Anda di halaman 1dari 4

1. A.

Dalam meneliti atau mengamati tentang perilaku konsumen seseorang cenderung


membuatpertanyaan dengan acuan konsep 5W+1H perilaku konsumen yaitu pertanyaan
siapa (who),mengapa (Why) kapan (when), apa (what), Punya siapa (whose) dan
bagaimana (how), untukmemahami perilaku konsumen. Misalnya, ketika peneliti
menanyakan pertanyaan apa apa yanganda beli jika anda ingin terlihat cantik, atau
mengapa kita membeli produk tersebut, kapanmembelinya, di mana membelinya, berapa
sering membeli produk tersebut, atau berapa seringmenggunakan produk tersebut.
Keinginan masyarakat seringkali harus dipenuhi dengan caramembeli produk. Hal ini
menjadikan peluang pasar bagi para pengusaha atau entrepreneur.Dengan kata lain,
produk yang bertujuan untuk memenuhi keinginan masyarakat tersebut danmemberikan
peluang kerja bagi banyak orang. Semakin bagus perusahaan atau pasar
memahamiperilaku masyarakat, semakin mampu pasar menyediakan barang dan jasa
yang diperlukan.Selanjutnya dengan menanyakan pertanyaan yang berlandasan 5W+1H,
maka secara tidaklangsung peneliti telah berusaha memahami perilaku konsumen. Kardes
(2002) menyatakanbahwa "Memahami konsumen dan alasan konsumen melakukan
dalam sebuah pemilihan,penelitian dilakukan terhadap konsumen yang meliputi,
tanggapan secara afective, cognitivedan behavioral. Affective Responses merupakan
perasaan dan emosi yang alami ketika kitamembaca, mendengarkan, berpikir, saat
menggunakan suatu produk. Cognitive responses yaitu keyakinan, pendapat, sikap, dan
maksud dari suatu produk dan jasa, tanggapan ini berupaevaluative atau nonevaluative
dari sebuah sikap, dan cakupan tanggapan ini dapat menjadisangat specific yang suatu
merek atau atribut tertentu atau sangat luas yang mengarah padasuatu tingkatan produk.
Behavioral responses termasuk keputusan pembelian dan konsumsirelative yang
melibatkan dalam memperoleh, menggunakan suatu produk atau jasa. Faktorutama yang
mempengaruhi suatu respon yaitu orang, situasional dan situasi interaksi seseorang."

B. Ada empat tahap yang diperlukan untuk menyusun strategi pemasaran.


Tahap pertama yaitu analisis pasar yang meliputi analisis konsumen, pesaing,
perusahaan, dan lingkungan. Bagi produsen jamu dan suplemen makan ramuan
tradisional Indonesia, tentunya konsumen dalam negeri akan lebih berminat untuk
mengonsumsi produk tersebut daripada konsumen luar negeri. Kemudian, perlu untuk
menganalisis pesaing-pesaing yang sudah dikenal lebih dulu oleh masyarakat Indonesia
dan membandingkannya dengan perusahaan kita. Analisis juga lingkungan seperti apa
yang potensial sebagai tujuan pemasaran, misalnya demografi, geografi atau kondisi
penyakit yang umum diderita.

Tahap kedua yaitu segmentasi atau pengelompokan pasar. Setelah memahami pasar
melalui analisis, tahap berikutnya yaitu mengelompokkan konsumen yang akan dituju.
Misalnya, produk jamu untuk sembelit yang akan dipasarkan ke penduduk Indonesia
yang tinggal di kota besar, karena lebih sulit untuk mencari jamu dan suplemen
tradisional di kota daripada di desa.
Setelah itu tahap ketiga yaitu strategi pemasaran, yang akan menentukan bagaimana
produk sampai ke konsumen dengan menentukan produk, harga, distribusi, komunikasi,
dan layanan. Data yang diperoleh ketika menganalisis pesaing akan bisa menjadi
pembanding untuk menentukan tahap ini.

Berikutnya, proses keputusan konsumen yang menjadi tahap ketika produk dibeli dan
digunakan oleh konsumen. Tahap ini dapat menjadi tahap pengumpulan informasi untuk
evaluasi produk.

Tahap terakhir yaitu evaluasi kepuasan pelanggan, penjualan, dan produk. Tahap ini
diperlukan sebagai quality control agar produk dapat lebih diminati oleh konsumen di
masa mendatang.

2. A. Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam
tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Solomon
(2010) menyatakan bahwa “Motivasi mengacu pada proses yang menyebabkan orang
untuk berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Hal ini terjadi ketika kebutuhan
menimbulkan harapan konsumen untuk mendapatkan kepuasan. Ketika suatu kebutuhan
itu telah timbul suatu keinginan yang kuat dapat mendorong konsumen untuk mencoba,
untuk mengurangi atau menghilangkan kebutuhan. Kebutuhan ini kemungkinan bersifat
utilitarian (yaitu, keinginan untuk mencapai beberapa manfaat fungsional atau praktis.

B. Teori Maslow adalah teori makro yang dirancang untuk memperhitungkan perilaku
sebagian manusia pada umumnya. Hal ini ada kaitannya dengan hierarki kebutuhan
Maslow yang menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan yang dapat
diklasifikasikan sebagai kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder atau yang urutannya
dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah kebutuhan utama atau pokok
terpenuhi maka manusia berusaha memenuhi kebutuhan lainnya yang lebih tinggi.

Hierarki pada teori Maslow terdiri dari.


1) Fisiologis
2) Kebutuhan keamanan
3) Kebutuhan sosial
4) Kelompok penerimaan
5) Kebutuhan esteem
6) Kebutuhan aktualisasi diri

Terkait dengan pertanyaan di atas yaitu kebutuhan yang terpenuhi ketika sesorang
membagi pengalaman liburannya melalui sosial media dan dikaitkan dengan hierarki
pada teori Maslow adalah orang-orang yang mencapai pada tahap keempat yaitu
kelompok penerimaan. Pada tahap ini orang-orang membutuhkan pengakuan dari
komunitas dan lingkungan sekitarnya agar bisa lebih dihargai.
C. Gaya hidup adalah ekspresi dari kepribadian seseorang, sedangkan keperibadian
merupakan refleksi dari internal konsumen, sehingga gaya hidup merupakan ekspresi
eksternal dari karakteristik internal perilaku seseorang. gaya hidup dapat diartikan
bagaimana seseorang menggunakan waktunya dalam melakukan kegiatannya pada saat
bekerja atau berlibur. Gaya hidup biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Perubahan
status orang yang terjadi setiap saat akan menyebabkan gaya hidup yang berbeda.
Kegiatan yang seseorang lakukan merupakan gaya hidup.
Matin Khan (2006) mengemukakan bahwa karakteristik gaya hidup yaitu:
a. Gaya hidup adalah fenomena kelompok yang mempengaruhi orang lain dalam
masyarakat.
b. Gaya hidup mempengaruhi semua bidang kegiatan seseorang. seseorang yang memiliki
acara gaya hidup tertentu konsistensi perilaku di daerah lain juga.
c. Gaya hidup menyiratkan bunga hidup sentral: seseorang mungkin memiliki minat
dalam pendidikan, rekresi, kerja petualangan, eksploitasi seksual, dll.
d. Perubahan sosial dalam masyarakat mempengaruhi gaya hidup: misalnya, sebagai
masyarakat menjadi lebih makmur, gaya hidup orang berubah, kadang-kadang secara
drastis.

Para pemasar juga melihat gaya hidup seseorang, karena gaya hidup itu akan berakibat
pada pola konsumsi si konsumen. Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., Hogg, M2
(2006) menyatakan bahwa “Konsep gaya hidup adalah salah satu yang paling banyak
digunakan dalam kegiatan pemasaran modern. Gaya hidup menyediakan cara untuk
memahami kebutuhan dan keinginan sehari-hari konsumen, dan mekanisme untuk
memungkinkan produk atau jasa yang akan diposisikandalam hal bagaimana itu akan
memungkinkan seseorang untuk mengejar gaya hidup yang diinginkan. Sebuah
persfekstif pemasaran gaya hidup mengakui bahwa orang semakin sadar tentang fakta
bahwa kita semua menyortir diri sendiri dan orang lain dalam kelompok atas dasar hal-
hal yang kita ingin lakukan, bagaimana kita memilih untuk menghabiskan pendapatan
yang dimiliki. Pilihan ini pada gilirannya menciptakan peluang bagi strategi segmentasi
pasar yang mengakui potensi gaya hidup yang dipilih konsumen dalam menentukan baik
jenis produk yang dibeli dan merek tertentu lebih mungkin untuk menarik segmen gaya
hidup yang ditunjuk”.

3. Ketika seseorang terpapar informasi kemudian terlibat, memperhatikan, memahami


kemudian menyimpannya didalam memori kemudian mengingatnya kembali itulah yang
disebut dengan pengelolaan informasi.
Tahapan pengolahan informasi di mulai dari masuknya stimulus, penerimaan dan
selanjutnya yaitu retensi. Semua tahapan tersebut sangat dipengaruhi oleh memori yang
kita miliki, sehingga memori dan ingatan yang kita miliki sangat mempengaruhi
perhatian, pemahaman, maupun penerimaan kita. Proses pengolahan Informasi terdiri
dari 5 tahap yang dimulai dengan pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan
retensi.
- Tahap pertama dari proses pengolahan informasi adalah pemaparan atau eksposur, yaitu
ketika seseorang menyampaikan pesan atau stimulus kepada konsumen. Jika terjadi
respon dari stimulus tersebut, maka proses pengolahan informasi terjadi. Setiap saat
konsumen mendapatkan stimulus, stimulus tersebut merupakan segala sesuatu yang
masuk ke dalam panca indra. Setiap saat kita menerima ratusan hingga ribuan stimulus
yang masuk ke dalam panca indra Akan tetapi karena terbatasnya kemampuan sehingga
kita tidak dapat mengatasi semua.

- Perhatian adalah tahap kedua dari proses pengolahan informasi. Perusahaan atau
produsen memaparkan stimulus secara rutin dan intensif, namun apakah stimulus tersebut
diperhatikan oleh konsumen? Konsumen menyeleksi stimulus mana yang akan
diperhatikannya. Inilah yang disebut dengan perceptual selection. Dua faktor yang
mempengaruhi perceptual selection yaitu faktor pribadi dan faktor stimulus.

- ke tiga pengolahan informasi adalah pemahaman, bagaimana konsumen memahami


stimulus yang ada sehingga tahapan ini juga dapat disebut dengan memberikan arti
kepada stimuls.

- Tahap keempat dari proses pengolahan informasi adalah tahap penerimaan. Bagaimana
kita menyimpulkan suatu objek yang kita amati jadi persepsi konsumen tidak lain
merupaka output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus. Jadi, apa yang muncul
dibenak kita bagus dan menarik itulah bentuk penerimaan terhadap objek tersebut dan
sering disebut dengan persepsi.

- Tahapan kelima dari pengolahan informasi disebut dengan retensi, yaitu bagaimana
output dari pengolahan informasi masuk kedalam memori jangka panjang.

Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa persepsi merupakan bagian
dari proses pengolahan informasi, dimana ketika seseorang terpapar informasi kemudian
memperhatikan informasi tersebut dan memahaminya. sementara Well dan Prensky
(1996) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi
stimulus yang berasal dari lingkungannya, mengelola informasi atas stimulus tersebut,
mengartikan informasi untuk membentuk suatu hubungan dan mengartikan fenomena
dunia. persepsi diperngaruhi faktor fisiologis.

Dari penjelasan diatas pengelolaan informasi dan persepsi konsumen dalam memilih
produk sangat mempengaruhi para konsumen dengan pengelolaan informasi yang mereka
dapat sehingga mempunyai persepsi tersendiri untuk memilih produk.

Anda mungkin juga menyukai