Mereka yang perilakunya sebagian besar jatuh pada salah satu kategori di atas akan
memiliki perilaku komunikasi yang berbeda seperti penggunaan media dan lain-lain.
Perilaku Konsumen dan Hubungannya Dengan Komunikasi
Pemasaran
Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumen mencakup proses
pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam perolehan
penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa untuk dikonsumsi. ( Suryani, 2008: 7).
Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (Lamb,et all: 2001: 188) menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk
menggunakan dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk (Rangkuti, 2009:
92).
Di dalam mempelajari perilaku konsumen, pemasar tidak hanya berhenti pada perilaku
konsumen semata saja namun juga perlu mengkaitkanya dengan strategi pemasaran yang
akan disusun. Strategi pemasaran yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa yang
diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Perusahaan yang mampu memahami perilaku
konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena dapat menyusun strategi
pemasaran yang tepat yang dapat memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan
dengan pesaingnya (Suryani, 2008: 8).
Secara teoritik iklan sebagai suatu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi non
personal mengikuti alur teori yang berlaku pada ilmu komunikasi umumnya dan khususnya
komunikasi massa. Berkaitan dengan iklan ada beberapa teori yang patut dicatat sebagai
pegangan dengan teori tersebut kita dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-
konsep iklan.
Contoh ; Penjualan narkoba yang merupakan produk berbahaya bagi manusia tapi
tetap laris padahal produk-produk itu tidak pernah diiklankan melalui media massa
kepada khlayak.
Menurut teori efek minimal, iklan memberikan efek yang sangat kecil atau
efek minimal yang pada saat sesuatu produk benar-benar sangat diperlukan oleh para
pembeli dalam kurun waktu tertentu.
2. Selective Perception
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan;
pesan iklan adalah pilihan terhadap sesuatu pesan yang didasarkan pada
“persepsi” tertentu. Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif;
minat dan kepercayaan, pengetahuan,sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka
individu secara selektif pula mempersepsi pesan iklan yang menerpanya. Jadi
terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena
terdapat perbedaan kognisi itu.
3. Selective Recall
Dalam selective recall ini bahwa seseorang cenderung memilih
kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun
parallel dengan seleksi pada perhatian namun setiap orang memilih pesan
iklan yang paling berkesan saja.
4. Selective Action
Selective action dalam periklanan mungkin mengarahkan seseorang
untuk memutuskan jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang
keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama atau iklan
menawarkan pada kita untuk menabung atau tidak pada suatu bank tertentu
lantaran godaan mobil BMW dan hadiah 500 juta
Manajemen Periklanan
Karakteristik Media
1. Media cetak
Media cetak adalah media periklanan yang paling sering digunakan oleh
perusahaan atau pengiklan untuk mempromosikan produk atau layanan yang dimiliki.
Yang termasuk dalam media cetak adalah majalah, surat kabar, jurnal, dan lain-lain.
Karakteristik media cetak yang dapat menjangkau khalayak yang luas membuatnya
menjadi media periklanan yang paling populer.
2. Media penyiaran
Televisi dan radio merupakan dua media penyiaran yang paling sering
digunakan dalam periklanan. Hal ini disebabkan karakeristik media penyiaran yang
dapat menjangkau khalayak yang sangat luas dan bersifat audio visual membuat
perusahaan memanfaatkan kelebihan ini untuk mempromosikan produk dan layanan.
4. Media daring
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang ditandai dengan kehadiran internet sebagai media komunikasi telah
membuat perusahaan mulai menggunakan media daring sebagai media promosi. Kini
semakin banyak orang yang menggunakan berbagai produk teknologi komunikasi dan
informasi seperti media sosial, situs jejaring sosial dan lain-lain.
5. Media khusus
Yang termasuk media periklanan khusus misalnya barang yang
mencantumkan merek atau nama perusahaan dan diberikan kepada konsumen agar
dikenal oleh banyak orang. Misalnya, tas, kartu anggota, topi, ballpoint, dan lain
sebagainya. Jenis media periklanan ini memiliki jangkauan khalayak yang sempit
dibandingkan dengan media periklanan lainnya.
6. Media bergerak
Media bergerak dalam periklanan mengacu pada telepon pintar. Penggunaan
telepon pintar yang semakin massif di era digital seperti sekarang membuat
perusahaan atau pengiklan harus membuat iklan bergerak yang dapat membantu
promosi produk atau layanan kepada khalayak melalui SMS, media sosial, dan lain-
lain.
7. Media lainnya
Media lain yang dapat digunakan sebagai media periklanan diantaranya adalah
publisitas indoor atau display, pameran, video, film, dan purchase point advertising.
Promosi Penjualan dan Direct Marketing
Promosi Penjualan
1. Iklan
Iklan (Advertising) adalah penyajian informasi nonpersonal mengenai produk,
merek, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Iklan ditujukan
untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen. Pada iklan biasanya ditampakkan
organisasi yang mensponsorinya. Dalam praktiknya, iklan telah dianggap sebagai
manajemen citra (image management), menciptakan dan memelihara citra dan makna
dalam benak konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media (TV,
radio, cetakan majalah, surat kabar, papan billboard, papan tanda, dan macam-macam
media).
2. Promosi Penjualan
Promosi penjualan (Sales promotion) adalah rangsangan langsung yang
ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Banyaknya jenis promosi
penjualan termasuk di dalamnya penurunan harga temporer melalui kupon, rabat,
penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang, dan
ekshibisi.
3. Penjualan Personal
Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung
antara seorang pembeli potensial dan seorang penjual. Penjualan personal dapat
menjadi metode promosi yang hebat untuk 2 alasan berikut.
Pertama, komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan
keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk
dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk.
Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan salesman
mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi
setiap pembeli potensial. Beberapa produk konsumsi tertentu biasanya
dipromosikan melalui penjualan personal seperti produk asuransi.
4. Publisitas
Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan,
produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran. Misalnya,
penjabaran produk atau merek baru, perbandingan merek di jurnal dagang, surat
kabar, majalah berita, diskusi di radio dan talk dhow di TV semuanya menyajikan
berbagai informasi produk bagi para konsumen. Kadangkala publisitas dapat lebih
efektif daripada iklan karena konsumen dapat dikatakan telah siap untuk menerima
pesan yang disampaikan. Di samping itu, komunikasi publisitas dapat dianggap lebih
berwibawa karena tidak disajikan oleh organisasi pemasaran.
Direct Marketing
Menurut Kotler, Amstrong, Ang, Leong, Tan & Tse, ada beberapa bentuk direct
marketing yang bisa dilakukan. Diantaranya adalah:
Personal Selling
Telemarketing
Direct Mail
Catalog Marketing
Direct Respinse
Online Marketing
Television Marketing
Kiosk marketing
Secara umum, tujuan pemasaran langsung adalah untuk memasarkan produk/ jasa
kepada target konsumen dengan biaya pemasaran yang lebih minim. Direct marketing
memberikan manfaat kepada beberap oknum yang terlibat di dalamnya, yaitu pemilik produk,
penjual, dan konsumen. Mengacu pada pengertian pemasaran langsung di atas, berikut adalah
manfaat beberapa manfaatnya:
1. Bagi Penjual
Komunikasi perusahaan merupakan suatu upaya atau suatu cara bagi organisasi
perusahaan untuk membangun suatu hubungan, baik hubungan didalam perusahaan tersebut
maupun hubungan dengan lingkungan luar perusahaan. Hubungan yang dibangun baik
didalam perusahaan maupun diluar perusahaan tersebut yang kemudian dipahami sebagai
suatu sistem komunikasi dalam perusahaan.
Sistem komunikasi dalam perusahaan sendiri merupakan suatu acuan bagi organisasi
perusahaan dalam menjalankan atau membangun hubungan demi terciptanya tujuan
perusahaan yang ingin dicapai. Setidaknya terdapat dua sistem komunikasi dalam perusahaan
yang harus dilaksanakan dengan baik, kedua sistem komunikasi dalam perusahaan tersebut
adalah:
Menurut Tjiptono (2008:224), ada 3 (tiga) sifat personal selling diantaranya yaitu:
Personal Confrontation, yakni adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif
antara dua orang atau lebih.
Cultivation, yakni sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan,
mulai dari sekedar hubungan beli hingga hubungan yang lebih akrab.
Response, yakni situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar,
memperhatikan, dan menanggapi.
Menurut Tjiptono (2000:224), kriteria atau syarat yang harus dipenuhi seorang penjual
yang bertugas melakukan personal selling diantaranya yaitu:
1. Salesmanship
Pelaku personal selling harus memiliki pengetahuan mengenai produk dan seni
menjual, seperti cara bagaimana mendekati pelanggan, mengatasi klaim pelanggan,
melakukan presentasi, maupun cara meningkatkan penjualan.
2. Negotiating
3. Relationship Marketing
Pelaku personal selling harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik
dengan pelanggan.
Jenis-Jenis Personal Selling
Menurut Swasta (2002:11), terdapat 5 (lima) macam personal selling diantaranya yaitu:
Trade Selling, yaitu penjualan ini dapat terjadi jika produsen dan pedagang besar
memperbolehkan pengecer untuk berusaha dan memperbaiki distributor produk-
produk mereka.
Missionary Selling, yaitu penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong
pembeli untuk membeli barang dari para penyalur perusahaan.
Technical Selling, yaitu meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat
kepada pemberi saran dan nasehat kepada pembeli akhir barang dan jasanya.
New Business Selling, yaitu berusaha membuka transaksi baru dengan mengubah
calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering digunakan oleh perusahaan
asuransi.
Responsive Selling, yaitu penjualan diharapkan bisa memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Dua jenis penjualan disini yaitu route driving dan retail.
Menurut Saladin dan Oesman (1994:195), terdapat 3 (tiga) bentuk personal selling
diantaranya yaitu:
Field Selling, yakni tenaga penjual yang melakukan penjualan di luar perusahaan
dengan mendatangi dari satu rumah ke satu rumah atau bisa juga dari perusahaan ke
perusahaan lainnya.
Retail Selling, yakni tenaga penjualan yang melakukan penjualan dengan melayani
konsumen yang datang ke perusahaan.
Executive Selling, yaitu hubungan yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dengan
pemimpin perusahaan lainnya atau pemerintah dengan tujuan melakukan penjualan.
Perencanaan dan Pengelolaan Komunikasi
Tahapan perencanaan komunikasi pada dasarnya terdiri dari: (1) tahap identifikasi
masalah komunikasi, (2) tahap perumusan tujuan komunikasi, (3) tahap penetapan rencana
strategik, (4) tahap penetapan rencana operasional, (5) tahap penyusunan rencana evaluasi,
dan (6) tahap merencanakan rekomendasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan satu
persatu secara berurutan, tidak boleh meloncat-loncat.
Dalam penjabaran lebih luas, tahapan dalam proses komunikasi dapat disusun sebagai
berikut:
Sedangkan elemen utama dalam perencanaan komunikasi terdapat empat macam, yaitu:
Pada proses perencanaan tersebut, dampak ataupun akibat yang dihasilkan sangat
bergantung pada ke-empat elemen perencanaan. Dalam proses perencanaan tersebut, peran
komunikasi merupakan ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh para manager.
Karenanya dapat dikatakan pula bahwa perencanaan komunikasi meliputi fungsi-fungsi
manajemen , yaitu :
1. Merencanakan (Planning).
2. Mengadakan (Organizing).
3. Mengutamakan (Leading).
4. Mengawasi (Controlling).
Desain riset merupakan kerangka atau cetak biru untuk melaksanakan proyek
riset pemasaran, yang menjabarkan prosedur untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam memecahkan masalah riset pemasaran.
– Haruskah bentuknya terstruktur berupa alternatif jawaban yang telah ditentukan atau
pertanyaan terbuka ? Haruskah tujuan penelitian disampaikan secara jelas kepada
responden atau malah disamarkan ?
b. Survey pos
c. Telepon
d. Panel
Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu:
Iklan: Adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang dibiayai dan
bersifat persuasif dan promosi tentang produk, jasa atau ide oleh sponsor yang
teridentifikasi melalui berbagai macam media.
Promosi penjualan: Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau
pembelian produk atau jasa.
Acara dan pengalaman: Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang
dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan
merek tertentu.
Hubungan masyarakat dan publisitas: Beragam program yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan.
Pemasaran interaktif: Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan
pelanggan dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran,
memperbaiki citra, dan menciptakan penjualan produk dan jasa.
Pemasaran dari mulut ke mulut: Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik
antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau
menggunakan produk atau jasa.
Penjualan personal: Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk
tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.
Periklanan digital melalui telepon genggam akan menduduki 50% dari total biaya
periklanan yang dikeluarkan pada tahun 2019, mencapai angka 312 juta USD atau setara
dengan 4,5 triliun rupiah. Di saat penggunaan smartphone saat ini bukan merupakan hal yang
mewah, periklanan melalui telepon genggam (mobile ads) merupakan kunci untuk
berinteraksi secara lebih personal dengan pengguna.
Selain itu, penargetan iklan juga akan beranjak dari model target demografi yang
tradisional menuju target berbasis perilaku pengguna. Transformasi ini akan menghasilkan
periklanan yang lebih efektif dan diharapkan dapat membawa konversi yang nyata.
Transparansi dan reliabilitas dalam periklanan digital telah menjadi isu yang serius
dalam periklanan digital di Indonesia. Laporan palsu dan data yang tidak relevan sering
didapati ketika para pemasar mempercayakan periklanan digital mereka pada agensi
periklanan lain. Selain sulit untuk menilai performa kampanye iklan mereka, kebanyakan
pemasar juga tidak tahu apabila iklan mereka ditayangkan pada channel yang benar, serta
apakah laporan yang mereka terima benar-benar dapat dipercaya. Berbagai data hasil
manipulasi kadang telah mengelabui realita performa yang sebenarnya.
Kesenjangan ini diprediksi akan semakin terlihat di tahun yang akan datang ketika
semakin banyak sumber daya kapital yang masuk ke dalam perusahaan besar atau startup
unicorn yang ada di Indonesia. Semakin sulit terciptanya ruang untuk para pemula.
Mengatasi kesulitan ini, baik untuk startup maupun UKM, agensi periklanan digital
memiliki peranan yang penting. Agensi periklanan kini dapat bertindak sebagai penyedia
strategi dan membantu eksekusi ide untuk membantu UKM bersaing dalam pasar yang
kompetitif. Dengan adanya berkolaborasi dengan agensi profesional, UKM dapat fokus pada
inti bisnis dan optimasi produk mereka. UKM akan tetap memiliki kesempatan untuk ikut
meranah dalam dunia digital tanpa harus dibekali dengan tim yang kompeten di dalam
perusahaan mereka.
“Dengan metodologi terbaru dan perangkat marketing lainnya yang disediakan oleh
para agensi periklanan, saya percaya bahwa hal ini cepat lambat akan merubah pola pikir para
entrepreneur di Indonesia,” tambah Kent dalam sesi interviewnya bersama Tagtoo.
Micro-influencer marketing akan semakin popular
Influencer marketing merupakan senjata ampuh yang kerap digunakan oleh berbagai
perusahaan di Indonesia untuk mendorong penjualan mereka ke level berikutnya. Dengan
menggunakan pengaruh yang dimiliki para selebriti kepada para fans mereka, pemasar kini
memiliki satu lagi opsi untuk menjalankan kampanye pemasaran mereka.
Namun, tidak semua perusahaan, seperti UKM, dapat mengeluarkan ratusan juta
rupiah untuk membayar jasa pemasaran produk melalui akun media sosial para selebriti.
Jumlah tersebut tentu memiliki nilai yang sangat besar bagi UKM dan dapat digunakan untuk
biaya operasional mereka selama beberapa bulan.
Oleh karena itu, salah satu jalan pintas yang dapat diambil adalah dengan berpindah
kepada micro-influencer, yaitu mereka yang memiliki followers kurang dari 50,000.
Meskipun tidak memiliki jumlah follower selangit seperti selebriti popular lainnya, namun
fanbase yang dimiliki justru lebih relevan dan memiliki kemungkinan untuk melakukan
konversi.
Disusun oleh:
Muhammad Sultan
2019