Anda di halaman 1dari 8

TEORI KEPRIBADIAN SIGMUND FREUD

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas karya tulis tentang teori kepribadian dari dosen
program studi psikologi kepribadian.

USM

OLEH
RAHMAWATI MAHARDHIKA HARIADJI
F.131.18.0145

PROGRAM STUDI S1 – PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
BAB I
MENGENAL SIGMUND FREUD

1.1 Biografi Sigmund Freud


Sigmund Freud lahir di Freiberg pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London
pada tanggal 23 September 1939 di umur 83 tahun. Ia adalah seorang Austria keturunan
Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Freud memiliki dua
orang saudara seayah yang lebih tua darinya dan 6 saudara sekandung. Sebagian besar
hidupnya diabdikan untuk mengformulasikan dan mengembangkan tentang teori
psikoanalisisnya. Freud sangat seksama dalam melakukakn riset-risetya. Fokus utamanya
adalah Neurofisiologi bahkan dia pernah mencoba menciptakan teknik khusus untuk
merangsang sel otak.
Freud tertarik dan belajar hipnotis di Prancis, lalu menggunakannya untuk membantu
penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil
menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis yaitu
asosiasi bebas dan analisis mimpi.

1.2 Karya – Karya Sigmund Freud


Karya pertama Freud adalah On Aphasia yang diluncurkan pada tahun 1891, yang
mengkaji tentang gangguan neurologis. Sedangkan karya terakhirnya mengenai neurologi
adalah sebuah artikel berjudul, “Infantile Cerebral Paralysis”, yang ditulis pada tahun 1897
untuk sebuah ensiklopedia, dan sejak itulah freud menghabiskan waktunya untuk
menjelaskan tentang psikologis daripada fisiologis yang berkaitan tentang gangguan
mental. Orientasi baru Freud adalah mengenalkan dan menyebarluaskan karya
kolaboratifnya mengenai histeria bersama seorang dokter dari Wina bernama Jodef Breuer.
Seluruh karya Freud trehimpun dalam 23 jilid buku yang diberi judul The Standard Edition
of the Complete Psychological Works of Sigmund Freud. Walaupun dia dianggap bapak
psikoanalisis, dia tidak menghalangi orang lain untuk menganalisis kepribadiannya
berdasarkan perspektif psikoanalisis. Ini dapat dilihat dalam buku biografi karangan
muridnya yang bernama Ernest Jones.
BAB II
TEORI – TEORI SIGMUND FREUD

2.1 Alam Sadar, Bawah Sadar, Alam Pra-Sadar


Pada dasarnya Freud bukanlah orang pertama yang menemukan ide tentang alam
sadar versus alam bawah sadar, namun Freud lah yang membuat ide itu begitu terkenal.
Ilmuan lain yang membahas alam sadar dan alam bawah sadar yaitu: Johann Friedrich
Herbert menurutnya ide mempunyai energi sendiri-sendiri, dan sebenarnya dapat
memperkuat diri mereka dengan pikiran sadar seseorang dengan melampaui ambang batas,
lalu jika sebuah ide tidak dapat didamaikan maka satu atau lainnya akan ditekan yang
berarti ambang batas menuju alam bawah sadar. Begitu juga dengan Schopenhauer dan
Nietzsche masing-masing memaparkan idenya tentang alam bawah sadar.
Dalam ide Freud sendiri Alam Sadar adalah sesuatu yang disadari pada saat tertentu
misalnya pengindraan langgsung, ingatan, pemikiran, fantasi, prasaan yang dimiliki. Alam
Pra-Sadar yaitu kenangan yang sudah tersedia atau sudah ada. Keduanya tersebut bagian
kecil dari pikiran. Bagian besarnya yaitu Alam bawah sadar yaitu nafsu dan insting serta
segala sesuatu yng sudah masuk ke situ seperti kenangan atau emosi-emosi yang terkait
dengan trauma. Alam bawah sadar juga merupakan dorongan yang ada di dalam diri
seseorang.

2.2 Id, Ego, Super Ego


Id bertugas menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya dorong insting
atau nafsu. Freud menyebutnya kebutuhan, sebuah kebutuhan menjadi keinginan disebut
proses primer. Id bekerja dengan prinsip kenikmatan yang bisa dipahami sebagai dorongan
untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan serta-merta.
Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia
tempati dan dia mencari objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan
id. Untuk mempresentasikan apa yang dibutuhkan organisme proses penyelesaiannya
disebut proses sekunder. Ego berfungsi berdasarkan prinsip realitas, memenuhi kebutuhan
dengan berdasarkan objek yang sesuai dan dapat ditemukan dalam kenyataan dan
mempresentasikan dengan akal.
Catatan tentang dunia nyata yang menghalangi serta mendukungnya dan inilah yang
kemudian menjadi superego. Superego memiliki dua sisi: pertama adalah nurani yang
merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan. Sementara yang kedua disebut ego
ideal berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan pada anak.

2.3 Insting Kehidupan dan Insting Kematian


Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia didorong oleh nafsu atau
instingnya. Insting merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-
biologis. Awalnya disebut insting kehidupan. Insting mencangkup:
a) Kebutuhan individual, mendorong individu memenuhi kebutuhan makan dan
minumnya.
b) Kebutuhan spesies mendorong individu melakukan seks.
Energi motivasional dari insting kehidupan ini berupa kekuatan yang mendorong
jiwa untuk mencari makan dan lawan jenis, freud menyebutnya libido. Freud berpendapat
pada dasarnya pribadi secara tidak sadar pasti ingin mati. Awalnya begitu ganjil pendapat
Freud, namun dalam kehidupan antara bahagia dengan penderitaan lebih banyak
penderitaan, maka wajar jika kematian dianggap sebagai penyelesaikan dari pergulatan
penderitaan.

2.4 Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga macam
jenis kecemasan:
a) Kecemasan realistik, dalam kehidupan sehari-hari kita sebut dengan rasa takut.
b) Kecemasan moral, ancaman yang datang bukan dari luar, dari dunia fisik, tapi dari
dunia sosial supergo yang telah terinternalisasi kedalam diri kita. Kecemasan moral ini
adalah kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi.
c) Kecemasan neurotik perasaan akibat rangsang id, neurotik adalah kata lain dari gugup
seperti tidak mampu mengendalika diri, perilaku, akal.

2.5 Seksualitas
Dalam teori Freud segala sesuatu baik atau buruk dikembalikan pada soal ekspresi
atau represi nafsu seks. Teorinya terlalu menitikberatkan pada seksualitas bukan pada
fenomena seksualitas yang kasar mata dalam masyarakat. Teorinya di dasarkan pada
intensnya usaha mengingkari seksualitas itu sendiri.
BAB III
TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEKSUALITAS

3.1 Perkembangan dan Seksualitas


Hasrat seksual adalah motivasi paling penting dan motivasi paling dasar bukan saja
bagi orang dewasa, tapi juga bagi anak-anak dan bayi. Seksualitas bukan hanya hubungan
kelamin, melainkan menikmati belaian, ciuman dan lain sebagainya. Freud mencatat
bahwa di usia-usia tertentu, bagian-bagian kulit kita dapat menimbulkan kenikmatan yang
lebih besar dibanding bagian kulit yang lain. Bayi dapat kenikmatan tertinggi ketika
menghisap, khususnya ketika menyusu kepada ibunya.

3.2 Tahap Perkembangan Psikoseksual


Teori tahap perkembangan psikoseksual menurut Freud:
1) Tahap oral, berlangsung dari usia 0 sampai 18 bulan, titik kenikmatan terletak pada
mulut, dimana aktivitas paling utama adalah menghisap dan menggigit.
2) Tahap anal, dari usia 18 bulan 3-4 tahun. Titik kenikmatan terletak pada anus.
Memegang dan melepasakan sesuatu adalah aktivitas yang paling dinikmati.
3) Tahap Phallic, 3-5, 6 atau7 tahun. Titik kenikmatan adalah kelamin, sementara aktivitas
paling nikmat adalah manstrubasi.
4) Tahap Laten, berlangsung 5, 6, atau 7 sampai usia pubertas/ sekitar 12, pada tahap ini
Freud yakin bahwa ragsangan seksual ditekan sedemikian rupa, remaja anak-anak di
zaman Freud terlihat biasa saja namun bisa jadi seperempat waktunya dihabiskan untuk
manstrubasi atau main dokter-dokteran dengan temannya.
5) Tahap Genital dimulai pada usia pubertas, dorongan seksual terlihat jelas, terutama
terhadap kenikmatan hubungan seksual.

3.3 Tahap Perkembangan Seksual


Tahap perkembangan seksual pada manusia menurut Freud:
1) Krisis Oedipal adalah masalah yang terjadi pada tahap phalic. Cara kerjanya
kecemburuan terhadap suatu pemenuhan kebutuhannya. Contoh menganggap ayahnya
sebagai musuh karena ayahnya penghalang dirinya untuk mendapatkan belaian kasih
sayang ibu disebut kecemasan terhadap penis, namun pemaparan ini mendpatkan
kecaman dari yang lain karena kurang di masuk akal.
2) Karakter, pengalaman lalu sangat berpengaruh, setiap trauma pasti menimbulkan
dampak unik tergantung latar belakang seseorangnya tersebut. namun bentuk trauma
akan berdampak hampir sama dengan orang lain karena kita melalui tahap yang sama.
Bagi anak yang disapih terlalu cepat dan anak yang tidak disertai ibunya setiap saat
cenderung berkepribadian karakter oral-pasif yang cenderung bergantung kepada orang
lain, cenderung menginginkan hal yang berhubungan dengan mulut seperti makan
minum atau merokok dll. Anak usia 5-8 bulan mulai menyukai menggigit sesuatu dan
mengalami kendala hingga disapih maka kepribadiannya cenderung kepribadian oral-
agresif, kepribadian ini memiliki hasrat menggigit seperti menggigit pulpen, pensil dll.
Anak sebagai center di rumah, maka kepribadian anak akan brkembang menjadi
kepribadian anal-agresif, cenderung tidak rapih, sembarangan dan ceroboh bahkan
sampai pada tahap kejam dan destruktif. Anak yang dididik dengan hukuman yang
tegas akan berkepribadian anal-retentif cenderung menjadi orang gila terhadap
kebersihan, perfeksionis, keras kepala, dan agak diktator sangat kaku dalam segala hal.
3) Terapi, ada beberapa garis besar terapi Freud antara lain: suasana rileks, dalam hal ini
klien harus merasa bebas dan santai untuk mengungkapkan masalahnya. Situasi rapi
sebenarnya adalah siituasi sosial yang unik. Pembebasan asosiasi, klien dibebaskan
bicara apa saja, berdasarkan teori adanya kesantaian, konflik alam bawah sadar akan
muncul ke permukaan. Resistensi, klien mencoba mengubah topik pembicaraan atau
bicara berbelit-belit, ngantuk, datang terlambat, atau bahkan membatalkan pertemuan,
terapis berkata aha!. Resistensi ini menunjukan bahwa klien sedang mendekati segala
sesuatu dalam asosiasi bebasnya bahwa dia sedang tidak sadar tentunya menemukan
ancaman. Analisis Mimpi, keingian id akan menjadi tanda utama oleh terapis, tafsir
mimpi Freud cenderung untuk menemukan makna-makna seksual. Parapraksis, adalah
keceplosan omong/ freudian slip. Salah ucap, salah pencet nomor, salah belok kejadian
yang serius dikaji Freud. Tes proyektif klien yang diberi pertanyaan yang
membingungkan maka akan diselesaikan dengan pilihan alam bawah sadarnya. Pilihan
ini yang dikaji terapis sebagai tanda.
4) transferensi, katarsis dan ingatan, transferensi terjadi ketika klien mengarahkan
perasaannya pada terapis, padahal perasaan ini seharusnya diarahkan pada orang selain
terapis. Ini sangat penting untuk membawa perasaan klien ke permukaan. Katarsis
adalah luapan emosi secara dramatis dan peristiwa traumatik yang sekonyong-konyong
terungkit kembali. Ingatan adalah teringatnya seseorang akan sumber emosinya, akan
peristiwa traumatik yang dialaminya.
BAB VI
FUNGSI TEORI SIGMUND FREUD

4.1 Aspek Positif Teori Sigmund Freud


Berikut merupakan aspek positif dari teori Freud:
a) Freud menyadarkan kita tentang dua dorongan dan bagaimana kuatnya pengaruh itu
pada kita. Kalau manusia adalah makhluk rasional, dia memperlihatkan betapa banyak
perilaku kita yang didasarkan pada aspek biologis.
b) Gejala neurotik tertentu disebabkan oleh traumatik psikologis. Walaupun para
teoritikus tidak lagi percaya hal tsb. Namun sudah menjadi pengetahuan umum
bahwasanya masa kecil yang penuh penderitaan, penganiayaan, dan pelecehan menjadi
penyebab ketidakstabilan jiwa dikala dewasa.
c) Ide tentang pertahanan ego, manusia punya cara sendiri untuk memanupulasi kenyataan
dan ingatanya tentang kenyataan itu bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya.
Yang terakhir adalah pola terapi yang dicetuskan Freud, dengan beberapa pengecualian
bentuk terapi behavioris, banyak terapi masih berbicara tentang pengobatan yang
melibatkan kenyamanan fisik dan sosial.

4.2 Aplikasi Teori Sigmund Freud Dalam Bimbingan


Aplikasi teori Freud dalam bimbingan antara lain:
a) Konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan.
Konsep ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya,
manusia memiliki kebutuhan dari keinginan dasar, sehingga konselor harus selalu
berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh klien agar efktif.
b) Konsep tentang kecemasan yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana
pencapaian tujuan bimbingan, yakni membantu individu supaya mengerti diri dan
lingkunganya, mampu memilih, memutuskan hidup dengan bijaksana.
c) Konsep psikoanalisis yang menekankan masa lalu terhadap perjalanan manusia.
d) Teori tentang tahapan perkembangan kepribadian individu dapat digunakan dalam
proses bimbingan baik secara meteri maupun pendekatan.
e) Konsep tentang ketidaksadaran dapat dilakukan dalam proses bimbingan yang
dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi implus-implus dorongan id
yang bersifat irasional sehingga berubahmenjadi rasional.
DAFTAR PUSTAKA

Unknown, “Ketikan Jemari ----- Buku Teori Kepribadian Sigmund Freud”,


( http://antin08.blogspot.com/2016/12/ketikan-jemari-buku-teori-kepribadian.html,
diakses tanggal 16 April 2019 ).

Wikipedia, “Sigmund Freud”, ( https://id.wikipedia.org/wiki/Sigmund_Freud, diakses tanggal


16 April 2019 ).

Zaviera, Ferdinand. 2007. “Teori Kepribadian Sigmund Freud”. Surabaya : Prismashophie.

Anda mungkin juga menyukai