Anda di halaman 1dari 6

RESUME

TINGKAH LAKU KONSUMEN (UTILITY)

Mata Kuliah : ECONOMICS

Dosen : Ahmad Syifa SE,. M.AK

Disusun Oleh :

ERMANDA DEWI FEBRIANTI – (221011200337)

GITA WIRA ASTUTI – (221011200363)

MARTHA ERIKA PUTRI SIMANJUNTAK - (221011200324)

MEI NIATKU JERNIH HULU – (221011200314)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG
BAB

PEMBAHASAN

Teori Tentang Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen merupakan suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal mencari,
menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan
kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan
sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan
barang atau jasa yang diinginkannya.

Menurut Mowen (2002) bahwa, “perilaku konsumen (consumer behaviour) didefinisikan sebagai studi
tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Sedangkan menurut Kotler (2007) bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu,
kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.

The American Marketing Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen
merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia
melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting
perilaku konsumen, yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen,
ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran), perilaku
dan kejadian di sekitar.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan
pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Peter dan Olson (1999) dalam Simamora (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah soal
keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan adalah soal pilihan. Untuk lebih jelasnya mereka menyatakan
bahwa keputusan meliputi suatu pilihan “antara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku”.

Sastradipora (2003) menyatakan bahwa: “perilaku konsumen adalah proses dimana para individu
menetapkan jawaban atas pertanyaan: perlukah, apakah, kapankah, dimanakah, bagaimanakah, dan
dari siapakah membeli barang atau jasa”.

Solomon (2003) menyatakan bahwa, “consumer behavior is the process involved when individuals or
groups selest, purchase, use, adn dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs
and desires”. Yang dapat diartikan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan
seseorang ataupun suatu kelompok untuk memilih, membeli, menggunakan dan memanfaatkan barang-
barang, pelayanan, ide, ataupun pengalan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler (2007) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari
sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para
anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama
cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda.
Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka.
Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan,
kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat
pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka.

2. Faktor sosial.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan,
keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani
perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang,
kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat
mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari
orang tua dan saudara kandung seseorang.

Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta
ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan
dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor pribadi.
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi meliputi, keadaan ekonomi,
kepribadian dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor psikologi.
Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu
untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis
penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi
tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
Hubungan Pemasaran dan Perilaku Konsumen

Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa.

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu


sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli
secara individual maupun kelompok. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan
antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang
mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap
pemasarannya, yaitu:

1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran.


2) Variabel Internal Sistem Pemasaran.

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat


dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa
akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan
tersebut adalah: 1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang
tertentu;

1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu.


2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan
dibeli, bagaimana membelinya.
4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya


dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis,
sosiologis dan antropologis. Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan
berusaha memperoleh kepuasan maksimal.
2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
Tipe Proses Pembelian Konsumen.

1) Proses “ Complex Decision Making “


Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan pilihan beberapa merek seperti sepatu olahraga,seperti sepatu roda dapat
mempercepat waktu berjalan dan menghemat tenaga

2) Proses “ Brand Loyalty “


Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang
memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific.
Disisi lain Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian
informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen
memutuskan membeli merek yang sama.

 PARADOKS NILAI

Sebelum teori nilai guna dikembangkan, ahli – ahli ekonomi menghadapi kesulitan di dalam
menerangkan perbedaan yang menyolok diantara harga air dan harga berlian. Air merupakan barang
yang sangat berharga kepada manusia tetapi harganya sangat murah. Sedangkan berlian bukanlah
benda yang sangat penting dalam kehidupan sehari – hari tetapi harganya jauh lebih mahal dari harga
air.

 SURPLUS KONSUMEN

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh
para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen.
Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang di
dalam mengkonsumsikan sejumlah barang deengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh
barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat..

Anda mungkin juga menyukai