Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI FAAL II

Nama : Rahmawati Mahardhika Hariaji


NIM : F.131.18.0145
Kelompok : Agapenia Sekar Pratiwi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
OKTOBER 2019
PRAKTIKUM I
Muller – Lyer

A. Dasar Teori
Proses persepsi tidak lepas dari system sensori karena proses persepsi
didahului oleh system sensori (pengindraan). Pengertian persepsi dalah proses
mengintegrasikan, mengenali, dan menginterpretasikan informasi yang diterima
oleh system sensori, sehingga menyadari dan mengetahui apa yang di indra
sebagai bentuk respon dari individu (Walgito, 2003 & Pinel, 2009).
Menurut Walgito (2004: 131) menjelaskan bahwa ilusi yaitu kesalahan
individu dalam memberikan persepsi atau arti terhadap stimulus yang
diterimanya. Orang seringkali mempersepsi suatu kejadian atau keadaan yang
terjadi di sekitarnya. Dalam mempersepsi tersebut seringkali terjadi kesalahan,
karena dalam mengartikan suatu stimulus ini melibatkan perasaan dan pemikiran.
Kesalahan dalam mempersepsi stimulus ini wajar terjadi pada individu.
Ilusi Muller-Lyer pertama kali dipopulerkan oleh psikiatris Franz Carl
Muller-Lyer pada akhir abad 1800 (Kasdin, 2000).Garis mana yang lebih
panjang? Meskipun penglihatan kita mengatakan bahwa garis kiri yang lebih
panjang, perhitungan menggunakan mistar menunjukkan bahwa kedua garis
tersebut sama panjang.Keberadaan panah pada setiap ujung garislah yang
mempengaruhi kesalahan persepsi panjang tersebut. Panah masuk seolah-olah
memendekkan garis dan panah keluar memanjangkan garis, Muller-Lyer
menciptakan istilah “confluxion” untuk ilusi ini (sumber: American Psychology
Association).
Teori pergerakan mata: garis sebelah kanan diartikan lebih pendek karena
panjang garis di ujung akan dikembalikan oleh pangkal (akibat panah). Dengan
kata lain, ketika mata kita melihat mengikuti garis, akan dikembalikan ketika
mengikuti panah, pengembalian inilah yang memengaruhi persepsi kita
menjadikan garis lebih pendek. Sebaliknya, ketika bertemu dengan panah keluar
mata akan memersepsikannya lebih panjang.
Teori keterbatasan ketajaman mata: ketajaman penglihatan merupakan
kemampuan kita untuk mengenali detil visual. Kita memiliki ketajaman yang baik
pada pusat yang tetap, namun pada area luar (pada gambar), penglihatan kita
mengabur. Pada pandangan yang kabur, garis yang bersebelahan akan nampak
mendekat. Berdasarkan hal ini, pada Muller-Lyer, dua garis yang membentuk
panah akan nampak mengabur dan berpindah dari pusat panah yang sebenarnya.
Hasilnya adalah garis dengan panah ke dalam nampak lebih pendekdan garis
dengan panah keluar akan nampak lebih panjang.
Intertip disparity theory menyatakan bahwa secara perseptif manusia
akan mengukur ilusi dari ujung panah. Maka dari itu, ilusi maksimal akan tercipta
ketika kedua panah di ujung mencapai jarak 0 (berhimpitan) dan berkurang saat
bertambahnya jarak antarpanah (antarujung). Kegunaaan untuk mengukur
keakuratan persepsi mengenai panjang serta membuktikan adanya ilusi mata.

B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Persepsi
2. Nama Praktikum : Percobaan Muller-Lyer
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya ilusi dalam penglihatan
seseorang, untuk mengetahui hubungan antara
fungsi fisiologis dengan persepsi seseorang
4. Alat & bahan : alat Muller-Lyer, penutup mata, alat tulis
5. Jalannya percobaan :
 Testee menghadap alat praktikum dengan jarak sekitar 1 meter
 Dengan mata terbuka keduanya, testee diperintahkan untuk membuat
panjang garis dengan tanda panah keluar dengan panjang garis dengan
tanda panah masuk menjadi sama dengan cara merubah salah satu
tanda panah
 Lakukan lagi dengan mata kiri tertutup
 Lakukan lagi dengan mata kanan tertutup
6. Hasil Percobaan
No Subjek Kedua Mata Mata Kanan Mata Kiri
Terbuka Tertutup Tertutup
1 Meylisa 22 cm 19,5 cm 19,3 cm
2 Ika 22,7 cm 18,2 cm 21,1 cm
C. Kesimpulan
Praktikum Muller Lyer yang dilakukan kedua subyek ini dapat
disimpulkan bahwa setiap subyek memiliki ilusi dan persepsi yang berbeda-beda
terhadap stimulus yang dilihat. Hasilnya sangat berbeda ketika subjek
menginterpretasikan stimulus yang dilihat. Alat indera atau reseptor berfungsi
sebagai alat untuk menerima stimulus, kemudian syaraf untuk melanjutkan
stimulus yang diterima oleh alat indera untuk diteruskan ke pusat susunan syaraf
(otak) untuk diproses dan akhirnya direspon melalui syaraf motorik. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk menginterpretasikan stimulus yang datang
dari luar sehingga diperolehnya persepsi.

D. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang saudara ketahui tentang ilusi Muller Lyer?
Jawab : Illusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi optik yang terjadi saat
seseorang salah mempersepsi panjang salah satu ruas garis dari dua garis
dengan anak panah yang beragam arah, dimana salah satu garis dibatasi
oleh anak panah yang mengarah ke dalam dan garis yang lain dibatasi oleh
anak panah yang mengarah keluar, satu diantara dua garis tersebut dapat
bergerak ke dalam dan keluar.
2. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi, ilusi, dan hubungan antara
persepsi dan ilusi?
Jawab :
 Persepsi adalah proses dari diterimanya stimulus oleh alat indra yang
kemudian disalurkan ke syaraf-syaraf sensori lalu dikirimkan ke otak
untuk diproses dan akhirnya stimulus bisa diinterpretasikan.
 Illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan interpretasi
atau penilaian terhadap stimulus yang diterimanya. Contohnya
pepohonan atau tetumbuhan di tepi jalan seperti bergerak menjauh.
 Hubungan antara persepsi dan ilusi : Proses dari diterimanya stimulus
oleh alat indera yang kemudian disalurkan ke syaraf-syaraf sensori
lalu dikirimkan ke otak untuk diproses dan akhirnya stimulus bisa
diinterpretasikan, sedangkan ilusi adalah kesalahan individu dalam
memberi persepsi terhadap stimulus yang diterima. Seseorang
seringkali mempersepsi suatu keadaan dan kejadian yang terjadi di
sekitarnya, dalam mempersepsi terkadang mengalami kesalahan
dalam mempersepsikan sesuatu, karena dalam mengartikan suatu
stimulus ini melibatkan perasaan dan pemikiran.
3. Bagaimana proses fisiologis yang terjadi dalam persepsi seseorang?
Jawab : Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman
atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera di teruskan oleh
syaraf sensori ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang
didengar, atau apa yang diraba.
4. Mengapa seseorang mengalami ilusi?
a. Secara fisiologis
Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan
gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau
melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini diduga merupakan
efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan
tertentu secara berlebihan.
b. Secara psikologis
Individu mengalami ilusi biasanya disebabkan oleh adanya
ketakutan, kecemasan, dan keinginan atau pengharapan terhadap
sesuatu maka terjadi adanya ilusi secara psikologis bahkan diperlukan
bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya
rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari
rangsangan.
5. Dalam percobaan Muller Lyer, apa saja yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan?
Jawab : Kognitif, perasaan, tingkat konsentrasi, kefokusan, dan kondisi
mata.
6. Menurut saudara, apakah hasil percobaan Muller Lyer dapat membuktikan
adanya ilusi? Jelaskan!
Jawab : Ya, karena disaat testee membuat panjang garis dengan tanda
panah keluar dengan panjang garis dengan tanda panah masuk menjadi
sama, testee mengalami kesalahan dalam memperkirakan dan
menyamakan antara panjang garis tetap dan garis yang dapat digerakkan.
Dikarenakan kesalahan dalam mempersepsi stimulus yang datang berupa
arah anak panah pada garis ujung yang berlawanan sehingga terlihat lebih
panjang.
7. Apa yang anda ketahui tentang persepsi jarak?
Jawab : Persepsi jarak merupakan kemampuan individu untuk melihat
dunia dalam tiga dimensi dan untuk mempersepsi jarak. Karena saat kita
melihat jarak dengan kedua mata kita, maka akan terjadi perbedaan
gambar yang ditangkap oleh retina kemudian otak mengintegrasikan dua
gambaran ke dalam satu gambar gabungan.
PRAKTIKUM II
TREMOR

A. Dasar Teori
Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak
terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-
ulang. Tremor merupakan gangguan gerakan yang paling sering ditemui. Pada
pemeriksaan, yang perlu diperhatikan adalah gerakan dari tremor itu dan ada
tidaknya gejala neurologis lain. Penting juga mendapatkan informasi keterlibataan
obat ataupun alkohol yang dapat mempengaruhi gerakan. Dalam menangani
tremor, cukup banyak yang dapat dilakukan dokter tetapi semua itu tergantung
dari penyebab tremor itu sendiri.
Emosi adalah keadaan yang timbul oleh situasi tertentu (khusus), dan
emosi cenderung terjadi dalam kaitanya denan perilaku yang mengarah (approach)
atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada
umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat
mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. Dengan demikian emosi
diawali dengan adanya suatu rangsangan, baik dari luar ( benda, manusia, situasi,
cuaca), maupun dari dalam diri kita (tekanan darah, kadar gula, lapar, ngantuk,
dan lain-lain), pada indra-indra kita. Selanjutnya, kita menafsirkan persepsi kita
atas rangsangan itu sebagai suatu hal yang positif (menyenangkan, menarik) atau
negatif (menakutkan, menegangkan) yang selanjutnya kita terjemahkan dalam
respon-respon fisiologis dan motorik dan saat itulah terjadi emosi.

B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Gerakan
2. Nama Praktikum : Percobaan Mendeteksi Tremor
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya gerakan tremor pada
seseorang, untuk mengetahui apakah gerakan
dipengaruhi oleh emosi
4. Alat & bahan : Alat pendeteksi tremor, stopwatch, alat tulis
5. Jalannya percobaan :
 Testee dalam keadaan santai diperintahkan untuk mengikuti
gelombang pada alat dengan menggunakan tongkat pada alat test
tersebut
 Hitung waktu yang dicapai dan kesalahan yang dibuat
 Testee diperintahkan untuk melakukan hal yang sama dengan emosi
yang sudah terbangkitkan (bisa dengan menggunakan batas waktu dan
dalam pelaksanaan tugas diberi stimulus sehingga cemas atau panik)
 Hitung waktu yang dicapai dan kesalahan yang dibuat
6. Hasil Percobaan
No Subyek Perlakuan I Perlakuan II
Waktu Kesalahan Waktu Kesalahan
1. Diana 1’43” 45 1’37” 56
2. Afifa 2’58” 85 3’17” 95

C. Kesimpulan
Kedua testee sebelum praktikum terlihat tenang dan santai. Setelah
beberapa waktu dalam mengerjakan praktikum kedua testee terlihat gugup, tegang
dan testee mengalami terburu-buru dalam menggerakan tongkat tersebut, tangan
testee terlihat gemetar (tremor)akibatnya testee mengalami banyak kesalahan
akibat kecemasan emosi masing-masing.

D. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang saudara ketahui tentang tremor?
Jawab : Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali
pada satu atau lebih bagian tubuh. Tremor biasanya terjadi karena bagian
otak yang mengontrol otot mengalami masalah. Tremor menyebabkan
gemetar pada tubuh, bagian yang paling sering terkena adalah tangan.
2. Apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya tremor?
Jawab : Kecemasan, terlalu banyak konsumsi kafein, mengkonsumsi
alkohol, hipoglikemia, kekurangan vitamin B1 dan magnesium, gangguan
kelenjar tiroid, tremor esensial, penyakit parkinson, dan faktor genetik.
3. Bagaimana proses fisiologis yang terjadi pada tremor?
Jawab : Termor terjadi pada kelompok otot saat kontraksi dalam keadaan
sadar dan dalam fase tidur pada tingkat tertentu. Gerakan yang terjadi di
dalam berbagai kelompok otot dalam hitungan menit karena berusaha
mempertahankan keseimbangan. Jika fungsi ganglia basalis atau
serebelum terganggu, maka pengendalian utama gerakan tidak lagi dapat
memberikan kontribusi menyeluruh terhadap kerja keseimbangan yang
rumit, dan gerakan yang terjadi itu dapat mengayun menjadi lebih jelas
dan terlihat.
4. Bagaimana hubungan antara emosi dengan tremor?
Jawab : Perasaan emosi yang berlebih dapat menimbulkan tremor karena
seseorang yang sedang ketakutan atau gugup juga bisa mengakibatkan
gemetar. Tremor akan hilang dengan sendirinya jika emosi sudah tenang.
5. Coba jelaskan akibatt kedua perlakuan yang berbeda pada tingkat tremor
seseorang (dengan suara-tanpa suara/dengan dibatasi waktu-tidak dibatasi
waktu)
Jawab : Sebelumnya testee dalam keadaan santai, lalu testee mulai
melakukan tes dengan perlahan-lahan dan penuh keteletian menggerakan
tongkat pada alat tes tersebut. Tetapi beberapa waktu kemudian testee
mengalami gugup, tegang dan gerogi dalam melakukan tes. Dengan
menunjukan tangan gemetar (tremor), gerakan terhenti, testee melakukan
banyak kesalahan. Tremor diperparah pada saat testee terpecah konsentrasi
oleh teman-temannya dan karena testee mengalami stress dan rasa lelah
yang mengakibatkan testee mengalami banyak kesalahan daripada
pelakuan pertama. Testee termasuk mengalami tremor esensial biasanya
bersifat ringan dan tidak memiliki penyebab yang pasti. Tremor esensial
biasanya disebabkan oleh stress emosional, kecemasan, kelelahan, kafein
atau obat-obatan.
PRAKTIKUM III
INDERA PENGLIHATAN (ORGAN VISUS)

A. Dasar Teori
Stimulus pada system visual adalah cahaya. Untuk melihat, maka
diperlukan adanya cahaya, mata, dan otak. Proses penglihatan dimulai dari adanya
cahaya yang menengenai benda masuk ke mata lalu diterima bagian belakang
mata yang disebut retina. Retina memiliki lebih dari 131 juta sensor. Sensor ini
akan mengirimkan pesan dari gambar benda tersebut ke otak melalui sel saraf
penglihatan. Otak akan menerjemahkan pesan tersebut dan akan memberi tahu
gambar yang dilihat oleh mata.
Persepsi adalah proses untuk memilih, memilah, dan mengartikan
informasi yang diperoleh melalui indra (Susatyo, 2014). Menurut Anderson
(1995) dalam Aulia (2010), persepsi kedalaman adalah persepsi yang muncul
berdasarkan informasi mengenai kedalaman atas suatu objek.
Dalam Aulia (2010) disebutkan bahwa manusia memiliki kemampuan
dan ketelitian yang luar biasa dalam membuat beberapa penilaian. Salah satu
aspek yang menarik dari persepsi visual adalah kemampuan untuk memersepsi
kedalaman. Retina menerima informasi hanya dalam dua dimensi, panjang dan
lebar. Namun, otak mentranslasi isyarat-isyarat tersebut menjadi tiga dimensi
dengan menggunakan monocular depth cues (menggunakan satu mata) dan
binocular depth cues (menggunakan dua mata).
Monocular cues hanya mendapatkan gambaran 2D karena menggunakan
satu mata, maka yang didapat adalah: occlusion, isyarat relatif, bayangan, ukuran
relatif, familiar size, perspektif atmosferik, perspektif linier dan kualitas
permukaan, serta movement produced cues (dalam website University of
California-Irvine).
Binocular cues tergantung dari gambaran di kedua mata, jarak antar mata
kita sekitar 6 cm sehingga kita mendapatkan sudut pandang yang berbeda namun
juga saling mendukung. Perbedaan tersebut dinamakan binocular disparity, yang
diubah menjadi informasi kedalaman. Informasi yang terkandung di dalamnya
dinamakan stereopsis.
B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Indera penglihatan
2. Nama Praktikum : Percobaan Hollard Dollman
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya persepsi seseorang
Terutama mengenai persepsi kedalaman
4. Jalannya percobaan :
 Testee diperintahkan untuk berdiri di depan dengan menghadap pada
alat.
 Dengan mata terbuka keduanya, testee diperintahkan untuk
menyamakan jarak sebuah tongkat dengan menggunakan tali dengan
bantuan orang lain.
 Testee diperintahkan untuk melakukan hal yang sama dengan mata
kanan tertutup dilanjutkan mata kiri mata kiri tertutup.
5. Hasil Percobaan
No Subjek Kedua Mata Mata Kanan Mata Kiri
Terbuka Tertutup Tertutup
1 Rosalia 29,1 cm 36 cm 32 cm
2 Hilda 30 cm 28 cm 26 cm

C. Kesimpulan
Pada saat testee dengan mata terbuka, dengan mata kanan tertutup , dan
mata kiri tertutup menghasilkan interpretasi yang berbeda-beda. Padahal saat
testee melakukan percobaan testee merasa batang satu dengan batang satunya
sejajar. Akan tetapi hasilnya batang-batang tersebut tidak sejajar, bahkan jarak
dari ketiga percobaan sangat berbeda ini dipengaruhi oleh adanya persepsi yang
mempersepsi benar dan tidaknya (Ilusi). Oleh karena itu setiap mata kanan dan
mata kiri menginterpretasikan secara berbeda terhadap stimulus yang datang.
PRAKTIKUM IV
INDERA PENDENGARAN (ORGAN AUDITUS)

A. Dasar Teori
Proses yang terjadi dalam sistem pendengaran secara umum, yaitu
adanya benda-benda yang bergetar akan menggetarkan udara dan menimbulkan
gelombang. Gelombang udaralah yang akan masuk ke telinga kita lalu
menggetarkan gendang telinga dan bagian lain di dalam telinga. Pesan yang
dihasilkan oleh getaran organ dalam telinga akan dikirimkan ke otak dan akan
diterjemahkan menjadi suara. Dua prinsip dalam organisasi korteks auditori
primer adalah sebgai berikut :
1. Korteks auditori primer terorganisasi dalam kolom-kolom fungsional.
Setiap daerah dalam korteks auditori primer ataupun sekunder diorganisasikan
berdasarkan frekuensinya.
2. Sebagai besar sistem auditori , seperti kokhlea, korteks auditori
diorganisasikan secara tonotopik.
Bunyi dapat didengar manusia melalui transmisi getaran bunyi.
Transmisi getaran bunyi ada dua macam, yaitu:
1. Transmisi Hawa (Aerotymponal), yaitu jalannya getaran melalui
penghantar hawa. Jalannya impuls sebagai berikut: sumber suara menggetarkan
udara → daun telinga → meatus acusticus externus → menggetarkan membrana
thympani → osicula auditiva → menggetarkan perilymphe → membrane basalis
bergetar → organon corti (reseptorpendengaran) bergetar → membrana tectoria
→ menstimulasi ujung rambut neuroepithel → nervus cochlearis → otak (lobus
temporalis) → sadar akan bunyi.
2. Transmisi Tulang (Craniotymponal), yaitu jalan getaran melalui
penghantar tulang. Jalannya impuls sebagai berikut: getaran sumber suara →
menggetarkan tulang kepala → menggetarkan perilymphe pada skala vestibule →
skala tymphani → dan selanjutnyaseperti penghantaran melalui udara atau hawa.
Smeltzer (2002), menyatakan bahwa uji Weber memanfaatkan konduksi
tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara.teori Smeltzer (dalam Arifin
Muttaqin : 2010), bahwa individu dengan pendengaran normal akan mendengar
suara seimbang pada kedua telinga atau menjelaskan bahwa suara terpusat di
tengah kepala, maka kondisi pendengaran seseeorang dikatakan tidak normal.

B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Indera pendengaran
2. Nama Praktikum : Percobaan Weber
3. Tujuan : Melakukan pemeriksaan indera pendengaran
4. Alat & bahan : Garpu tala A & B
5. Jalannya percobaan :
 Testee berdiri menghadap ke kelas.
 Garpu Tala A & B disiapkan untuk dipukulkan keduanya
menggunakan bantuan orang lain.
 Kedua telinga terbuka, testee diperintahkan untuk mendengarkan
Garpu Tala A & B dipukulkan di samping telinga, kemudian Garpu
Tala A ditempelkan di atas kepala tengah.
 Lakukan lagi dengan telinga kiri tertutup.
 Kemudian lakukan lagi dengan tangan tertutup
6. Hasil Percobaan
Kondisi Telinga
Kedua Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri
Testee
Terbuka Terbuka Terbuka
Fatimah Kepala bergetar, Telinga kiri Telinga kanan
telinga kiri berdengung, telinga berdengung, telinga
berdengung kanan tidak kiri tidak
mendengar apapun mendengar apapun
Naila Kepala bergetar Telinga kiri Telinga kanan
berdengung, telinga berdengung, telinga
kanan tidak kiri tidak
mendengar apapun mendengar apapun

C. Kesimpulan
Pada praktikum percobaan Weber ini kedua testee diperintahkan untuk
mendengarkan garpu tala yang di pukulkan. Kedua testee diberi pelakuan tiga kali
yang pertama dengan telinga terbuka testee mengalami telinga berdengung tetapi
lebih cenderung berdengungnya pada sebelah kiri. Lalu yang kedua kondisi
telinga kanan terbuka, telinga kedua testee mengalami berdengung pada telinga
sebelah kiri sedangkan sebelah kanan tisak mendengar apapun. Yang ketiga
dengan kondisi telinga kiri terbuka, testee mengalami bedengung pada telinga
sebelah kanan sedangkan sebelah kiri tidak mendengar apapunS. Pada pelakuan
tersebut maka subyek dapat diartikan normal karena kedua telinga sama-sama
mendengar berarti tak ada laterisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hasnia, Dina Nur. 2017. “Laporan Praktikum Psikologi Faal”. (online).


(https://dinanurhasnia22.blogspot.com/2017/05/laporan-praktikum-
psikologi-faal.html, diakses, 23 Oktober 2019)

Wati, Novia Sulistiwa. 2017. “10 Hal yang Bisa Menyebabkan Tangan Gemetar
(Tremor). (online). (https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-
unik/penyebab-tremor-tangan/, diakses, 23 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai