Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH/PERAN FAKTOR SOSIAL, PERSONAL DALAM PERILAKU

KONSUMEN

Guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pemasaran

Dosen Pengampu: Drs. Arif Sudaryana, M. Si.

Disusun Oleh:

Eko Ardianto (171332000013)

Dwi alrasta Lutfionesti (17133200030)

Candra Dwi Putra (17133200045)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

Kehidupan masyarakat dunia dewasa ini telah mencapai tahap dimana segala sesuatu
dapat dilakukan secara praktis, segala aspek dalam kehidupan telah mengalami perubahan ke
arah lebih baik dengan sentuhan inovasi berbasis teknologi. Begitu pula dengan kehidupan
masyarakat di Indonesia yang tak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi, inovasi dengan
sentuhan teknologi telah menjangkau berbagai aspek di negara ini. , hal ini membuat segala
aktifitas masyarakat selalu bersentuhan dengan teknologi. Keadaan ini menyebabkan perusahaan
berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya serta berusaha memperkuat
posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan  pesaing. Untuk bisa bertahan dan bisa
menjalankan strateginya perusahaan harus lebih memahami tentang konsep perilaku konsumen.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6), perilaku konsumen menggambarkan cara


individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu,
uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari ketiga
pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Keller
(2008:214), perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Lalu menurut The American Marketing
Association perilaku konsumen sebagai interaksi yang dinamis dari pengaruh dan kesadaran,
perilaku dan juga lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Kemudian
menurut Engel Blackwell dan Miniard Perilaku konsumen merupaka suatu tindakan-tindakan
produk jasa, termasuk proses keputusan yang dimana akan mendahului dan juga mengikuti
tindakan tersebut yang akan terlibat secara langsung dalam suatu memperoleh, mengkonsumsi
dan juga akan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang akan
mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Dari keempat pernyataan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan salah satu faktor yang mendasari konsumen
untuk membuat keputusan pembelian.
Menurut Kotler (2009:166-183). Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-
faktor budaya/kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis. Sebagian besar faktor ini tak
terkendalikan oleh pemasar, namun harus diperhitungkan.
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku
pembelian :
a. Budaya (culture) Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar.
b. Sub-budaya Sub budaya adalah bagian dari budaya. Masing-masing budaya terdiri dari
sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi
khusus bagi anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok
ras, dan daerah geografis. Bayak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting,
dan pemasar sering merancang produk dan prgram pemasaran yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan merek
yang berbeda dalam banyak hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan
dalam waktu luang, dan mobil.
2. Faktor Sosial/sosiologis
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti; kelompok acuan,
keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
a. Kelompok Referensi Kelompok acuan adalah seseorang yang terdiri dari semua
kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memilliki pengaruh langsung terhadap
seseorang dinamakan kelompok keaggotaan.
b. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga
merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan
antara dua keluarga dalam kehidupan pembelian. Keluarga orientasi terdiri dari orang
tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi
atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
c. Peran dan Status Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang
hidupnya-keluarga, klub organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok
dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan
akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status, orang-orang
memilih produk yang dapat mengkonsumsi peran dan status mereka di masyarakat.
3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juaga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karaketeristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabotan, dan reaksi juga berhubungan dengan
usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga, sembilan tahap siklus hidup
keluraga bersama dengan situasi keuang dan minat produk yang berbeda-beda untuk
masing-masing kelompok. Pemasar sering memilih kelompokkelompok berdasarkan
siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. Namun, rumah tangga yang menjadi sasaran
tidak selalu berdasarkan konsep keluarga.
b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola
konsumsi, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang;
pengahasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktu), tabungan dan
aktiva (termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk
meminjam, dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya Hidup Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang
di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup.
d. Kepribadian dan Konsep Diri Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda
yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan,
kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.
4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
a. Motivasi adalah kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagaian besar
dan tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara
menyeluruh. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, beberapa
kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti
lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan itu
muncul dari tekanan psikologis seperti; keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan
menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif
adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.
b. Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih
mengorganisasi dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti.
c. Pembelajaran Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman, sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli teori
pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara
dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan dan pengutan.

Keyakinan dan Sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap, keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Yang paling penting bagi
para pemasar global adalah fakta bahwa pembeli sering mempertahankan keyakinan yang mudah
dilihat tentang mereka atau produk berdasarkan negara asal mereka.
BAB II
PERMASALAHAN

kehidupan masyarakat di Indonesia kini semakin mudah salah satu yang membuat mudah
yang tak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi, inovasi dengan sentuhan teknologi telah
menjangkau berbagai aspek di negara ini termasuk dunia perbankan di Indonesia. hal ini
membuat segala aktifitas masyarakat selalu bersentuhan dengan teknologi begitu pula dengan
aktifitas transaksi pembayaran. Sejak beberapa tahun lalu masyarakat Indonesia telah mengenal
transaksi non-tunai baik secara debit maupun kredit. Dunia perbankan di indonesia telah
mengalami perkembangan dari masa ke masa, bisnis yang bergerak dibidang keuangan ini telah
melakukan inovasi teknologi pada salah satu fitur transaksi keuangan dengan mengeluarkan
kartu kredit sebagai salah satu bentuk nyata transaksi non-tunai. bank nasional pertama yang
menerbitkan kartu kredit adalah Bank BCA. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit
dimana penerbit kartu kredit meminjamkan konsumen uang dan bukan mengambil uang dari
rekening. Pembayaran dilakukan di belakang setelah transaksi selesai, dan dilakukan oleh bank
penerbit kartu kredit tersebut, kemudian bank akan menagih kepada pemilik kartu kredit.

Seperti yang dikatakan dalam sebuah artikel di internet pada tanggal 18 February 2014
bahwa, sejak pertama kali diterbitkan di Indonesia jumlah kartu kredit selalu mengalami
peningkatan pesat dari tahun ke tahun. Secara akurat Asosiasi Kartu Kredit Indonesia atau AKKI
jumlah kartu, jumlah transaksi dan nilai transaksi pengguna kartu kredit di Indonesia selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. gaya hidup masyarakat adalah salah satu
pendorongindustri perbankan beramairamai terjun ke bisnis kartu kredit, dan begitu gencar
memasarkan kartu kredit. Kartu kredit seperti sudah melekat dan menjadi simbol gaya hidup
kaum urban ketika kebutuhan akan kepraktisan & kecepatan dapat dipenuhi oleh teknologi serta
manfaat kartu plastik ini. Kartu kredit juga telah mengubah image hutang menjadi gaya hidup.

PT. Bank Central Asia, Tbk. (BCA) saat ini tercatat sebagai bank dengan pengguna kartu
kredit terbanyak di Indonesia. Beragamnya kemudahan yang ditawarkan kartu kredit dari
berbagai bank mengakibatkan konsumen kartu kredit juga memiliki berbagai alasan mengapa
mereka memilih menggunakan kartu kredit dari salah satu bank dibandingkan dengan bank
lainnya. Ada berbagai faktor yang menjadi alasan konsumen dalam memutuskan menggunakan
kartu kredit, baik secara internal amupun eksternal.
Banyak hal yang dapat memengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan
menggunakan sebuah produk maupun jasa. Menurut Kotler (2002:234), Konsumen selalu
menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga antara konsumen yang satu dan
konsumen yang lainnya belum tentu akan memilih produk yang sama, disinilah dibutuhkan
kejelian konsumen dalam penentuan keputusan produk mana yang akan dipilih dengan tetap
mempertimbangkan manfaat yang akan diperoleh dari produk tersebut sehingga keputusan yang
diambil konsumen merupakan proses pembelian dimana individu menentukan keputusan untuk
melanjutkan atau tidak melanjutkan pembelian suatu barang atau jasa.

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian


barang maupun jasa (Kotler, 2002 : 183), misalnya saja Faktor Demografi; dan faktor pribadi.
Salah satu faktor demografi adalah pendapatan yang paling sering dijadikan dasar untuk
pengelompokan konsumen (Machfoed, 2006 ; 67). Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil
seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun
perseorangan dalam keluarga (Sumardi, 2002:323). Selain itu, faktor pribadi dianggap
mempunyai kemampuan reaksi yang cepat terhadap berbagai penawaran produk atau jasa dalam
keputusan pembelian. Salah satunya adalah gaya hidup dan konsep diri (Engel dan Maslow,
2000 :367). Sedangkan gaya hidup didefinisikan cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka pilih dan gunakan
untuk melewati waktu tersebut. Faktor kebutuhan juga dapat menjadi salah satu alasan mengapa
seseorang memutuskan untuk menggunakan barang atau jasa. Kebutuhan merupakan faktor
penyebab yang mendasari lahirnya perilaku seseorang, kebutuhan yang paling kuat pada saat
tertentu akan merupakan daya dorong yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku ke arah
tercapainya tujuan.
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Menurut Kotler (2000), faktor-faktor utama yang memengaruhi perilaku pembelian
konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor
psikologi sebagai berikut:
a) Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan
oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
b) Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status
sosial dari konsumen.
c) Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia
pembeli dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, kondisi ekonomi. Gaya hidup,
serta kepribadian dan kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri pembeli.
d) Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap.

2. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan
untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga (Sumardi,
2002:323). Menurut Hasan Alwi (2005), pendapatan adalah pemasukan uang untuk
membiayai segala kebutuhan yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia akan terlibat dengan masalah ekonomi. Dapat dan
tidaknya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung pada kondisi ekonomi
yang ada di dalam keluarganya.

3. Gaya Hidup
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:175), mengatakan bahwa gaya hidup
merupakan pola hidup seseorang di dalam dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,
minat dan pendapat orang tersebut. Gaya hidup menggambarkan kehidupan manusia
secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup merefleksikan
sesuatu yang melebihi kelas sosial. Engel (1995:383) mendefinisikan gaya hidup sebagai
pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi
motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel
lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen.

4. Kebutuhan
Kebutuhan berkaitan erat dengan motivasi. Oleh karena itu, ketika membicarakan
kebutuhan maka harus pula dibahas mengenai teori motivasi. setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. kebutuhan hanyalah salah satu elemen dalam proses lewat nama
seseorang memutuskan bagaimana orang berbuat. Misalnya, seseorang melihat peluang
yang kuat untuk mendapat hasil tertentu maka ia akan bertindak dengan cara tertentu dan
hasil ini yang akan menjadi motivasi dari perilakunya.

B. Hasil penelitian dari artikel yang diulas


Berikut adalah tabel koefisien yang diperoleh dari hasil analisis data yang dilakukan oleh
peneliti :
Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi Linier Berganda

Koef. Standardize
No Variabel Thitung Sig. R = 0.694
Regresi Koef. Regresi
R2 = 0.481
1. Konstanta 0.545 - - -
Fhitung =
2. Pendapatan (X1) 0.337 0.357 3.894 0.000
21.937
3. Gaya Hidup (X2) 0.347 0.279 2.963 0.004
Fsig = 0.000
4. Kebutuhan (X3) 0.315 0.316 3.470 0.001

1. Uji Pengaruh Simultan


Pengaruh simultan dari variabelvariabel bebas penelitian ini yang terdiri dari
Pendapatan (X1), Gaya hidup (X2), dan Kebutuhan (X3) terhadap variabel terikat yaitu
Keputusan menggunakan kartu kredit BCA (Y) dapat diketahui dengan melakukan uji F.
Dari hasil perhitungan yang tampak pada Tabel 5.13, diketahui bahwa F hitung diperoleh
pada angka 21,937 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000. Dengan kenyataan
tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima karena Fhitung didukung tingkat signifikansi
(p) < 0,05 atau dengan kata lain bahwa secara bersama-sama variabel bebas dalam
penelitian ini yang terdiri dari Pendapatan (X1), Gaya hidup (X2), dan Kebutuhan (X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan menggunakan kartu
kredit BCA (Y).
2. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Pendapatan (X1)
Sebagaimana yang tampak pada Tabel 5.13, koefisien regresi pendapatan
memiliki angka thitung sebesar 3,894 dengan signifikansi 0,000. Karena thitung 3,894
didukung dengan angka signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) maka H0 ditolak atau H1
diterima. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan (X1)
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA (Y).
3. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Gaya Hidup (X2)
Sebagaimana yang tampak pada Tabel 5.13, koefisien regresi Gaya Hidup (X2)
memiliki angka thitung sebesar 2,963 dengan signifikansi 0,004. Karena thitung sebesar
2,963 yang didukung dengan angka signifikansi sebesar 0,004 (p < 0,05) maka H0 ditolak
atau H1 diterima. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel Gaya Hidup (X2)
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA (Y).
4. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Kebutuhan (X3)
Sebagaimana yang tampak pada Tabel 5.13, koefisien regresi Kebutuhan (X3)
memiliki angka thitung sebesar 3,470 dengan signifikansi 0,001. Karena thitung sebesar
3,470 yang didukung dengan angka signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05) maka H0 ditolak
atau H1 diterima. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel kebutuhan (X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA (Y).

Uji Kontribusi Parsial

No. Variabel Standardize Kontribusi parsial


Regression
Coefficients
1. Pendapatan (X1) 0.357 12.74%
2. Gaya Hidup (X2) 0.279 7.78%
3. Kebutuhan (X3) 0.316 9.99%

Interpretasi
maka penelitian ini mendapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
Hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa “Pendapatan
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti
kebenarannya. Hal ini diketahui karena hasil analisa data menunjukkan bahwa variabel
thitung sebesar 3,894 dengan signifikansi 0,000 sehingga variabel pendapatan (X1)
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA (Y).
Pendapatan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan
memiliki kartu kredit BCA dan hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Machfoed
(2006) yang menyatakan pendapatan yang paling sering dijadikan dasar untuk
pengelompokan konsumen.
Hipotesis kedua dari penelitian ini yang menyatakan bahwa, “Gaya hidup
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti
kebenarannya. Hal ini didapatkan dengan hasil perhitungan analisa data dimana variabel
gaya hidup memiliki thitung sebesar 2,963 dengan signifikansi 0,004 yang berarti bahwa
Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu
kredit BCA. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
(2009) yang mengatakan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dalam
dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan pendapat orang tersebut.
Hipotesis ketiga penelitian ini yang menyatakan “Kebutuhan berpengaruh
terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti kebenarannya.
Hal ini diketahui dari hasil perhitungan dalam analisa data dimana variabel kebutuhan
memiliki thitung sebesar 3,470 dengan signifikansi 0,001 sehingga variabel kebutuhan
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menggunakan kartu kredit BCA.
Hipotesis keempat penelitian ini yang menyatakan bahwa “Pendapatan
merupakan variabel yang dominan Uji Kontribusi Parsial No. Variabel Standardize
Regression Coefficients Kontribusi Parsial 1 Pendapatan (X1) 0,357 12,74% 2 Gaya
hidup (X2) 0,279 7,78% 3 Kebutuhan (X3) 0,316 9,99% Sumber : Olahan peneliti
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu kredit BCA di Surabaya” terbukti
kebenarannya. Hal tersebut diketahui karena hasil analisa data memperlihatkan bahwa
variabel pendapatan bilamana dibandingkan dengan variabel lainnya, maka variabel
pendapatan adalah variabel yang memiliki kontribusi paling besar terhadap keputusan
menggunakan kartu kredit BCA.
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Analisa data maka bisa disimpulkan ke tiga hipotesis (Pendapatan, Gaya
Hidup, dan Kebutuhan) berpengaruh signifikan terhadap terjadinya keputusan konsumen dalam
menggunakan kartu kredit BCA. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi gaya hidup
masyarakat dan semakin tingginya kebutuhan yang timbul pada jiwa masyarakat makan akan
semakin tinggi juga minta masyarakat dalam menggunakan kartu kredit BCA.
DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku Konsumen).
Yogyakarta: BPFE UGM

Polisoa. Mila Utary dkk.” ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN, GAYA HIDUP, DAN
KEBUTUHAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT BCA DI
SURABAYA”.

Anda mungkin juga menyukai