Anda di halaman 1dari 19

STIMULUS RESPONSE THEORY (HULL, DOLLARD, MILLER)

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Psikologi Kepribadian”

Disusun Oleh :
Kelompok III
Nurul Mawadda 2102060116
Resky Sari 2102060117

Dosen Pengampuh :
Sarmila, S.Pd., M.Pd.

MANAJEMEN PEDNDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2023- 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Karena
berkat dan Rahmat-Nya kita diberi Kesehatan dan kemampuan sehingga makalah
ini bisa kami selesaikan dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Psikologi
Kepribadian” dengan judul “Stimulus Response Theory”.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis juga
berharap makalah iini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini dan penyusunan
makalah berikutnya.

Palopo, 6 April 2023

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. Biografi Tokoh .....................................................................................2


B. Teori Belajar Clark Leonard Hull.........................................................5
C. Teori Belajar John Dollard & Nael Millen...........................................7
D. Struktur kepribadian.............................................................................9
E. Dinamika Kepribadian..........................................................................10
F. Perkembangan Kepribadian..................................................................11
G. Psikopatologi........................................................................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................14

A. Kesimpulan...........................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

D.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
John Dollard dan Neil E. Miller keduanya mengabdi di Institute Of
Human Relation, antara keduanya berbeda dalam mengambil gagasan tetapi
dengan pendekatan psikioanalisis antropologi dan social keduanya melakukan
sebuah gagasan teori yang nantinya sangat berpengaruh di bidang gagasan
teori yang nantinya sangat berpengaruh di bidang psikologi yang dikenal
dengan stimulus – response theory yang berkaitan dengan teori belajar.
Selanjutnya Stimulus Respon mempunyai nilai positif, artinya ajaran ini
memusatkan pada Tindakan seseorang kepada orang lain, tetapi memiliki juga
kelemahan.
Stimulus Response Theory adalah proses belajar merupakan suatu
tanggapan dari sesorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya.
Rangsangan tersebut diulang – ulang sampai mendapatkan tanggapan yang
sama terus – menerus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi tentang Leonard Clark Hull, John Dollard, dan
Neil Miller ?
2. Bagaimana Teori Belajar yang dikemukakan oleh Clark Hull, John
Dollard, dan Neil Miller ?
3. Bagaimana yang dimaksud Struktur Kepribadaian oleh John Dollard
dan Neil Miller ?
4. Bagaimana yang dimaksud Dinamika Kepribadian oleh John Dollard
dan Neil Miller ?
5. Bagaimana Yang dimaksud Psikopatologi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi tentang Leonard Clark Hull, John Dollard,
dan Neil Miller.
2. Untuk mengetahui Teori Belajar apa yang dikemukakan oleh Clark
Hull, John Dollard, dan Neil Miller.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Struktur Kepribadaian oleh
John Dollard dan Neil Miller.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Dinamika Kepribadian oleh
John Dollard dan Neil Miller.
5. Untuk mengetahui apa Yang dimaksud Psikopatologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Tokoh
a) Leonard Clark Hull (24 Mei 1884 – 10 Mei 1952)
Clark Leonard Hull lahir di New York pada tanggal 24 Mei 1884 dan
Wafat pada tanggal 10 Mei 1952. Clark Leonard Hull adalah seorang psikolog
Amerika yang terkenal dengan metode eksperimental kuantitatif untuk
pembelajaran dan fenomena hypnosis serta upayanya untuk memberikan
ekspresi matematis pada teori psikologi.
Hull menempuh pendidikannya di West Saginaw, Michigan dan di
Akademi Alma. Namun sekolahnya sempat berhenti karena demam tifoid dan
poliomyelitis yang ia derita.
Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas Michigan, ia
beralih ke psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun 1918 dari
University of Wisconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai
instruktur. Penelitian doctor- nya pada “Aspek kuantitatif dari Evolution of
Concepts” telah diterbitkan dalam Psychological Monographs. Selama waktu
itu, Hull mempelajari efek dari merokok tembakau pada kinerja, yang
kemudian dibahasnya pada beberapa literatur yang disertai dengan pengujian,
selanjutnya mulai penelitian tentang saran dan hipnose. Pada 1929, Clark Hull
melanjutkan penelitiannya di Yale University dan mulai serius terhadap
perkembangan teori perilakunya. Sampai akhir karirnya, Hull dan mahasiswa
didominasi behavioristik psikologi. Clark Hull meninggal pada 10 Mei 1952,
di New Haven, Connecticut.

Hull adalah seorang tokoh teori belajar behavioristik. Hull tertarik dengan
teori belajar yang membuat dia menghasilkan beberapa buku yang
berhubungan dengan teori belajar, antara lain Mathematico Deductive Theory
of Role Learning yang ditulis bersama-sama dengan Hovland, Perkins, dan
Fitch. Hull juga menulis Principles of Behavior and Essentials of
Behavior. Buku terakhir yang ditulisnya adalah A Behavior System. Selain

2
menulis buku Hull juga menulis sejumlah artikel bagi majalah-majalah
profesional. 1

b) John Dollard
John Dollard ilahirkan di Menasha, Wisconsin, pada tanggal 29 Agustus
1900. Ia menerima gelar A.B. dari Universitas Wisconsin pada tahun 1922 dan
berturut-turut meraih M.A. (1930) dan Ph.D.-nya (1931) dalam bidang sosiologi
di Universitas Chicago. Dari tahun 1926 sampai dengan 1929 la menjadi salah
seorang pembantu rektor Universitas Chicago.

Pada tahun 1932 ia menerima jabatan rektor di bidang antropologi di


Universitas Yale dan pada tahun berikutnya menjadi rektor di bidang sosiologi
pada Institut of Human Relations yang baru saja didirikan. Pada tahun 1935, ia
menjadi peneliti pada institut tersebut dan pada tahun 1948 menjadi peneliti dan
profesor di bidang psikologi. Ia dipensiunkan sebagai profesor pada tahun 1969.
Ia memperoleh pendidikan dalam psikoanalisis dari Institut Berlin dan menjadi
anggota dari Western New England Psychoanalytic Society. Keyakinan Dollard
dan dedikasi pribadinya terhadap penyatuan ilmu-ilmu pengetahuan sosial
tercermin tidak hanya dalam tulisan- tulisannya tetapi juga dalam fakta bahwa ia
pernah mengemban tugas- tugas akademik di bidang antropologi, sosiologi, dan
psikologi pada satu universitas.
Dollard telah menulis banyak artikel teknis dalam ilmu-ilmu pengetahuan
sosial mulai dari etnologi sampai psikoterapi. Ia telah mengarang sejumlah buku
yang juga mencerminkan minatnya yang luas itu. Caste and class in a Southern
town (1937) adalah suatu penelitian lapangan yang sangat dihargai mengenai
peranan orang- orang kulit hitam dalam suatu masyarakat di bagian selatan di AS
dan merupakan salah satu contoh karya awal analisis kebudayaan dan kepribadian.
Karya ini disusul oleh sebuah buku serupa, Children of bondage (1940), yang
ditulis bersama Allison Davis. Ia menerbitkan dua buku berisi analisis psikologis
tentang rasa takut: Victory over fear (1942) dan Fear in battle (1943); dan suatu
1
Herfis,2005. “Clark L. Hulk”.http;//herfis.blogspot.com.

3
monograf penting mengenai penggunaan bahan sejarah kehidupan, Criteria for
the life history (1936). Bersama Frank Auld dan Alice White ia menerbitkan
Steps in psychotherapy (1953), sebuah buku yang menyajikan suatu metode
psikoterapi yang mencakup pendeskripsian yang rinci tentang individu yang
sedang dalam perawatan, dan bersama Frank Auld menerbitkan Scoring
human motives (1959).

c) Neil Miller
Neal Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, pada tanggal 3 Agustus
1909 dan meraih gelar B.S.-nya dari Universitas Washington pada tahun 1931. Ia
meraih gelar M,.A.-nya dari Universitas Stanford pada tahun 1932 dan Ph.D.-nya
di bidang psikologi dari Universitas Yale pada tahun 1935. Dari tahun 1932
sampai dengan tahun 1935 ia menjadi asisten di bidang Psikologi pada Institute of
Human Relations dan antara tahun 1935-1936 ia mendapat beasiswa dari Social
Science Researc Council  dan memanfaatkannya untuk mengikuti pendidikan
analisis pada Institut Psikoanalisis Wina. Dari tahun 1936 sampai tahun 1940,
menjadi asisten dosen dan selanjutnya lektor pada Institute of Human Relations.
Ia menjadi peneliti dan lektor pada tahun 1941. Dari tahun 1942 sampai tahun
1946, ia memimpin suatu proyek penelitian psikologi untuk Angkatan Udara AS.
Pada tahun 1946, ia kembali ke Universitas Yale, menjadi profesor dalam
program kuliah James Rowland Angell di bidang psikologi pada tahun 1952. Ia
menetap di Yale sampai tahun 1966n dan selanjutnya menjadi profesor psikologi
dan kepala Laboratorium Psikologi Fisiologis pada Universitas Rockefeller.
Selain karena kerjasamanya dengan John Dollard, Miller juga sangat
terkenal di kalangan psikologi berkat karya eksperimental dan teoritisnya yang
cermat tentang proses pemerolehan dorongan- dorongan, hakikat perkuatan, dan
penelitian tentang konflik. Penelitian awalnya semata- mata bersifat behavioral,
tetapi sejak tahun 1950-an Miller mulai menaruh perhatian pada mekanisme-
mekanisme fisiologis yang mendasari dorongan dan perkuatan serta gejala- gejala
sejenis lainnya. Karya ini disajikan secara rinci dalam terbitan-terbitan jurnal,
meskipun banyak di antaranya telah pula diringkaskan dalam tiga bab buku

4
pegangan yang sangat elok (Miller, 1944, 1951a, 1959). Penghargaan atas
sumbangan-sumbangannya tercermin pada berbagai tanda jasa yang diterimanya.
Ini meliputi keanggotaannya dalam National Academy of Science yang bergengsi
itu, terpilih menjadi ketua American Psychological Association (1959), menerima
medali Warren dari Society of Experimental Psychologist (1957), dan
menerima Medal of Science dari Presiden (1965), suatu tanda kehormatan yang
hanya dimilikinya bersama dua ilmuwan behavioral lain.
Miller dan Dollard bersama- sama telah menulis dua buku yang berisi
penerapan versi yang disederhanakan dari teori Hull pada masalah- masalah yang
menjadi garapan psikolog sosial (Social leraning and imitation, 1941) dan pada
masalah- masalah yang menjadi perhatian psikolog klinis atau psikolog
kepribadian (Personality and psychotherapy, 1950).

B. Teori Belajar Clark Leonard Hulk


Clark L. Hull mengemukakan konsep pokok teorinya yang sangat dipengaruhi
oleh teori evolusinya Charles Darwin. Bagi Hull, tingkah laku seseorang berfungsi
untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu, dalam teori Hull, kebutuhan
biologis menempati posisi sentral. Menurut Hull, kebutuhan dikonsepkan sebagai
dorongan (drive), seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri, dan sebagainya.
Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis ini, meskipun respon
mungkin bermacam-macam bentuknya.2 Teori ini terutama setelah Skinner
memperkenalkan teorinya, ternyata tidak banyak dipakai dalam dunia praktis,
meskipun sering digunakan dalam berbagai eksperimen dalam laboratorium. Hull
juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian belajar.
Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull,
seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk
menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan
kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction)

2
C.L. Hull, “Behavior Postulates and Corollaries-1994”, Pschycological Review , Vol. 57, No. 3
(1950); hal. 173 – 180.

5
adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan
dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat
berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini,
tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis.
Teori belajar yang dikembangkan oleh Hull sama dengan para ahli fungsionalis
lainnya, yaitu menggunakan tipe belajar hubungan Stimulus-Respon (S-R).
Menurut pandangan ini, belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena adanya
hubungan S-R. Namun menurut Hull, selain hubungan antara S-R, perilaku juga
dipengaruhi oleh suatu proses yang terjadi dalam diri organisme, yang tidak dapat
diamati. Variabel ini kemudian dikenal dengan nama variabel intervening
(intervening variable).3
Clark Hull mengikuti jejak Thorndike dalam usahanya mengembangkan teori
belajar. Prinsip-prinsip yang digunakan mirip dengan apa yang dikemukakan oleh
para behavior, yaitu dasar stimulus dan adanya penguat (reinforcement).4 Clark
Hull mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong
(oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan ambisi) harus ada dalam diri seseorang
yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan
kebutuhan.10 Dalam hal ini, efesiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat
pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh
respon-respon yang dibuat individu tersebut.
Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar Hull adalah adanya motivasi
intensif (incentive motivation) dan pengurangan stimulus pendorong (drive
stimulus reduction). Penggunaan secara praktis teori belajar Hull untuk kegiatan di
dalam kelas adalah sebagai berikut :
1) Teori belajar didasarkan pada drivereduction atau drive stimulus reduction
2) Instruksional objektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas

3
C. L. Hull & M. C. Forster, ―”Habituation and Perseverational Characteristics of Two Forms of
Indirect Suggestion‖”, Journal of Experimental Psychology, Vol. 15, No. 6 (1932): hal. 700–715.
4
Clark L. Hull, Everett F. Patten & St. Clair A. Switzer, ―Does Positive Response to Direct
Suggestion as Such Evoke a “Generalized Hypersuggestibility”, The Journal of General Psychology,
Vol. 8, No. 1 (1993): hal. 52-64

6
3) Ruangan kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
terjadinya proses belajar
4) Pelajaran harus dimulai dari yang sederhana atau mudah menuju kepada
yang kebih kompleks atau sulit
5) Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar.
Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi
(kelelahan tidak boleh mengganggu belajar)
6) Urutan mapel harus diatur sedemikian rupa sehingga mapel yang
terdahulu tidak menghambat, tapi justru harus menjadi perangsang yang
mendorong belajar mapel berikutnya.

C. Teori Belajar John Dollar & Nael Miller


Teori ini termasuk dalam aliran Behaviorisme moderat dan merupakan
modifikasi serta penyederhanaan Teori Perkuatan Leonard Clark Hull yang
dihasilkan oleh kerjasama dari John Dollard dan Neal Miller. Selain itu, teori
ini juga bertolak dari Teori Psikoanalitis serta temuan- temuan dan
generalisasi dari antropologi sosial. Maka tidak diragukan lagi teori ini
bercorak klinis dan sosial.
Teori Perkuatan Dollard dan Miller dihasilkan dari eksperimen
laboratorium dengan menggunakan tikus. Dalam eksperimen, seekor tikus
laboratorium dimasukkan dalam kotak persegi dengan lantai berjaringan kabel
listrik dan sebuah sekat rendah yang memisahkan kotak tersebut menjadi dua.
Sebuah bel listrik dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga pada saat
percobaan berlangsung, bel listrik tersebut berbunyi bersamaan dengan
dialirinya listrik yang terputus-putus melalui kabel listrik pada kotak tersebut.
Tikus yang terkejut karena aliran listrik melakukan variasi respon, hingga
akhirnya tikus melakukan respon melompati sekat rendah tersebut dan listrik
berhenti mengalir serta bel berhenti berbunyi. Percobaan ini diulang terus dan
didapatkan bahwa respon melompati sekat rendah sejak bel berbunyi dan
listrik mengalir waktunya semakin lama semakin berkurang.

7
Pada percobaan berikutnya, tikus dimasukkan lagi ke dalam kotak dan bel
dibunyikan tapi listrik tidak mengalir. Bel ini terus berbunyi dan baru berhenti
ketika tikus melompati sekat rendah di tengah kotak. Akhirnya, tikus ini
melakukan respon melompati sekat rendah dan berpindah ke ruang lain di
kotak tersebut ketika hanya bel saja yang dibunyikan.
Sesi percobaan berikutnya pun dilakukan oleh Dollard dan Miller. Kali ini,
sebuah pengungkit ditambahkan dalam kotak. Tikus lalu dimasukkan ke
dalam kotak dan bel dibunyikan. Tikus tersebut melompati sekat rendah,
namun bel listrik tidak berhenti berbunyi. Berbagai variasi respon pun
dilakukan oleh tikus hingga akhirnya tikus menekan pengungkit dan bel
berhenti berbunyi. Percobaan terus diulang dan tikus semakin lama semakin
cepat melakukan respon menekan pengungkit segera setelah bel listrik
dibunyikan.
Eksperimen ini secara keseluruhan menggabungkan antara pengkondisian
klasikal dan pengkondisian operan. Ketika aliran listrik (stimulus tidak
terkondisi/ST) dipasangkan dengan bunyi bel listrik (stimulus terkondisi/SK)
dan tikus mengasosiasikan bunyi bel listrik dengan aliran listrik, maka
pengkondisian klasikal telah terjadi. Kemudian ketika tikus berhasil
melakukan respon (R) yang tepat untuk menghindari aliran listrik dan bunyi
bel tersebut, yaitu dengan melompati sekat rendah, maka pengkondisian
operan juga telah terjadi. Dan gabungan dari keduanya menyebabkan tikus
akan melakukan respon melompati sekat rendah (R) ketika ia hanya
mendengar bunyi bel listrik saja (SK) yang telah menggantikan fungsi aliran
listrik (ST). Respon yang mendapat perkuatan saja (dalam hal ini terbebas dari
rasa sakit akibat aliran listrik dan juga asosiasinya (bunyi bel listrik) yang
cenderung diulang. Hal ini bisa kita lihat dari perubahan respon melompati
sekat rendah menjadi respon menekan pengungkit ketika respon melompati
sekat rendah tidak lagi bisa dilakukan untuk mendapat perkuatan.
Satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan dalam teori Dollard dan
Miller dari percobaan ini adalah adanya sesuatu yang disebut respon internal
(r) yang kemudian menjadi dorongan (drive/SD) sebagai isyarat (cue) untuk

8
melakukan respon terbuka (R). Respon internal (r) ini berupa rasa takut akan
rasa sakit yang timbul dari aliran listrik (rasa sakit ini sendiri adalah dorongan
yang bersifat bawaan; contoh lainnya adalah rasa lapar, haus, dan seks.
Menurut Dollard dan Miller, asosiasi yang terjadi antara stimulus terkondisi
(SK) dengan respon internal (r) inilah yang disebut kebiasaan (habit) dan
membentuk serangkaian proses berikutnya sampai individu melakukan respon
terbuka (R) yang mendapat perkuatan. Respon internal (r) ini bisa berupa rasa
takut dan kecemasan dalam diri individu.
Dollard dan Miller mengemukakan bahwa tikus dalam percobaan pertama
menggeneralisasikan stimulus, sehingga setiap kali bel berbunyi dengan variasi
intensitas yang berbeda-beda sekali pun, tikus tetap merespon melompati sekat
rendah. Namun tikus bisa juga melakukan diferensiasi stimulus, jika percobaan
dilakukan dengan mengaliri listrik tepat hanya pada bunyi bel dengan intensitas
tertentu, dan pada intensitas yang lain bel berbunyi tapi tidak ada aliran listrik;
sehingga tikus hanya merespon pada stimulus yang spesifik.

D. Struktur Kepribadian
Dollard dan Miller kurang menaruh minat pada unsur-unsur struktural
atau unsur-unsur yang relatif tidak berubah dalam kepribadian, tetapi
berminat pada proses belajar dan perkembangan kepribadian. Kebiasaan
adalah konsep struktural kunci dalam teori ini sebagaimana telah dijelaskan
dalam eksperimen bahwa kebiasaan merupakan asosiasi antara stimulus (baik
eksternal maupun internal) dan respon. Susunan dari kebiasaan yang telah
dipelajari tersebut membentuk kepribadian.

Sejumlah kebiasaan melibatkan respon internal yang membangkitkan


stimulus internal yang bersifat dorongan (drive). Dorongan itu sendiri
merupakan stimulus yang cukup kuat untuk mengaktifkan perilaku. Dorongan
terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Dorongan Primer (primary drives)

9
Adalah dorongan-dorongan yang berkaitan dengan kondisi fisik
atau fisiologis, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Dorongan
primer ini dianggap kurang penting oleh Dollard dan Miller dalam
tingkah laku manusia karena fungsinya telah tergantikan oleh
dorongan sekunder.
2) Dorongan Sekunder (secondary drives)
Merupakan asosiasi pemuasan dari dorongan primer, seperti
kecemasan, rasa takut, gelisah, dan sebagainya. Dorongan sekunder
ini dibandingkan dengan dorongan primer dianggap memiliki
peranan yang lebih penting dalam tingkah laku manusia karena
lebih tampak secara nyata dan dipandang sebagai bagian-bagian
kepribadian yang bersifat menetap.

E. Dinamika Kepribadian
Dollard dan Miller sangat eksplisit dalam mendefinisikan sifat motivasi.
Mereka menguraikan secara rinci perkembangan dan perluasan motif-motif,
tetapi mereka tidak membahas taksonomi dan klasifikasi motif. Mereka
berfokus pada motif-motif tertentu, misalnya kecemasan, dan analisis motif
dibuat untuk menjelaskan proses umum yang berlaku untuk semua motif.
Pengaruh dorongan-dorongan pada manusia menjadi rumit karena munculnya
sejumlah dorongan baru. Dorongan-dorongan yang baru merupakan hasil
penurunan atau pemerolehan sama seperti dorongan yang dipelajari.
Selama proses pertumbuhan, tiap individu mengembangkan sejumlah
besar dorongan sekunder yang bertugas membentuk tingkah laku. Dorongan-
dorongan yang dipelajari ini diperoleh dari dorongan-dorongan primer, yang
merupakan perluasan dorongan-dorongan tersebut, dan merupakan bentuk
luar dimana tersembunyi fungsi-fungsi dorongan-dorongan bawaan yang
mendasarinya. Stimulus dorongan sekunder umumnya telah menggantikan
fungsi asli stimulus dorongan primer. Dorongan-dorongan yang diperoleh
misalnya kecemasan, rasa malu, dan keinginan untuk menyenangkan orang
lain, mendorong sebagian besar perbuatan manusia. Implikasi peranan

10
dorongan-dorongan primer dalam banyak hal tidak dapat diamati lagi dalam
situasi biasa pada seorang dewasa yang memasyarakat. Hanya dalam proses
perkembangan, atau pada masa-masa kritis (gagal dalam penyesuaian diri
menurut tuntutan kultural masyarakat), orang dapat mengamati dengan jelas
bekerjanya dorongan-dorongan primer.

F. Perkembangan Kepribadian
Dollard dan Miller menganggap bahwa manusia pada saat lahir dan
beberapa saat sesudahnya hanya memiliki sejumlah kapasitas tingkah laku
yang terbatas, yaitu: pertama, sejumlah kecil respon khusus yang sebagian
terbesar berupa respon terhadap satu atau segolongan stimulus spesifik;
kedua, sejumlah hierarki respon bawaan, yakni kecenderungan-
kecenderungan melakukan respon-respon tertentu dalam situasi stimulus-
stimulus tertentu sebelum respon- respon tertentu lainnya; ketiga, memiliki
seperangkat dorongan primer yang berupa stimulus- stimulus internal yang
sangat kuat dan tahan lama, serta umumnya berhubungan erat dengan proses
fisiologis.
Dalam perkembangannya, manusia mengalami proses belajar yang oleh
Dollard dan Miller dikemukakan empat konsep penting di dalamnya,
yaitu: dorongan, sebagaimana telah dijelaskan di awal; isyarat (cue), adalah
suatu stimulus yang membimbing respon organisme dengan mengarahkan
atau menentukan ketepatan sifat responnya (isyarat ini menentukan kapan
organisme harus merespon, mana yang harus direspon, dan respon mana yang
harus diberikan); respon, merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses belajar, sebagaimana dijelaskan oleh Dollard dan Miller bahwa
sebelum suatu respon tertentu dapat dihubungkan dengan suatu isyarat
tertentu maka respon harus terjadi dahulu, dan tahap yang menentukan dalam
proses belajar adalah menentukan respon mana yang cocok;
dan perkuatan (reinforcement).
Proses-proses belajar yang terjadi mendasari perolehan dorongan sekunder
yang merupakan perluasan dari dorongan primer. Stimulus yang kuat dapat

11
membangkitkan respon internal yang kuat, yang lalu menghasilkan stimulus
internal yang lebih lanjut lagi. Stimulus internal lanjutan ini bertindak sebagai
isyarat untuk membimbing atau mengontrol dorongan yang memaksa
organisme bertindak sampai ia mendapat perkuatan atau suatu proses lain yag
menghalanginya. Proses perkuatan membuat respon atau perilaku dapat
berulang, sedangkan proses lain yang menghalangi dapat secara berangsur-
angsur menghapus respon tersebut. Penghapusan respon tersebut dapat juga
dilakukan dengan counterconditioning di mana respon kuat yang tidak sesuai
disesuaikan pada isyarat yang sama, misalnya stimulus (isyarat) yang
menghasilkan respon takut dipasangkan dengan makanan, sehingga lama-
lama respon takut tersebut bisa menghilang.
Sebagaimana ahli- ahli psikoanalisis, Dollard dan Miller sepakat bahwa 6
tahun pertama kehidupan merupakan faktor penentu penting bagi tingkah laku
orang dewasa. Dan konflik tak sadar bisa dipelajari pada masa ini yang
akhirnya menimbulkan masalah-masalah emosional di kehidupan kemudian.

G. PSIKOPATOLOGI

Tidak seorangpun manusia yang berfungsi dengan sedemikian efektif


sehingga semua kecenderungannya harmonis dan terintegrasi dengan baik,
tetapi juga dapat memunculkan masalah yang disebabkan karena adanya motif-
motif atau kecenderungan-kecenderungan yang saling bertentangan yang
disebut konflik. Tingkah laku konflik sendiri dijelaskan oleh Dollard dan
Miller dengan lima asumsi dasar:

1) Asumsi yang menyatakan bahwa kecenderungan untuk mendekati suatu


tujuan menjadi semakin kuat ketika individu menjadi semakin dekat dengan
tujuan itu, yang disebut dengan perubahan tingkat mendekati (gradient of
approach).

12
2) Asumsi yang menyatakan bahwa kecenderungan menjauhi suatu stimulus
negatif menjadi semakin kuat ketika individu menjadi semakin dekat stimulus
itu, yang disebut dengan perubahan tingkat menjauhi (gradient of avoidance).
3) Asumsi yang menyatakan bahwa perubahan tingkat menjauhi lebih tajam
dibandingkan perubahan tingkat mendekati.
4) Asumsi yang menyatakan meningkatnya dorongan yang diasosiasikan
dengan mendekat atau menjauh akan berakibat meningkatnya bobot perubahan
tingkat pada umumnya.
5) Asumsi yang menyatakan bahwa jika ada dua respon yang bersaing maka
yang lebih kuat yang akan muncul.

Berdasarkan asumsi tersebut, mereka dapat membuat prediksi bagaimana cara


individu menghadapi berbagai tipe konflik:

1) Approach- avoidance conflict (tipe konflik mendekat-menjauh)


2) Approach- approach conflict (tipe konflik mendekat-mendekat)
3) Avoidance- avoidance conflict (tipe konflik menjauh-menjauh)

Selain itu Dollard dan Miller juga mencurahkan sebagian besar teori
mereka untuk menjelaskan kondisi-kondisi yang menyebabkan berkembangnya
aneka neurosis. Inti setiap neurosis adalah konflik tak sadar yang kuat dan
sumber-sumber konflik itu hampir selalu ditemukan dalam masa kanak-kanak
individu. Menurut mereka, konflik-konflik neurotik diajarkan oleh orang tua
dan dipelajari oleh anak. Karena konflik-konflik neurotik bersifat tidak sadar,
maka individu tidak dapat mengarahkan kemampuan-kemampuannya untuk
memecahkan masalah. Selama konflik-konflik tetap tidak disadari maka
konflik-konflik tersebut tidak hanya akan terus bertahan tetapi juga akan
menyebabkan berkembangannya reaksi-reaksi atau simptom-simptom yang
lebih lanjut lagi yang berupa akibat-akibat dari kekacauan emosional atau
berupa tingkah laku yang memungkinkan individu melarikan diri dari
ketakutan-ketakutan dan kecemasan mereka untuk sementara waktu.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sepanjang karirnya, Hull mengembangkan ide di berbagai bidang psikologi,


terutama psikologi belajar, hipnotis, teknik sugesti. Metode yang paling sering
digunakan adalah eksperimental laboratorium.

Prinsip-prinsip utama teorinya:

1. Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun
fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada
satisfied factor.
2. Dalam mempelajari hubungan S- R yang diperlu dikaji adalah peranan dari
intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsur O (organisma).
Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred),
efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan
ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
3. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini
tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis
organisma.
Hypothetico- deductive theory adalah teori belajar yang dikembangkan Hull
dengan menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu
psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan
fenomena individual (induktif). Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang
menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi

14
potensial, dan lain sebagainya.5 Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman
teorinya yang detil, ditunjang dengan hasil-hasil eksperimen yang cermat dan
ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh para ahli behavioristik lainnya
dan dikembangkan.
Teori Dollard- Miller biasanya disebut dengan teori stimulus respon. Walaupun
jika dicermati dari biografi antara John Dollar dan Neal Miller terdapat perbedaan
yang dalam hal ini mengenai gagasan kedua tokoh tersebut. Walaupun demikian,
keduanya sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman di Institute of Human
Relations. Dengan prinsip-prinsip asosiasi, ganjaran (reinforcement menjadi
penting dalam hal analisis kepribadian dan sosial kultural.

B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari jika makalah ini masih
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya kami akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggung
jawabkan nntinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.

5
Supartiknya.1998 “Teori-teori Sifat dan Behavioristik”. Yogyakarta: IKAPI-KANISIUS

15
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. 2004.
Cyrilla. 2009. Teori Perkuatan Dollard Miller. http://cyrillaq.blogspot.com. 5
Maret 2010.
Georee, George. Sejarah Psikologi. Yogyakarta: Primasophie. 2005.
Herfis. 2009. Clark L. Hull. http://herfis.blogspot.com. 5 Maret 2010.
Supartiknya. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: IKAPI-KANISIUS.
1998.
C. L. Hull & M. C. Forster, ―”Habituation and Perseverational Characteristics of
Two Forms of Indirect Suggestion‖”, Journal of Experimental
Psychology, Vol. 15, No. 6 (1932): hal. 700–715.
Clark L. Hull, Everett F. Patten & St. Clair A. Switzer, ―Does Positive Response
to Direct Suggestion as Such Evoke a “Generalized Hypersuggestibility”,
The Journal of General Psychology, Vol. 8, No. 1 (1993): hal. 52-64
C.L. Hull, “Behavior Postulates and Corollaries-1994”, Pschycological Review ,
Vol. 57, No. 3 (1950); hal. 173 – 180.

16

Anda mungkin juga menyukai