D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 2:
Sakinah Ihtisyam (17-129)
Dian Rotua (17-130)
Khairina Mahdiyati (17-131)
Sithi Amandha Yudhitia (17-132)
Selvi Safira (17-133)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
GANJIL 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Dollard & Miller” untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Kepribadian II dengan tepat waktu. Dengan Harapan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
A. HISTORY
1. John Dollard
Salah satu karyanya yang pertama dan paling dihormati dan juga sebagai
pelopor analisis terhadap budaya serta kepribadian, yakni Caste and Class in a
Southern Town (1937). Buku tersebut merupakan gambaran studi yang jelas
mengenai akar imobilitas sosial hitam di sebuah kota kecil di bagian Selatan,
yang dianggap sebagai usaha yang sangat berani yang dilarang di Georgia dan di
Afrika Selatan (Miller, 1982, hal. 587). Buku tersebut juga berpengaruh dalam
menghancurkan dinding-dinding di antara berbagai ilmu sosial.
Tak lama setibanya di Yale, Dollard bertemu Neal Miller yang kebetulan
sedang berkuliah untuk gelar Ph.D-nya di bawah bimbingan Clark Hull.
Kerjasama pertama mereka bersama dengan Leonard Doob, O. Hobart Mowrer,
dan Robert Scars juga menghasilkan monografi yang terkenal hingga sekarang,
yaitu Frustration and Aggression (1939) yang merupakan formulasi dasar bagi
yang berkembang, sampai taraf tertentu, dari penelitian Dollard pada tahun 1937.
Selanjutnya, Dollard dan Miller juga bekerja sama dalam menulis dua buku yang
berjudul Social Learning and Imitation (1941) serta Personality and
Psychotherapy (1950), hingga berlanjut pada kerja sama mereka dalam sejumlah
penelitian maupun proyek lainnya.
Neal Miller lahir di Milwaukee, Wisconsin, pada tahun 1909 dan besar di
Bellingham, Washington. Ayahnya juga merupakan seorang psikolog yang
menjabat sebagai kepala Departemen Pendidikan dan Psikologi di Western
Washington State Teachers College. Setelah menerima gelar sarjana pada tahun
1931 di Universitas Washington, Neal Miller berkuliah untuk gelar MA-nya pada
tahun 1932 di Universitas Stanford University di bawah bimbingan Lewis M.
Terman, penulis tes IQ Stanford-Binet. Kemudian Miller berkuliah untuk gelar
Ph.D-nya pada tahun 1935 di Universitas Yale, di bawah bimbingan Clark L.
Hull. Pada saat itu juga ia bertugas sebagai asisten psikologi di Institute of
Human Relations. Pada waktu itulah ia bertemu dengan John Dollard dan
memulai tuganya sebagai asisten Dollard.
B. STRUCTURE OF PERSONALITY
Habit atau kebiasaan adalah satu-satunya elemen dalam teori Miller dan
Dollard yang memiliki karakteristik struktural. Habit (kebiasaan), yang hanya
merupakan penghubung atau asosiasi antara stimulus dan respons, mewakili apa yang
relatif stabil dan bertahan dalam kepribadian. Namun, habit (kebiasaan) seseorang
bergantung pada peristiwa unik yang dia alami. Selain itu, konfigurasi kebiasaan
hanya sementara: kebiasaan hari ini dapat berubah sebagai hasil dari pengalaman
besok. Drive primer koneksi S - R bawaan juga berkontribusi terhadap struktur
kepribadian. Fenomena yang terakhir ini, bagaimanapun, umumnya kurang signifikan
daripada kebiasaan dan dorongan sekunder, karena mereka hanya mendefinisikan
kesamaan orang, bukan apa yang membuat seseorang unik.
C. DYNAMICS OF PERSONALITY
D. DEVELOPMENT OF PERSONALITY
Miller dan Dollard adalah tokoh dari teori kepribadian yang menemukan
proses transformasi dari bayi yang sederhana sampai masa dewasa yang kompleks,
yang merupakan hal yang penting dari masalah isu perkembangan. Pada bagian ini,
kita akan melihat bagaimana prinsip-prinsip teori pembelajaran formal psikoanalitik
datang bersamaan untuk menghasilkan teori perkembangan normal. Kemudian, kita
akan melihat bagaimana proses dasar yang sama, dapat membawa perkembangan
kepribadian neurotik.
1. Innate Equipment: Simple Respons and Primary Drive
Bayi memiliki sejumlah kecil refleks tertentu, yang sebagian besar
merupakan tanggapan khas terhadap rangsangan ataupun kelas rangsangan
tertentu. Misalnya jika kita menyentuh pipi bayi maka biasanya bayi akan
mengubah kepalanya kearah pipi tersebut, tanggapan ini disebut rooting refleks.
Bayi juga memiliki sejumlah hirarki respon bawaan, atau kecenderungan
tertentu untuk tanggapan muncul secara khusus stimulus situasi sebelum respon
tertentu lainnya. Contohnya, bayi cenderung mencoba untuk melarikan diri dari
stimulus yang tidak menyenangkan sebelum ia menangis.
Akhirnya, bayi memiliki seperangkat dorongan primer, atau rangsangan
internal yang kuat dan gigih, yang biasanya berkaitan dengan proses psikologis.
Dorongan ini misalnya, lapar, haus, dan rasa sakit memotivasi organism untuk
bertindak akan tetapi tidak menentukan apa tindakan yang spesifik yang akan ia
tampilkan
Drive Drive (dorongan) adalah sebuah stimulus yang kuat yang mendorong
terjadinya sebuah tindakan namun tidak menentukan bentuk tindakannya. Contoh
pada eksperimen diatas ialah, drive dari rsa sakit mendorong tikus untuk melakukan
sesuatu, namun tidak jelas apa sesuatu yang harus dilakukan itu.
Kekuatan dari drive tergantung pada intensitas dari stimulus yang
membangkitkannya. Semakin kuat drive, semakin kuat atau gigih perilaku yang yang
dihasilkannya. Bayangan pada eksperimen diatas, jika kejutan listrik yang diberikan
pada tikus lemah maka upayanya untuk melarikan tidak terlaku kuat, sebaliknya jika
kita menggunakan kejutan listrik yang kuat, aktivitas tikus akan menjadi dahsyat.
Secondary drive atau drive yang dipelajari diperoleh berdasarkan primary
drive; rasa takut (secondary) dibangun diatas driverasa sakit (primary). Setelah
secondary drive dimiliki, hal tersebut akan memotivasi untuk mempelajari respon
baru seperti fungsi dari primary drive. Kekuataan dari secondary drive ini tergantung
kepada kekuatan dari primary drive dan reinforcement yang didapatkan.Pada
eksperimen di atas, jika peneliti menggunakan kejutan listrik yang lemah dan
percobaan dengan jumlah yang kecil, tikus kemungkinan menghasilkan ketakutan
yang kecil terhadap bunyi bel daripada jika peneliti menggunakan kejutan listrik yang
kuat dan dengan jumlah percobaan yang banyak.
Cue Cue (isyarat) adalah stimulus yang menentukan sifat dari respon. Cue
adalah petunjuk yang ada pada stimulus sepanjang pemahaman subjektif individu.
Perilaku tikus melompati sekat adalah respon terhadap beberapa cues. Pertama, tikus
dikondisikan untuk merespon bunyi bel sebagai kejutan listrik, bunyi bel
diakuisisikan sebagai cue.Selanjutnya, suara bel menjadi cue untuk tikus melompati
sekat.Setelah tikus faham bahwa tuas dapat dijadikan alat penghilang rasa sakit, maka
tuas menjadi cue untuk ditekan ketika ada bahaya. Jenis dan kekuatan cue bervariasi,
dan variasi itu menentukan bagaimana reaksi terhadapnya.
Generalization Dollar dan Miller berpendapat ada dua tipe interaksi individu
dengan lingkungannya.Pertama, interaksi yang umumnya memiliki respon yang
dampaknya sesegera mungkin muncul (immediate effect) terhadap lingkungan dan
dituntun oleh cue atau situasi tunggal.Kedua, respon menghasilkan isyarat (cue-
producingresponse) yang memiliki fungsi utama untuk memberikan jalan agar
generalization atau discrimintaion dapat terjadi.
4. Higher Mental Process
Menurut Dollard dan Miller, ada dua jenis interaksi seseorang dengan
lingkungan. Tipe pertama dari interaksi umum memiliki efek pada lingkungan dan
dikendalikan oleh sebuah cue atau cue situation. Tipe kedua melibatkan cue-
producing responses yang mengarah kepada respon yang lain. Cue-producing
responses biasanya diperantarai oleh beberapa rangkaian kejdian internal yang
disebut dengan ”train of thought” seperti mengingat sesuatu yang dibutuhkan,
berpikir bahwa kita membawa cukup uang, dan memutuskan akan pergi ke toko
apa.
Dollard dan Miller (Dollard and Miller, 1950; Miller, 1994, Miller 1951)
membuat lima asumsi dasar tentang perilaku konflik. Pertama kecenderungan
seeorang untuk mendekati tujuan positif menjadi semakin kuat semakin dekat
orang tersebut mencapai tujuan tersebut. Kecenderungan ini disebut dengan
gradient of approach. Kedua, kecenderungan menghindari dari stimulus negative
semakin kuat ketika orang semakin dekat dengan stimulus negative tersebut yang
disebut dengan gradient of avoidance.
Dua asumsi pertama ini berasal dari dua dan lebih banyak prinsip-prinsip
dasar :menurut gradien penguatan, efek langsung dari hadiah dan hukuman lebih
besar daripada yang tertunda, semakin cepat efeknya. Dan menurut prinsip
generalisasi stimulus, pembuatan respons terhadap stimulus tertentu adalah fungsi
dari tingkat kesamaan antara stimulus itu dan yang asli atau mirip;semakin mirip
rangsangan, semakin besar pula respponnya. Karena rangsangan di sekitar tujuan
lebih mungkin memiliki kesamaan semacam itudaripada rangsangan di kejauhan
dan bahwa pendekatan atau kecenderungan penghindaran akan lebih kuat ketika
semakin mendekati tujuan.
Menurut asumsi kelima dari Dollard dan Milelr, ketika dua respon
bersaing, maka yang lebih kuat yang akan terjadi. Misalnya, ketika ada persaingan
antara kecenderungan untuk mendekati dan kecenderungan untuk menghindar, itu
adalah hasil bersih dari jarak subyek dari setiap tujuan dan kecuraman setiap
gradien yang menentukan : respons yang mana yang akan terjadi.
Atas dasar kelima asumsi ini, Dollard dan Miller memprediksi cara orang-
orang menghadapi berbagai jenis konflik yang akan merespons. Jenis konflik yang
paling umum adalah yang diciptakan oleh kemunculan stimulant pendekatan dan
penghindaran tendensi terhadap objek atau situasi yang sama. Resolusi dari
konflik semacam itu tergantungpada apakah kekuatan satu atau kecenderungan
lain dapat diubah dan apa sebenarnya gerakan yang dilakukan orang tersebut.
Dollard dan Miller membagi konflik kedalam tiga bentuk :
Inti dari setiap nerosis adalah konflik bawah sadar yang kuat yang hampir
selalu berasal dari masa kanak-kanak. Seringkali selama salah satu dari empat situasi
pelatihan krisis, anak-anak mengembangkan kecemasan atau rasa bersalah yang kuat
tentang ekspresi kebutuhan dasar, yang membentuk konflik yang berlanjut hingga
dewasa.
1. Psychotherapy
Meskipun ada beberapa perbedaan termonologis, Dollard dan Miller
mengajukan kondisi terapi yang konvensional dan procedural, yaitu terapis yang
mendorong pasien untuk dapat dengan bebas mengekspresikan perasaan-perasaan
mereka. Terapis mencoba untuk membantu pasien memahami perasaan mereka
dan bagaimana perasaan itu berkembang. Kontribusi Dollard dan Miller yang
paling berpengaruh adalah teori analisa pembelajaran mengenai apa yang muncul
dalam psikoterapi tradisional. Individu yang membutuhkan terapi, Dollard dan
Miller beranggapan bahwakecemasan dan rasa bersalah tidak dapat dihilangkan
karena individu telah mengembangkan teknik untuk menghindari apapun yang
membangkitkan emosi. Contohnya adalah Ibu A menghindari rasa cemas dengan
cara menghitung detak jantungnya dan lain-lain.
Terapi mencoba untuk mengatur kondisi yang dapat mengarahkan pada
hilangnya emosi yang menimbulkan masalah. Individu didorong untuk
mengekspresikan pikiran dan emosi yang terlarang dan untuk mengalami rasa
takut dan rasa bersalah yang mereka bangkitkan. Dalam situasi terapi,
konsekuensi yang ditakuti tidak terjadi.. Mula-mula pasien cenderung hanya
membicarakan masalah yang cukup menyedihkan. Contohnya tadi, walaupun Ibu
A secara konsisten mendorong untuk mengatakan apa pun yang terlintas dalam
pikirannya, untuk waktu yang lama ia menghindari topic yang bersumber dari
permasalahan fundamentalnya.
Karena kecemasan dan rasa bersalah yang terkait dengan masalah-masalah
ini memudar, efek kepunahan menggeneralisasikan ke lainnya, masalah yang
lebih mengganggu, membuatnya lebih mudah bagi orang untuk menghadapi
mereka. Jadi setelah menceritakan luka kecil di masa kanak-kanak, tanpa
dikecam oleh terapisnya, Ibu A mampu melepaskan rayuan oleh saudara
angkatnya.
F. ASSESSMENT
Untuk mengilustrasikan penelitian mereka, maka akan dibagi menjadi dua tipe
investigasi, yaitu : (1) mendalami konsep psikoanalisa dari displacement, dan
menghubungkannya ke fenomena dari generalisasi stimulus. (2) mendalami dasar
psikologi belajarnya Miller.
1. Studies of Displacement
Displacement adalah mengarahkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai
pada sejumlah orang atau objek eksternal sehingga dorongan aslinya tersembunyi.
Displacement dapat digunakan sebagai pertahanan diri: seseorang bisa saja takut
untuk mengekspresikan kemarahannya, lalu menahan dan menekan emosi
tersebut, setelah itu mengekspresikan kemarahan itu di situasi yang berbeda.
Nature Nurture
Uniqueness Universality
Equilibrium Growth
Optimism Pessimism
free
KESIMPULAN
Dalam sistem Dollard dan Miller, aspek kepribadian yang relatif abadi termasuk kebiasaan
dan dorongan sekunder. Dorongan sekunder merupakan komponen penting dalam motivasi
manusia. Pengoperasian drive primer jarang terlihat di masyarakat modern barat. Kebanyakan
perilaku mencerminkan operasi dari dorongan yang diperoleh seperti kecemasan, rasa malu
dan keinginan untuk memiliki kesenagan.
DAFTAR PUSTAKA