Anda di halaman 1dari 14

PEMBAHASAN

A. Biografi Singkat Karen Horney


Karen Danielson lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16 September 1885 di
tengah keluarga Clotilde dan Berndt Wackels Danielson. Beliau dilahirkan di sebuah desa
kecil tidak jauh dari Hamburg, sebelah utara Jerman. Ayahnya adalah seorang kapten kapal
dengan berlatar belakang Norwegia, sedangkan ibunya adalah orang Belanda. Ayah Horney
adalah seorang yang taat beragama, bersifat menguasai dengan keras sekali, angkuh, sering
murung, dan pendiam, sementara ibunya adalah seorang yang menarik, periang, dan
berpikiran bebas.

Horney muda mengagumi ayahnya dan sangat merindukan perhatian dan cinta kasihnya,
tapi dia ditakut-takuti oleh ayahnya. Selalu teringat di benak Horney “mata biru ayahnya
yang menakutkan” dan ketegangannya, sifat banyak menuntut. Pada tahun-tahun pertama
Horney merasa ditolak oleh ayahnya. Ayahnya seringkali melontarkan komentar-komentar
bernada meremehkan tentang penampilan dan intelegensinya. Dia merasa diremehkan dan
tidak menarik, meskipun kenyataannya dia cantik.

Horney dekat dengan ibunya dan menjadi “putri pemuja,” sebagai cara untuk
mendapatkan kasih sayang. Hingga usianya mencapai 8 tahun, Horney adalah seorang anak
teladan, melekat dan selalu mengalah. Di tengah-tengah usahanya, dia masih saja tidak
percaya bahwa dia telah memperoleh cinta kasih dan rasa aman yang dia butuhkan. Karena
pengorbanan diri dan perilaku baik tidak berhasil, maka dia mengubah siasatnya.

Pada usia 9 tahun, Horney menjadi seorang anak yang ambisius dan suka melawan. Dia
memutuskan bahwa jika dia tidak dapat memperoleh cinta kasih dan rasa aman, maka dia
akan melakukan balas dendam kepada perasaan tidak menarik dan kurangnya. Beberapa
tahun kemudian dia menulis, “Jika aku tidak bisa menjadi cantik, maka aku harus menjadi
pandai.” Dia berjanji untuk selalu menjadi yang pertama di kelasnya. Ketika dewasa, dia
menyadari betapa banyak rasa permusuhan yang telah dia bangun pada masa kecil. Teori
kepribadian Horney menjelaskan bagaimana rasa cinta yang tidak terpenuhi pada masa
kanak-kanak mendorong berkembangnya kecemasan dan permusuhan dasar.

Pada usia 12 tahun, setelah menjalani bermacam-macam perawatan untuk suatu penyakit
dari seorang dokter, dia memutuskan untuk berkarier di bidang medis. Di tengah-tengah
perlawanan kepada ayahnya dan perasaan tidak berharga serta putus asa, selama di SMU
Horney berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya masuk sekolah medis. Pada tahun
1904, ibunya menceraikan ayahnya dan meninggalkan Karen dan Berndt kakaknya dengan
ayahnya. Tahun 1906, dia masuk sekolah kedokteran di Universitas Freiburg hanya karena
ingin melawan keinginan orangtuanya dan tentu saja menentang kebiasaan umum bagi
masyarakat kala itu.

Pada usia 24 tahun, pada 1909, Horney menikah dengan Oscar Horney, seorang
pengacara dari Berlin. Tahun 1910, Karen melahirkan Brigitte, anak perempuan pertama dari
tiga orang anak perempuannya. Lalu, pada tahun 1911, ibunya meninggal. Rangkaian
peristiwa ini sangat berat dirasakan Karen. Inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi
seorang psikoanalis.

Pada 1926, Horney dan suaminya berpisah, dan enam tahun kemudian dia pindah ke
Amerika, Pertama-tama bekerja di Chicago dan akhirnya menetap di New York. Di antara
rekannya adalah Erich Fromm dan Harry Stack Sullivan. Selama beberapa tahun dia
mengembangkan sebagian besar teorinya. Dia membuka praktik, mengajar, dan menulis.
Pada akhir hayatnya dia tertarik pada agama Budha Zen, dan dia telah menunjungi beberapa
biara Zen di Jepang beberapa tahun sebelum meninggal. Sampai akhirnya meninggal tahun
1952.

B. TEORI KAREN HORNEY

1. PSIKOANALISIS SOSIAL

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.Pada mulanya Horney
merupakan pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh oleh Carl Gustav Jung dan Alfred
Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik. Manusia berada
dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti
fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam
hubungannya satu dengan yang lain sebagai suatu kepribadian yang utuh. Pakar psikoterapi
lain seperti Monroe berpendapat teori dan konsep Horney berbeda secara radikal dengan
pikiran Freud dan Freudian, sehingga sukar mencari kesejajaran antara keduanya Namun.
Horney sendiri menyatakan bahwa “tidak ada hal penting yang dapat dikerjakan diranah
psikologi dan psikoterapi tanpa mengakui temuan fundamental dari Freud.” Menurut Horney,
doktrin Freud yang terpenting adalah:
1. Semua proses dan event psikis bersifat ditentukan (semua terjadi karena alasan
tertentu, dan bukan terjadi secara random).

2. Semua tingkah laku mungkin ditentukan oleh motivasi tak sadar.

3. Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan
nonrasional.

Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal:

1. Teori Freud terlalu mekanistik dan biologik sehingga tidak bisa menggambarkan
keutuhan motivasi dan tingkah laku manusia.

2. Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat


penekanan yang salah pada motivasi seksual dan konflik. Seharusnya, keamanan
dan ketidakpuasan (non seksual) yang menjadi kekuatan pendorong berfungsinya
kepribadian.

3. Tingkah laku agresi dan destruksi bukan hereditas seperti yang dikemukakan
Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi
keamanannya.

4. Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu
karena peran kelaminnya lebih rendah dari laki-laki, sedang Horney dan Adler
berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang mengingikan
persamaan status dan kekuasaan seperti pria.Meskipun menggambarkan orang yang
berfungsi baik, sebagai terapis, ia lebih terkait dengan individu yang disebut
neurotik. Ia percaya bahwa rumah yang hangat dan penuh kasih bisa
memungkinkan seseorang untuk menghindari kecemasan neurotik dan konflik
seperti Erich Fromm, namun dia juga percaya bahwa aspek tertentu dari masyarakat
kita menciptakan konflik yang intens seperti itu di masyarakat bahwa mereka
mungkin juga perlu banyak “istirahat” untuk menghadapi tantangan menjadi orang
yang sehat.Horney percaya neurosis menjadi proses yang terus menerus terjadi
secara sporadis dalam hidup seseorang. Hal ini berbeda dengan pendapat sebayanya
yang percaya bahwa neurosis, seperti kondisi mental yang lebih parah, kerusakan
negatif dari pikiran dalam menanggapi rangsangan eksternal, seperti kematian,
perceraian atau pengalaman negatif selama masa kanak-kanak dan remaja.

5. Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin kuat


Horney percaya asumsi-asumsi ini menjadi kurang penting, kecuali untuk pengaruh masa
anak-anak. Sebaliknya, dia menekankan signifikan terhadap ketidak pedulian orangtua
terhadap anak, percaya bahwa persepsi seorang anak tentang peristiwa, yang bertentangan
dengan niat orang tua, adalah kunci untuk memahami neurosis seseorang.

1. Kurang kehangatan dan cinta orang tua

2. Permusuhan dan kemarahan karena diperlakukan buruk

3. Represi permusuhan agar tidak kehilangan cinta dan keaman yang hanya sedikit

4. Kecemasan dasar dan permusuhan dasar terus diperkuat kalau lingkaran kecemasan
permusuhan represi berlanjut

5. Semakin marah karena kebutuhannya semakin banyak tidak terpenuhi

6. Perasaan permusuhan semakin kuat

7. Represi semakin kuat untuk mempertahankan kasih sayang yang hanya sedikit
tegangan kemarahan yang semakin kacau.

 LINGKARAN SETAN – KECEMASAN

Kecemasan dan permusuhan cenderung ditekan (repress), atau dikeluarkan dari kesadaran,
karena menunjukan rasa takut bisa membuka kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah
beresiko dihukum dan kehilangan cinta dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar,
yang oleh Horney dinamakn Lingkaran setan atau vicious circle. Dimulai sejak akhir, bayi
membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk dapat menghadapi tekanan lingkungan. (1)
Kalau kehangatan cinta dan kasih sayang ini tidak cukup diperoleh, (2) Bayi menjadi marah
dan muncul perasaan permusuhan karena diperlakukan secara salah itu. (3) Tetapi kemarahan
harus di repress agar perolehan cinta dan rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu tidak
hilang sama sekali. (4) Perasaan menjadi kacau, muncul kecemasan dasar dan permusuhan
dasar. (5) Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin besar. (6) Kemungkinan akan semakin
banyak kebutuhan kasih sayang yang tidak terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan
marah yang timbul. (7) Perasaan permusuhan menjadi semakin kuat. (8) Repressi harus
semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang. (9)
Tegangan perasaan kacau, marah, gusar, mangamuk semakin kuat. Kembali ke (4) ini akan
membuat kecemasan dasar dan permusuhan dasar semakin kuat, dan akan terus semakin
parah kalau lingkaran 4 > 5 > 6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus terjadi.
1. Kecemasan dan Konflik (Anxiety and Conflict)

Menurut Horney (Lindzey, 1985), semua orang mengalami creature anxiety, perasaan cemas
yang normal muncul pada masa bayi, ketika bayi yang lahir dalam keadaan tak berdaya dan
rentan itu dihadapkan dengan kekuatan alam yang keras dan tidak bisa dikontrol. Bimbingan
yang penuh kasih sayang dan cinta pada awal kehidupan membantu bayi belajar menangani
situasi bahaya itu. Sebaliknya, tanpa bimbingan yang memadai bayi akan megembangkan
basic anxiety, basic hostility, dan terkadang neurotic distress.

1. Kecemasan Dasar dan Permusuhan Dasar (Basic Anxiety and Basic Hostility)

Kecemasan dasar berasal dari rasa takut, suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak
berteman dan tak berdaya dalam dunia yang penuh ancaman (Horney, 1937). Kecemasan
juga telah didefinisikan dalam istilah perilaku ekspresif, tingkat umum aktivitas, dan seluruh
kelas gejala perilaku dan fisiologis diagnostik. Kecemasan dasar selalu dibarengi oleh
permusuhan dasar, berasal dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk mengantisipasi
bahaya dari orang lain dan untuk mencurigai orang lain itu. Bersama-sama, kecemasan dan
permusuhan membuat orang yakin bahwa dirinya harus dijaga untuk melindungi
keamanannya (Lindzey, 1985).

Kecemasan dasar itu sendiri bukanlah neurosis, melainkan “lahan subur dimana neurosis
dapat berkembang setiap saat” (Horney, 1937). Kecemasan dasar terjadi terus menerus dan
sulit dihentikan, secara tidak langsung membutuhkan stimulus tertentu, seperti menjalani
ujian di sekolah atau berpidato. Kecemasan dasar mempengaruhi semua hubungan yang
terjalin dengan orang lain dan mengarah pada cara-cara yang tidak sehat untuk berhadapan
dengan orang lain.

Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang
terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif, kemudian
dikenal sebagai masalah kecemasan (Alwisol, 2009).

Bila teori belajar berurusan dengan kecemasan, dia berurusan terutama dengan hubungan
yang konsekuen, ketika eksistensialis berbicara tentang kecemasan, dia khawatir terutama
dengan pengalaman kecemasan, sedangkan ia memiliki perhatian yang relatif sedikit dengan
yg di kondisi belajar.
1. Konflik Interpersonal : Kebebasan versus Kesepian

Konflik adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan dalam fungsi manusia, yang
tidak dapat dihindari. Pengalaman konflik tidak berarti mengidap neurotik. Suatu ketika,
harapan, minat, atau pendirian seseorang bertabrakan dengan orang lain. Konflik dalam diri
sendiri adalah bagian yang integral dari kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua
keingianan yang arahnya berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban atau antara dua
perangkat nilai. Juga, nilai kultural sering mengalami konflik di dalam maupun dengan nilai
di luarnya. Misalnya, masyarakat mendorong anggotanya untuk berkompetisi meraih prestasi,
tetapi juga mewajibkan orang mempedulikan orang lain dan mendahulukan minat
kepentingan orang lain dari pada kepentingan pribadi. Nilai-nilai tradisioanl menuntut peran
ibu sebagai pengasuh anak bertentangan dengan nilai modern yang menghargai persamaan
hak pria dan wanita (Alwisol, 2009).

Perbedaan konflik normal dengan konflik neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya. Setiap
orang memakai berbagai cara mempertahankan diri melawan penolakan, permusuhan, dan
persaingan dari orang lain. Orang normal mampu berbagai macam-macam strategi
pertahanan disesuaikan dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara komplusif
memakai strategi pertahanan yang sama yang pada dasarnya tidak produktif. Orang dengan
kecemasan dasar mungkin memulai hidup dengan konflik yang sangat berat, konflik antara
kebutuhan rasa aman dan kebutuhan menyatakan kebebasan emosi dan pikiran. Semuanya
dimulai dari hubungan bayi dengan ibunya, hubungan antar manusia. Dalam bukunya Self-
Analysis (19242), Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan
yang timbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah
gangguang antara hubungan manusia.

 Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan : keinginan membabi-buta untuk


menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan orang lain. Orang itu
mengharapkan dapat diterima baik orang lain, sehingga berusaha bertingkah laku
sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut berkemauan, dan sangat peka/
tergantung dengan tanda-tanda permusuhan dan penolakan dari orang lain, dan
perasaan permusuhan di dalam dirinya sendiri.

 Kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupannya : tidak memiliki


kepercayaan diri, berusaha mengikat diri dengan partner yang kuat. Kebutuhan ini
mencakup penghargaan yang berlebihan terhadap cinta, dan ketakutan akan
kesepian dan diabaikan.

 Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit : Penderita neurotik sering


berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi orang ke-dua, puas dengan
yang serba sedikit. Mereka merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri, dan
takut menyuruh orang lain.

 Kekuasaan : kekuatan dan kasih sayang memungkin dua kebutuhan neurotik yang
terbesar. Kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak menghormati orang lain,
memuja kekuatan dan melecehkan kelemahan, yang berwujud sebagai kebutuhan
mengontrol orang lain dan menolak perasaan lemah atau bodoh.

 Kebutuhan mengeksploitasi orang lain : Takut menggunakan kekuasaan secara


terang-terangan, menguasai orang orang lain melalui eksploitasi dan superiorita
intelektual. Neurotik sering mengevaluasi orang lain berdasarkan bagaimana
mereka dapat dimanfaatkan atau dieksploitasi, pada saat yang sama mereka takut
dieksploitasi orang lain.

 Kebutuhan pengakuan sosial atau prestise : Kebutuahan memperoleh penghargaan


sebesar-besarnya dari masyarakat. Banyak orang yang berjuang melawan
kecemasan dasar dengan berusaha menjadi nomor satu, menjadi yang terpenting,
menjadi pusat perhatian.

 Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi : Pengidap narkotik memiliki gambaran


diri melambung dan ingin dikagumi atas dasar gambaran itu, bukan atas siapa
sesungguhnya mereka. Inflasi harga diri yang terus menerus terjadi harus ditutupi
juga secara terus menerus dengan penghargaan dan penerimaan dari orang lain.

 Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi : Penderita neurotik sering memiliki dorongan
untuk menjadi yang terbaik, contoh: penjual terbaik, pemain bowling terbaik,
pecinta terbaik. Mereka ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk
semakin berprestasi sebagai akibat dari perasaan tidak aman, harus mengalahkan
orang lain untuk manyatakan superioritasnya.

 Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi : Neurotik yang kecewa – gagal
menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan memuaskan dengan orang lain
yang cenderung akan memisahkan diri tidak mau terikat dengan orang lain,
membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa orang lain. Gambaran khas dari sifat
“play boy” yang tidak mau terikat dengan wanita manapun.

 Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan : Melalui perjuangan yang tidak


mengenal lelah untuk menjadi sempurna, penderita neurotik membuktikan harga
diri dan superioritas pribadinya. Mereka sangat takut membuat kesalahan dan mati-
matian berusaha menyembunyikan kelemahannya dari orang lain.

Kecemasan dasar dan permusuhan dasar terbentuk dari konflik antara kebutuhan untuk
keamanan dan kebutuhan untuk mengekspresikan, emosi fundamental dan pikiran.

1. Konflik Intrapsikis

Kecenderungan neurotik yang timbul dari kecemasan dasar, berkembang dari hubungan anak
dengan orang lain. Dinamika kejiwaan yang terjadi menekankan pada konflik budaya dan
hubungan antar pribadi. Dalam hal ini Horney tidak mengabaikan faktor intrapsikis dalam
perkembangan kepribadiannya. Menurutnya, proses intrapsikis semula berasal dari
pengalaman hubungan antar pribadi kemudian mengembangkan eksistensi dirinya terpisah
dari konflik interpersonal. Untuk dapat memahami konflik intrapsikis yang sarat dengan
dinamika diri, perlu difahami empat gambaran diri dari Horney (Alwisol, 2009), yaitu :

 Diri Rendah (Despised Real Self)

Konsep yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri, yang
didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tuanya. Evaluasi
negative mungkin mendorong oramg untuk merasa tak berdaya.

 Diri Nyata (Real Self)

Pandangan subjektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk berkembang,
kebahagiaan, kekuatan, kemauan, kemampuan khusus, dan keinginan untuk “realisasi diri”,
keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya.

 Diri Ideal (Ideal Self)

Pandangan subjektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi sempurna
dalam bentuk khayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu dan tidak dicintai.

 Diri Aktual (Actual Self)


Berbeda dengan real self yang subektif, aktual self adalah kenyataan objektif diri seseorang,
fisik dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang lain.

1. Upaya Mengatasi (Attempts At Coping)

Untuk mengatasi kecemasan dasar, orang mengembangkan sejumlah strategi. Mereka


menciptakan dan berusaha untuk mewujudkan sebuah citra diri ideal dengan mencapai
kesempurnaan, atau “kemuliaan”, mereka mengembangkan “sistem kebanggaan” untuk
mendukung gambaran ideal, serta satu set perilaku standar yang mustahil, atau “keharusan”,
dan mereka mencoba untuk memungkiri, atau “mengeksternalisasi”, hal-hal dalam diri
mereka yang mereka tidak dapat mengatasi. Semua upaya ini dapat menghasilkan
“keterasingan dari diri”

Mengatasi telah didefinisikan dalam istilah psikologis oleh Susan Folkman dan Richard
Lazarus sebagai “constantly changing cognitive and behavioral efforts to manage specific
external and/or internal demands that are appraised as taxing” (selalu berubah upaya kognitif
dan perilaku untuk mengelola tuntutan eksternal atau internal tertentu yang dinilai sebagai
beban) atau “exceeding the resources of the person” (melebihi sumber dari orang). (Lazarus
& Folkman, 1984)

Dengan demikian, mengatasi (Coping) merupakan pengeluaran usaha sadar untuk


memecahkan masalah personal dan interpersonal, dan berusaha untuk menguasai,
mengurangi atau mentolerir stres atau konflik. Mekanisme coping psikologis biasanya
disebut strategi mengatasi atau keterampilan mengatasi. Istilah mengatasi umumnya mengacu
pada strategi penanggulangan adaptif atau konstruktif, yaitu strategi mengurangi tingkat stres.
Namun, beberapa strategi penanganan yang dapat dianggap maladaptif, yaitu, tingkat stres
meningkat. Maladaptif mengatasi dengan demikian dapat dijelaskan, pada dasarnya, sebagai
non-coping. Selanjutnya, istilah mengatasi umumnya mengacu reaktif coping, yaitu, respon
coping berikut stressor. Ini kontras dengan mengatasi proaktif, dimana respon coping
bertujuan untuk mencegah stressor masa depan. Respon coping yang sebagian dikendalikan
oleh kepribadian (sifat kebiasaan), tetapi juga sebagian oleh konteks sosial, khususnya sifat
dari lingkungan stress.

C. APLIKASI TEORI
1. Psikologi wanita
Sebagai pengikut Freud, Horney berangsur-angsur menyadari bahwa pandangan
psikoanalitik tradisional mengenai wanita tidak seimbang. Dia kemudian
mengembangkan sendiri teori psikologi wanita, yang menolak beberapa konsep dasar
Freud.
2. Perbedaan pria wanita
Menurut Horney, bukan sekedar perbedaan anatomi, tetapi lebih sebagai perbedaan
harapan sosial dan kultural. Pria yang menundukkan dan mengatur wanita, dan wanita
yang menghina atau mencemburui pria, mereka melakukan hal itu karena kompetisi
yang neurotik yang merajalela di berbagai masyarakat. Menurut Horney, kecemasan
dasarlah yang menjadi akar keinginan laki-laki menaklukkan wanita dan keinginan
wanita menghina laki-laki.
3. Odipus komples
Horney mengakui adanya odipus kompleks, hanya saja hal itu berhubungan dengan
kondisi lingkungan tertentu, bukan berhubungan dengan perkembangan biologis.
Kalau odipus kompleks itu hasil dari anatomi, maka peristiwa itu bersifat universal
sebagaimana yang dikemukakan Freud. Namun menurut Horney, tidak ada bukti
keuniversalannya. Menurutnya, odipus hanya ditemukan pada beberapa orang dan itu
merupakan ekspresi neurotik kebutuhan cinta, yang bersam-sama dengan sembilan
kebutuhan-kebutuhan lainnya muncul pada usia dini. Anak-anak mungkin memeluk
ibunya dan mengekspresikan kecemburuan kepada kepada ayahnya, tetapi tingkah
laku ini adalah usaha untuk menghilangkan kecemasan dasar, bukan manifestasi
anatomik odipus kompleks. Bahkan kalau ada aspek seksual dalam tingkah laku
odipus, tujuan utamanya adalah rasa aman bukan hubungan seks.
4. Cemburu penis
Horney menolak konsep penis envy dari Freud, dan cenderung mengikuti pikiran
Adler. Banyak perempuan yang memiliki masculine protest. Keyakinan patologik
bahwa laki-laki lebih superior dari perempuan, yang kemudian menjadi keingginan
neurotik untuk menjadi laki-laki. Keinginan itu bukan karena cemburu penis, tetapi
lebih sebagai kecemburuan terhadap penilaian dan hak berlebih yang diberikan
budaya kepada laki-laki
Teknik Pemeriksaan
Metode yang Horney gunakan untuk memeriksa kedalam keberfungsian kepribadian
manusia secara esensi didukung oleh Freud—asosiasi bebas dan analisa mimpi–
walaupun dengan modifikasi tertentu.Mungkin kebanyakan dasar yang berbeda dalam
teknik antara Freud dan Horney adalah dalam hal hubungan antara analisis dan
pasien.Horney percaya bahwa Freud memainkan peranan yang terlalu pasif dan
terlalu jauh dan intelektual. Beliau percaya bahwa analisis seharusnya menjadi suatu
“usaha untuk memulai suatu kerja sama secara halus” antara pasien dan terapis,
walaupun analisis dengan sengaja memimpin proses yang ada.
Perbedaan besar lainnya antara Freud dan Horney adalah hubungan yang terbagi
secara luas pada materi masa kanak-kanak dalam analisis.Menyingkat pemusatan
pada pengalaman masa awal kanak-kanak dan memori, Horney menekankan
kehadiran seseorang.Masa kanak-kanak tidak diabaikan dalam pendekatan Horney—
sesungguhnya beliau menemukan bahwa materi masa kanak-kanak hampir selalu
ditampilkan—tapi tujuannya adalah untuk menemukan pengaruh neurotik pada pasien
yang mengikuti kehidupannya saat ini.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kekuatan teori Horney terdapat pada deskripsi mengenai Neurosis. Tidak ada pakar
yang menulis lebih banyak darinya mengenai Neurosis. Deskripsi yang komperhensif
mengenai kepribadian Neurosis memberi kerangka yang bagus untuk memahami orang yang
jiwanya tidak sehat. Sebagai petunjuk umum tingkah laku teori Horney cukup baik, guru,
terapis, dan khususnya orang tua dapat memakai asumsi-asumsinya mengenai perkembangan
kecenderungan neurotic, mendorong orang tua mau memberi suasana hangat, aman, dan
lingkungan yang menerima anak.
Teori Horney tidak dikembangkan memakai data yang spesifik, lebih banyak
memakai spekulasi yang sukar diuji. Seperti Freud, teorinya banyak didasarkan pada
pengalaman klinik dan kontak-kontak pribadinya dengan penderita Neurosis, namun dia
cukup setia dengan kebudayaannya, yakni hanya membahas Neurotik, dan tidak membuat
asumsi-asumsi mengenai orang yang sehat. Dari sisi ini, dengan segala kekurangan
metodelogisnya organisasi pengetahuan tentang Neurosis teorinya cukup signifikan.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah ini sebagai
berikut:Berdasarkan materi yang telah disampaikan di awal, kami mendapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

1. Menurut Horney, kecemasan dasar (karena neurosis) dapat terjadi akibat berbagai
hal termasuk, dominasi langsung atau tidak langsung, ketidak pedulian, perilaku tak
menentu, kurangnya rasa hormat untuk kebutuhan individu anak, kurangnya
bimbingan yang nyata, sikap meremehkan, terlalu banyak kekaguman atau tidak
adanya itu, kurangnya kehangatan yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam
perselisihan orang tua, terlalu banyak atau terlalu sedikit tanggung jawab,
perlindungan lebih, terpisah dari anak-anak lain, ketidakadilan, diskriminasi, ingkar
janji, suasana bermusuhan, dan seterusnya (Horney, 1945).

2. Kecemasan dasar berasal dari perasaan masa kecil, seperti: sendirian, terisolasi, dan
tak berdaya di dunia yang kejam. Dia melihat kecemasan dasar yang dihasilkan,
bukan dari konflik seksual atau agresif, seperti Freud lakukan, tetapi dari hubungan
bermasalah bahwa anak berpengalaman dengan orang tuanya (Horney, 1937, 1939,
1945).

3. Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan
nonrasional.

4. Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakan Lingkaran setan
atau vicious circle.

5. Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang
membuat orang terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan
tidak produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan.

6. Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul


sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan
antara hubungan manusia.

1) Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan

2) Kebutuhan partner yang bersedia mengambil ahli keidupannya


3) Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit.

4) Kekuasaan

5) Kebutuhan mengeksploitasi orang lain

6) Kebutuhan pengakuan sosial atau prestise

7) Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi

8) Kebutuhan ambisi dan prestasi pribaadi

9) Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi

10) Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan


DAFTAR PUSTAKA
Corve, Daniel dan Pervin, Lawrence A. 2011. KEPRIBADIAN Teori dan Penelitian 1, 10E.
Jakarta: Salemba Humanika.
http://latifianazalati.blogs.uny.ac.id/2015/10/19/psikologi-kepribadian-karen-horney/
http://13023ty.blogspot.co.id/2014/06/kepribadian-menurut-karen-horney.html
https://justalittlescience.wordpress.com/2016/06/23/teori-kepribadian-menurut-karen-horney/
https://sugithewae.wordpress.com/2012/02/01/teori-sosial-psikoanalitik/

Anda mungkin juga menyukai