PERILAKU KONSUMEN
Riset Pemasaran
Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset
pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem
Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi
kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai
status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka.
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh
anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan
para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka
merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk kelas yang lebih
rendah.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam
berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi,
dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial,
ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan
perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas
dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam
kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang
tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah
gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang
untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup
dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih
tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol
keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai
hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih
rendah.
Budaya
Dalam studi tentang budaya kita perlu memperhatikan karakteristikkarakteristik dari budaya itu sendiri, yaitu budaya itu ditemukan
(invented), budaya dipelajari, budaya diyakini dan disebarluaskan secara
sosial, budaya-budaya itu serupa tapi tidak sama, budaya itu memuaskan
kebutuhan dan diulang-ulang secara konsisten (persistent), budaya
bersifat adaptif, budaya itu terorganisasi dan terintegrasi, dan budaya itu
dasar aturan (prescriptive).
Nilai adalah ide umum tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur
norma atau aturan yang menjelaskan tentang yang benar atau yang
salah, yang bisa diterima dan yang tidak. Beberapa norma dikatakan
sebagai enacted norms, di mana maksud dari norma tersebut terlihat
secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma lain yang lebih
halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam budaya dan
hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya.
Nilai-nilai budaya yang berlaku berbeda di setiap wilayah. Nilai yang
berlaku di suatu Negara belum tentu berlaku di Negara atau bahkan bisa
bertolak belakang dari nilai yang berlaku di Negara lain tersebut. Budaya
mempengaruhi konsumen dalam sudut pandang terhadap dirinya dan
orang lain, dan karenanya mempengaruhinya dalam berperilaku. Oleh
karenanya, budaya sangat mempengaruhi bagaimana konsumen bereaksi
atau berperilaku terhadap produk atau inovasi tertentu
Subbudaya
PENGETAHUAN
Perilaku konsumen merupakan cabang antar ilmu pengetahuan, yaitu
didasarkan pada berbagai konsep mengenai orang yang telah
dikembangkan oleh para ilmuwan dalam disiplin ilmu yang sangat
berbeda. Teori-teori awal mengenai perilaku konsumen didasarkan pada
teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak sacara rasional
untuk memaksimumkan kekayaan, keuntungan (kepuasan) mereka dalam
memberi barang dan jasa.
MODEL SEDERHANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang
berbeda namun memiliki hubungan satu sama lain diantaranya:
1) Tahap Input
Merupakan tahap yang mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap
kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama,
yaitu:
Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya,
promosi dan dimana ia dijual),
Pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga, temanteman, tetangga, sumber informal). Hal ini merupakan input yang
mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana
mereka menggunakan apa yang mereka beli.
2) Tahap Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil
keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu,
mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi
pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum
pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
3) Tahap Output
Merupakan pengambilan konsumen terdiri dari dua macam kegiatan
setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat dengan perilaku
membeli dan evaluasi setelah membeli. Percobaan merupakan tahap
penyelidikan pada perilaku pembelian, yakni konsumen menilai produk
melalui pemakaian langsung pembelian ulang biasanya menandakan
penerimaan akan produk.
ETIKA PEMASARAN
Penilitian-penelitian mengenai etika pemasaran biasanya memusatkan
perhatian pada berbagai praktik pemasar. Studi mengenai filsafat etika
mengemukakan dua kelompok teori yang berbeda yaitu:
1. Teori Teleologi, berkaitan dengan nilai moral atas perilaku yang
ditentukan besarnya nilai tersebut berdasarkan akibatnya.
2. Teori Deontologi, berhubungan dengan metode dan maksud yang
terkandung dalam perilaku tertentu.
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Lingkungan perusahaan dan falsafah perusahaan merupakan faktor yang
Sumber : http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/09/perilakukonsumen.html
indiferen itu memiliki utilitas yang lebih tinggi dari pada kombinasi
konsumsi produk-produk yang berada pada
kurva indiferen yang
berada pada kedudukan yang lebih rendah.
3.
Kurva indiferen memiliki slope negatif dan berbentuk
cembung (convex).
Dalam kasus khusus apabila dua produk
yang dikonsumsi itu bersifat subsitusi sempurna, bentuk kurva
indiferen adalah garis lurus dengan slope
negatif; sedangkan
apabila bersifat komplementer sempurna, kurva indiferen
berbentuk seperti huruf L.
Contoh Soal:
Fungsi utilitas total (TU) :
TUXY = 2XY
Dimana TUXY adalah utilitas yang diperoleh konsumen dalam
mengkonsumsi kombinasi kuantitas produk X dan produk Y,
sedangkan X adalah kuantitas produk X yang dikonsumsi dan Y
adalah kuantitas produk Y yang dikonsumsi.
Dari fungsi utilitas, dapat diturunkan beberapa titik kombinasi
kuantitas X dan Y pada tingkat utilitas yang sama. TU = 50 util dan
TU = 100 util
Tabel skedul kombinasi produk x dan Y yang menghasilkan utilitas
total 50 dan 100 utilitas
Keseimbangan Konsumen
Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung dalam bukunya
Teori Ekonomi Mikro kondisi keseimbangan adalah kondisi di mana
konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi.
uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat
kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan
tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi
biaya). secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis
anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggung dengan
kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).