PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, kebutuhan akan informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan
kehidupan seseorang sangat dibutuhkan, baik bagi suatu kalangan, instansi, maupun
organisasi. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan pengukuran alat
testing maupun non tes.
Alat-alat non tes dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, khususnya dalam
hal memperoleh data sosial yang relevan, untuk menyimpan serta mengolah keseluruhan
data yang masuk. Alat-alat non tes di antaranya: observasi, wawancara, anekdot, angket,
sosiometri, dan otobiografi.
Dalam makalah ini, akan dijabarkan berbagai hal mengenai catatan anekdot,
seperti: definisi, tujuan, unsur, prinsip, penulis, kelebihan, kelemahan, dan contoh catatan
anekdot.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari anekdot?
2. Apa saja unsur pokok yang terdapat pada catatan anekdot?
3. Prinsip apa saja yang perlu ditekankan pada catatan anekdot?
4. Siapa sajakah yang diperkenankan menulis catatan anekdot?
5. Apa tujuan dari catatan anekdot?
6. Apa tujuan penggunaan catatan anekdot dalam bimbingan dan konseling?
7. Apa saja syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan catatan anekdot yang
baik dan benar?
8. Apa sajakah kelebihan dari catatan anekdot?
9. Apa sajakah kelemahan dari catatan anekdot?
10. Bagaimanakah contoh sebuah catatan anekdot?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari catatan anekdot.
2. Mengetahui dan memahami unsur-unsur pokok yang terdapat pada catatan
anekdot.
3. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip perlu ditekan pada catatan anekdot.
4. Mengetahui siapa saja yang diperkenankan menulis catatan anekdot.
5. Mengetahui dan memahami tujuan dari catatan anekdot.
6. Mengetahui dan memahami tujuan penggunaan catatan anekdot dalam bimbingan
dan konseling.
7. Mengetahui dan memahami syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan catatan
anekdot yang baik dan benar.
8. Mengetahui dan memahami kelebihan dari catatan anekdot.
9. Mengetahui dan memahami kelemahan dari catatan anekdot.
10. Mengetahui dan memahami contoh sebuah catatan anekdot.
BAB II
ISI
A. Pengertian Anekdota
Menurut W.S. Winkel dan M. M. Sri Hastuti dalam Buku Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan, anekdota (anecdotal record) merupakan laporan
singkat tentang perilaku seseorang siswa dan memuat deskripsi obyektif tentang tingkah
laku siswa pada saat tertentu.
Menurut Bimo Walgito (1987), anecdotal record merupakan record atau catatan-
catatan yang bersifat komulatif dari beberapa tingkah laku individu yang luar biasa.
Menurut Sutrisno Hadi (1985), anecdotal record merupakan catatan yang dibuat
oleh penyelidik mengenai kelakuan-kelakuan yang luar biasa.
Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (1975), anecdotal record adalah
catatan tentang kejadian khusus yang bertalian dengan masalah yang sedang menjadi
pusat perhatian pengamat, terutama tingkah laku individu yang diamati.
B. Unsur Pokok
Suatu anekdota yang baik memuat unsur pokok sebagai berikut:
1. Nama siswa
2. Tanggal observasi
3. Tempat observasi
4. Situasi dimana perbuatan diobservasi, misalnya selama jam pelajaran
matematika di dalam kelas
5. Kelas siswa
6. Desripsi singkat tentang kata-kata yang didengar dan/atau tindakan yang
diamati beserta reaksi orang lain terhadap perbuatan siswa
7. Apabila diberikan suatu interpretasi atau rekomendasi, komentar tersebut di
tulis di ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk memuat deskripsi
8. Nama pengamat
C. Prinsip Anekdota
Beberapa prinsip yang ditekankan dalam catatan anekdota, diantaranya:
1. Jujur
2. Aktual
3. Hal yang dideskripsikan adalah perbuatan yang cukup signifikan
4. Anekdota dapat memberikan indikasi tentang sikap maupun sifat siswa yang
bersangkutan yang menampakkan diri dalam perbuatannya
D. Penulis
Yang menulis laporan anekdota adalah seluruh tenaga pendidik, baik guru
maupun non guru, yang sempat mengobervasi tingkah laku siswa-siswi dalam berbagai
situasi di sekolah.
I. Kekurangan Anekdota
Menurut W.S. Winkel dan M. M. Sri Hastuti dalam Buku Bimbingan dan Konseling
di Institusi Pendidikan kekurangan dari catatan anekdota adalah:
1. Deskripsi tentang perilaku siswa kurang akurat dan kurang obyektif, karena
pengaruh persepsi dari pengamat yang terlalu selektif.
2. Anekdota yang kurang jumlahnya dan kurang bervariasi tidak memungkinkan
gambaran secara menyeluruh tentang aspek kepribadian siswa dalam
perilakunya.
3. Dibutuhkan banyak waktu untuk menulis catatan anekdota dan mempelajari
seri-seri yang terkumpul tentang sejumlah siswa.
J. Contoh Anekdota
1. Contoh 1:
Sampul
Catatan anekdot anak didik TK
Kelompok :
Semester :
Tahun pelajaran :
Nama TK :
Alamat TK :
Isi
Catatan anekdot anak TK
Kelompok :
Semester :
Tahun pelajaran :
2. Contoh 2:
Deskripsi :
Prabawa kerap kali berbisik-bisik dengan teman-teman yang di kiri kanan,
sambil memperlihatkan sebuah buku kecil. Semua teman itu berusaha untuk
melihat buku itu. Pada suatu ketika bukunya terjatuh di lantai dan Prabawa
kelihatan sangat terkejut, cepat-cepat memungutnya dan menaruhnya di laci
bangku. Sesudah pelajaran selesai, saya menyuruh untuk menyerahkan buku itu
kepada saya; ternyata isinya aneka gambar porno dengan keterangan dibawahnya.
Komentar :
Apakah Prabawa berusaha untuk menarik perhatian teman-teman, supaya
dikagumi atas keberaniannya membawa buku semacam itu ke sekolah? Apakah
ada kemungkinan ia mencari kompensasi terhadap hasil belajarnya dibidang studi
Fisika yang memang kurang?
BAB III
PENUTUP