Anda di halaman 1dari 16

KONSEP PERILAKU KONSUMEN JASA PENDIDIKAN

“Diajukan untuk memnuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah


Manajemen Pemasaran Pendidikan”

Disusun Oleh : Kelompok 8


Yusni Yanti (2002060070)
Nurhikmah Dwi Pratiwi (2002060075)

Dosen Pengampu:
Kensiwi ,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
T.A 2023/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik serta hidayahNya. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan judul “Konsep Perilaku Konsumen Jasa Pendidikan”.
Shalawat dan salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau
hinggga akhir zaman. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam terang benderang bercahayakan iman, islam, dan ihsan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen
Mata Kuliah Manajemen Pemasaran yang telah mendukung kami hingga
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna apa
yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi
atau materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak
langsung, untuk kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 14 Juni 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
A. Pengertisn Teori Perilaku Konsumen...................................................4
B. Perkembangan Teori Perilaku Konsumen............................................5
C. Pentingan Perilaku Konsumsi...............................................................5
D. Manfaat Perilaku Konsumen................................................................6
E. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Perilaku Konsumen....................7
F. Masalah dan Utulitas............................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi bermakna membelanjakan kekayaan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia seperti makanan, pakaian, perumahan,
barang-barang kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, kebutuhan
pribadi maupun keluarga dan lainnya, tidak ada batasan bagi keinginan
manusia, karena di antara sifat bawaan (jibillah) manusia adalah tidak pernah
merasa puas. Perilaku konsumen dimaknai sebagai suatu tindakan yang
langsung dalam mendapatkan, mengonsumsi serta menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut.
Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan
produsen meneliti keputusan pembelian konsumen secara lebih rinci. Mereka
ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang konsumen beli,
dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli,
kapan mereka membeli dan dimana. Perilaku konsumen akan menentukan
proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut
merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia
untuk membeli sebuah barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial,
faktor pribadi, dan faktor psikologis.
Dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama, (1) tipe pelanggan
meliputi hal-hal, a) konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu
konsumen yang melakukan pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan
konsumsi sendiri, b) konsumen bisnis (disebut pula konsumen organisasional,
konsumen industrial, atau konsumen antara) adalah konsumen yang
melakukan pembelian untuk keperluan lebih lanjut, kemudian dijual
(produsen). (2) peranan konsumen terdiri atas hal-hal, a) user merupakan
orang yang benar-benar (secara aktual) menggunakan produk atau
mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli, b) payer merupakan
orang yang mendanai atau membiayai pembelian, c) buyer merupakan orang
yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar. Masing-masing
peranan tersebut bisa dilakukan oleh satu orang, bisa pula oleh individu yang
berbeda. Jadi, seseorang bisa menjadi user sekaligus payer dan buyer. Itu
semua tergantung kepada konteks atau situasi pembelian. (3) perilaku
pelanggan terdiri dari, a) aktivitas mental, seperti menilai kesesuaian merek

1
produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari
iklan, dan mengevaluasi pengalaman aktual dari konsumsi produk atau jasa, b)
aktivitas fisik, meliputi mengunjungi toko, membaca panduan konsumen
(katalog), berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama, faktor
kebudayaan meliputi:
1. Budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang
paling mendasar. Pemasar selalu berusaha menegenali pergeseran budaya
untuk menemukan produk baru yang diinginkan.
2. Sub-budaya merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotanya. Dapat dibedakan adanya empat macam subbudaya, yaitu
kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan daerah
geografis.
3. Kelas sosial, merupakan sebuah kelompok yang relatif sejenis dan bertahan
dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan
para anggota dalam setiap jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah laku
yang sama.
Kedua, faktor sosial yang meliputi:
1. Kelompok, sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung terhadap individu disebut
kelompok keanggotaan. Kelompok referensi, tampil sebagai pengacuan
langsung atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok aspirasional dimana mereka tidak termasuk anggota akan tetapi
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi atau mengikuti. Kelompok
biasanya mempunyai pemimpin opini yaitu orang dalam kelompok referensi
yang karena keterampilan, pengetahuan, kepribadian, atau karakteristik khusus
lainnya mempunyai pengaruh terhadap anggota yang lain
2. Keluarga, anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembeli.
Keluarga masih merupakan organisasi pembelian konsumen terpenting dalam
masyarakat. 3. Peran dan status, masing-masing peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum yang diberikan kepada peran oleh
masyarakat. Peran dan status bukan merupakan variabel yang konstan. Banyak
profesional pemasaran dan penjualan membuat kekeliruan penilaian yang
terkait dengan peran dan status calon pelanggan.
Ketiga, faktor pribadi meliputi:

2
1. Usia dan tahap daur hidup, jenis barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen
berubah seiring dengan bertambahnya usia. Pemasar kerap mendefinisikan
pasar sasarannya berdasarkan siklus atau daur hidup, dan mengembangkan
produk serta rencana pemasaran yang cocok.
2. Pekerjaan, pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli seseorang
atau konsumen. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang
memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa. Bahkan pembuatan
spesialisasi pembuatan produk untuk pekerjaan tertentu.
3. Situasi ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perilaku konsumen?
2. Apa manfaat dari mengetahui perilaku konsumen ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari perilaku konsumen.
2. Un tuk mengetahui manfaat dari mengetahui perilaku konsumen.
3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Perilaku Konsumen
Para ahli berpendapat mengenai definisi perilaku konsumen, sebagai
berikut:
1. Menurut Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979) Perilaku
konsumen adalah tidakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang
dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan,
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumbersumber lainnya.
2. Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984) Peilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan
dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang dan jasa.
3. Menurut Jame F. Engel et.al (1968) Perilaku konsumen didefinisikan
sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam
usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakantindakan tersebut.
4. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994)
Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
5. Menurut Solomon (2007) Studi perilaku konsumen merupakan proses
ketika individua atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan
atau membuang produk, pelayanan, ide, dan pengalaman untuk
memuaskan kebutuhannya.
6. Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001) Perilaku konsumen adalah
studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses dimana
mereka menyeleksi, menggunakan, dan membuang produk, layanan,
pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari
proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.

4
B. Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-
an didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang
konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan
cara memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada menentukan kuantitas
tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga
komoditas. Sementara itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap
atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus.
Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya mempertimbangkan dari
sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan pada perilaku
konsumen di dalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan
sebagaimana disajikan pada rumus berikut:
Fungsi tujuan
Max. U = f(q1, q2)
Kendala:

M = p1 q1 + p2 q2  income

Dimana U adalah utilitas (kepuasan), sedangkan q1 dan q2 masing-masing


adalah komoditas 1 dan 2. Menurut beberapa ahli, teori perilaku konsumen
tersebut secara empiris sulit dibuktikan. Oleh karena preferensi dan selera
(taste) terkait dengan psikologi manusia, maka beberapa ahli
mengembangkan teori perilaku konsumen dengan memasukkan elemen-
elemen psikologi dalam pengambilan keputusan konsumen.
Elemen psikologi yang dimaksud meliputi kognisi, afeksi, dan perilaku
(psikomotorik). Dengan demikian teori perilaku konsumen yang berkembang
pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dan
ekonomi. Perkembangan tersebut tidak lepas dari pengaruh ilmuwan seperti
George Katona, Robert Ferker, John A. Howard, dan Jogdish N. Sheth.
C. Pentingnya Perilaku Konsumsi
Dalam Perkembangan konsep pemasaran modern, konsumen ditempatkan
sebagai sentral perhatian. Para praktisi maupun akademisi berusaha mengkaji
aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran
yang diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia. Menurut
Amirullah studi tentang perilaku konsumen dipelajari karena dua alasan
utama:

5
1. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan setiap hari. Kalau saja
setiap konsumen memiliki perilaku yang konstan, mungkin kajian
tentang perilaku konsumen tidak begitu penting. Tetapi mengingat
konsumen selalu berinteraksi dengan lingkungannya, maka secara
otomatis perilaku itu akan berubah-ubah bahkan dalam hitungan hari.
Perilaku konsumen di sini penting untuk memahami mengapa dan apa
saja yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen.
2. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan. Setiap
keputusan yang diambil oleh konsumen pasti didasarkan pada alasan-
alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Proses
pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan masalah
kejiwaan dan faktor eksternal. Dengan memahami perilaku konsumen,
pemasar akan mudah untuk menggambarkan bagaimana proses
keputusan itu dibuat.
Sedangkan menurut Setiadi “Studi tentang konsumen menjadi dasar
yang amat penting dalam manajemen pemasaran untuk merancang dan
mengembangkan riset pemasarannya serta menetapkan segmentasi
pasar”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pentingnya bagi pemasar
untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu dengan meletakkan
konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran sehingga dengan
memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijaksanaan
pemasaran yang tepat dan efisien. Dengan kata lain mempelajari perilaku
konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek
yang ada pada konsumen yang akan digunakan dalam menyusun
kebijaksanaan pemasaran yang berhasil.
D. Manfaat Perilaku Konsumen
Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau
pengguna (stakeholder). Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat,
yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi implementasi.
Pemanfaat yang tergolong dalam kelompok kedua meliputi organisasi
pemasaran (pemasar maupun produsen), lembaga pendidikan dan
perlindungan konsumen, organisasi pemerintah dan politik, serta konsumen.
Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah mampu:
1. Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
2. Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar
pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.

6
3. Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan,
sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran
dengan baik.

Sedangkan peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan


perlindungan konsumen adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi
konsumen, yakni untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas
dengan benar, terhindar dari penipuan serta menjadi konsumen yang
bijaksana. Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik
adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-
undangan untuk melindungi konsumen.
Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan
konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan
konsumen. Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung
melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerja
sama dengan Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun
2008. Secara makro, undang-undang pangan mempunyai dampak positif
terhadap perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan
produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan
produk.
Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan
sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari
perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan
kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan,
konsumen terdiri atas konsumen potensial (potencial consumer) atau calon
konsumen dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (effective
consumer).
E. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-
faktor tersebut dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari
lingkungan sekitar seorang konsumen.
1. Faktor-faktor internal:
a. Demografis, psikografis, dan kepribadian Demografis berhubungan
dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis
berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu
peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta
perubahan permintaan dan pola konsumsi. Prikografis adalah

7
sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata
lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari
konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif
maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang
membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan
mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti
faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena
kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat
kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk
organik.Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti
sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan.
Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana
mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon
lingkungannya.
b. Motivasi konsumen Dalam menjawab pertanyaan mengenai
mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan
dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili
dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat
fisiologis maupun pembelian dan penggunaan suatu produk.
c. Pengetahuan konsumen Pengetahuan konsumen dapat diartikan
sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori
yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk.
Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang
terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
d. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen Intensi adalah
pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di
masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen, yaitu intensi
pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli, intensi
pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama
dengan sebelumnya, intensi pembelanjaan adalah dimana
konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli, intensi
pengeluaran adalah berapa banyak uang yanag akan digunakan,
intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk
melakukan pencarian, dan intensi konsumsi adalah keinginan
seseorang untuk terikat dalam aktivitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh
seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk
melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap
terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen.

8
Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap
sebuah obyek dan relasinya terhadap obyek lain.
Kepercayaan dapat didefiniskan sebagai penilaian subjektif
mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu
kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang
pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan
tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan
yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi.
Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada
setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap
penentuan sikap seorang konsumen.
2. Faktor-faktor ekternal
a. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain
yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan
mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya
terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang
memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan,
mengevaluasi, dan membedakan antar budaya. Elemen abstrak
terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan
gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas
benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-
lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu
budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas
sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe
produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif
permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana
individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup,
ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan
perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada
variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang
akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
b. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,
pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan

9
rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun
tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga
maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian
konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga
untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
c. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tidak lepas dari pengaruh kelompok dan
personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara
signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik,
kelompok musik, partai politik, dan lainlain. Reference group
mempengaruhi dalam beberapa cara, pertama-tama reference group
menciptakan sosialisasi atas individu, kedua reference group
berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep
seseorang dan membandingkannya dengan orang lain, dan ketiga
reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan
norma dalam sebuah kelompok sosial.

F. Masalah dan Utilitas


Ekonomi konvensional menggunakan konsep utilitas yang diartikan
sebagai konsep kepuasan terhadap barang dan jasa. Muhammad Muflih
merangkum konsep utilitas dalam ekonomi konvensional dalam beberapa
poin:
1. Konsep utilitas membentuk persepsi kepuasan materialistis.
2. Konsep utilitas mempengaruhi persepsi keinginan konsumen.
3. Konsep utilitas mencerminkan peranan self interest konsumen.
4. Persepsi tentang keinginan memiliki tujuan untuk mencapai kepuasan
materialistis.
5. Self interest mempengaruhi persepsi kepuasan materialistis kosumen.
6. Persepsi kepuasan menentukan keputusan (pilihan) konsumen.
Adapun dalam perspektif islam, konsep utilitas atau kepuasan tidak
cukup mengakomodasi teori konsumsi dalam islam. Dalam islam dikenal
dengan konsep maslahah. Konsep maslahah bertujuan melahirkan manfaat,
untuk kemudian mencapai falah. Muhammaf Muflih merangkup konsep
maslahah dalam beberapa poin:
1. Konsep maslahah membentuk persepsi bebutuhan manusia.

10
2. Konsep maslahah membentuk persepsi tentang penolakan terhadap
kemudharatan.
3. Konsep maslahah memanifestasikan persepsi individu tentang upaya
setiap pergerakan amalnya mardhatillah.
4. Persepsi tentang penolakan terhadap kemudharatan membatasi
persepsinya hanya pada kebutuhan.
5. Upaya mardhatillah mendorong terbentuknya persepsi kebutuhan islami.
6. Persepsi seorang konsumen dalam memenuhi kebutuhannya
menentukan keputusan konsumsinya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal
yang mengarahkan mereka untuk menilai, memilih, mendapatkan, dan
menggunakan barang dan jasa yang diinginkannya. Dalam perkembangan
konsep pemasaran modern, konsumen ditempatkan sebagai sentral
perhatian. Pentingnya bagi pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen
yaitu dengan meletakkan konsumen sebagai titik sentral perhatian
pemasaran sehingga dengan memahami konsumen akan menuntun
pemasar pada kebijaksanaan pemasaran yang tepat dan efisien. Dengan
kata lain mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan
memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen yang akan digunakan
dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran yang berhasil.
B. Saran
Dalam penysusunan makalah ini kami sadar masih banyak kesalahan
untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran membangun untuk kami
Menyusun makalah lebih baik kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Baraka, Ainun. 2018. Utilitas Dalam Perilaku Konsumen Perspektif Nilai
Keislaman. Jurnal Studi Keislaman, 4(2), 233-239.
Nisa Febianti, Yopi. 2014. Permintaan Dalam Ekonomi Mikro. Jurnal Edunomic,
2(1), 15-24.
Purwani, Khusniyah & Swastha Dharmmesta, Basu. 2002. Perilaku Beralih Merek
Konsumen Dalam Pembelian Produk Otomotif. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, 17(3), 288-303.
Subianto, Totok. 2007. Studi Tentang Perilaku Konsumen Beserta Implikasinya
Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 3(3), 165-
182.
Tarmizi, Ahmad. 2017. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Sepeda Motor Honda Merek Vario Pada PD. Daya Motor Sungai
Bahor Muaro Jambi. Jurnal of Economics and Business, 1(1), 18-30.

13

Anda mungkin juga menyukai