Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL ILMIAH PSIKOLOGI FAAL-2

WORKAHOLIC DAN DAMPAKNYA


PADA KESEHATAN JANTUNG

Artikel Ilmiah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Matakuliah Psikologi Faal-2

Disusun Oleh :

Rahmawati Mahardhika H F.131.18.0145

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
DESEMBER 2019
WORKAHOLIC DAN DAMPAKNYA
PADA KESEHATAN JANTUNG

Dampak Buruk Workaholic


Kadang demi karir yang cemerlang, kita harus rela untuk bekerja keras.
Kesuksesan tidak datang dengan cepat. Oleh karena itu, kita terbiasa memaksa diri
kita bekerja lebih berat dari pada seharusnya. Bahkan beberapa dari kita termasuk
penggila kerja, atau istilahnya adalah workaholic.
"Gila kerja adalah kecanduan beraktivitas terus-menerus. Perilaku ini
terus berlangsung meskipun mereka sadar bahwa hal tersebut berbahaya pada diri
mereka sendiri, yang akhirnya merusak kualitas kerja" 1. Para penggila kerja
identik dengan sifat obsesif, bekerja terlalu berlebihan, tidak punya banyak waktu
luang karena pikiran selalu berada pada pekerjaan.
Dari sifat tersebut itulah, kehidupan seorang workaholic bisa dibilang
tidak teratur. Dari pengaturan waktu, seorang workaholic dipastikan kurang
memiliki waktu istirahat, bahkan mungkin mempunyai jadwal makan yang tidak
teratur. Mereka tidak akan merasa tenang jika belum mencapai target pekerjaan
mereka. Inilah yang akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Biasanya mereka hanya akan makan saat merasa benar-benar lapar.
Bahkan mungkin dalam satu hari mereka merasa tidak lapar sehingga
mengabaikan tubuh mereka yang kekurangan nutrisi untuk energi mereka.
Disamping jadwal makan yang tidak teratur, pola makan mereka juga kurang
terjaga. Mereka cenderung makan junk food yang bisa mereka pesan lewat
delivery, daripada harus membuang waktu untuk memasak, yang berarti
mengurangi waktu bekerja mereka.
Konsumsi kafein seperti kopi atau bahkan rokok agar mereka tetap
terjaga dalam pekerjaan juga memperburuk kesehatan mereka. Ditambah dengan
kurangnya olahraga, membuat tubuh semakin tidak sehat. Kurangnya olahraga
dan asupan nutrisi yang buruk dapat menyebabkan seorang penggila kerja

1
Diane M Fassel, https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1349949/penyakit-akibat-
gila-kerja
mengalami kondisi kesehatan buruk bahkan mungkin meninggal dalam usia
muda.

Dampak Buruk Workaholic pada Kesehatan Jantung


Para peneliti dari University College London (UCL) mengumpulkan data
tentang hubungan antara jam kerja dan risiko serangan jantung terhadap lebih dari
600.000 pekerja, serta data serupa pada risiko stroke pada lebih dari 500.000
pekerja. Peneliti menemukan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam per
minggu memiliki risiko 13% lebih besar untuk serangan jantung, dan 33% lebih
mungkin menderita stroke, dibandingkan dengan mereka yang bekerja 35-40 jam
per minggu2.
Pada artikel ini, saya akan membahas tentang workaholic yang
mempunyai 13% resiko lebih besar untuk serangan jantung. Secara umum,
kurangnya aliran darah ke pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang
memberi suplai oksigen untuk jantung) akan merusak ventrikel kiri, yaitu ruang
jantung yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Keadaan tersebut biasanya
terjadi pada serangan jantung. Otot jantung akan melemah dan berkembang
menjadi syok kardiogenik3.
Gejala yang timbul pada penyakit syok kardiogenik ini adalah:
berkeringan dingin pada jari tangan dan kaki; jantung berdetak cepat; denyut nadi
cepat dan lemah; intensitas urin sedikit atau tidak sama sekali; kelelahan; cemas
dan linglung; sesak nafas, pucat; dan pingsan hingga koma.
Syok kardiogenik dapat dihindari dengan menurunkan resiko terkena
serangan jantung, dengan cara:
1. Berolahraga secara teratur
Bagi seorang penggila kerja, sebaiknya tetap luangkan waktu untuk tetap
berolahraga secara teratur. Dan ingatlah, bahwa jika tubuh tidak sehat,
maka banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Merubah gaya hidup tidak sehat

2
Giasinta Angguni Pranandhita, https://www.sehatq.com/artikel/gila-kerja-sebabkan-mati-muda
3
https://www.alodokter.com/syok-kardiogenik
Makan makanan yang bergizi, dan pola makan yang teratur tentu
berpengaruh besar pada gaya hidup seseorang. Selain itu, kurangi kafein
dan rokok agar peredaran darah tidak terganggu.
3. Menjaga berat badan ideal
Penumpukan lemak tidak hanya akan mempengaruhi tampilan fisik, tetapi
juga berbahaya bagi jantung jika menyebabkan lapisan plak pada
pembuluh darah
4. Mengelola stres fisik dan emosional
Stres pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan kita juga dapat
meningkatkan resiko serangan jantung. Oleh karena itu, jangan lupa untuk
berlibur dan membuat diri Anda sendiri untuk bahagia.

Anda mungkin juga menyukai