Selain teori Klein, ada beberapa teori lain yang juga berpendapat mengenai
pentingnya pengalaman awal seorang anak dengan ibunya. Margaret Mahler
percaya bahwa penginderaan pembentukan identitas seorang anak bergantung
pada tiga tahap hubungan dengan ibunya. Pertama, bayi memiliki kebutuhan dasar
untuk disayangi dan diasuh oleh ibunya; kemudian, mereka mengembangkan
hubungan simbiotik yang aman; dan akhirnya, mereka keluar dari lingkaran
perspektif ibunya dan membangun identitas individualis mereka. Heinz Kohut
berteori bahwa anak mengembangkan pengindraan diri selama periode awal
kehidupan bayi. Hal ini terjadi ketika orang tua dan yang lainnya memperlakukan
mereka layaknya bayi yang bisa mengenali identitas diri mereka sendiri. John
Bowlby menyelidiki kedekatan bayi dengan ibunya. Mary Ainsworth dan
partnernya mengembangkan teknik untuk mengukur tipe gaya kedekatan yang
dikembangkan seorang bayi terhadap orang yang mengasuhnya.
Melanie Reizes Klein lahir pada tanggal 30 Maret 1882 di Wina, Austria.
Ayahnya Dr. Moriz Reizes adalah seorang dokter yang bekerja dibidang obat-
obatan, yang kemudian bekerja sebagai asisten dokter gigi. Ibunya, Libussa
Deutsch Reizes memiliki sebuah toko tumbuhan dan reptil.
Hubungannya dengan ayah dan ibunya dirasa tidak sehat. Ia merasa diabaikan
oleh ayahnya, yang dipandangnya sebagai sosok yang dingin dan jauh. Sedangkan
dengan ibunya dirasakan sangat kaku, walaupun ia sangat mencintai dan
mengidolakan ibunya.
Teori relasi objek merupakan bagian dari teori Freud mengenai teori insting,
tetapi penyebabnya berbeda setidaknya dalam tiga hal, yaitu:
Seorang bayi tidak memulai hidupnya sebagai individu yang kosong. Bayi
membawa presdiposisi untuk mengurangi pengalaman kecemasan yang dihasilkan
oleh dorongan insting hidup dan insting mati.
1. Fantasi
2. Objek
Klein sependapat dengan Freud bahwa manusia memiliki dorongan
bawaan atau insting. Insting atau dorongan tersebut berupa objek. Klein
yakin pada masa bayi awal, anak sudah berkaitan dengan objek-objek
eksternal, misalnya dorongan lapar untuk mendapatkan payudara,
dorongan seksual, dan lain-lain baru kemudian bayi mulai berminat
dengan wajah dan tangan ibunya. Dalam khayalan aktifnya, bayi
mengintroyeksikan atau mencapai struktur psikis pada objek-objek
eksternal, misalnya penis ayahnya, tangan, dan wajah ibunya. Mereka juga
berkhayalan dengan menginternalisasikan objek dalam suatu istilah-istilah
yang berwujud dan konkret, contohnya mempercayai ibunya akan selalu
ada didalam dirinya. Klein berpendapat bahwa objek internal mempunyai
kekuatannya sendiri.
3. Posisi
Bayi mengatur pengalaman mereka berdasarkan posisi tertentu, dalam
usahanya untuk menghadapi dikotomi baik dan buruk atau dalam
menghadapi objek internal dan objek eksternal. Ada dua posisi, yaitu:
a. Posisi Paranoid-Schizoid
b. Posisi Depresif
2. Proyeksi
Khayalan yang dirasakan oleh seseorang dan impuls-impuls yang
sebetulnya dipindahkan pada orang lain, tidak berasal dari dalam diri
sendiri.
3. Pemisahan (splitting)
Memisahkan impuls-impuls yang tidak sesuai untuk mengatur
aspek-aspek baik dan buruk serta objek eksternal. Apabila pemisahan
dilakukan tidak secara ekstrem dan tidak kaku, maka bisa berdampak
positif dan bermaknabaik pada bayi maupun pada orang dewasa. Serta
memungkinkan seseorang untuk melihat aspek positif dan negatif pada
kepribadiannya sendiri dan membedakan antara kepribadian yang disukai
dan tidak disukai. Sebaliknya, jika pemisahan dilakukan secara berlebihan,
bisa menyebabkan represi patologis.
4. Identifikasi Proyektif
1. Ego
Klein meyakini bahwa ego atau sifat mementingkan diri sendiri,
sudah matang padatahap yang jauh lebih awal daripada yang diperkirakan
oleh Freud.
2. Superego
Klein menyimpulkan bahwa semakin dewasa maka superego akan
menghasilkan perasaanbersalah dan inferior , tetapi analisisnya terhadap
anak-anak membuatnya percaya bahwa superego awal yang muncul pada
anak-anak bukan menghasilkan perasaan bersalah tetapi perasaan
terancam. Klein menyatakan bahwa superego berkembang sejalan dengan
perkembangan odipus complex dan akhirnya menyatudalam perasaan
bersalah yang realiistis setelah oedipus complex berkembang sepenuhnya
3. Oedipus Complex
Klein mengungkapkan bahwa oedipus complex terjadi bersamaan
dengan tahaporal dan anal , dan mencapai puncaknya pada tahap genital,
yaitu sekitar usia tiga atau empat tahun. Klein percaya bahwa bagian
terpenting dari oedipus complex adalah bahwa ketakutan anak akan
adanya ancaman dari orang tuanya karena anak berkhayal mengosongkan
tubuh orang tuanya. Klein juga menekankan pentingnya anak menjaga
perasaan positif terhadap kedua orang tuanya selama tahun Oedipal. Ia
berhipotesis bahwa selama tahap-tahap awal, Oedipus complex
menyediakan kebutuhan yang sama , baik anak laki-laki maupun
perempuan yaitu membangun sifat positif dengan objek yang baik dan
menyenangkan (payudara dan penis) dan menghindari objek yang buruk
dan menakutkan (payudara dan penis).
- Perkembangan Oedipal pada Perempuan
Perkembangan Oedipal feminin yaitu selama bulan pertama
dalam kehidupan , seorang anak melihat payudara ibunya
sebagai objekbaik atau buruk. Pada usia enam bulan
melihatnya sebagai hal yang positif, kemudian melihat ibunya
secara keseluruhan. Pada masa ini, seorang bayi berimajinasi
dan berkhayal bahwa penis ayahnya bisa memberikan beberapa
hal kepada ibunya seperti bayi, maka anak perempuan ini
mengembangkan hubungan positif terhadap penis ayahnya
dan berkhayal ayahnya bisa memenuhi dengan bayi-bayi.
Namun, anak perempuan ini akan merasa tersaingi dengan
ibunya. Ketika anak perempuan bisa melewati perkembangan
oedipus dengan mulus, maka akan menjadi feminin dan
mengembangkan hubungan positif dengan orangtuanya.
Namun pada situasi yang tidak terlalu ideal bayi perempuan
memiliki paranoid bahwa ibunya akan menyakitinya dengan
cara menyakiti dan mengambil bayi-bayinya,kecemasan ini
timbul dari dalam diri anak yang merasa dilukai ibunya.
Perasaan ini akan hilang ketika dia melahirkan bayi yang sehat.
Menurut Klein, rasa iri akan penis datang dari keinginan anak
perempuan untuk diinternalisasi oleh penis ayahnya dan memperoleh bayi
darinya. Khayalan ini menjadi penyebab semua hasrat akan penis
eksternal.
Klein percaya bahwa setiap orang terlahir dengan dua dorongan kuat,
insting hidup dan insting mati. Tahap yang paling penting dalam
kehidupan adalah beberapa bulan pertama yang merupakan tahap dimana
hubungan dengan ibu dan objek signifikan lainnya menjadi model untuk
hubungan interpersonal di kemudian hari. Kemampuan orang dewasa
untukmencintai atau membenci berasal dari relasi objek yang didapatkan
pada masa-masa awal kehidupannya.
1. Margaret Mahler
Hal tersebut tidak seperti yang Klein kemukakan tentang konsep rasa
takut yang dialami oleh bayi yang baru lahir. Mahler justru menekankan
pada periode tidur yang panjang dan narsisme awal yang absolut dimana
seorang bayi tidak menyadari kehadiran orang lain. Autisme normal
dipandang sebagai tahap “tanpa objek” yang berarti waktu yang
dibutuhkan si bayi untuk mencari payudara ibunya. Mahler juga tidak
setuju dengan gagasan Klein yang menyatakan bahwa bayi memasukan
payudara dan objek lain ke dalam egonya.
Proses pemisahan para bayi dengan ibunya secara fisik dapat terlihat
pada usahanya untuk merayap dan berjalan. Pada saat ini, mereka mulai
berlatih untuk memasuki subtahap pemisahan-individuasi yang terjadi
pada usia tujuh sampai sepuluh bulan hingga sekitar usia lima belas atau
enam belas bulan. Selama dalam subtahap ini, anak-anak dengan mudah
untuk mencirikan tubuhnya berdasarkan bentuk tubuh ibunya. Mereka juga
telah menentapkan suatu ikatan yang spesifik dengan ibunya dan mulai
mengembangkan satu ego yang otonomi. Anak-anak pada tahap awal
periode ini masih memiliki kecenderungan untuk tidak suka jika tidak
dapat melihat ibu mereka, sehingga mereka cenderung untuk mengikutinya
sebagai bentuk ketidaknyamanan jika ibunya pergi.
Pada usia enam belas hingga dua puluh lima bulan, anak-anak kembali
merasakan adanya kedekatan (rapprochement) dengan ibu mereka, dan
memiliki keinginan untuk kembali dekat dengan ibunya, baik secara fisik
maupun psikologis. Menurut Mahler, anak-anak pada usia ini memiliki
keinginan untuk saling berbagi setiap pencapaian keterampilan dan
pengalaman baru yang diperoleh dari ibunya.
2. Heinz Kohut
Heinz Kohut (1931-1981) lahir di Wina dari orang tua Yahudi yang
berpendidikan dan berbakat. Pada saat perang dunia yang ke dua, ia
terpaksa pindah ke Inggris dan satu tahun kemudian menghabiskan
sebagian besar waktunya di Amerika Serikat. Ia menjadi dosen yang
profesional pada Department of Pscyhiatry, Universitas Chicago. Selain itu
dia juga merupakan anggota dari Chicago Institute for Psychoanalysis dan
dosen tamu kuliah psikoanalisis di University of Cincinnati. Kohut
merupakan seorang neurobiologis dan psikoanalisis. Kohut banyak
menyinggung tentang para psikoanalisis dan pada akhirnya dia
menerbitkan sebuah buku berjudul The analysis of The Self pada tahun
1971. Pada buku tersebut konsep mengenai ego diganti dengan konsep
mengenal diri sendiri.
Kohut percaya bahwa bayi memiliki sifat narsistik yang alami. Hal ini
berpusat pada diri sendiri dalam mencari kesejahteraan secara eksklusif
bagi diri mereka sendiri, serta adanya harapan agar dikagumi oleh orang
lain sebagai diri mereka sendiri dan atas apa yang telah mereka lakukan.
Kebutuhan narsistik menurut Kohut didasari oleh kebutuhan untuk
menampilkan kemegahan diri dan kebutuhan untuk mencapai suatu
gambaran yang ideal mengenai salah satu atau kedua orang tuanya.
Keinginan ini lahir ketika bayi mulai menghubungkan objek diri
“pencerminan” yang merefleksikan pembenaran dari tingkah lakunya.
Gambaran orang tua yang ideal berlawanan dengan gambaran diri yang
megah. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gambaran bahwa ada
orang lain yang sempurna juga. Akan tetapi, gambaran tersebut
sebenarnya juga memenuhi kebutuhan narsistik mereka. Hal tersebut
dikarenakan oleh mereka yang mengadopsi sikap “Anda sempurna, akan
tetapi saya juga bagian dari diri anda”.
Orang dewasa yang sehat tetap akan memiliki sikap-sikap yang positif
terhadap diri sendiri dan tetap akan memandang kualitas yang dimiliki
oleh orang tuanya tersebut. Orang dewasa yang narsistik berarti dirinya
tidak atau belum melampui kebutuhan yang bersifat kekanak-kanakan ini
dan tetap menjadi individu yang berpusat pada diri sendiri atau menjadi
pribadi yang masih bersifat kekanak-kanakan (childish).
Bayi merasa gembira dan antusias ketika ibu mereka kembali dan
mau memulai kontak. Perasaan aman dan bergantung pada pengasuh
merupakan pondasi untuk keinginan bermain dan eksplorasi.
G. Psikoterapi
H. Penelitian Terkait
Teori dan penelitian mengenai relasi objek dan gangguan makan sudah
diterapkan pada laki-laki dan perempuan. Salah satunya adalah yang dilakukan
oleh Steven Huprich dan rekan-rekannya (Huprich, Stepp, Graham & Johnson,
2004), yang membuktikan adanya hubungan antara gangguan pada relasi objek
dan gangguan makan pada wanita dan pria, mahasiswa perguruan tinggi. Sering
kali gangguan makan ditemukan pada wanita daripada pria. Peneliti melakukan
tiga pengukuran relasi objek dan tiga pengukuran gangguan makan pada peserta
untuk melihat apakah hubungan antara relasi objek dengan gangguan makan bisa
ditemukan pada pria, seperti ditemukannya hal ini pada wanita.
Pada kajian lain Hazan dan Shaver menyebutkan bahwa orang dewasa yang
memiliki kedekatan rasa aman memiliki kepercayaan dan kedekatan dalam
hubungan percintaan mereka, dibanding orang-orang tipe pengindar atau orang
cemas-ambivalen. Peneliti juga menemukan bahwa kehidupan percintaan oran
dewasa yang memiliki kedekatan rasa aman akan lebih bertahan lama. Selain itu,
mereka juga memandang hubungan percintaan yang lebih awet dan memiliki
sedikit kecenderungan untuk bercerai dibandingkan dengan orang tipe penghindar
atau cemas ambivalen.
Kegunaan yang paling penting dari teori relasi objek adalah kemempuannya
dalam mengorganisasi atau mengelola informasi tentang perilaku bayi. Di luar
masa kanak-kanak teori relasi objek kurang bermanfaat sebagai pengorganisasi
pengetahuan.
Sebagai panduan untuk para praktisi, teori relasi objek dinilai lebih baik
dibanding sebagai pengorganisasi data atau hipotesis teruji yang dihasilkannya.
Orang tua para bayi dapat belajar banyak tentang kehangatan, penerimaan, dan
pengasuhan yang baik. Psikoterapis menemukan teori ini berguna untuk
memahami dan bekerja dengan hubungan yang jelas yang dibentuk klien dengan
para terapisnya, yang mereka lihat sebagai pengganti orang tua.
2. Kelemahan
Fiest, Jess., Fiest, Gregory J. 2010. Teori Kepribadian. Edisi 7 Buku 1. Jakarta:
Salemba Humanika.