“TEKNIK SHAPING”
Dosen Pengampu :
Yuli Kurniawati Sugiyo Pranoto, S. Psi., M. A., D.Sc.
Disusun oleh :
1. Arisqi Stevani Aurayanti (16020064)
2. Farida Susanti (1601420102)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. Atas semua segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang teknik shaping.
2. Untuk memahami aspek atau dimensi perilaku yang dapat dibentuk dengan
teknik shaping.
3. Untuk mengetahui kegunaan teknik shaping.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi efektivitas dan keberhasilan
teknik shaping.
5. Untuk menjelaskan langkah-langkah dalam menggunakan teknuik shaping
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
b. Frekuensi
Merupakan jumlah atau seberapa sering munculnya suatu perilaku di periode
waktu tertentu. Contoh : Frekuensi Peningkatan jumlah langkah (jarak) yang
ditempuh dalam berjalan dalam program latihan, atau jumlah peningkatan
secara bertahap pengulangan yang terjadi dalam latihan golf,
c. Durasi
Merupakan jumlah waktu (durasi) lamanya suatu perilaku terjadi dalam suatu
waktu. Contoh : Durasi perpanjangan secara bertahap waktu yang digunakan
untuk belajar sebelum istirahat.
d. Latensi
Merupakan waktu antara pengendalian stimulus dengan timbulnya respon.
Contoh : Misalnya dalam sebuah acara kuis, waktu antara sebuah pertanyaan
yang diajukan sampai dengan tombol bel dipencet oleh peserta kuis,
e. Intensitas
Merupakan jumlah energi yang dikeluarkan bagi sebuah perilaku (Martin &
Pear, 2015). Contoh : Misalnya mengajari seorang yang pemalu yang hampir
tidak pernah berbicara dengan cara berbicara secara keras dan lebih keras lagi
sampai dia dapat berbicara dalam volume yang normal.
6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Teknik Shaping
Dalam penerapan teknik shaping pada suatu individu dapat efektif dan
tidak tergantung dari pelaksana. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
efektivitas atau tingkat keberhasilan teknik shaping, yaitu sebagai berikut:
a. Spesifikasi perilaku akhir yang ingin dicapai
Tahap yang pertama kali dilakukan dalam teknik shaping yaitu dengan
mengidentifikasi dengan jelas perilaku target akhir atau menentukan perilaku
tujuan yang ingin dibentuk. Ketepatan pemilihan perilaku yang spesifik akan
mempengaruhi ketepatan hasil.
b. Memilih perilaku awal
Mengidentifikasi perilaku awal (starting behavior), hal ini bertujuan untuk
menetapkan tingkat pencapaian awal perilaku yang sebelumnya telah dimiliki,
karena teknik shaping sendiri bertujuan untuk mencapai perilaku secara
bertahap.
c. Memilih tahapan-tahapan pembentukan (Shaping)
Pada tahap ini menentukan tahap-tahap perilaku awal menuju perilaku akhir
yang ingin dicapai (target final).
d. Kemantapan perilaku di tiap tahap pembentukan (Shaping).
7
ditiru, atau jika kita dapat membimbing orang tersebut untuk melakukan
target behavior secara langsung (physically).
c. Identifikasi starting behavior
Starting behavior sebagai langkah awal haruslah perilaku yang sudah sering
atau biasa dilakukan oleh orang tersebut dan berhubungan dengan target
behavior.
d. Tetapkan langkah-langkah untuk shaping
Setiap langkah harus semakin mendekati target behavior. Perubahan dari
langkah satu ke langkah yang lain tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil.
Jika perubahan terlalu kecil, maka progresnya akan terlalu lambat dan lama.
Langkah yang dipilih harus tepat dengan harapan bahwa penguasaan satu
langkah akan memfasilitasi pencapaian langkah berikutnya.
e. Tetapkan reinforcenya
Pilihlah konsekuensi yang akan menguatkan orang tersebut dalam berperilaku
sesuai dengan prosedur shaping. Reinforcement harus segera diberikan
setelah perilaku yang diharapkan setiap langkah muncul. Reinforcer juga
harus berupa hal-hal yang tidak mudah membuat orang jenuh atau mudah
terpenuhi kepuasan atau kebutuhan.
f. Lakukan differential reinforcement pada tiap successive approximations
Mulai dari starting behavior, beri penguatan pada perilaku hingga perilaku
lebih sering muncul, kemudian mulai beri penguatan pada perilaku baru yang
ada pada langkah berikutnya dan berhenti memberi penguatan pada perilaku
sebelumnya.
g. Perpindahan langkah shaping harus dilakukan secara berurutan (mengikuti
tahapan yang tepat)
Tiap langkah shaping adalah batu loncatan untuk langkah berikutnya.Ketika
seseorang sudah menguasai satu langkah, segera maju ke langkah berikutnya
yang lebih mendekati target behavior. Jangan berpindah ke tahap selanjutnya
sebelum individu menguasai perilaku tersebut. Jika Tidak yakin kapan harus
meningkat ke tahap selanjutnya, maka majulah ke tahap berikutnya setelah
individu mampu memperlihatkan perilaku sebanyak 6 atau 10 kali. Jangan
memberikan reinforcement terlalu sering atau terlalu jarang pada tiap
8
tahapnya. Jika individu tidak lagi mengikuti program, bisa jadi terapis terlalu
cepat meningkat ke tahapan berikutnya atau reinforcer tidak efektif, maka:
1. Cek kembali reinforcer yang efektif.
2. Jika individu menunjukkan kejenuhan, maka kemungkinan tahapannya
terlalu singkat
3. Kejenuhan juga dapat terjadi karena pencapaian yang terlalu cepat,maka
turun ke tahap sebelumnya dan coba beberapa kali lagi lalu kembali ke
tahap semula.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shaping dapat didefinisikan sebagai pengembangan sebuah perilaku baru
dengan cara memberikan penguatan secara berurutan dengan hal-hal yang mirip
dan menghilangkan penguat-penguat yang telah diberikan sebelumnya yang mirip
dengan perilaku yang diharapkan. Shaping merupakan salah satu teknik modifikasi
perilaku yang berfokus pada tingkah laku (behavioral) yang bertujuan untuk
membentuk perilaku yang bertujuan untuk membentuk perilaku yang diinginkan
(perilaku target) dengan memberikan perilaku yang mendekati perilaku target
(aproksimasi suksesif), sehingga terbentuk perilaku yang diinginkan.
Teknik shaping memiliki 5 aspek atau dimensi perilaku yang dapat dibentuk
melalui teknik shaping, yaitu topografi, frekuensi, durasi, latensi, dan intensitas.
Menurut Miltenberger (2004) dalam teknik shaping terdapat kegunaan dalam
membentuk perilaku yang diinginkan, kegunaan tersebut antara lain :
1. Membentuk perilaku baru yang ingin dimunculkan, misalnya trik pada atraksi
lumba-lumba
2. Menampilkan kembali perilaku yang sebelumnya pernah muncul. perilaku
tersebut sudah pernah muncul, namun karena suatu alasan, perilaku tersebut
tidak dimunculkan kembali. misalnya memunculkan perilaku tidak berbahaya
yang enggan dimunculkan oleh orang tersebut karena trauma.
3. Mengubah beberapa tingkah laku yang dimunculkan seseorang karena suatu
alasan yang membahayakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11