KONSUMEN
Disusun Oleh:
FAKULTAS BISNIS
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan masyarakat dunia dewasa ini telah mencapai tahap dimana segala sesuatu
dapat dilakukan secara praktis, segala aspek dalam kehidupan telah mengalami perubahan ke
arah lebih baik dengan sentuhan inovasi berbasis teknologi. Begitu pula dengan kehidupan
masyarakat di Indonesia yang tak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi, inovasi dengan
sentuhan teknologi telah menjangkau berbagai aspek di negara ini. , hal ini membuat segala
aktifitas masyarakat selalu bersentuhan dengan teknologi. Keadaan ini menyebabkan perusahaan
berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya serta berusaha memperkuat
posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan pesaing. Untuk bisa bertahan dan bisa
menjalankan strateginya perusahaan harus lebih memahami tentang konsep perilaku konsumen.
Keyakinan dan Sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap, keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Yang paling penting bagi
para pemasar global adalah fakta bahwa pembeli sering mempertahankan keyakinan yang mudah
dilihat tentang mereka atau produk berdasarkan negara asal mereka.
BAB II
PERMASALAHAN
kehidupan masyarakat di Indonesia kini semakin mudah salah satu yang membuat mudah
yang tak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi, inovasi dengan sentuhan teknologi telah
menjangkau berbagai aspek di negara ini termasuk dunia perbankan di Indonesia. hal ini
membuat segala aktifitas masyarakat selalu bersentuhan dengan teknologi begitu pula dengan
aktifitas transaksi pembayaran. Sejak beberapa tahun lalu masyarakat Indonesia telah mengenal
transaksi non-tunai baik secara debit maupun kredit. Dunia perbankan di indonesia telah
mengalami perkembangan dari masa ke masa, bisnis yang bergerak dibidang keuangan ini telah
melakukan inovasi teknologi pada salah satu fitur transaksi keuangan dengan mengeluarkan
kartu kredit sebagai salah satu bentuk nyata transaksi non-tunai. bank nasional pertama yang
menerbitkan kartu kredit adalah Bank BCA. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit
dimana penerbit kartu kredit meminjamkan konsumen uang dan bukan mengambil uang dari
rekening. Pembayaran dilakukan di belakang setelah transaksi selesai, dan dilakukan oleh bank
penerbit kartu kredit tersebut, kemudian bank akan menagih kepada pemilik kartu kredit.
Seperti yang dikatakan dalam sebuah artikel di internet pada tanggal 18 February 2014
bahwa, sejak pertama kali diterbitkan di Indonesia jumlah kartu kredit selalu mengalami
peningkatan pesat dari tahun ke tahun. Secara akurat Asosiasi Kartu Kredit Indonesia atau AKKI
jumlah kartu, jumlah transaksi dan nilai transaksi pengguna kartu kredit di Indonesia selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. gaya hidup masyarakat adalah salah satu
pendorongindustri perbankan beramairamai terjun ke bisnis kartu kredit, dan begitu gencar
memasarkan kartu kredit. Kartu kredit seperti sudah melekat dan menjadi simbol gaya hidup
kaum urban ketika kebutuhan akan kepraktisan & kecepatan dapat dipenuhi oleh teknologi serta
manfaat kartu plastik ini. Kartu kredit juga telah mengubah image hutang menjadi gaya hidup.
PT. Bank Central Asia, Tbk. (BCA) saat ini tercatat sebagai bank dengan pengguna kartu
kredit terbanyak di Indonesia. Beragamnya kemudahan yang ditawarkan kartu kredit dari
berbagai bank mengakibatkan konsumen kartu kredit juga memiliki berbagai alasan mengapa
mereka memilih menggunakan kartu kredit dari salah satu bank dibandingkan dengan bank
lainnya. Ada berbagai faktor yang menjadi alasan konsumen dalam memutuskan menggunakan
kartu kredit, baik secara internal amupun eksternal.
Banyak hal yang dapat memengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan
menggunakan sebuah produk maupun jasa. Menurut Kotler (2002:234), Konsumen selalu
menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga antara konsumen yang satu dan
konsumen yang lainnya belum tentu akan memilih produk yang sama, disinilah dibutuhkan
kejelian konsumen dalam penentuan keputusan produk mana yang akan dipilih dengan tetap
mempertimbangkan manfaat yang akan diperoleh dari produk tersebut sehingga keputusan yang
diambil konsumen merupakan proses pembelian dimana individu menentukan keputusan untuk
melanjutkan atau tidak melanjutkan pembelian suatu barang atau jasa.
A. Landasan Teori
1. Menurut Kotler (2000), faktor-faktor utama yang memengaruhi perilaku pembelian
konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor
psikologi sebagai berikut:
a) Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan
oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
b) Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status
sosial dari konsumen.
c) Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia
pembeli dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, kondisi ekonomi. Gaya hidup,
serta kepribadian dan kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri pembeli.
d) Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap.
2. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan
untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga (Sumardi,
2002:323). Menurut Hasan Alwi (2005), pendapatan adalah pemasukan uang untuk
membiayai segala kebutuhan yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia akan terlibat dengan masalah ekonomi. Dapat dan
tidaknya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung pada kondisi ekonomi
yang ada di dalam keluarganya.
3. Gaya Hidup
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:175), mengatakan bahwa gaya hidup
merupakan pola hidup seseorang di dalam dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,
minat dan pendapat orang tersebut. Gaya hidup menggambarkan kehidupan manusia
secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup merefleksikan
sesuatu yang melebihi kelas sosial. Engel (1995:383) mendefinisikan gaya hidup sebagai
pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi
motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel
lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen.
4. Kebutuhan
Kebutuhan berkaitan erat dengan motivasi. Oleh karena itu, ketika membicarakan
kebutuhan maka harus pula dibahas mengenai teori motivasi. setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. kebutuhan hanyalah salah satu elemen dalam proses lewat nama
seseorang memutuskan bagaimana orang berbuat. Misalnya, seseorang melihat peluang
yang kuat untuk mendapat hasil tertentu maka ia akan bertindak dengan cara tertentu dan
hasil ini yang akan menjadi motivasi dari perilakunya.
Koef. Standardize
No Variabel Thitung Sig. R = 0.694
Regresi Koef. Regresi
R2 = 0.481
1. Konstanta 0.545 - - -
Fhitung =
2. Pendapatan (X1) 0.337 0.357 3.894 0.000
21.937
3. Gaya Hidup (X2) 0.347 0.279 2.963 0.004
Fsig = 0.000
4. Kebutuhan (X3) 0.315 0.316 3.470 0.001
Interpretasi
maka penelitian ini mendapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
Hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa “Pendapatan
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti
kebenarannya. Hal ini diketahui karena hasil analisa data menunjukkan bahwa variabel
thitung sebesar 3,894 dengan signifikansi 0,000 sehingga variabel pendapatan (X1)
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA (Y).
Pendapatan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan
memiliki kartu kredit BCA dan hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Machfoed
(2006) yang menyatakan pendapatan yang paling sering dijadikan dasar untuk
pengelompokan konsumen.
Hipotesis kedua dari penelitian ini yang menyatakan bahwa, “Gaya hidup
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti
kebenarannya. Hal ini didapatkan dengan hasil perhitungan analisa data dimana variabel
gaya hidup memiliki thitung sebesar 2,963 dengan signifikansi 0,004 yang berarti bahwa
Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu
kredit BCA. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
(2009) yang mengatakan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dalam
dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan pendapat orang tersebut.
Hipotesis ketiga penelitian ini yang menyatakan “Kebutuhan berpengaruh
terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti kebenarannya.
Hal ini diketahui dari hasil perhitungan dalam analisa data dimana variabel kebutuhan
memiliki thitung sebesar 3,470 dengan signifikansi 0,001 sehingga variabel kebutuhan
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA.
Hipotesis keempat penelitian ini yang menyatakan bahwa “Pendapatan
merupakan variabel yang dominan Uji Kontribusi Parsial No. Variabel Standardize
Regression Coefficients Kontribusi Parsial 1 Pendapatan (X1) 0,357 12,74% 2 Gaya
hidup (X2) 0,279 7,78% 3 Kebutuhan (X3) 0,316 9,99% Sumber : Olahan peneliti
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti
kebenarannya. Hal tersebut diketahui karena hasil analisa data memperlihatkan bahwa
variabel pendapatan bilamana dibandingkan dengan variabel lainnya, maka variabel
pendapatan adalah variabel yang memiliki kontribusi paling besar terhadap keputusan
menggunakan kartu kredit BCA.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Analisa data maka bisa disimpulkan ke tiga hipotesis (Pendapatan, Gaya
Hidup, dan Kebutuhan) berpengaruh signifikan terhadap terjadinya keputusan konsumen dalam
menggunakan kartu kredit BCA. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi gaya hidup
masyarakat dan semakin tingginya kebutuhan yang timbul pada jiwa masyarakat makan akan
semakin tinggi juga minta masyarakat dalam menggunakan kartu kredit BCA.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku Konsumen).
Yogyakarta: BPFE UGM
Polisoa. Mila Utary dkk.” ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN, GAYA HIDUP, DAN
KEBUTUHAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT BCA DI
SURABAYA”.