalah psikologi dimana
menganalisis proses perilaku dan pikiran, bagaimana proses psikis ini dipengaruhi oleh fisik dan
lingkungan eksternal manusia. Struktur ilmu yang kedua adalah keuangan, termasuk di dalamnya
adalah bentuk sistem keuangan dan penggunaan sumber daya. Struktur ilmu yang terakhir adalah
sosiologi yang sistematis dimana berisi tentang perilaku manusia atau kelompok dimana lebih
menekankan pengaruh hubungan sosial pada sikap dan perilaku masyarakat. Shefrin menambahkan
perilaku keuangan adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi
Perilaku keuangan terdapat tiga aspek yang mempengaruhi yaitu : Ricciardi (2000)
1. Aspek Psikologi
Aspek psikologi berkenaan dengan tingkah laku manusia baik selaku individu maupun
dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku
yang tampak maupun yang tidak tampak, tingkah yang disadari maupun tidak disadari.
2. Aspek Sosiologi
Aspek sosiologi berkenaan dengan kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya
dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan
5
3. Aspek Keuangan
Aspek keuangan berkaitan dengan pengelolaan uang yang akan berpengaruh pada kehidupan
individu maupun organisasi. Dalam hal ini keuangan berkaitan dengan proses, instrument,
pasar serta lembaga apapun yang terlibat dalam perpindahan atau transfer uang, baik antar
Teori perilaku keuangan dapat diartikan sebagai aplikasi ilmu psikologi dalam ilmu
keuangan, yaitu suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau
Sebagaimana diketahui bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada individu itu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. Menurut pandangan seorang ahli, perilaku
sebagai respon terhadap stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan individu
pandangan dari aliran kognitif yaitu yang memandang perilaku individu merupakan respon dari
stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang
diambilnya (Walgito, 2003). Dengan begitu, perilaku individu dipengaruhi oleh stimulus internal
Perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha
Perilaku keuangan adalah keterlibatan perilaku yang ada pada diri sesorang yang meliputi emosi,
sifat, kesukaan, dan berbagai macam hal yang melekat dalam diri manusia sebagai makhluk
intelektual dan sosial yang berinteraksi dan melandasi munculnya keputusan melakukan suatu
tindakan (Ricciard, 2000). Perilaku keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengatur
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana untuk masa depan (Kholimah,2013). Menurut
6
Hilgert (2003), bahwa perilaku keuangan seseorang akan tampak dari seberapa bagus seseorang
2.1.1.1 Konsumsi
Sehari-hari konsumsi dapat diartikan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan, baik untuk
kebutuhan makanan maupun bukan makanan. Menurut Mankiw (2013), konsumsi mempunyai arti
sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Arti dari barang disini mencakup
pembelanjaan rumah tangga untuk barang yang bertahan lama, seperti kendaraan dan perlengkapan
rumah tangga, dan untuk barang yang tidak lama seperti makanan dan pakaian. Sedangkan untuk
arti dari jasa disini mencakup barang yang tidak berwujud konkret, misalnya seperti potongan
Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memenuhi pembelian barang-barang dan
jasa akhir guna untuk mendapatkan kepuasaan ataupun memenuhi kebutuhannya (Samuel, 2001).
Konsumsi terbagi menjadi dua macam, yang pertama konsumsi rutin dan konsumsi sementara.
Konsumsi rutin mempunyai arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian barang dan
jasa secara terus menerus yang dikeluarkan selama bertahun-tahun. Sedangkan konsumsi sementara
adalah setiap tambahan yang sifatnya tidak terduga terhadap konsumsi rutin.
semaksimal mungkin agar mencapai tingat kepuasaan dan tingkat kemakmuran. Setiap individu
Tingkat konsumsi seorang atau masyarakat dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Sukirno (2011), faktor penentu dalam kegiatan konsumsi adalah sebagai berikut :
7
1) Kekayaan yang Terkumpul
Kekayaan dari tabungan yang telah terkumpul atau bisa juga harta warisan dari orang tua.
Dalam keadaan seperti ini seseorang tersebut sudah tidak dapat terdorong atau termotivasi
untuk menabung lebih banyak lagi, karena pendapatannya tersebut dapat digunakan untuk
Sebaliknya untuk orang yang tidak memperoleh warisan, mereka akan termotivasi untuk
2) Suku Bunga
Suku bunga dapat diperoleh oleh seseorang yang telah mempunyai tabungan. Masyarakat
atau rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunganya tinggi dengan
alasan memperoleh pendapatan menabung. Apabila suku bunga rendah mereka tidak akan
menabung, karena mereka beranggapan bahwa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi
daripada menabung. Jadi, dengan suku bunga yang rendah,, masyarakat cenderung akan
3) Sikap Berhemat
Setiap orang memeliki sikap yang berbeda dilihat dari menabung dan berkonsumsi. Ada
orang yang tidak begitu menyukai berbelanja yang berlebihan dan lebih mementingkan untuk
ditabung tetapi ada juga masyarakat yang mempunyai kecendrungan untuk berkonsumsi yang
tinggi.
4) Keadaan Perekonomian
Perekonomian yang stabil dan bertumbuh dengan baik mendorong masyarakat dalam
melakukan konsumsi yang lebih tinggi. Sebaliknya keadaan perekonomian yang lemah dan
tidak stabil membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam melakukan pengeluaran yang bersifat
konsumsi.
8
2. Teori Konsumsi
Keynes dalam Sukirno (2000) mengemukan sebuah pendapat mengenai teori konsumsi. Teori
konsumsi tersebut yaitu konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatan. Fungsi
konsumsi tersebut Keynes membuat dugaan atau asusmsi mengenai teori konsumsi, berikut asumsi-
pendapatan yang diterima adalah antara nol dan satu. Asumsi tersebut dijelaskan jika pada
saat pendapatan seseorang semakin tinggi maka akan semakin tinggi konsumsi dan
tabungannya.
mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan naik karena sebagian sisa dari
kaya akan berbeda dengan orang miskin. Orang kaya akan menabung dengan jumlah besar
3) Pendapatan adalah suatu determinasi konsumsi yang penting sedangkan tingkat bunga
Berdasarkan teori yang dijelaskan oleh Keynes dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
2.1.1.2 Tabungan
1. Pengertian Tabungan
diakumulasikan guna mencapai target dana tertentu supaya kelak dapat dipakai untuk tujuan
tertentu di masa yang akan datang. Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga kepada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang ditentukan antara bank dan
9
Menurut Paul. A. Samuelson & William D. Norhaus (1996) Tabungan merupakan bagian
dari pendapatan yang tidak dikonsumsi atau sama dengan jumlah konsumsi. Jadi disimpan dan
akan digunakan di masa yang akan datang. Pendapatan merupakan faktor utama yang terpenting
untuk menentukan konsumsi dan tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu, akan
Individu yang berpendapatan tinggi akan melakukan tabungan lebih besar daripada individu yang
berpendapatan rendah. Tabungan dapat dilakukan oleh seorang pedagang dengan membeli barang
dagangan dengan maksud untuk mengkonsumsi lebih besar pada waktu yang akan datang.
Menurut Christopher Pass & Bryan Lowes (1994), tabungan adalah bagian pendapatan dari
seseorang (tabungan pribadi), sebuah perusahaan atau lembaga (laba ditahan) yang tidak
Kasmir (2012) mendefinisikan tabungan sebagai simpanan pada bank yang penarikannya
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.
10 Tahun 1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, giro, atau alat lainnya
Tabungan dalam ilmu ekonomi makro didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan disposabel
yang disimpan karena tidak habis digunakan untuk konsumsi. Tabungan dalam lingkup luas
merupakan bagian dari pada pendapatan nasional per tahun yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Motif dalam menabung juga berkaitan dengan investasi. Investasi merupakan penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu
dengan harapan dapat memberikan pendapatan atau keuntungan (Hartono, 2000). Investasi juga
didefinisikan sebagai sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Investasi
menunjukan adanya penanaman modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan
10
tujuan memperoleh keuntungan selama periode tertentu. Hal yang membedakan tabungan dan
investasi adalah keuntungan dan risiko. Dalam berinvestasi dapat memberikan keuntungan tetapi
juga dapat memberikan kerugian. Investasi mengandung risiko sehingga diperlukan keputusan
2. Teori Tabungan
Teori tabungan terdapat beberapa pandangan yang berbeda. Menurut pandangan klasik, dalam
perkembangan teorinya yang dikembangkan oleh Wicklesell menyatakan bahwa tingginya minat
masyarakat untuk menabung dipengaruhi oleh tingginya tingkat bunga. Wicklesell mengatakan
bahwa apabila tingkat suku bunga semakin tinggi maka, semakin banyak tabungan yang akan
dilakukan masyarakat.
Keynes dalam Sukirno (2000) tidak sependapat dengan apa yang telah dikemukakan oleh teori
Klasik. Keynes berpendapat bahwa yang menentukan tabungan bukanlah tingkat suku bunga,
melainkan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh rumah tangga itu sendiri.
2.1.1.3 Investasi
Menurut Sunariyah dalam Riyan Ariadi (2015), investasi adalah penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dengan jangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan return
dimasa yang akan datang. Menurut Abdul halim dalam Riyan Ariadi (2015) investasi dibagi
menjadi dua bentuk yaitu investasi pada aset riil (tanah, properti, emas). Dan investasi pada aset
finansial (deposito, saham, reksa dana, dan obligasi). Jadi perilaku investasi adalah perilaku yang
lebih mengutamakan untuk menyimpan harta atau aset nya kedalam sebuah produk keuangan atau
produk ril yang memiliki nilai lebih besar di masa yang akan datang.
11
2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan
2.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk
merekam dalam tulisan secara rinci, untuk lebih jelasnya mengenai pengertian perencanaan berikut
“Perencanaan adalah proses data perusahaan dengan teknik tertentu dan mengolahnya
“Perencanaan adalah kegiatan yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah proses kegiatan yang
dibuat perusahaan untuk menjamin penanganan secara seragam dan mengolahnya sehingga dapat
2.1.2.2 Anggaran
Dalam pengertian dapat dikatakan bahwa anggaran sebagai sebuah rencana finansial yang
rencana tersebut.
3. Perkiraan sumber-sumber mana saja yang akan menghasilkan pemasukan serta seberapa besar
pemasukan tersebut.
12
Setelah memiliki cukup modal, maka keputusan investasi mengenai modal yang telah
dimilikinya adalah menggunakan sebagian modal untuk pembelian aset tetap seperti membangun
tempat produksi yang lebih layak dan sebagian lagi untuk modal kerja seperti pembelian bahan
baku dan gaji karyawan. Menurut Layinna dan Waode (2017) setiap bisnis mutlak perlu memiliki
pengelolaan manajemen modal kerja yang baik.Manajemen modal kerja itu sendiri memiliki fungsi
sebagai pembiayaan operasional perusahaan sehari-hari seperti pembayaran gaji dan upah bagi
karyawan, pembelian bahan baku, pembayaran ongkos angkutan, pembayaran hutang yang telah
jatuh tempo, dan lain sebagainya. Modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat
kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang singkat melalui hasil penjualan
produksinya. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi
untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar setiap
Dalam penggunaan anggaran pemilik usaha juga memisahkan uang pribadi dengan modal
usaha, dalam perputaran kas perusahaan sangat baik untuk memisahkan uang pribadi dengan modal
usaha kedalam masing-masing post atau rekening berbeda, agar pemilik usaha dapat mengetahui
dengan baik keuangan perusahaan sebenarnya. Menurut Hidayat (2019) menahan batas antara uang
pribadi dan modal usaha akan memberi pemilik usaha perhitungan yang lebih mudah dan tepat pada
akhir tahun keuangan. Ini juga akan menghilangkan situasi krisis uang kas dalam bisnis disebabkan
oleh penarikan pengeluaran pribadi misalnya kebutuhan rumah tangga, gaya hidup, biaya asuransi
atau biaya pendidikan anak. Menurut Ucig (2020) perencanaan produksi yang tepat akan membantu
perusahaan untuk menerapkan efisiensi. Semakin tinggi efisiensi, maka semakin besar profit yang
2.1.2.3 Pencatatan
Pengertian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah sebagai
berikut: laporan keuangan merupakan bagian dari proses pencatatan keuangan. Laporan keuangan
13
merupakan alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu
Menurut Layinna dan Waode (2018) Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan
mengenai informasi kinerja keuangan selama periode tertentu serta posisi kekayaan, hutang dan
modal perusahaan pada waktu tertentu. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern dan pihak
ekstern perusahaan.Bagi pihak intern, laporan keuangan berguna untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan selama satu periode pencatatan yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan
pengembangan pasar, efisiensi biaya dan pembelian, menambah sarana produksi, dan lain-lain.
Sedangkan bagi pihak ekstern, laporan keuangan digunakan salah satunya untuk menilai kelayakan
Perusahaan yang baik, minimal akan membuat laporan keuangan minimal secara bulanan.
Laporan keuangan utama yang biasanya dibuat oleh suatu bisnis adalah laporan laba rugi, neraca,
dan laporan arus kas. Menurut Myer dalam Munawir (2002) mengatakan bahwa laporan keuangan
adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Laporan
keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk
pengambilan keputusan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan
tentang Politik Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai integral
ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan dan potensi strategis untuk mewujudkan
struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan. Selanjutnya
dibuatklah pengertian UMKM melalui UU No.9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan
yang semakin dinamis dirubah ke Undang-Undang No.20Pasal 1Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
14
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari UsahaMenengah, yang
meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam bentuk permodalan adalah
sebagai berikut:
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
15
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
UMKM di Indonesia jumlahnya telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian di
Indonesia. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan unit-unit usaha yang lebih banyak dibandingkan
usaha industri berskala besar dan memiliki keunggulan dalam menyerap tenaga kerja lebih banyak
dan juga mampu mempercepat proses pemerataan sebagai bagian dari pembangunan.
Berdasarkan kenyataan ini sudah selayaknya UMKM dilindungi dengan UU dan peraturan
yang terkait dalam kegiatan oprasional dan pengembanganya. Beberapa peraturan telah dikeluarkan
oleh pemerintah untuk melindungi UMKM diantaranya UUD 1945 merupakan pondasi dasar
hukum di indonesia Pasal 5 ayat(1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2), Pasal 33, UU No.9 Tahun 1995,
Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu
diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan
potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang,
berkembang, dan berkeadilan, Peraturan Presiden No.5 Tahun 2007 mengenai program Kredit
Usaha Kecil bagi pembiayaan oprasional UMKM, UU No.20 Tahun 2008 tentang perberdayaan
16
UMKM bagi prekonomian di Indonesia, dan yang terbaru adalah Paket 4 Kebijakan Ekonomi
“kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas” bagi UMKM.
Harap Pemerintah meluncurkan paket kebijakan ini merupakan intrumen dalam menyikapi
perbankan cenderung melambat dalam satu tahun terakhir. Pada pertengahan tahun 2014,
pertumbuhan tahunan kredit masih sebesar 16,65% yang selanjutnya turun menjadi 11,6% pada
akhir tahun 2014 dan 10,4% pada akhir semester I 2015. Kecenderungan tersebut juga terjadi pada
kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang hanya tumbuh sebesar 9,2% (year on
year) pada akhir Juni 2015. Kecenderungan perlambatan penyaluran kredit tentu saja terkait dengan
melemahnya pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, untuk mendorong gerak roda ekonomi
masyarakat khususnya kepada UMKM, pemerintah memberikan subsidi bunga yang lebih besar
bagi KUR.
Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian
benangpakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna
alami (Therik, 1989). cara pembuatan ragam hias dan sekaligus proses pencelupan atau pewarnaan
Kain Tenun NTT adalah kain yang dibuat dari proses menenun oleh masyarakat Nusa
Tenggara Timur. Tenun sendiri merupakan kegiatan membuat kain dengan cara memasukkan
benang pakan secara horizontal pada benang-benang lungsin, biasanya telah diikat dahulu dan
sudah dicelupkan ke pewarna alami. Pewarna alami tersebut biasanya dibuat dari akar-akar pohon
Menenun merupakan kemampuan yang diajarkan secara turun menurun demi menjaga agar
tetap dilestarikan. Tiap suku mempunyai keunikan masing-masing dalam hal corak dan motif. Tiap
inidividu diharapkan bangga mengenakan kain dari sukunya masing-masing sebab tiap kain yang
ditenun itu unik dan tidak ada satu pun identik sama. Motif atau pola yang ada merupakan
17
manifestasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat dan memiliki ikatan emosional yang cukup erat
dengan masyarakat di tiap suku. Selain itu dengan bisa menenun menjadi indikator seorang wanita
untuk siap dan pantas dinikahi, untuk pria yang menjadi indikator ialah mempunyai ladang dan bisa
bercocok tanam. motif diciptakan dari pengikatan benang. Pada daerah lain yang diikat ialah
benang pakan maka pada kain tenun di NTT dibuat dengan cara kain lungsi yang diikatkan.
Tradisi menenun kain NTT telah banyak ditinggalkan karena semakin sedikit generasi muda
yang mempelajari teknik menenun dari orang tua. Pada saat ini kegiatan menenun dengan tangan
beralih dengan penenunan peralatan yang lebih modern. Tradisi menenun kain NTT telah banyak
ditinggalkan karena semakin sedikit generasi muda yang mempelajari teknik menenun dari orang
tua. Pada saat ini kegiatan menenun dengan tangan beralih dengan penenunan peralatan yang lebih
modern.
18
Pengaruh Budaya Etnis Metode Kuantitatif Papua masih memegang Perbedaan:penelitian
Dan Perilaku (metode analisis teguh nilai-nilai budaya terdahulu dilakukan pada
Kewirausahaan Terhadap structural equation yang dianut sehingga pelaku UMK Agribisnis
Kinerja Usaha Mikro modeling) budaya etnis mewarnai di Provinsi Papua dengan
Kecil Agribisnis Di perilaku pengusaha menggunakan metode
Provinsi Papua. dalam menjalankan kuantitatif pada tahun
Yohanes Rante (2010) usaha. 2010.
19
2.3 Kerangka Berpikir
Perilaku Keuangan
Pengembangan
Usaha
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Dalam hal ini peneliti melakukan
studi pada UMKM Ina Nda’o di Kelurahan Naikoten 1 Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. Peneliti
menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti berusaha menghasilkan gambaran yang akurat
tentang perilaku keuangan sebuah kelompok dalam hal ini UMKM tenun ikat yang ada di
Kelurahan Naikoten 1.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitaif. Sugiyono (2016),
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti sebagai sumber instrument kunci, pengambilan sampel, sumber data
dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat
induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.
Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2007) medefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis, lisan dari orang – orang
dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu pendekatan kualitatif lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola – pola nilai yang
dihadapi dan situasi yang berubah – ubah selama penelitian berlangsung (Moleong, 2007).
Dalam penilitian ini peniliti menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Muhadjir
(1996), data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal dan bukan dalam bentuk
angka. Sugiyono (2016), data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk
angka. Sumber data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data primer. Suryabrata (1987), data
primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya dan data
21
skunder yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber
pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.
Menurut Sugiyono (2016) teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
menyatakan bahwa secara umum terdapat 4 macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik
triangulasi data yaitu dengan menggabungkan 3 teknik pengumpulan data (observasi, wawancara
dan dokumentasi).
1. Observasi
Pada penelitian ini, teknik observasi yang digunakan adalah observasi terus terang atau
tersamar. Menurut Sugiyono (2016) peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga sejak awal subjek yang
diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga
tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari jika suatu saat data
yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan jika dilakukan dengan terus
2. Wawancara
pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara
jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebihterbuka, di mana pihak yang diajak
22
yang akan diutarakan. Peneliti juga menggunakan alat bantu rekam untuk memudahkan dalam
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2016) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga
akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang
telah ada. Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi, subjek menggunakan alat bantu
Informan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive. Sugiyono
(2016), sampling purposive adalah teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu,
pertimbangan ini dilakukan misalnya orang tersebut dianggap yang paling tahu tentang apa yang
diharapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang akan menjadi fokus
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 17 orang informan dari etnis yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2016) analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Miles and
Huberman (Sugiyono, 2016) mengemukakan terdapat 3 langkah dalam analisis data, yaitu reduksi
1. Reduksi data
Menurut Sugiyono (2016) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang telah
23
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
2. Display data
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisis data ini adalah display data
atau penyajian data. Miles and Huberman (Sugiyono, 2016) menyatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatf adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Verifikasi data
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan akan
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2013. Prosedur Permohonan dan Pelunasan Pembiayaan Dana Berputar. Jurnal Akuntansi
Profesi, Vol 3. No 1.
Chandra. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC Daldjoeni. 2003. Seluk Beluk
Masyarakat Kota Bandung: PT. Alumni
Kholimah, S. 2013. Latihan Endurance Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih Baik Dari Pada
Latihan PernafasanPada Pasien PPOK di BP4 Yogyakarta. Sport and Fitness Journal. Juni 2013:1.
No. 20-32.
Ricciardi, V. & Simon, H. K. (2000). What is Behavioral Finance?. Business, Education and
Technology Journal Fall 2000.
Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta
Bank Indonesia, 2010, Krisis Global dan Penyelamatan Sistem Perbankan Indonesia, Jakarta.
Simorangkir, 2004Pengantar Lembaga Keungan Bank dan Non Bank,. Jakarta: Raja Grafindo
Pass, Christopher dan Bryan Lowes, 1994. Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Kasmir. (2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE
Tandelilin, Eduardus., 2000. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama BPFE
UGM, Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Penerbit PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Ariadi, Riyan. dkk. (2015). Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi,
Saving dan Konsumsi. FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 7- 12
25
Gunadi. (2008). Ketentuan Pajak Penghasilan. Jakarta : Salemba Empat.
Layinna, & Waode. (2017). Produktivitas Sumber Daya Manusia Dalam Manajemen Keuangan .
Pekbis Jurnal Universitas Padjadjaran , 85-95.
Ucig 2020. Cara membuat Perencanaan Produksi yang tepat, https://jurnal.id/id/blog/ Cara-
membuatperencanaan-produksi-yang-tepat/ Diakses Pada 18 Juni 2020
Munawir. S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Revisi. Penerbit BPFE: Yogyakarta.
Therik, Jes A. 1989. Tenun Ikat dari Timur: Keindahan Anggun Warisan Leluhur. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
26