USM
OLEH
RAHMAWATI MAHARDHIKA HARIADJI
F.131.18.0145
b. Proses belajar
Dollard dan Miller menyimpulkan dari eksperimen-eksperimennya bahwa
sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari manusia, dipelajari melalui
belajar rasa takut dan kecemasan. Dollard dan Miller menyimpulkan bahwa
untuk bisa belajar, orang harus menginginkan sesuatu, mengenalinya,
mengerjakannya dan mendapatkannya (want something, notice something, do
something, get something). Empat komponen utama belajar tersebut, yaitu drive,
cue, response dan reinforcement.
Drive
Drive adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong
terjadinya kegiatan. Kekuatan drive tergantung pada stimulus yang
memunculkannya. Dengan kata lain, semakin kuat drivenya maka, semakin
keras usaha tingkah laku yang dihasilkan. Drive sekunder atau drive yang
dipelajari diperoleh berdasarkan drive primer. Sesudah drive sekunder
dimiliki, maka drive ini akan memotivasi untuk mempelajari respon baru
sebagai fungsi dari drive primer. Kekuatan drive sekunder ini tergantung pada
kekuatan drive primer dan jumlah reinforcement yang diperoleh.
Cue
Cue adalah stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan
respon yang sesungguhnya, isyarat yang ada dalam proses belajar. Jenis dari
kekuatan cue bervariasi dan variasi ini yang menentukan bagaimana
reaksinya.
Response
Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang. Menurut Dollard
dan Miller sebelum suatu respon dikaitkan dengan suatu stimulus, respon
itu harus terjadi terlebih dahulu. Dalam situasi tertentu, suatu stimulus
menimbulkan respon-respon yang berurutan disebut dengan initial hierarchy
of response.
Reinforcement
Reinforcement menurut Dollard dan Miller sebagai drive pereda
dorongan (drive reduction). Reduksi drive menjadi syarat mutlak dari
reinforcement. Contoh: “Alex lapar (primary drive) ia menjadi cemas
(secondary drive) selanjutnya ada pilihan yang dapat Alex pilih (cue) meminta
kepada teman atau membeli ke kantin sekolah. Akhirnya, Alex memilih untuk
membeli makanan ke kantin (response) jadi, Alex tidak merasa lapar lagi
(reinforcement).”
Secondary drive
Tingkah laku tak hanya diatur oleh primary drive tapi secondary drive
juga mempunyai peran yang penting. Bahkan tak jarang dorongan sekunder
ini mengganti dan menutupi dorongan primer karena dorongan sekunderlah
yang lebih kuat dari pada dorongan primer. Kendatipun demikian dorongan
sekunder juga dapat menjadi lemah jika dorongan tersebut berulang-ulang
gagal mendapatkan reinforcement.
Contoh: “Seorang anak yang ingin mendapatkan kasih sayang dari
orang tuanya, maka, setiap hari ia selalu membantu ibunya memasak didapur,
namun, sang ibu tidak memberikan respon sebagai penguatan
(reinforcement), sehingga yang terjadi adalah sebaliknya, ia menangis dan
tidak mau lagi membantu Ibunya.”
d. Model konflik
Konflik approach-avoidance
Pada konflik ini, orang dihadapkan pada pilihan nilai positif dan negatif
pada satu situasi. Contoh: “Seseorang yang memilih untuk belajar
mengendarai mobil, didalam sisi positif jika seseorang itu bisa mengendarain
mobil sendiri, ia akan bisa melakukan sendiri tanpa perlu merepotkan orang
lain. Tetapi dalam sisi negatifnya, jika ada sesuatu yang terjadi pada saat ia
mengendarai mobil sendiri, ia akan menyelesaikannya sendiri yang pada
sebenernya ia juga membutuhkan bantuan orang lain.”
Konflik avoidance-avoidance
Pada konflik ini, orang dihadapkan pada pilihan yang sama-sama
negatif. Contoh: “Seseorang yang sedang merasakan sakit gigi, di dalam sisi
negatif ia merasakan sakit jika tidak dibawa ke dokter. Jika ia ingin sembuh ia
harus ke dokter tetapi pada saat ia ke dokter ia takut karena banyak hal-hal
yang ia takuti seperti bor dan sebagainya.”
Konflik approach-approach
Pada konflik ini, orang dihadapkan pada pilihan yang sama-sama
positif. Contoh: “Seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan , ketika dua
pilihan itu sama-sama positif. Ketika orang itu diterima di dua universitas dan
diterima di fakultas yang ia inginkan, ia akan memilih universitas yang lebih
dekat dengan tempat tinggalnya walaupun pilihan tersebut sama-sama positif
baginya.”
e. Ketidaksadaran
Dollard dan Miller memandang penting faktor ketidaksadaran tetapi, formula
analisis asal muasal faktor ini berbeda dengan pandangan Freud. Dollard dan
Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua, yaitu pertama,
ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari (seperti stimuli, drive
dan respon yang dipelajari) juga apa yang dipelajari secara nonverbal dan
detail dari berbagai keterampilan motorik, dengan kata lain suatu hal yang
dipelajari bayi (ketidaksadaran: stimuli, drive dan respon) sebelum bisa berbicara
sehingga tidak memliki label verbal. Kedua, berisi apa yang pernah disadari
tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi..
BAB III
APLIKASI
Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT.
ERESCO.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.